Anda di halaman 1dari 13

ROLE PLAY KOMUNIKASI PADA ANAK YANG MENGALAMI

DEMAM BERDARAH

Di susun oleh :

1. Lailatul kustinah NIM : 15. 063


2. Mustika Ratu NIM : 15. 071
3. Nela Auliyataul F NIM : 15. 073
4. Novi Rahmnia NIM : 15. 076
5. Satrio Fajar Triandiki NIM : 15. 083

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KOTA PASURUAN
TAHUN AJARAN 2016-2017
ROLE PLAY KOMUNIKASI PADA ANAK YANG MENGALAMI
APEDIXITIS

Di susun oleh :

1. DEVITA PUTRI ISLAMI NIM : 14. 010


2. EVI ZAQIYAH NIM : 15. 055
3. IMAM HANAFI NIM : 15. 059
4. LAILATUL QOMARIYAH NIM : 15. 064
5. SITI MAIMUNAH NIM : 15.087

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KOTA PASURUAN
TAHUN AJARAN 2016-2017
Role Play komunikasi pada anak yang mengalami penyakit Demam
Berdarah

Penokohan
1. Lailatul kustinah : sebagai Perawat
2. Mustika Ratu : sebagai Ibu
3. Nela Auliyataul F : sebagai Anak
4. Novi Rahmnia : sebagai Dokter
5. Satrio Fajar : sebagai Bapak

Pada suatu hari ada seorang anak berusia 6 tahun yang bernama nela.
Mengeluh kepada ibunya bahwa dia merasakan tubuhnya terasa panas dan
tubuhnya terasa lemas. Ibu nela tersebut menganggap hanya panas biasa jadi ibu
pasien hanya membantu mengompres untuk menurunkan suhu tubuh.

Nela : (menangis)
Ibu : ada apa nak, kok menangis?
Nela : badanku panas bu (sambil menangis kepada ibunya)
Ibu : (ibu tampak panik, lalu menenangkan si anak)
Anak : (terus menangis)
Ibu : pak bagaimana anak kita ini? Ibu tidak bisa tidur pak (ibu berjalan
kesana kemari merasa kebingungan
Bapak : kita harus bersabar bu
Ibu : apa yang harus kita lakukan untuk anak kita? Bapak jangan diam
saja dong (dengan nada tinggi)
Bapak : coba ibu beri minum dan kompres, soalnya badannya panas sekali
Ibu : diam ya nak, ibu kasih minum kasian sekali kamu nak?

Setelah beberapa hari kemudian. Suhu tubuh si anak tidak kunjung turun,
kemudian sang ibu berinisiatif untuk membawa anaknya ke dokter.
Dokter : ada yang bisa saya bantu ibu?
Ibu : (tiba di ruang UGD) permisi dokter, saya mau memeriksan anak
saya
Dokter : (dokter mempersilahkan si ibu untuk menidurkan si anak di
tempat tidur)
ibu silahkan anak ibu di rebahkan di tempat tidur.
Ibu : iya dokter
Dengan waktu yang bersamaan perawata pun, mencatat semua keluhan
yang orang tua nela katakan kepada dokter.
Dokter : baiklah, keluhannya apa ibu?
Ibu : anak saya mengeluh badannya itu panas. Setelah beberapa hari
saya bantu dengan kompres panasnya masih naik turun. Saya
menjadi khawatir lalu saya bawa anak saya ke RS .
Dokter : coba saya periksa dulu ya permisi ya dek, saya mau periksa adek
dulu.
Anak : (hanya mengangguk dan menangis)
Ibu : bagaimana keadaan anak saya dok?
Dokter : sebelumnya maaf ibu, anak ibu harus di rawat inap di sini, karena
kondisi anak ibu sangat menghawatirkan apakah ibu dan bapak
bersedia?
Ibu dan bapak : iya dok, kami bersedia, demikesembuhan anak kami.

Perawat mengambil sample darah si anak, untuk dites ke laboratorium

Perawat : permisi ya dek, saya ambil sedikit dulu darahnya untuk


pomeriksaan.
Anak : (menangis dan menolak, karena ketakutan)
Bapak Ibu : sudah nak, jangan nangis. Tidak sakit kok (sambil menenangkan
sang anak sambil menemani sang anak)
Selang beberapa jam Kemudian, hasil dari laboratorium telah keluar dan
hasilnya adalah si anak mengalami penyakit demam berdarah.
Perawat : dokter ini hasil cek dari laboratorium anak nela.
Dokter : (membaca hasilnya dan memberi tahukan kepada kedua orang tua
anak nela)
Dokter : ibu, bapak hasil dari laboratorium bahwa anak bapak mengalami
penyakit demam berdarah.
Bapak : lalu saya harus bagaimana dokter? Saya benar-benar bingung
untuk hal seperti ini
Dokter : bapak sabar, kita akan membantu keadaan anak bapak agar dapat
pulih kembali, bapak juga harus membantu doa untuk anak bapak.

Setelah membaca hasil laboratorium anak Nela, dokter pun langsung


memberika perintah kepada perawat tina untuk membawa anak nela ke ruang anak
Ruang mawar
Dokter : suster, tolong bawa anak nela ke ruang anak Ruang Mawar saat
ini juga
Perawat : baiklah dokter

Saat di ruang anak selama 2 hari suhu tubuh masih tetap naik turun, oleh
karena itu perawat tina segera memeriksakan kondisi anak Nela.
Perawat : (mendatangi kamar anak Nela dengan membawa termometer)
Selamat pagi ibu, bapak, adek. Bagaimana keadaannya sekarang
dek?
Nela : itu suster masih terasa panas (tampak ketakutan dan meringis
Perawat ; bagaimana tidurnya semalam.
Ibu : itu suster, semalam masih merengek-rengek karena badannya
masih panas, dan sempat saya kompres sebentar
Perawat : baiklah bu, saya akan memeriksa suhu tubuh anak ibu

Kemudian perawat memasangkan termometer pada axila anak Nela


Perawat : permisi ya dek, saya periksa dulu (sambil tersenyum, dan mulai
memasangkan termometrnya)
Nela : iya suster
Perawat : bagaimana semalam tidurnya dek? Nyenyak kah?
Nela : itu suster, saya merasakan badan ini panas
Perawat : oh gitu ya dek, ini saya sedeng memeriksa suhu tubuh adek

Selang beberapa menit kemudian, termometer pun sudang berbunyi


Perawat : (kemudian langsung mengambil, termometer pada anak Nela)
permisi ya dek, saya ambil dulu termometrnya
Ibu : bagaimana suster hasilnya?
Perawat : begini ibu, ini suhu tubuhnya masih tinggi, saya harapkan
kerjasama dari ibu untuk membantu mengompres putri ibu selama
satu jam ini. Nanti saya akan kembali memeriksanya
Ibu : baiklah suster
Perawat : dek saya permisi dulu ya, nanti kalau ada apa-apa silahkan
panggil saya, adek jangan banyak pikiran ya. Biar adek cepat
sembuh (sambil tersenyum)
Nela : Iya suster terimakasih

Perawat bergegas meninggalkan Ruangan. Setelah beberpa jam,


perawatpun kembali ke rungan anak Nela sambil membawa terapi obat untuk
menurunkan suhu tubuh pasien.
Perawat : permisi ya ibu, saya mau memeriksa suhu tubuh putri ibu lagi?
Ibu : iya suster silahkan
Perawat :Permisi ya dek, saya mau memasangkan termometernya dulu
(sambil menunggu termometr berbunyi, perawat pun meraba dahi
anak Nela)
Ibu : bagimana hasilnya suster?
Perawat : suhu tubuh putri ibu masih tinggi, jadi saya ingin memberikan
terapi obat untuk menurunkan suhu tubuh putri ibu, apakah ibu
bersedia?
Ibu : kalau itu bisa membuat suhu tubh anak saya bisa menurun, maka
saya bersedia suster
Perawat : permisi ya dek, saya ingin memasukkan obat untuk menurunkan
suhu tubuh adek, apakah adek bersedia
Nela : sakit atau tidak suster?
Perawat : tidak sakit kok dek. Adek mau kan?
Nela : iya suster saya saya mau

Selang bebrapa menit saat perawat tina memeriksa keadaan anak nela, perawat
juga bertanya tanya pada ibu pasien.
perawat : ibu, bagaimana. Apakah makanan yang disiapkan di RS di
habiskan atau tidak?
Ibu : iya suster, makanan dari RS dimakan, tetapi hanya di habiskan
setengah porsi
Perawat : kalau bisa, makan sedikit tapi sering bu. Agar kecukupan gizi
anak ibu dapat tercukupi.
Ibu dan bapak : baiklah suster, terimakasih atas bimbingannya

Setelah beberapa hari kemudan di rawat di RS di Ruang anak (Ruang


mawar) perawat memeriksa suhu tubuh pasien, kemudian perawat
memberitahukan hasilnya kepada orang tua anak nela.
Perawat : ibu, suhu tubuh anak ibu berangsur membaik. Kalau bisa harus di
pertahankan untuk menjaga kesehatan anak ibu dengan baik.
Ibu, bapak : iya suster, lalu kapan anak saya sudah boleh pulang suster
Perawat : tunggu perintah dari dokter dulu ibu
Ibu, bapak : iya suster terimakasih

Beberapa menit kemudian, dokter mendatangi ruangan anak nela


Dokter : permisi ibu, bapak saya akan memeriksa kondisi anak ibu dan
bapak.
Ibu, bapak : iya dokter, silahkan
Dokter : permisi ya adek, (sambil memriksa kondisi anak nela) kondisi
anak ibu sudah membaik, anak ibu dan bapak sudah boleh pulang.
Tetapi harus mennunggu registrasi dari bagian administrasi dulu.
Ibu, bapak : (merasa senang, dan bersyukur) alhamdulillah. Terimakasih
dokter atas bantuan yang selama ini dokter lakukan untuk anak
saya.
Dokter : iya ibu, ini berkat doa dan usaha ibu dan bapak yang lakukan
kepada anak anda. Saya permisi dulu bu pak
Oh iya ibu, kalau sudah berada di rumah saya harapkan dapat
menjaga kesehatan anak ibu, karena perubahan cuaca untuk saat ini
tidak menentu. Jangan lupa untuk mengotrolkan kesehatan anak
ibu dan bapak
Bapak : baiklah dokter terimaksih atas bantuannya selama ini.

Setelah itu orang tua nela lalu membawa nela pulang, dan membawa
barang-barang yang berada di sana.
ROLE PLAY

Dokter : Lailatul Qomariyah


Perawat : Defita Putri Islami
Pasien : Evi Zaqiyah
Ibu : Siti Maimunah
Ayah : Imam Hanafi

Di RS Saiful Anwar Malang, terdapat pasien yang bernama EZ, pasien berusia 8
tahun. Pasien terdiagnosa apendxisitis. Pasien dirawat di ruang Anggrek no 5
sejak 2 hari yang lalu. Pada pagi hari ini, perawat Devita bertugas untuk
memberikan obat.

Perawat :assalamualaikum
Pasien :waalaikumsalam
Perawat :perkenalkan saya perawat Devita. Pagi hari ini saya yang bertugas
untuk menjaga ruangan ini, dari pukul 07.00-pukul 14.00 siang nanti.
Ibu :baiksuster, terimakasih
Perawat : iya sama-sama bu

(Perawat menghampiri pasien untuk memberikan obat anti analgesic)

Perawat :selamat pagi adek


Pasien :selamat pagi kak
Perawat : nama adek siapa?
Pasien :Evi Zaqiyah kak
Perawat :nama panggilannya?
Pasien :Evi kak
Perawat : oh iya, adek bagaimana kabarnya hari ini?
Pasien :baik kak, tapi kadang-kadang perut saya terasa sakit
Perawat :oh begitu ya dek, adek sekarang umur berapa?
Pasien :umur saya 8 tahun kak.
Perawat :sekolah adek kelas berapa ?
Pasien :kelas 3 SD kak
Perawat : wah adek ini anak yang pintar ya. oiya, kakak disini mau
memberitahu adek, kalau sekarang waktunya adek untuk minum obat.
Pasien :nggak mau kak, Karena rasanya pahit
Perawat :tidak pahit kok adek, obat ini untuk mengurangi rasa sakit adek.
Pasien :baiklah kak, saya mau minum obat
Perawat :kalau begitu kakak ambilkan dulu obatnya ya dek
Pasien :iya kak

(Perawat memberikan obat untuk pasien)

Perawat :ini dek obatnya

(Pasien meminum obatnya)

Pasien :sudah kak


Perawat :adek sekarang bisa tidur lagi
Pasien :iya kak (samba berbaring)

(Beberapa saat kemudian, dokter memasuki ruang anggrek no 5)

Dokter :assalamualaikum
Ayah :waalaikumsalam
Dokter :selamaat siang pak, bagaimana keadaan anak bapak sekarang?
Pasien :lebih baik dari kemarin dok, tetapi kalau malam hari anak saya
tiba-tiba terbangun dan merasa kesakitan.
Dokter :yasudah kalau begitu, sekarang saya periksa dulu
Ayah :iya silahkan dok

(memeriksa pasien dengan cara perkusi dan auskultasi)


Ayah :bagaimana dok?
Dokter :sebaiknya, saya menyarankan untuk mengoperasi anak bapak
karena ini sudah terlambat, jika tidak segera dilakukan maka kondisi anak bapak
akan semakin memburuk.
Ibu :maksudnya dok bagaimana, coba jelaskan lagi (kaget)
Dokter :anak ibu harus segera di operasi karena terkena usus buntu, jika
tidak secepatnya akan berakibat fatal.
Ibu :apa tidak ada jalan lain dok?
Dokter :ini jalan satu-satunya untuk sembuh bu, kalau misalkan hanya
diberi obat, maka rasa sakitnya akan sering muncul bu. Apakah ibu dan bapak
bersedia?
Ayah :yasudah kalu itu memang yang terbaik untuk anak saya dok
Dokter :iya saya usahakan.
Perawat :terimakasih dok
Dokter :kalau begitu saya permisi dulu pak, bu. Selamat siang.

(Setelah memberikan penjelasan kepada pasien beserta keluarganya, merekapun


menyetujui jika akan dilakukan tindakan operasi)
(Menjelang operasi)

Perawat :adek, hari ini adek tidak boleh makan dan minum dulu.
Pasien :kenapa kak?
Perawat :supaya kotoran terkuras dan bersih agar tidak mengganggu
jalannya operasi.
Pasien :baiklah kak
Ibu :berapa hari tidak boleh makan dan minum sus?
Perwat :mulai dar ipukul 12 malam sebelum dilaksanakn operasi bu
Ibu :baik sus

(Setelah dilaksanakan tindakan operasi, pasien dibawa ke ruangan anggrek no 5


dan perawat Devita menghampiri pasien)
Perawat :selamat siang bu, saya ingin memberitahukan kepada ibu jika anak
ibu sudah bias kentut, ibu bisa menghubungi saya
Ibu : iya suster

(Setelah beberapa saat kemudian, keluarga pasien memanggil perawat)

Ibu :suster… suster


Perawat : iya bu, ada apa ?
Ibu :anak saya sudah bias kentut sus
Perawat :kalu begitu, anak ibu sudah boleh makan atau minum.
Ibu :iya terimakasih suster.

(Setelah beberapa jam kemudian pasien menangis karena merasa kesakitan)

Pasien : ibu, kenapa perut saya masih terasa sakit (menangis)


Ibu : sebentar sayang ibu panggilkan perawatnya dulu.
Ibu : suster… suster…
Perawat : iya bu, ada apa?
Ibu : itu sus anak saya menangis, dia masih merasa keskitan
Perawat : iya bu, itu memang efek samping dari operasi, nanti akan saya
berikan obat penghilang rasa sakit.
Ibu : baiklah suster

(beberapa jam kemudian, perawat devita ke ruanagan anggrek no 5 untuk


membrikan obat kepada pasien Evi)

Perawat : selamat siang adek


Pasien : selamat siang kak
Perawat : bagaimana dek, apakah masi terasa sakit?
Pasien : iya kak (menangis)
Perawat : kakak disini mau memberi obat ini, tolong diminum ya
Pasien : iya kak
Beberapa hari kemudian, kondisi anak semakin membaik, kemudian dokter
memasuki ruangan anggrek no 5.

Dokter : selamat pagi pak


Ayah : selamat pagi dok
Dokter : karena kondisi anak bapak sudah membaik, maka anak bapak
boleh pulang, tetapi bapak harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu
Ayah : baik dok, terimakasih

Bapak imam pergi ke ruang administrasit untuk menelesaikan administrasi, dan


pasien pun boleh pulang.

Anda mungkin juga menyukai