Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA


DI RUANG ICU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 06 18 November 2017

Oleh:

Fajar Rizki Rahayu, S.Kep


NIM I1630913320019

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Fajar Rizki Rahayu, S.Kep


NIM : 1630913310019
JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Cedera Kepala di
Ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, November 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ifa Hafifah, S.Kep., Ns., M.Kep Lukmanul Hakim, S.Kep.,Ns. M.Kep


NIK. 1990.2013.1.124 NIP. 19760116 199603 1 002
CIDERA KEPALA

Pengertian : Manifestasi klinis : Pemeriksaan:


Suatu kerusakan pada kepala disebabkan oleh serangan 1. Ketidaksimetrisan pupil atau refleks 1. Laboratorium
cahaya yang abnormal 2. CT-Scan, MRI, Rotgen, Angiografi serebral
atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
2. Sakit kepala, mual, muntah, frekuensi 3. Pungsi Lumbal
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan
nadi menurun, dan peningkatan tekanan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. darah
3. Battle sign
Epidemiologi: Riskesdas (2013) menyatakan angka Pilihan Rekomendasi Penatalaksanaan :
kejadian cedera kepala mencapai 100.000 kasus dengan 4. Hemotipanum 1. Decompressive craniectomy
usia terbanyak remaja dan dewasa (18-45 tahun). 5. Periorbital ecchymosis 2. Prophylactic hypothermia
6. Rhinorrhoe 3. Hyperosmolar therapy
Etiologi : 7. Ortorea 4. Cerebrospinal fluid drainage
1. Cidera Akselerasi Cedera kepala ringan
5. Ventilation therapy
2. Cidera Deselerasi Kebingungan 6. Anesthetics, anelgesic, dan sedative
3. Cidera Akselerasi-Deselerasi Pusing menetap dan sakit kepala 7. Steroid
4. Cidera Coup-Countre Coup 8. Nutrisi
Kesulitan berkonsentrasi, pelupa,
5. Cidera Rotasional 9. Infection prophylaxis
gangguan bicara
Cedera kepala sedang 10. DVT prophylaxis
Klasifikasi : Kelemahan pada salah satu tubuh yang 11. Seizure prophylaxis
1. Kepala bagian luar disertai dengan kebinggungan atau 12. Blood pressure thersholds 100 mmHg
a. Trauma kepala tertutup bahkan koma (usia 50-69 tahun, 110 mmHg (15-49
b. Trauma kepala terbuka Gangguan kesedaran, abnormalitas tahun atau > 70 tahun).
2. Keparahan berdasarkan GCS: pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik,
a. Cidera Ringan/Minor, GCS 14-15 perubahan TTV, gangguan penglihatan
dan pendengaran, disfungsi sensorik, Komplikasi:
Tidak terdapat kelainan pada CT scan otak,
kejang otot, sakit kepala, vertigo dan 1. Edema serebral dan herniasi
Tidak memerlukan tindakan operasi, 2. Defisit neurologik dan psikologik
gangguan pergerakan.
b. Cidera Sedang, GCS 9-13 3. Infeksi sitemik (pneumonia, ISK, sepsis)
Cedera kepala berat
Ditemukan kelainan pada CT scan otak, 4. Infeksi bedah neurologi (infeksi luka,
Amnesia
Memerlukan tindakan operasi untuk lesi osteomielitis, meningitis, ventikulitis, abses
Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik
intracranial, tidak aktual, adanya cedera terbuka, otak)
c. Cidera Berat, GCS 3-8 fraktur tengkorak dan penurunan 5. Peningkatan TIK, Hemorargi, Kegagalan nafas,
Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma neurologik. Diseksi ekstrakranial
Nyeri, biasanya menunjukan fraktur.
Patofiologi dan Nursing Diagnosis

Risiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak
PENGKAJIAN
Umum
1. Airway (kepatenan jalan napas)
2. Breathing (frekuensi, pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen)
3. Circulation (akral, nadi capillary rafill, sianosis pada kuku, bibir, GCS, periksa pupil, ukuran,
reflek terhadap cahaya, Monitoring tanda tanda vital)
Khusus
a. Aktivitas/Istirahat: Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese
b. Sirkulasi Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi), perubahan frekuensi jantung
(bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi, disritmia
c. Integritas Ego: Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi dan inpulsif
d. Eliminasi: Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi
e. Makanan/Cairan: Muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar,
disfagia)
f. Neurosensori: Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (orientasi,
kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku
dan memori).Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata,
ketidakmampuan mengikuti. Wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek
tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparese, quadreplegia, postur (dekortikasi,
deserebrasi), kejang. Sangat sensitive terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi
sebagian tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh
g. Nyeri/kenyamanan: Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama
h. Pernafasan: Perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Napas
berbunyi, stridor, tersedak. Ronkhi, mengi positif (kemungkinan karena respirasi)
i. Keamanan: Trauma baru/trauma karena kecelakaan
j. Kulit: laserasi, abrasi, perubahan warna, spt raccoon eye, tanda battle disekitar telinga
(merupakan tanda adanya trauma). Adanya aliran cairan (drainase) dari telinga/hidung
(CSS).
DAFTAR PUSTAKA

Carney et al, 2016. Guidelines fot the management of severe traumatic brain injury, fouth edition.
Neurosurgery. 0:1-10.

Dewanto George, Dkk. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. nursing diagnoses : definitions &
classification 2015-2017. Jakarta: EGC.

Iskandar Japardi. 2009. Pemeriksaan Dan Sisi Praktis Merawat Pasien Cedera Kepala. Bagian
Bedah Saraf FK USU Ka. UPF Bedah Saraf RS dr Pirngadi Medan. Vol. 1, No. 1.

Pierce A. Grace, Neil R. Borley. 2006. At A Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.

Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzzane C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Ed. 8,
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai