PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sejak dulu PSK sudah menjadi akar di dunia ini, sebagian yang
melakukan pekerja sexs komersial, karena faktor ekonomi dan frustasi dengan
keadaan yang ada. Pekerjaan ini sudah menjadi lumrah bagi mereka yang
melakukaknnya, bahkan ada sebuah desa yang menjadi sarana dan prasarana
mereka untuk beroperasi tanpa ada kendala dari masyarakat setempat, dan
masyarakat tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan, pekerjaan tersebut
sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat di desa tersebut. Bahkan para pekerja
sexs komersial itu mendapatkan izin untuk tinggal di desa tersebut dan
mendapatkan fasilitas kesehatan secara rutin.
Pada tahun 1990, desa tersebut menjadi tempat pendatang bagi pekerja
sexs komersial untuk beroprasi dengan dikuatkan oleh para premanisme desa
tersebut sehingga mulai menguatkan mereka untuk terus beroprasi secara rutin
dan mulai merancabang dengan membuka café-café dan tempat untuk melakukan
hubungan intim.
Dan sejak tahun 1998 sampai sekarang, pekerja sexs komersial tidak bisa
di bubarkan. Sehingga desa tersebut menyetujui akan keberadaan mereka
beroprasi dan membuka cafe-cafe untuk mereka mencari nafkah dengan
kesepakatan yang sudah disepakati dengan para ulama, tokoh masyarakat, bahkan
petugas keamanan ikut serta dalam kebijakan yang di buat dalam desa tersebut.
B. Tujuan
1|Keperawatan Komunitas
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan agarkita dapat mengetahui isi hati mereka yang
dipandang sebagai pekerjaan yang hina dan kotor tanpa melihat kondisi kehidupan
meraka yang penuh senyum dalam penderitaan yang mereka hadapi.
D. Rumusan Masalah
2|Keperawatan Komunitas
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelacuran dalam Islam adalah haram hukumnya dan berdosa besar. Islam juga
melarang berkahwin dengan pelacur:
Dalam hal ini ada suatu riwayat yang diceriterakan oleh Murtsid dari Abu
Murtsid, bahwa dia minta izin kepada Nabi untuk kahwin dengan pelacur yang
telah dimulainya perhubungan ini sejak zaman jahiliah, namanya: Anaq. Nabi
tidak menjawabnya sehingga turunlah ayat yang berbunyi:
3|Keperawatan Komunitas
Lelaki tukang zina tidak (boleh) kahwin, melainkan dengan perempuan penzina
dan musyrik, dan perempuan penzina tidak (boleh) kahwin,melainkan dengan
lelaki penzina atau musyrik.Yang demikian diharamkan atas orang-orang
mukmin.(Al-Quran Surah An-Nur:3) Kemudian baginda bacakan ayat tersebut
dan berkata: "Jangan kamu kahwin dengan dia" (hadis riwayat Abu Daud,An-
Nasa'i dan Tarmiz
Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi
hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, kerana
Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan
percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas
pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu
diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah
pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-
orang Kristian pada masa-masa permulaan agama Kristian. Ini bermakna
pelacuran itu haram.
4|Keperawatan Komunitas
Pandangan Agama Hindu
Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang kerana
tidak sesuai dengan keinginan Buddha.
5|Keperawatan Komunitas
3) Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak
terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari
perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang dihadapinya.
4) Rasa penasaran
Pada usia remaja, keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi
jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin
mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam
percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
5) Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya
tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
6|Keperawatan Komunitas
D. Ciri khas PSK
E. Kategori PSK
7|Keperawatan Komunitas
bersenang-senang, untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara
intersensional untuk mendapatkan penghasilan.
3. Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil
dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya
terdiri ibu-ibu, pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
4. Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia
memberikan pelayanan seks kepada para pengunjug.
5. Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang
tidak matang dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu
minuman keras atau narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan
perbuatan immoral seksual dan pelacuran.
6. Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan
fakultas,yang berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim
untuk mendapatkan kepuasan seksual.
7. Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat
plesiran dengan taksi atau becak.
8. Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan,
pramugari, penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit
untuk diajak bermain seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat
menggali emas dan kekayaan dari kekasihnya.
9. Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan
malam dan nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus
melayani makan, minum dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan
dapat menikmati keriaan suasana tempat hiburan.
10. Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan
sembarangan pria juga dilakukan dengan banyak lelaki.
8|Keperawatan Komunitas
kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan yang
kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak bagiseorang perempuan dan tekanan
moral dari keluarga memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan
penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan yang haram pun jadi pilihan
mereka, karena kondisi kebutuhan materi yang menuntut.
2. Kekerasan seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi
PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung,
paman, guru dan sebagainya.
3. Penipuan
4. Pornografi
9|Keperawatan Komunitas
maka mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi PSK untuk pemuasan
dirinya.
2. Broken home
H. Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks
komersial) :
1. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai
seorang perempuan.
2. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan
selalu mencemooh dirinya.
3. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
4. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti penykit
kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS
10 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan
PSK.
c. Pemerintah
Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK
untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi. HIV/AIDS.
11 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prostitusi
Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah
kehidupan manusia sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar
sebab harus melalui proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar.
Usaha mengatasi tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan
represif kuratif.
1. Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :
- Individual
- Bantuan organisasi dan sindikat
2. Menurut lokasinya:
- Setartegis/lokalisasi
- Dibalik front organisasi/bisnis terhormat
3. Klasifikasi :
a. Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam,
perempuan pendamping, penyedia perempuan panggilan)
b. Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)
12 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
d. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan
kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan
dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
e. Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam
kehidupan keluarga.
f. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan
mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan
prostitusi.
g. Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana lain yang
merangsang nafsu seks.
h. Meningkatkan kesejahteraan seks.
13 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
f. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal
pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna
susila untuk mengawali hidup barunya.
g. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita
tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
h. Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka
pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum
wanita.
1) Kesulitan hidup
2) Nafsu seks abnormal
3) Tekanan ekonomi
4) Aspirasi materil tinggi
5) Kompensasi terhadap perasaan inferior
6) Ingin tahu pada masalah seks
7) Pemberontakan terhadap otoritas orang tua
8) Simbol keberanian dan kegagahan
9) Bujuk rayu laki-laki dan/calo
10) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan
11) Pelayan dan pembantu Rumah tangga
12) Penundaan pernikahan
13) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga
14) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria
15) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi
16) Mudah dilakukan
17) Pecandu narkoba
18) Traumatis cinta
19) Ajakan teman
20) Tidak dipuaskan pasangan/suami
14 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
C. Akibat menjadi pelacur / PSK
15 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
D. Masalah-masalah yang timbul dari PSK
Peran sebagai petugas kesehatan dalam masalah pekerja seks komersial yaitu :
16 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
DAFTAR PUSTAKA
http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/08/permasalahan-kesehatan-wanita-
dalam_5432.html
http://belajarpsikologi.com/memahami-gejala-penyakit-menular-seksual-pms/
18 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s