Anda di halaman 1dari 4

Skenario -2

Kenapa Tn. B Mengeluh Nyeri Dada?

Tn. B berusia 65 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) dengan keluhan nyeri
dada disertai dengan keringat dingin yang dirasakan memberat sejak satu jam sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan menjalar
ke leher serta punggung. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung koroner dan telah
dilakukan intervensi koroner perkutan sekitar satu tahun yang lalu. Pasien juga memiliki
riwayat Diabetes Mellitus yang diketahui sejak 2 tahun terakhir. Pasien merupakan perokok
aktif dan rutin mengkonsumsi rokok sebanyak 2 bungkus perhari.

Setibanya di IGD, dari hasil pemeriksaan awal didapatkan Keadaan umum: tampak
gelisah dengan kesadaran: delirium, Tekanan darah hipotensi 70/55 mmHg, frekuensi nadi
200 x/menit, frekuensi napas 32 x/ menit, saturasi oksigen 94%, room air dan suhu 36,6oC.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan JVP 5 ± 2 cmH2O, Auskultasi dada dan jantung
menunjukkan bunyi pernafasan jernih dan tidak didapatkan murmur jantung serta gallop.
Akral teraba dingin dengan capillary refill time > 3 detik. Pada saat pemeriksaan awal dan
pemasangan monitor, kesadaran pasien berubah secara tiba-tiba dan pasien tidak sadarkan
diri serta nadi tidak teraba. Pada monitor menunjukkan Ventrikel Fibrilasi. Resusitasi
jantung paru (RJP) dilakukan terus menerus, dan defibrilasi dilakukan dengan kejutan bifasik
200 joule (J). Dilakukan Intubasi endotrakeal dan pemberian epinefrin serta amiodaron
intravena. Irama jantung pasien masih menunjukkan Ventrikel Fibrilasi setelah tiga kali
defibrilasi jantung. Setelah dilakukan Resusitasi jantung paru (RJP) dan Defibrilasi selama
10 siklus, irama pasien menunjukkan gambaran sinus ritme dengan elevasi segmen ST pada
sadapan II, III, dan aVF dan pasien kembali ke sirkulasi spontan atau Return of Spontaneous
Circulation (ROSC)

Apa yang terjadi pada Tn. B?


Bagaimana patogenesis terjadinya kondisi di atas?
Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan? Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bagaimanakah penatalaksanaannya?

Berdasarkan gejala klinis dan riwayat medis yang disampaikan, diagnosis yang paling mungkin untuk
Tn. B adalah serangan jantung (infark miokard) dengan komplikasi ventrikel fibrilasi. Berikut
adalah alasan-alasan untuk diagnosis tersebut:
1. Nyeri dada yang hebat: Tn. B mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti tertimpa benda berat, yang
merupakan gejala khas dari serangan jantung. Nyeri ini menjalar ke leher dan punggung, yang
merupakan ciri khas dari serangan jantung yang melibatkan arteri koroner.
2. Keringat dingin: Gejala ini juga khas dari serangan jantung, terutama ketika disertai dengan nyeri dada
yang hebat.
3. Riwayat penyakit jantung koroner: Tn. B memiliki riwayat penyakit jantung koroner dan telah
menjalani intervensi koroner perkutan sebelumnya, yang meningkatkan risiko serangan jantung
berulang.
4. Faktor risiko: Tn. B adalah perokok aktif dan memiliki riwayat diabetes mellitus, kedua faktor ini juga
meningkatkan risiko serangan jantung.
5. Temuan fisik: Meskipun tidak ada murmur jantung yang ditemukan, keadaan umum Tn. B
menunjukkan tanda-tanda hipotensi, takikardia, dan perubahan kesadaran mendadak, yang sesuai
dengan komplikasi serangan jantung seperti ventrikel fibrilasi.
6. Monitor menunjukkan ventrikel fibrilasi: Ventrikel fibrilasi adalah aritmia serius yang dapat terjadi
selama serangan jantung akut dan dapat menyebabkan henti jantung jika tidak ditangani dengan cepat.
7. Respon terhadap terapi: Tindakan resusitasi jantung paru (RJP), defibrilasi, dan pemberian obat-
obatan seperti epinefrin dan amiodaron berhasil mengembalikan irama jantung normal (sinus ritme) dan
sirkulasi spontan (ROSC), yang mendukung diagnosis serangan jantung dengan komplikasi ventrikel
fibrilasi.

Berikut adalah beberapa istilah medis yang mungkin sulit dipahami dari skenario di atas beserta
penjelasannya:
1. Intervensi koroner perkutan (PCI): Prosedur medis yang digunakan untuk membuka arteri koroner
yang tersumbat, biasanya dilakukan dengan memasukkan stent ke dalam arteri untuk memperluasnya
dan memungkinkan aliran darah yang lebih baik ke jantung.
2. Diabetes Mellitus: Kondisi kronis yang ditandai oleh kadar gula darah tinggi akibat ketidakmampuan
tubuh untuk menggunakan atau memproduksi insulin dengan baik.
3. Delirium: Kondisi mental yang ditandai oleh kebingungan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi,
perubahan perilaku, dan perubahan kesadaran yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan biasanya
disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis lainnya.
4. Ventrikel Fibrilasi: Aritmia serius yang ditandai oleh kontraksi yang tidak teratur dan tidak efektif dari
ventrikel jantung, yang dapat menyebabkan henti jantung dan kematian jika tidak ditangani dengan
cepat.
5. Resusitasi jantung paru (RJP): Tindakan darurat yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi
jantung dan pernapasan pada seseorang yang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas.
6. Defibrilasi: Prosedur medis yang menggunakan arus listrik untuk mengembalikan irama jantung yang
abnormal menjadi normal, biasanya digunakan untuk mengatasi ventrikel fibrilasi atau takikardia
ventrikel.
7. Capillary refill time: Waktu yang diperlukan untuk warna kulit kembali normal setelah ditekan dengan
lembut, digunakan sebagai indikator perfusi darah yang baik.
8. Return of Spontaneous Circulation (ROSC): Istilah yang digunakan ketika irama jantung dan
sirkulasi spontan pasien telah pulih setelah dilakukan resusitasi jantung dan tindakan darurat lainnya.
9. JVP (Jugular Venous Pressure): Tekanan dalam vena jugularis yang digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi tekanan vena dan fungsi jantung.
10. Bunyi pernafasan jernih: Bunyi normal saat auskultasi dada yang menunjukkan adanya aliran udara
yang lancar melalui saluran napas.
11. Murmur jantung: Bunyi tambahan yang terdengar saat mendengarkan jantung dengan stetoskop,
biasanya terjadi akibat aliran darah yang tidak normal melalui katup jantung.
12. Gallop: Bunyi jantung tambahan yang terdengar seperti suara galop kuda dan dapat menandakan
kegagalan jantung atau gangguan katup jantung.
13. Acral: Merujuk pada bagian tubuh yang terletak di ujung, seperti tangan dan kaki.
14. Capillary refill time: Waktu yang diperlukan untuk warna kulit kembali normal setelah ditekan
dengan lembut, digunakan sebagai indikator sirkulasi perifer yang adekuat.
15. Endotracheal intubation: Prosedur medis yang melibatkan penempatan tabung endotrakeal ke dalam
trakea untuk memastikan aliran udara yang adekuat ke paru-paru dan mendukung ventilasi mekanis.
16. Epinefrin: Obat yang digunakan untuk merangsang jantung dan meningkatkan tekanan darah,
biasanya digunakan dalam resusitasi jantung.
17. Amiodaron: Obat antiaritmia yang digunakan untuk mengatasi aritmia jantung serius seperti ventrikel
fibrilasi.
Pertanyaan
1. Apa saja faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Tn. B mengalami serangan jantung?
Jawaban dan Penjelasan: Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Tn. B mengalami serangan
jantung meliputi riwayat penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan kebiasaan merokok. Penyakit
jantung koroner merupakan faktor risiko utama karena arteri koronernya mungkin sudah menyempit
atau tersumbat, diabetes mellitus meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan, dan
merokok meningkatkan risiko pembentukan plak aterosklerotik yang dapat menyebabkan sumbatan
arteri koroner.
2. Apa saja tindakan yang dilakukan dalam resusitasi jantung paru (RJP) pada Tn. B?
Jawaban dan Penjelasan: Tindakan dalam resusitasi jantung paru (RJP) pada Tn. B meliputi kompresi
dada untuk memberikan tekanan eksternal pada jantung, intubasi endotrakeal untuk memastikan aliran
udara yang adekuat ke paru-paru, dan pemberian obat-obatan seperti epinefrin dan amiodaron untuk
merangsang jantung dan mengatasi aritmia.
3. Apa perbedaan antara ventrikel fibrilasi dan irama sinus normal?
Jawaban dan Penjelasan: Ventrikel fibrilasi adalah aritmia yang ditandai oleh kontraksi ventrikel
jantung yang tidak teratur dan tidak efektif, sementara irama sinus normal adalah irama jantung yang
teratur dan berasal dari simpul sinoatrial (SA) dengan frekuensi normal sekitar 60-100 denyut per menit.
4. Apa yang dimaksud dengan elevasi segmen ST pada elektrokardiogram (EKG) dan apa arti
klinisnya dalam konteks ini?
Jawaban dan Penjelasan: Elevasi segmen ST pada elektrokardiogram (EKG) adalah peninggian
abnormal dari segmen ST, yang menandakan iskemia miokard atau infark miokard. Arti klinisnya
dalam konteks ini adalah menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan otot jantung akibat kurangnya
aliran darah yang adekuat.
5. Mengapa terjadi kebingungan dan perubahan kesadaran mendadak pada Tn. B?
Jawaban dan Penjelasan: Terjadi kebingungan dan perubahan kesadaran mendadak pada Tn. B karena
hipoksia otak yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak akibat serangan jantung dan
ventrikel fibrilasi.
6. Bagaimana ventrikel fibrilasi dapat menyebabkan henti jantung?
Jawaban dan Penjelasan: Ventrikel fibrilasi dapat menyebabkan henti jantung karena kontraksi
ventrikel yang tidak teratur dan tidak efektif mengganggu aliran darah yang cukup ke tubuh, sehingga
menyebabkan berhentinya fungsi pompa jantung.
7. Apa yang dimaksud dengan saturasi oksigen dan mengapa penting untuk memantau nilai ini
pada Tn. B?
Jawaban dan Penjelasan: Saturasi oksigen adalah persentase hemoglobin dalam darah yang terikat
dengan oksigen. Penting untuk memantau nilai ini pada Tn. B karena saturasi oksigen yang rendah
dapat menandakan hipoksia, yang merupakan kondisi serius yang memerlukan intervensi medis segera.
8. Mengapa perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung?
Jawaban dan Penjelasan: Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan
jantung karena asap rokok mengandung zat-zat kimia yang merusak dinding arteri, meningkatkan
pembentukan plak aterosklerotik, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat pembekuan darah.
9. Apa yang dimaksud dengan refleks kapiler dan mengapa penting untuk mengevaluasinya pada
Tn. B?
Jawaban dan Penjelasan: Refleks kapiler adalah waktu yang diperlukan untuk warna kulit kembali
normal setelah ditekan dengan lembut, yang digunakan sebagai indikator sirkulasi perifer yang adekuat.
Penting untuk mengevaluasinya pada Tn. B karena refleks kapiler yang lambat dapat menandakan
gangguan sirkulasi perifer dan hipoperfusi.
10. Apa yang dimaksud dengan irama sinus dan bagaimana cara mengidentifikasinya pada
elektrokardiogram (EKG)?
Jawaban dan Penjelasan: Irama sinus adalah irama jantung normal yang berasal dari simpul sinoatrial
(SA) dengan frekuensi normal sekitar 60-100 denyut per menit. Cara mengidentifikasinya pada
elektrokardiogram (EKG) adalah dengan melihat gelombang P yang teratur, interval PR yang normal,
kompleks QRS yang normal, dan interval QT yang normal.

1. Apa yang terjadi pada Tn. B? Tn. B mengalami serangan jantung yang disertai dengan komplikasi
ventrikel fibrilasi. Gejala yang dialaminya meliputi nyeri dada hebat, keringat dingin, hipotensi,
takikardia, dan perubahan kesadaran hingga kehilangan kesadaran.
2. Bagaimana patogenesis terjadinya kondisi di atas? Patogenesis serangan jantung pada Tn. B dapat
melibatkan beberapa faktor. Riwayat penyakit jantung koroner yang dimilikinya menandakan adanya
sumbatan atau penyempitan arteri koroner yang mengakibatkan kurangnya aliran darah ke jantung.
Diabetes mellitus juga dapat memperburuk kondisi pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan pada
endotelium pembuluh darah. Kombinasi dari faktor risiko seperti merokok aktif juga meningkatkan
risiko terjadinya serangan jantung. Ventrikel fibrilasi kemungkinan merupakan komplikasi dari
serangan jantung tersebut, di mana terjadi gangguan irama jantung yang mengakibatkan kontraksi
ventrikel yang tidak teratur dan tidak efektif.
3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan? Beberapa pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan untuk menilai kondisi Tn. B termasuk elektrokardiogram (EKG) untuk menilai aktivitas
listrik jantung, tes enzim jantung seperti troponin untuk mengonfirmasi serangan jantung, tes fungsi
ginjal dan hati untuk mengevaluasi dampak hemodinamik dari kejadian ini, dan pemeriksaan gambaran
darah lengkap untuk menilai tanda-tanda hemokonsentrasi atau anemia.
4. Apakah diagnosis pada kasus tersebut? Diagnosis pada kasus Tn. B adalah serangan jantung (infark
miokard) dengan komplikasi ventrikel fibrilasi.
5. Bagaimanakah penatalaksanaannya? Penatalaksanaan serangan jantung dengan komplikasi
ventrikel fibrilasi meliputi:
• Resusitasi jantung paru (RJP) yang cepat dan efektif, termasuk kompresi dada dan intubasi endotrakeal
untuk memastikan aliran udara yang adekuat.
• Defibrilasi dengan energi tinggi untuk mengembalikan irama jantung yang normal.
• Pemberian obat-obatan seperti epinefrin untuk meningkatkan kontraksi jantung dan amiodaron untuk
mengatasi aritmia.
• Evaluasi dan penanganan lebih lanjut di unit gawat darurat atau unit perawatan intensif untuk memantau
kondisi jantung dan mendukung fungsi sirkulasi yang stabil.
• Setelah stabil, penatalaksanaan lanjutan termasuk pemberian obat-obatan seperti antiplatelet dan
antikoagulan, serta rencana rehabilitasi jantung dan gaya hidup yang sehat untuk mencegah serangan
jantung berulang.

Anda mungkin juga menyukai