Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

SISTEM KARDIOVASKULAR
“PULSELESS ELECTRICAL
ACTIVITY”
(PEA)
DISUSUN OLEH
1. ACH ROYYAN (193210003)
2. Hammy lailatus S (193210015)
3. ____
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS SISTEM
KARDIOVASKULAR
“PULSELESS ELECTRICAL ACTIVITY”
(PEA)
 

1. Penger Pulseless electrical activity (PEA) adalah kondisi klinis yang


ditandai dengan tidak responsif dan kurangnya denyut nadi yang teraba
dengan adanya aktivitas listrik jantung yang terorganisir. PEA adalah
suatu kondisi di mana kontraksi jantung tidak ada di hadapan aktivitas
listrik yang terkoordinasi. PEA meliputi sejumlah irama jantung
terorganisir, termasuk irama supraventrikular (sinus versus nonsinus) dan
irama ventrikel (akselerasi idioventrikular atau melarikan diri).
Faktor etiologi tambahan


Hipovolemia

HipoksiaIon hidrogen (asidosis)

Hipokalemia / hyperkalemia

Hipoglikemia

Hipotermia

Racun

Tamponade jantung

Ketegangan pneumotoraks

Trombosis (koroner atau paru)

Trauma
2.3 Epidemiologi

PEA adalah ritme pertama yang didokumentasikan pada 32-37%


orang dewasa dengan henti jantung di rumah sakit. Penggunaan
beta blocker dan calcium channel blocker dapat meningkatkan
frekuensi PEA, mungkin dengan mengganggu kontraktilitas
jantung.
2.4 Prognosis

Prognosis keseluruhan untuk pasien dengan PEA buruk, kecuali jika


penyebab yang dapat dibalikkan dengan cepat diidentifikasi dan
diperbaiki. Bukti menunjukkan bahwa karakteristik elektrokardiografi
(EKG) terkait dengan prognosis pasien. Semakin abnormal
karakteristik EKG, semakin kecil kemungkinan pasien untuk pulih dari
PEA; pasien dengan QRS yang lebih luas (> 0,2 detik) lebih buruk.
2.5 Pemeriksaan diagnostic

Riwayat dan Pemeriksaan Fisik Sejarah Pengetahuan tentang kondisi


medis pasien sebelumnya memungkinkan identifikasi yang cepat dan
koreksi penyebab reversibel. Sebagai contoh, seorang pasien yang
lemah yang mengalami gagal napas akut yang diikuti oleh aktivitas
listrik pulseless (PEA) mungkin memiliki pulmonary embolus.
ASUHAN KEPERAWATAN

 Ny. U berusia 45 tahun sedang dirawat diruang perawatan CCU (coronary care unit) sebuah rumah sakit J
dengan keluhan : nyeri dada saat naik tangga di rumahnya. Nyeri dada seperti tertimpa beban didada dan
selanjutnya pasien mengalami kondisi lemas. Nyeri bertambah saat menarik napas, skala nyeri 8 dan timbul
tiap 4-5 detik, nyeri berkurang saat keadaan rileks. Dari hasil pengkajian fisik didapatkan TD : 165/100
mmHg, RR : 34 x/menit, HR : 98 x/menit, TB 160 cm dan BB 50 kg, GCS : 456, kesadaran pasien
composmentis. Pada riwayat penyakit, pasien pernah dirawat dengan masalah Hipertensi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan Curah Jantung b.d Penurunan Cardiac Output


2. Intolernsi Aktivitas b.d Ketidakseimbagan Suplay Oksigen
INTERVENSI

NOC NIC
 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  NIC : Perawatan Jantung Akut
3 x 24 jam diharapkan curah jantung normal.  1. Evaluasi nyeri dada
 NOC : Keefektifan Pompa Jantung Dengan
 2. Monitor EKG dan lihat apakah ada
kriteria hasil :
perubahan segmen ST
 1. Angina (4)  3. Monitor irama jantung
 2. Tekanan darah systole (4)  4. Auskultasi suara jantung
 3. Tekanan darah diastole (4)  5. Monitor input, output, serta balance cairan
INTERVENSI KE 2

NOC NIC
 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  NIC : Perawatan Jantung
3 x 24 jam diharapkan toleransi saat beraktivitas.  1. Monitor toleransi terhadap aktivitas
 NOC : Status Jantung Paru
 2. Instruksikan mengenai perawatan diri saat
 Dengan kriteria hasil : mengalami nyeri dada
 1. Tekanan darah (4)  3. Koordinasikan rujukan klien
 2. Irama jantung (4)  4. Koordinasikan mengenai modifikasi factor
 3. resiko jantung
Intoleransi aktivitas (4)
 4. Tingkat pernapasan (4)

Anda mungkin juga menyukai