A. Terminologi Istilah
1. Paroxysmal Nocturnal Dispnea : sesak nafas/kesulitan bernafas saat malam
hari sehingga penderita terbangun dari tidurnya, terjadi selang beberapa jam
setelah pasien tertidur (sering 1-2 jam setelah), biasanya membaik dengan
upright position / tegak.
2. Struma : Pembesaran kelenjar thyroid yang dapat disebabkan oleh berbagai
macam faktor baik itu dalam keadaan hyperthyroid maupun hypothyroid.
3. Atrial fibrilasi : salah satu jenis aritmia atau gangguan irama jantung yang
ditandai dengan denyut jantung yang tidak beraturan dan cepat.
4. Pulsus deficit : denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan
denyut nadi sehingga frekuensi denyut jantung lebih tinggi daripada frekuensi
denyut nadi
5. Chorea : kelainan saraf otot yang menyebabkan pergerakan tubuh yang tidak
disadari dan tidak dapat diprediksi. Kelainan ini berhubungan dengan gerak
cepat dan tak terkoordinasi, yang umumnya terjadi di bagian wajah, tangan,
dan kaki.
6. Mitral facies : penampilan khas pada stenosis mitral , berupa pipi kemerahan
abnormal , tetapi bagian wajah lain sianosis. Terjadi karena CO rendah akibat
vasokontriksi pada cutaneus.
7. Dyspnea on exertion (DOE) :Kondisi sesak napas atau sensasi tidak bisa
bernapas secara cukup saat melakukan aktivitas fisik
8. polyarthritis migran: radang yang melibatkan banyak sendi, gejalanya
bergeser dari satu sendi ke sendi lainnya (tidak menetap di satu sendi untuk
waktu yang lama)
9. Mata exopthalmus : kondisi dimana bola mata tampak menonjol keluar dari
bola mata sehingga tampak membesar.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa dapat terjadi dyspnea on exertion (DOE) tetapi tidak paroxysmal
nocturnal dyspnea (PND)?
2. Mengapa dapat terjadi pulsus deficit?
3. Mengapa dapat terjadi palpitasi pada pasien tersebut?
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Apa diagnosis sementara, diagnosis banding
dari keluhan pasien?
5. Apa hubungan dari gejala yang dialami pasien dan keadaan umum
underweight?
6. Mengapa jantung pasien berdebar tidak teratur dan menjadi lebih cepat ketika
sedang aktivitas berat?
7. Apa hubungan DOE dengan perut sebah dan mual?
C. Analisis Masalah
1. DOE terjadi karena aktivitas, metabolism perifer dan aktivitas saraf meningkat
sehingga memperburuk aritmia atau sesak nafas; PND terjadi karena masalah
pada vena, biasanya pada pasien gagal jantung tapi pasien tidak sampai gagal
jantung.
PND mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif terutama bagian
kiri dan gangguan pernapasan seperti asma, PPOK, edema pulmonal, dll.
Sehingga dengan tidak adanya PND, dapat mengeliminasi diagnosis tersebut.
2. Kontraksi ventrikel yang memompa darah lemah sehingga CO berkurang.
nadi. Selain itu terdapat juga gangguan pompa jantung. Hanya SV yang
bertambah banyak karena preloadnya yang banyak → gangguan pompa
deficit (+)
3. Palpitasi terjadi pada pasien karena darah tidak mengalir secara normal
sehingga sistem saraf pusat memerintahkan jantung untuk meningkatkan
kerjanya dalam rangka dekompensasi, menjaga hemodinamik tubuh agar tetap
normal.
• Faktor eksternal : stress, cemas, olahraga berat, alcohol, kafein, obat-obatan,
pil diet, drug, dan lain-lain.
• Faktor internal : ketidakseimbangan hormone, elektrolit, rendahnya oksigen
dalam darah, anemia, hiperventilasi, penyebab dari jantung (contohnya atrial
fibrilasi/flutter).
4. Keluhan utama Keluhan utama pasien adalah palpitasi dan arrhythmia disertai
dengan DOE dan takikardi. Hal ini merupakan ciri dari atrial fibrilasi,
mengingat irama jantung irregularly irregular. Penyebabnya mengarah ke
gangguan katub, diperkuat dengan adanya murmur mid-diastolik pada apeks
yang mana penyebabnya adalah kerusakan pada katup mitral (mitral stenosis).
Hal ini sejalan dengan tidak adanya gangguan signifikan pada
elektrokardiogram (EKG) pasien selain takikardi.
Sehingga diagnosis sementara disimpulkan stenosis katup mitral disertai atrial
fibrilasi. Namun, untuk atrial fibrilasi perlu dikonfirmasi gambaran EKG yang
lebih lengkap.
Diagnosis bandingnya antara lain:
- Atrial flutter → palpitasi, kelelahan, dispnea ringan, presinkop,