Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN AV BLOK


DI RUANG ICU/ICCU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 06 18 November 2017

Oleh:

Fajar Rizki Rahayu, S.Kep


NIM I1630913320019

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN AV BLOK


DI RUANG ICU/ICCU UNIT RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 06 18 November 2017

Oleh :
Fajar Rizki Rahayu, S.Kep
NIM I1630913320019

Banjarmasin, November 2017

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ifa Hafifah, S.Kep., Ns, M.Kep Lukmanul Hakim, S.Kep. ,Ns, M.Kep
NIK. 1990.2013.1.124 NIP. 19760116 199603 1 002
KONSEP PENYAKIT AV BLOK

Pengertian : Klasifikasi : Manifestasi klinis :


Merupakan gangguan pada nodus 1. AV Blok derajat pertama 1. AV blok sering menyebabkan bradikardia,
AV dan/atau system konduksi 2. AV Blok derajat kedua meskipun lebih jarang dibandingkan dengan
menyebabkan kegagalan transmisi Mobitz I (Wenckebach) kelainan fungsi nodus SA. Seperti gejala
gelombang P ke ventrikel , AV 3. AV Blok derajat ke dua bradikardia yaitu pusing, lemas, sinkop, dan
block merupakan komplikasi infark Mobitz II dapat menyebabkan kematian mendadak
miokardium yang sering terjadi 4. AV Blok derajat ke tiga 2. AV blok derajat I
ketiga (komplit) Sulit dideteksi secara klinis, Bunyi jantung
pertama bisa lemah, Gambaran EKG : PR
yang memanjang lebih dari 0,2 detik
Etiologi : 3. AV blok derajat II
1. AV Blok derajat pertama Denyut jantung < 40x/menit, Pada Mobitz I
PR yang memanjang lebih dari 0,2 detik dapat disebabkan oleh obat- tampak adanya pemanjangan interval PR
obatan seperti digitalis, blocker, penghambatan saluran kalsium, serta hingga kompleks QRS menghilang, Blok
penyakit arteri koroner, berbagai penyakit infeksi, dan lesi congenital Mobitz tipe II merupakan aritmia yang lebih
2. AV Blok derajat kedua Mobitz I (Wenckebach) serius karena lebih sering menyebabkan
kompleks QRS menghilang.
beberapa obat atau proses penyakit yang mempengaruhi nodus AV
4. AV blok derajat III (komplit)
seperti digitalis atau infark dinding inferior dari miocard dapat Atrium yang berdenyut terpisah dari
menghasilkan AV blok tipe ini. ventrikel, kadang-kadang kontraksi saat
3. AV Blok derajat ke dua Mobitz II katup tricuspid sedang menutup. Darah tidak
Adanya pola Mobitz II menyatakan blok di bawah berkas His. Ini bisa keluar dari atrium dan malah terdorong
terlihat pada infark dinding anterior miokard dan berbagai penyakit kembali ke vena leher, sehingga denyut
jaringan konduksi tekanan vena jugularis (JVP) nampak jelas
seperti gelombang meriam
4. AV Blok derajat ketiga (komplit)
(cannon),Tampak tanda-tanda curah jantung
Penyebab dari tipe ini sama dengan penyebab pada AV blok pada yang buruk seperti hipotensi dan perfusi
derajat yang lebih kecil. Blok jantung lengkap atau derajat tiga bisa serebrum yang buruk.
terlihat setelah IMA. Dalam irama utama ini, tidak ada koordinasi
antara kontraksi atrium dan ventrikel.
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Foto thorax Penatalaksanaan :
2. EKG 1. AV blok derajat II Molitz I
3. Elektrolit Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat
jika ini merupakan agen pengganggu, Monitor klien terhadap
berlanjutnya blok, Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering
kompleks QRS menghilang dengan akibat gejala klinis hipotensi dan
penurunan perfusi serebrum. Bila ada gejala ini maka pada penderita
bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg atropine IV sampai total 2,0 mg.
2. AV blok derajat II Molitz II
Observasi ketat terhadap perkembangan menjadi blok jantung derajat
III dan Obat seperti atropine atau isopreterenol, atau pacu jantung
mungkin diperlukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika
blok terjadi dalam situasi IMA akut pada dinding anterior.
3. AV blok derajat III (komplit)
4. Atropin (0,5 sampai 1 mg) bisa diberikan dengan dorongan IV. Bila
tidak ada kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka
bisa dimulai tetesan isoproterenol 1 mg dalam 500 ml D5W dengan
tetesan keciluntuk meningkatkan kecepatan denyut ventrikel.
Penderita yang menunjukkan blok jantung derajat tiga memerlukan
pemasangan alat pacu jantung untuk menjamin curah jantung yang
mencukupi. Pacu jantung diperlukan permanen atau sementara
Pathway
Hipertensi, DM, Hiperlipidemia, life style, usia, genetik

Gangguan endotel pembuluh darah Spasme pembuluh darah

Endotel mengekskresikan Suplai oksigen ke jaringan otot jantung meningkat

Monosit bergerak dan menempel ke endotel Gangguan aliran koronari

Monosit menembus lapisan endotel Kerusakan miokard (Ischemic jaringan otot jantung)

Masuk ke intima area Nekrosis

Monosit berubah menjadi macrofag IMA

Macrofag memfagositosit lemak menjadi foam cell Potensial membran terganggu

Foam cell mensekresi IL-1 Sistem konduksi jantung terganggu

Sel otot polos berploriferasi Simpul sinus (pemacu jantung utama) terganggu

Dinding arteri melebar Potensial aksi melalui atrium kanan da kiri menuju sim
AV terganggu
Arteriosklorosis
AV Blok Total Penurunan curah
jantung

