Anda di halaman 1dari 14

ROLEPLAY TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK

USIA SEKOLAH
DENGAN PENDERITA DEMAM

Kelompok 3 :

1. Siska Ardina
2. Indah Putriana
3. Nola Silvanda
4. Rika Yunita
5. Novella rahmi hanim
6. Afrizal Kurniawan
7. Mida riska arianti

Dosen Pembimbing:
Ns. Sri Ameliati S.kep

SEKOLAH ILMU KESEHATAN SI KEPERAWATAN


STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
TA
2020
A. SATUAN ACARA PELAKSANAAN

I. PENGANTAR
Mata Ajar : Komunikasi Terapeutik
Pokok Bahasan : Pelaksanaan Terapi Komunikasi Terapeutik
Sub Pokok Bahasan : Pelaksanaan Terapi Komunikasi Terapeutik Pada
Anak Usia Sekolah dengan penderita Demam
Sasaran : Anak
Hari/Tanggal :Senin, 6 Januari 2020
Waktu : 20 menit
Pemeran : Kelompok 3
Tempat : Ruang Kelas
II. Struktur Organisasi
Ketua Tim : Siska Ardina
Narator : Rika Yunita
 Pemeran :
1. Ibu pasien : Mida Riska Arianti
2. Ayah pasien : Afrizal Kurniawan
3. Pasien : Indah Putriana
4. Perawat 1 : Siska Ardina
5. Perawat 2 : Novela Rahmi Anim
6. Dokter : Nola Silvanda
7. Office boy : Indah Putriana
III. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah melakukan roleplay pelaksanaan terapi komunikasi terapeutik terhadap anak usia
sekolah selama 1 x 20 menit, mahasiswa S1 keperawatan , mampu menjelaskan.

Tujuan Khusus
Setelah melakukan roleplay pelaksanaan terapi komunikasi terapeutik terhadap anak usia
sekolah selama 1 x 20 menit, mahasiswa S1 keperawatan, mampu menjelaskan tentang
komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah dan mampu menjelaskan langkah – langkah
komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah dengan benar.

III. MATERI
Terlampir
IV. METODE
a. Bermain peran
V. MEDIA
a. Materi SAP
b. Naskah drama

VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Waktu


peserta
Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 1 Menit
 Penyampaian maksud  Mendengarkan
dan tujuan role play dan
memperhatikan

Proses  Mendengarkan
 Memerankan
dan menyimak 15 Menit
pelaksanaan terapi
pemeran
komunikasi
terapeutik pada anak
usia sekolah.
Evaluasi  Bertanya dan
 Menanyakan kembali
menjawab 3 Menit
terapi komunikasi
terapeutik pada anak pertanyaan
usia sekolah.
Penutup Mengucapkan Menjawab 1 Menit
terimakasih dan salam. salam

VII. SETTING TEMPAT

B C

Keterangan gambar :
A = Pemeran
B = Sasaran
C = Narator
VIII. PENGESAHAN

Pariaman , 6 Januari 2019

Sasaran Ketua kelompok

Anak SISKA ARDINA


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ns. Sri Ameiliati.S.Kep

IX. EVALUASI
a. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan terapi komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah ?
2. Apa tujuan dari terapi komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah ?
b. Kritik dan saran

X. LAMPIRAN MATERI

1. DEFINISI

Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer
informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima
pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan
mengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau
penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang
terkandung dalam pikiran komunikator.
Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan bila dibandingkan
dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja, maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan
oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak tersebut sesuai usia dan perkembangannya.
Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses tersebutmereka dapat
saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain.
Disamping itu dengan berkomunikasi anak - anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
Jadi,terapi komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah adalah sebuah treapi komunikasi
yang dilakukan oleh terapis klien (anak usia sekolah ), yang direncanakan secara sadar ,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien .

2. TEORI YANG MENDASARI


Teori yang mendasari komunikasi berasal dari beberapa tokoh ahli, antara lain :
1. Shannon-Weaver Model
Dalam model Shannon, komunikasi dipresentasikan sebagai suatu system,dimana memilih
sumber informasi yang diformulasi ke dalam suatu pesan. Pesan kemudian ditransmisikan
dengan signal melalui chanel ke receiver. Penerima/receiver menginterpretasikan pesan dan
mengirimkan ke tujuan . Bentuk unik dari konsep ini adalah adanya noise/gangguan. Noise
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengganggu transfer pesan dari sumber ke
tujuan yang akan dicapai. Dalam model komunikasi manusia, noise dapat berupa distorsi
persepsi misalnya: interpretasi psikologis, suara yang tidak terdengar.
Salah satu keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam pengiriman
komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya adalah tidak menunjukkan
hubungan transaksi antara sumber dan receiver. Model ini sifatnya linear yang berarti
jalurnya satu arah. Model ini dibatasi oleh omitting komponen feed back dan tidak secara
jelas mengilustrasikan fungsi proses.
2. Leary Model
Dalam komunikasi transaksional dan model multidimensional, menguatkan aspek
interaksional dalam komunikasi. Dimana komunikasi manusia adalah proses dua orang
dimana satu dan lainnya saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Leary mengembangkan teori
ini dari hasil pengalamannya sebagai terapis pada pasien psikoterapi. Tingkah laku Leary
berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan bahwa pasien juga terpengaruh
tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan bahwa tingkah laku orang merupakan respon dari
tingkah laku yang kita tampilkan, misalnya bila kita bertingkah dominan maka kita
kondisikan orang lain bertingkah submisive. Dalam perspektif Leary, setiap pesan
komunikasi dapat dilihat melalui dua dimensi : Dominan-Submision dan Hate-Love.
3. Health communication model.
a. Transaksi
Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi kesehatan. Transaksi
merupakan suatu interaksi antara partisipan yang terlibat.Transaksi ini melibatkan
individu tentang informasi yang mencakup verbal dan non verbal. Transaksi kesehatan
merupakan bentuk kesepakatan bagaimana klien itu mencari dan mempertahankan
kesehatannya sepanjang hidup.
Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis dan
bukan suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang partisipan mampu
untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi.
b. Konteks
Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu setting/tempat
dimana proses terjadi yang punya pengaruh besar dalam komunikasi antara health
professional - client - anggota keluarga dan orang lain yang terlibat dalam konteks. Salah
satu unsur konteks adalah tempat dimana perawatan kesehatan dilaksanakan, seperti :
rumah sakit, klinik, ruang rawat jalan, atau ruang intensive yang mempengaruhi pola
komunikasi didalamnya. Unsur yang lain adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam
komunikasi (lingkungan perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi
antar individu atau kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada mempengaruhi situasi
yang ada di dalamnya.
Dari berbagai macam model komunikasi, yang sesuai untuk diterapkan pada klien
anak usia sekolah adalah model komunikasi kesehatan (Health Communication Model)
karena pada model ini penekanan pada proses relationship terdapat empat tipe
relationship yang ada, yaitu hubungan antara: professional-professional, profesional-
client, professional-significant others, dan client-significant others.
Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak dapat mengetahui
konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat berpikir tentang hal-hal yang abstrak
sehingga untuk mencapai proses perawatan diperlukan significant othes / keluarga / teman
untuk membantu profesional kesehatan mengekspresikan hal abstrak yang dirasakan oleh
klien.
Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk dilibatkan dalam
aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, mulai belajar aturan-aturan baru
melalui proses belajar dan berhubungan dengan orang lain sehingga mendukung
profesional kesehatan untuk melakukan tindakan – tindakan keperawatan pada klien
3. TUJUAN TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANAK USIA SEKOLAH

Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada anak adalah
:
1. Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila klien percaya pada hal- hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

4. INDIKASI TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Terapi komunikasi terapeutik di indikasikan untuk seluruh klien baik sehat maupun sakit.

5. LANGKAH – LANGKAH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Menurut Stuart and Sudeen (2006), langkah-langkah komunikasi terapeutik adalah
sebagai berikut :
1. Tahap preinteraksi
Fase preinteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan klien. Perawat
mengumpulkan data tentang klien, mengekplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
dan membuat rencana pertemuan dengan klien.
2. Fase orientasi
Fase ini dimulai dengan pertemuan dengan klien. Hal utama yang perlu dikaji
adalah alasan klien minta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan
perawat – klien. Dalam memulai hubungan tugas pertama adalah membina rasa percaya,
penerimaan dan penerimaan, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan
klien. Pada tahap ini perawat melakukan kegiatan sebagai berikut: memberi salam dan
senyum pada klien, melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan
nama perawat, menanyakan panggilan kesukaan klien, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan, menjelaskan
kerahasiaan.
3. Fase kerja
Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan adalah
kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan
dengan cara yang baik, melakukan kegiatan sesuai rencana.
4. Fase terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan yang dilakukan oleh
perawat adalah menyimpulkan hasil wawancara, tindak lanjut dengan klien, melakukan
kontrak (waktu, tempat dan topik), mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

6. KELEBIHAN TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Dapat Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara terapis dan pasien.
2. Dapat mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh terapis.
3. Dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi
masalah yang dihadapi.
4. Dapat mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

5. KEKURANGAN TERAPI KOMUNIASI TERAPEUTIK

1. Jika tidak terjadi hubungan saling percaya, maka komunikasi terapeutik tidak dapat
berjalan secara lancar.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Dalami,Ermawati.2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Terapeutik.
Suryani (2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan praktik. Jakarta, EGC.
XII. LAMPIRAN NASKAH

 Pemeran
1. Narator : Rika Yunita
2. Ibu pasien : Mida Riska Arianti
3. Ayah pasien : Afrizal Kurniawan
4. Pasien : Indah Putriana
5. Perawat 1 : Siska Ardina
6. Perawat 2 : Novela Rahmi Anim
7. Dokter : Nola Silvanda
8. Office boy : Indah Putriana
NASKAH DRAMA
Fase Pra-Interaksi

Pada Rumah Sakit Medika Kasih di kamar Melati 1, terdapat seorang pasien anak berusia 7tahun
yang bernama Anna Siska. Ia pagi tadi dilarikan oleh kedua orangtuanya ke Rumah Sakit, karena
demam tinggi. Dari hasil pemeriksaan, ternyata pasien menderita radang tenggorokan. Selain suhu
tubuhnya yang berada di kisaran 38,50C, pasien juga sering mengeluh sakit pada tenggorokannya,
pusing dan muntah.

Fase Orientasi

Siang hari pukul 11, perawat Nanda mengunjungi pasien...

Perawat Siska : “Assalamualaikum...” (sambil tersenyum)

Ibu Mida : “Wa’alaikumsalam.....”. (Pasien diam dan terlihat lemah)

Bapak Afrizal : “silahkan masuk suster” (sambil berdiri mempersilakan)

Perawat Siska :“terimakasih pak”. “Perkenalkan nama saya suster Siska. (sambil tersenyum)”.
“Saya akan membantu anak ibu selama berada di rumah sakit ini”. “Oh iya bu,
untuk mempermudah dan memperlancar proses pengobatan anak Ibu disini,
saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak ibu. Apakah bisa
bu?” (sambil tersenyum).

Ibu Mida : “bisa suster.”

Pasien Indah :( Pasien hanya diam....)

Perawat Siska : “kalau begitu saya langsung saja bertanya kepada anak ibu.”

Ibu Mida : “baik suster silahkan”. (sambil tersenyum ramah...).

Perawat Siska : “halo adik, namanya siapa?” (tersenyum ramah)

Pasien Indah : “ Indah” (pelan)

Perawat Siska : “wah, namanya bagus. Adek senang dipanggil apa?”

Pasien Indah : “Indah...” (nada pelan)


Perawat Siska : “Oh....Kalau begitu saya panggil dik Indah saja ya...”. (sambil tersenyum
ramah)

Pasien Indah : ( Pasien mengangguk...)

Perawat Nanda : “Hmm.. nah begini kan kakak jadi enak manggilnya” (sambil tersenyum)

Pasien INdah : (Pasien tersenyum....).

Perawat Siska : “adek, saya mau bertanya sebelum adek masuk rumah sakit apa keluhan-
keluhan yang adek rasakan?” (Perawat mulai mengintrogasi....).

Pasien Indah : “tenggorokanku sakit sekali, terus pusing, badanku panas semua, sama
rasanya pingin muntah”(menceritakan dengan pelan dan seperti menahan rasa
sakit)

Ibu Mida : “iya sus, kemarin siang sepulang dari sekolah anak saya mengeluh
tenggorokannya sakit.”

Perawat Siska : “oh, apa yang adik makan disekolah?”

Pasien Indah : (wajah sedikit takut) “aku nggak makan apa apa kok sus...”

Perawat Siska : “oh, begitu. Adik mau cerita nggak, Kemarin adik ngapain aja di sekolah?”

Pasien Indah : (mulai bercerita) “aku kemarin olahraga sama temen, terus habis olahraga aku
diajak temenku beli es, aku juga ikut beli es”

Perawat Siska : “wah, berarti mungkin adik sakit karena minum es”

Pasien Indah : “begitu ya sus?”

Perawat Siska : “iya dik.”

Pasien Indah :”Oh,”

Perawat Siska : (tersenyum) “ ya, sudah suster keluar dulu ya, nanti Pak Dokter mau kesini
buat memeriksa adik.

Pasien Indah : “iya suster.” (tersenyum)

Ibu Mida : “Terimaksih suster”

Perawat Siska : “sama-sama bu” (tersenyum)

Office girls Indah : “permisi, saya mengantarakan makan siang” (office Girls datang membawa
makanan)
Pak Afrizal : “silahkan masuk buk!” (menerima nampan makanan) “terimakasih buk.”

Office Girls indah : “sama-sama pak” (tersenyum dan berjalan keluar)

Fase Kerja

Perawat 2 & Dokter : “Assalamuallaikum....”

Orangtua & pasien : “Walaikumsalam.......”

Dokter : “selamat sore bapak ibu, kami kemari ingin mengecek kondisi anak bapak
dan ibu.”

Orangtua pasien : “silahkan dokter.”

Perawat Novela : “Perkenalkan, nama saya suster Novela, di sini saya bertugas untuk
memeriksa suhu dan tekanan darah anak Ibu dan bapak.”

Ibu mida : “iya suster silahkan”

Perawat Novela : “Baiklah Ibu”

Perawat Novela menemui Pasien....

Perawat Novela : “Dek, saya mendapat perintah dari dokter untuk memeriksa kondisi adek.
Untuk mengetahui keluhan-keluhan yang adek rasakan, saya akan melakukan
pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah adek dulu ya” (Perawat menjelaskan
tentang tindakan yang akan dilakukan....)

Pasien Indah : (Pasien hanya menganggukkan kepala...).

Perawat Novela : “Dek Indah tenang saja ya , selama saya periksa!” (Perawat menyiapkan
alat).“Permisi ya... dek saya mau mengukur suhu tubuh adek dulu!” (sambil
tersenyum ramah kepada pasien....). “Hmm.... baiklah dek saya sudah
melakukan pengukuran suhu tubuh Adek”.

Pasien Indah : “Iya suster”

Disisi lain, dokter sedang memeriksa laporan data pasien. Dia melanjutkannya dengan
memeriksa tenggorokkan pasien. Setelah itu meminta perawat menjelaskan hasil pengukuran suhu
dan tekanan darah pasien.

Dokter Nola : “ayo buka mulutnya dik!” (mengarahkan senter ke mulut pasien)
Pasien Indah : (membuka mulutnya)

Dokter Nola : “pinter. Masih sakit nggak tenggorokkannya?”

Pasien Indah : “masih dokter”

Dokter Nola : “masih mual atau pusing?”

Pasien Indah : “udah nggak dokter.”

Dokter Nola : “ kalau begitu suster, berapa suhu tubuhnya?”

Perawat Novela : “suhu tubuhnya 370C dok”

Fase Terminasi

Ibu Mida : “jadi bagaimana dengan kondisi anak saya dokter? Apa demamnya sudah
turun?”

Dokter Nola : “alhamdulillah bu, demamnya sudah berangsur turun, dan kondisi anak ibu
sudah mulai membaik.”

Pak Afrizal : “bagaimana dengan tenggorokan anak saya yang masih sakit dok?”(cemas)

Dokter Nola : “itu nanti juga akan segera sembuh, asalkan banyak minum air putih, minum
obat teratur dan istirahat yang cukup, insyaallah dalam satu atau dua hari, anak
ibu sudah baikan.”

Ibu Mida : “apakah anak saya sudah bisa pulang dok?”

Dokter Nola : “jika kondisinya semakin baik, besok anak ibu sudah kami izinkan pulang.”

Ibu Mida :”terimakasih dokter.”

Dokter Nola : “sama-sama bu, tolong diperhatikan makanan yang dimakan anak ibu ya, dan
pastikan makanan atau pun minuman yang dikonsumsi sehat. Agar radang
tenggorokannya tidak kambuh lagi.”

Pak Afrizal : “baik dokter, kami akan ingat pesan dokter.”

Dokter Nola : “kami permisi dulu ya pak bu.” (menuju pintu)

Ibu Mida : “iya dokter.” (tersenyum)

Dokter dan perawat Rima meninggalkan pasien dengan orangtuanya. Keesokan harinya, Anna
sudah diizinkan pulang ke rumahnya.

Anda mungkin juga menyukai