Anda di halaman 1dari 9

PERILAKU PEKERJA SEKS KOMERSIAL

TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Dosen pengampu :

Ainul Hidayati, S.Kep.,Ns.,M.KM.

Disusun Oleh :

Hoirun Nisa Rosmandani

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan imbalan dalam
bentuk lain. Semakin bertambahnya penduduk maka semakin sempit lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, sehingga timbullah beberapa pekerja seperti pekerja seks komersial (PSK). PSK
merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Namun,
keberadaannya masih menimbulkan pro dan kontra di dalamnya. Beragam pandangan orang
terhadap kehidupan pelacuran mengental dalam dimensinya masing-masing. Pelacur atau
yang biasa disebut dengan pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-
perbuatan seksual dengan mendapat upah atau bayaran. Pelacuran menjadi hal yang sangat
problematik. Dari sisi agama, pelacuran merupakan kemungkaran dan perbuatan dosa, namun
disisi lain pelacuran merupakan kenyataan yang sulit diberantas bahkan kian mewabah
dengan segala hal yang melatarbelakanginya.

Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah suatu pekejaan atau profesi dengan melacurkan
diri, penjualan diri dengan jalan memperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian
kepada. banyak orang untuk memuaskan nafsu- nafsu seks dengan imbalan pembayaran,
dengan alasan komersial mereka siap melakukan apa saja untuk kepuasan pelanggan sampai
pada perilaku seks yang tidak sehat, sehingga kelompok ini beresiko untuk terkena penyakit
menular seksual (PMS). Pekerja seks komersial sangat rentan terinfeksi Penyakit Menular
Seksual karena pekerjaan nya yang berganti-ganti pasangan melakukan hubungan seksual.
Pekerjaan PSK yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan tentunya
mengkhawatirkan kita, karena penyakit menular seksual yang mungkin menginfeksi PSK
dapat menginfeksi istri dari laki-laki pengguna PSK tersebut.

Perempuan pekerja seks komersial merupakan kelompok resiko tinggi terkena


penyakit menular seksual. PMS bisa menyebabkan infeksi alat reproduksi, apabila tidak
diobati dengan tepat infesi dapat menjalar dan mengakibatkan kecacatan, kemandulan,
bahkan kematian.Penyakit Menular Seksual (PMS) didefinisikan sebagai salah satu akibat
yangditimbulkan karena aktifitas seksual yang tidak sehat sehingga menyebabkan
munculnyapenyakit menular seksual, bahkan pada beberapa kasus PMS yang
membahayakan, misalnya HIV (HumanImmunodeficiency Virus), sifilis, gonore,dll. (Intan,
2012 dan iwan, 2012). Angka kejadian Penyakit Menular Seksual(PMS) saat ini cenderung
meningkat di Indonesia.

Penyakit menular seksual adalah istilah umum dan organisme yang menjadi
penyebabnya biasanya masuk dalam darah atau cairan tubuh, yaitu meliputi virus,
mikroplasma, bakteri, jamur dan parasit-parasit kecil, yang cara penularannya dengan kontak
tubuh termasuk berciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, juga kontak
mulut atau genital dengan payudara (Ralph, 2009). Angka kejadian Penyakit Menular
Seksual (PMS) saat ini cenderung meningkat di Indonesia. Jumlah kasus infeksi menular
seksual di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan kasus
ini dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang semakin baik. Meskipun demikian
kemungkinan kasus yang sebenamya di populasi masih banyak yang belum terdeteksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu definisi dari PSK?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi seseorang memilih menjadi PSK?
3. Perilaku seorang PSK terhadap penyakit menular seksual?
4. Apa saja penyakit menular seksual yang sering terjadi?
5. Bagaimana upaya pencegahan penyakit menular seksual?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja factor yang melatarbelakangi seseorang memilih menjadi PSK
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku PSK terhadap penyakit menular seksual
3. Untuk mengetahui apa saja penyakit menular seksual yang sering terjadi
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya pencegahan penyakit menular seksual

1.4 Manfaat
1. Manfaat penulisan makalah untuk penulis : meningkatkan pemikiran kritis, belajar berpikir
sistematis, lebih peka terhadap permasalahan di lingkungan sekitar, serta dapat menambah
pengetahuan. Serta dapat menumbuhkan ide ide baru yang dapat berguna.
2. Manfaat penulisan makalah untuk pembaca : menambah pengetahuan terhadap suatu ide
atau isu yang belum pernah dibahas sebelumnya. Membaca makalah bisa menjadi referensi
diri apabila kelak suatu saat hendak membuat makalah yang memiliki isu serupa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi PSK (Pekerja Seks Seksual)

PSK merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Namun, keberadaannya masih menimbulkan pro dan kontra di dalamnya. Beragam
pandangan orang terhadap kehidupan pelacuran mengental dalam dimensinya masing-masing.
Pelacur atau yang biasa disebut dengan pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai
suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-
perbuatan seksual dengan mendapat upah atau bayaran. Pelacuran menjadi hal yang sangat
problematik. Dari sisi agama, pelacuran merupakan kemungkaran dan perbuatan dosa, namun
disisi lain pelacuran merupakan kenyataan yang sulit diberantas bahkan kian mewabah dengan
segala hal yang melatarbelakanginya.

PSK merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua usia kehidupan manusia itu
sendiri (Kartini Kartono, 2011). Di banyak negara PSK itu dilarang bahkan dikenakan
hukuman, juga dianggap sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota masyarakat. PSK adalah
salah satu bentuk dari zina, maka agama pun melarang keras tentang itu. Akan tetapi, sejak
adanya masyarakat manusia pertama sehingga dunia akan kiamat nanti, mata pencaharian
pelacuran ini akan tetap ada, sukar, bahkan hampir-hampir tidak mungkin diberantas dari muka
bumi, selama masih ada nafsu-nafsu seks yang lepas dari kendali kemauan dan hati nurani.
Maka timbulnya masalah PSK sebagai gejala patologis yaitu sejak adanya penataan relasi seks
dan diberlakukannya norma-norma perkawinan (Kartini Kartono, 2011).

Wanita PKS (Pekerja Seks Komersial) di masyarakat kerap menjadi bahan perbincangan
bagi ibu –ibu rumah tangga karena menurut pendapat ibu ibu rumah tangga wanita tuna susila
sebagai perusak rumah tangga orang dan identik dengan sebutan wanita kupu-kupu malam.
Wanita PKS (Pekerja Seks Komersial) dianggap sebagai sampah masyarakat bagi penilaian
masyarakat secara umum. Banyak yang mengatakan bahwa wanita tuna susila menjadi hal yang
sangat mengganggu masyarakat sekitar lebih – lebih dalam lingkup perkampungan maupun
perumahan. Di dalam perkampungan tidak sedikit pula ada
wanita PKS (Pekerja Seks Komersial) yang berada atau tinggal didalamnya tanpa diketahui
oleh lingkungan setempat.

2.2 Faktor Yang Melatarbelakangi Seseorang Memilih Menjadi PSK


Di zaman globalisasi sekarang ini, salah satu cara agar kita dapat memperoleh uang
guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari salah satunya adalah dengan bekerja. Namun,
untuk mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Berbagai macam persyaratan yang diajukan serta persaingan yang ketat semakin banyak dan
jika kita tidak memiliki persyaratan tersebut dikatakan gagal dalam mendapatkan pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, berbagai jenis pekerjaanpun akan dilakukan seseorang guna
mendapatkan uang.Seperti halnya yang dilakukan oleh para PSK. Dari hasil wawancara peneliti
terhadap 4 wanita yang terlibat prostitusi, ada beberapa faktor yang dapat
diungkapkan yang mejadi alasan mereka menjadi PSK. Faktor tersebut antara lain:

1) Faktor Ekonomi
Faktor dominan yang membuat mereka bekerja menjajakkan diri sebagai wanita PSK adalah
karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi secara operasionalnya adalah sulit memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang menghasilkan uang
yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Sulitnya Mencari Pekerjaan


Setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih jenis pekerjaannya sesuai dengan kemampuan
dan kesenangannya. Tetapi hidup di dunia ini bukan tanpa batasan. Kalaupun bukan kita sendiri
yang membatasi, kita akan mendapatkan batasan-batasan tertentu seperti batasan atas dasar
norma sosial dan norma agama. Sehingga dari batasan tersebut ada pekerjaan yang nampaknya
masih dalam batas boleh dilakukan dan ada juga yang tidak boleh.

3) Rendahnya Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan suatu transformasi warisan budaya seperti pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan-keterampilan yang salah satunya disalurkan melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Peranan pendidikan dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia semakin penting. Ini
dikarenakan semakin berkembangnya peradaban manusia yang secara otomatis berkembang
pula permasalahan hidup yang dihadapi manusia.

4) Faktor Penghasilan Menjadi PSK yang Lebih Mencukupi Untuk Memenuhi Kebutuhan
Pilihan bekerja sebagai PSK tidak muncul begitu saja tetapi atas dasar berbagai macam
pertimbangan, salah satunya karena hasil dari menjajakkan diri yang lebih mencukupi
kebutuhan.

5) Faktor Keluarga
Selain faktor-faktor di atas, faktor yang membuat PSK terjun ke dunia hitam ini salah satunya
adalah karena masalah di dalam keluarga. Problema yang dihadapi di dalam keluarga menuntut
mereka bekerja sebagai PSK.

2.3 Perilaku Seorang PSK Terhadap Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seks, penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Menurut Manuaba, (2009)
Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang cara penularannya melalui hubungan kelamin,
tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin saja, tetapi dapat
terjadi di berbagai tempat di luar alat kelamin. Kemudian untuk factor penyebab terjadinya
penyakit menular seksual di dapatkan hasil disebabkan karena bergonta-ganti pasangan, gantian
jarum suntik, berhubungan dengan penderita, tidak memakai kondom, seks usia dini, kurang
nya pengetahuan profesi PSK.

Sikap pekerja seks komersial tentang melakukan pemeriksaan rutin terhadap penyakit
menular seksual. Menanggapi pernyataan sikap ini informan menyatakan ada yang setuju dan
tidak setuju, yang setuju dengan alasan mencegah penyakit, cek kesehatan, menambah
pengetahuan pendapat ini sesuai dengan teori saroha (2009) Segera memeriksakan diri serta
melakukan konseling ke dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala
penyakit menular seksual, meliputi rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan
seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina/ alat kelamin,
keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat
kelamin atau sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, timbul
bercak-bercak darah setelah berhubungan seks, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada
alat kelamin). Sebagian informan yang lain tidak setuju dengan pemeriksaan rutin yang di
sebutkan dalam berbagai alasanyaitu mengganggu istirahat, tidak ada waktu luang periksa jika
merasa merasa sakit. Hal ini menunjukkan bahwa tingkatan sikap informan adalah Menerima
(receiving) sesuai dengan notoadmojo (2010) bahwa Menerima diartikan bahwa orang (subyek)
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

Sikap pekerja seks komersial terhadap kesehatan diri. Menanggapi pernyataan sikap ini
informan menyatakan tidak setuju, ini sesuai dengan teori eko bastyansyah (2008) Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
2.4 Penyakit Menular Seksual

1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)


Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh, sehingga membuat penderitanya rentan terserang berbagai penyakit. Jika tidak diobati,
HIV bisa berkembang menjadi AIDS, yaitu fase atau tahap akhir saat sistem kekebalan tubuh
sudah tidak mampu lagi melawan infeksi. HIV dapat menular akibat kontak dengan cairan
tubuh penderita, seperti cairan vagina dan sperma, atau melalui hubungan seksual yang tidak
aman, misalnya dengan bergonta-ganti pasangan seks. Itulah beberapa contoh penyakit menular
seksual yang bisa terjadi akibat tidak menerapkan seks aman, misalnya sering bergonta-ganti
pasangan, termasuk juga dengan PSK.

2. Menderita herpes genital


Herpes genital atau herpes kelamin adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh infeksi virus Herpes simplex (HSV). Kebanyakan penderita herpes genital tidak
mengetahui bahwa dirinya terinfeksi penyakit tersebut

3. Menderita gonore
Gonore (Gonorrhea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri yang menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, terutama di kalangan anak muda
usia 15-24 tahun.

4. Menderita sifilis
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menular melalui
hubungan seksual atau kontak fisik dengan luka di tubuh penderita. Pada fase awal, kebanyakan
penderita umumnya belum menyadari bahwa dirinya mengalami sifilis. Gejala awal
sifilis biasanya hanya berupa luka kecil tanpa rasa sakit pada alat kelamin, anus, lidah, atau
bibir.

2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Cara pencegahan Infeksi Menular Seksual bisa di lakukan dengan A B C , yaitu :


A : Abstinensia, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
B : Be Faithful, yaitu setia pada satu pasangan, tidak bergonta-ganti pasangan.
C : Condom, yaitu menggunakan kondom atau pelindung saat melakukan hubungan
Seksual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah di bahas di atas dapat disimpulkan bahwa PSK adalah
suatu pekejaan atau profesi dengan melacurkan diri, penjualan diri dengan jalan memperjual
belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada. banyak orang untuk memuaskan nafsu-
nafsu seks dengan imbalan pembayaran. Adapun factor penyebabnya adalah factor ekonomi,
kesusahan dalam mencari pekerjaan, factor keluarga dll.

Dapat di Analisa dari pembahasan di atas yaitu pentingnya bagi PSK untuk mengetahui
apa dampak yang akan terjadi di masa depan nanti jika tidak mempelajari atau mendalami
pengetahuan cara menjaga Kesehatan reproduksi sehingga tidak akan terkena penyakit menular
seksual yang sukar untuk di sembuhkan. Beberapa penyakit menular seksual yang sering
ditemui adalah HIV, gonore, sifilis, herpes genital dll.

3.2 Saran
Disarankan bagi semua pekerja seks komersial untuk selalu berhati hati dan selalu
menjaga Kesehatan reproduksinya. Selalu menerapkan hubungan seksual dengan menggunakan
kondom untuk meminimalisir terjangkit atau kerkena penyakit menular seksual. Rutin
melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mencegah terkena penyakit menular seksual.
DAFTAR PUSTAKA

Mulati Sri Triwik, Indarto, & Putri Ratnasari. (2016). Perilaku Pekerja Seks Komersial
Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Seksual. Jurnal Kebidanan Dn Kesehatan Tradisional.
Vol 1, No 1, hlm 1-99.

Widyawati Putri Defi, & Sudarsana. (2019). Perilaku Sosial Pekerja Seks Komersial. Journal
of Development and Social Change. Vol 2, No 2, p-ISSN 2614-5766.

Hidayah Nurul Siti. Perilaku Sosial Pekerja Seks Komersial (PSK) Di Dunia Pelacuran. Jurnal
IJTIMAIYA, Vol 2, No 1.

Munawaroh Siti. (2010). Pekerja Seks Komersial (PSK). Dimensia, Vol 4, No 2

Anda mungkin juga menyukai