Aritmia (Bradi Aritmia)

Pemasangan Pace maker

Tindakan invasif dan pemasangan jangka panjang

Resiko Infeksi
Hipertermi
Kontraksi otot-otot ventrikel meningkat
Tidak ada gelombang P yang di teruskan
Volume curah jantung meningkat
Simpul AV gagal memicu jantung
Sistole ventrikuler meningkat
Terjadi irama lolos ventrikular
Volume darah di ventrikel kanan meningkat

Volume darah di atrium kanan meningkat


Monitor vena pressure di ventrikel
Kanan Pemberian dopamin, dobutamin
Pemberian balance cairan: excess
Pemasangan CVP Reseptor di jantung terstimulasi
Venous return adekuat
Mempertahankan vena pressure Inotrop positif aktif
>12 mmHg Suplai darah di vena supp dan
Kontraktilitas jantung meningkat Inf meningkat
Gangguan Keseimbangan
Cairan dan elektrolit Curah jantung meningkat Curah jantung meningkat
1. Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan AV BLOK

Pengkajian Diagnosa Keperawatan


1. Identitas 1. Hipertermi
2. Keluhan utama 2. Gangguan Keseimbangan cairan
3. Riwayat penyakit dan eliktrolit
4. Pola fungsional gordon 3. Resiko infeksi
5. Pemeriksaan fisik 4. Penurunan curah jantung

Penurunan curah jantung Hipertermia Gangguan keseimbangan Risiko Infeksi


cairan dan elektrolit Fr: Leukosit meningkat,
DS: - DS: - DS: pasien merasa haus
DO: Gambaran ekg menunjukkan DO: Apneu, Gelisah, Hb meningkat, suhu
DO: Perubahan status mental, meningkat (demam).
AV Blok, Takikardi Hipotensi, Penurunan turgor kulit dan lidah,
Kejang,Koma, Kulit Penurunan pegeluaran urin,
kemerahan, Kulit Penurunan pengisian vena, Kulit dan
terasa hangat, Latergi, membrane mukosa kering,
Postural abnormal, Hematokrit meningkat, Suhu tubuh
Stupor, Takikardia, meningkat, Peningkatan frekuensi
Takipnea, nadi, penurunan TD, penurunan
Vasodilatasi volume dan tekanan nadi,
Konsentrasi urin meningkat,
Penurunan berat badan yang tiba-tiba,
Kelemahan
Penurunan curah jantung Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
NOC: Cardiac Pump effectiveness
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama NOC: Fluid Balance
menunjukkan penurunan curah jantung dalam Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam kelebihan volume cairan teratasi, dengan kriteria
rentang normal dengan Kriteria hasil :
hasil:
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
1. Tekanan darah dalam batas normal
(tekanan darah , nadi, respirasi) 2. Nadi perifer dalam batas normal
- Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada NIC : Electrolyte Monitoring
kelelahan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
NIC ketidakseimbangan elektrolit
Cardiac Care 2. Monitor adanya kehilangan cairan dan elektrolit
1. Monitor status kardiovaskular 3. Monitor adanya mual,muntah dan diare
2. Monitor disritmia jantung Fluid Management
3. Monitor keseimbangan cairan 1. Monitor status hidrasi ( membran mukus, tekanan
4. Monitor respon klien terhadap medikasi ortostatik, keadekuatan denyut nadi)
antiaritmia 2. Monitor keakuratan intake dan output cairan
5. Beritahukan klien dan keluarga untuk membatasi 3. Monitor vital signs
aktivitas 4. Kolaborasi pemberian terapi IV
6. Beritahukan klien untuk segera melaporkan 5. Kolaborasi pemberian medikasi
adanya ketidaknyamanan dada 6. Batasi pemasukan cairan
Vital Signs Monitoring
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status
respirasi
Hipertermi Risiko Infeksi
NOC: Thermoregulation NOC : Risk Control
Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama jam
1x24 jam hipertermi teratasi dengan kriteria hasil: diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien dengan
TTV dalam batas normal kriteria hasil:
NIC : Fever Treatment 1. Klien tidak menunjukan adanya tanda-tanda infeksi
2. TTV dalam rentang normal
1. Monitor suhu dan warna kulit
2. Monitor kehilangan cairan
NIC : Infection Control
3. Berikan antipiretik jika diperlukan
1. Monitor TTV
4. Monitor intake dan output
2. Pertahankan teknik aseptif, kebersihan tangan atau
5. Berikan cairan IV
menggunakan alkohol sebelum kontak dengan pasien
6. Berikan kompres dengan handuk
3. Mengkaji warna, turgor, kelenturan serta suhu kulit,
membran mukosa terhadap kemerahan dan panas
4. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
5. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai ketentuan
DAFTAR PUSTAKA

1. Davey. (2005). AT a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga


2. Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017. Jakarta: EGC.
3. Nursing Outcomes Classification (NOC). 2008. USA: Mosby Elsevier.
4. Nursing Interventions Classification (NIC). 2008. USA: Mosby Elsevier.
5. Price, SA & Wilson, LM. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. Vol 2. Jakarta: EGC
6. Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC
7. Wilkinson, JM & Nancy, RA. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Diagnosa
NANDA, Intrevensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai