Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT


TUMOR MEDULA SPINALIS (VERTEBRA) DI RUANG ORTHOPEDI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 06-11 Maret 2017

Oleh:
FAJAR RIZKI RAHAYU, S. Kep
NIM. 1630913320019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Fajar Rizki Rahayu, S.Kep

NIM : 1630913320019

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Tumor


Medula Spinalis (Vertebra) di Ruang Orthopedi RSUD Ulin
Banjarmasin

Banjarmasin, Maret 2017

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Maulidya Septiany, S.Kep, Ns Abdul Wahab, S.Kep, Ns


NIK. 1990.2016.1.199 NIP. 19830128 201001 1 007
Tumor Medula Spinalis
(Vertebra)

Definisi Etiologi
Tumor medula spinalis Tumor medula spinalis primer Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran Histologisnya
adalah tumor di daerah belum diketahui secara pasti.
spinal dimulai dari daerah Tumor medula spinalis
servikal pertama hingga sekunder berasal dari
sakral. metastase.
Tanda dan Gejala
a. Ekstradural : nyeri pada daerah tumor dan menjalar menurut
pola dermatom yang terasa hebat pada malam hari atau
pergerakan tulang belakang, kelemahan spastik, parestesi
dan defisit sensorik, gangguan BAB dan BAK
b. Intradular : nyeri di punggung dan disepanjang radiks spinal,
defisit sensorik, parestesia, dan ataksia.
c. Intramedular : defisit sensasi nyeri dan suhu bilateral
disepanjang daerah yang terkena, kelemahan disertasi atrofi
dan fasikulasi, dan impotensi pada pria serta gangguan
Komplikasi
spinter pada kelamin
a. Kerusakan serabut neuron
Pemeriksaan b. Hilangnya sensasi nyeri
Penatalaksanaan c. Pendarahan metastasis
a. Radiologi ( MRI, a. Obat Dexamethasone d. Kekakuan dan kelemahan
CT-scan, Bone b. Pembedahan e. Gangguan eliminasi
Scan, PET c. Radiotherapy
(Positron Emission
d. Kemoterapi
Tomography))
b. Pemeriksaan
skeletal
c. Darah
d. Plasma
electrophoresis
e. Bone marrow
biopsy

Hubungan ruas tulang belakang dengan organ tubuh badan


ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Identitas pasien:


Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
Status kesehatan:
Keluhan utama, keluhan tambahan, riawayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
Pola-pola kesehatan fungsional:
Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi sehat, pola nurtrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola
istirahat dan tidur, pola kognitif, pola persepsi konsep diri, pola peran dan tanggung jawab, pola seksual-reproduksi, pola
koping dan toleransi stres, pola keyakinan dan nilai.
Diagnosa 1. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
2. Inkontenensia defekasi b.d disfungsi sfingter rektal
3. Inkontenensia urine refleks b.d gangguan neurologis di atas lokasi pusat mikturisi sakral
Intervensi NOC NOC NOC
Kontrol Nyeri Kontinensi Usus Kontinensi Urin
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 60 menit, pasien tidak selama 2 x 24 jam, pasien tidak mengalami selama 2 x 24 jam, pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: kontinensi usus, dengan kriteria hasil: mengalami kontinensi urin, dengan
1. Mengenali serangan nyeri
kriteria hasil:
1. Mengenali keinginan untuk defekasi
2. Menggunakan tindakan pencegahan 1. Mengenali keinginan untuk berkemih
2. Mempertahankan pola pengeluaran
3. Menggunakan analgetik yang 2. Menjaga pola berkemih yang teratur
feses yang bisa diprediksi
dianjurkan 3. Berkemih pada tempat yang tepat
3. Mempertahankan kontrol
4. Melaporkan nyeri 4. Memulai dan menghentikan aliran
pengeluaran feses
urin
4. Merespon keinginan BAB tepat
5. Mengosongan kantong kemih
waktu
sepenuhnya
5. Eliminasi secara mandiri

NIC NIC NIC


Manajemen Nyeri Perawatan Inkontenensia Saluran Perawatan Inkontenensia Urin
1. Lakukan pengkajian nyeri secara Cerna 1. Kaji faktor penyebab
komprehensif termasuk lokasi, 1. Kaji faktor penyebab 2. Jaga privasi pasien saat berkemih
karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Kaji kejadian, tipe, frekuensi, dan 3. Jelaskan penyebab dan
kualitas dan faktor presipitasi berbagai perubahan dalam fungsi rasionalisasikan dari tindakan yang
2. Observasi reaksi nonverbal dari bowel dan konsistensi fekal akan dilakukan
ketidaknyamanan 3. Jelaskan penyebab dan 4. Diskusikan prosedur dan kriteria
3. Gunakan teknik komunikasi
rasionalisasikan dari tindakan yang hasil
terapeutik untuk mengetahui
akan dilakukan 5. Bantu pasien memilih diapers atau
pengalaman nyeri pasien
4. Tentukan proram kebutuhan bowel popok kain sesuai untuk penanganan
4. Kurangi faktor presipitasi nyeri
bersama pasien dan keluarga ketika menjalankan terapi.
5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
5. Diskusikan prosedur dan kriteria 6. Bersihkan kulit area genital secara
6. Ajarkan tentang teknik
teratur
nonfarmakologi hasil
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 6. Cuci area perinium dengan sabun
8. Tingkatkan istirahat dan air setelah BAB
9. Berikan informasi tentang nyeri 7. Lindungi kulit dari kelembapan yang
seperti penyebab nyeri, berapa lama berlebih menggunakan krim
nyeri akan berkurang dan antisipasi (petrolatum, lanolin)
ketidaknyamanan dari prosedur
8. Monitor kulit dari keadaan dekubitus
10.Kolaborasikan dengan dokter jika ada
9. Jadwalkan BAB dengan pispot
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
10. Implementasikan latihan BAB sesuai
kebutuhan
Administrasi Analgetik 11. Gunakan selang rektal, atau alat
1. Tentukan lokasi, karakteristik, pengumpul rektal
kualitas, dan derajat nyeri sebelum 12. Ganti alat eksternal sesering
pemberian obat mungkin
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Memonitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesic pertama
kali
4. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda
dan gejala
PATHWAY TUMOR MEDULA SPINALIS (VERTEBRA)

Gangguan
Kelemahan
Sensorik Motorik

Tidak diketahui
(Primer)
Radiks Saraf Nyeri Nyeri Akut

Kompresi Medula
Tumor
Spinalis Inkontenensia
Defekasi
Penurunan Fungsi
Spingter Anal
Metastase Dan Urin
(Sekunder) Inkontenensia
Urin
Merusak Serabut
Neuron-neuron Kelemahan
Subtansia Grisea

Hilangnya
Sensasi Nyeri dan
Suhu
DAFTAR PUSTAKA

Clarke, M.J., Mendel, E., Vrionis, F., 2014. Primary Spine Tmors: Diagnosis and
Treatment. Cancer Control, Vol 21, No. 2

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Fitri, R.F., Tumor Medula Spinalis Intradural Ekstramedula. Universitas Lampung

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai