Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari sejak dulu PSK sudah menjadi akar di dunia ini, sebagian yang
melakukan pekerja sexs komersial, karena faktor ekonomi dan frustasi dengan
keadaan yang ada. Pekerjaan ini sudah menjadi lumrah bagi mereka yang
melakukaknnya, bahkan ada sebuah desa yang menjadi sarana dan prasarana
mereka untuk beroperasi tanpa ada kendala dari masyarakat setempat, dan
masyarakat tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan, pekerjaan tersebut
sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat di desa tersebut. Bahkan para pekerja
sexs komersial itu mendapatkan izin untuk tinggal di desa tersebut dan
mendapatkan fasilitas kesehatan secara rutin.

Pada tahun 1990, desa tersebut menjadi tempat pendatang bagi pekerja
sexs komersial untuk beroprasi dengan dikuatkan oleh para premanisme desa
tersebut sehingga mulai menguatkan mereka untuk terus beroprasi secara rutin
dan mulai merancabang dengan membuka café-café dan tempat untuk melakukan
hubungan intim.

Dan sejak tahun 1998 sampai sekarang, pekerja sexs komersial tidak bisa
di bubarkan. Sehingga desa tersebut menyetujui akan keberadaan mereka
beroprasi dan membuka cafe-cafe untuk mereka mencari nafkah dengan
kesepakatan yang sudah disepakati dengan para ulama, tokoh masyarakat, bahkan
petugas keamanan ikut serta dalam kebijakan yang di buat dalam desa tersebut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengetian dari pekerja seks komersial


2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama terhadap pelacuran
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya seks
bebas pada remaja
4. Untuk mengetahui penyebab mereka memilih pekerjaan sebagai PSK
5. Untuk mengetahui dampak negative PSK

1|Keperawatan Komunitas
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan agarkita dapat mengetahui isi hati mereka yang
dipandang sebagai pekerjaan yang hina dan kotor tanpa melihat kondisi kehidupan
meraka yang penuh senyum dalam penderitaan yang mereka hadapi.

D. Rumusan Masalah

Ada beberapa permasalahan yang akan di bahas

1. Pengertian pekerja seks komersial (PSK)


2. Faktor pendukung perilaku seks pada remaja
3. Dampak yang di timbulkan seorang menjadi PSK
4. Peran sebagai petugas kesehatan

2|Keperawatan Komunitas
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pekerja Seks Komersial

Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk


melakukan hubungan seksual demi uang. Di Indonesia Wanita Malam (pekerja
seks komersial) sebagai pelaku wanita pemikat lelaki hidung belang untuk
memuaskan nafsu birahinya. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita
Malam itu sangat begitu buruk, hina dan menjadi musuh masyarakat.Mereka
kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi cemohan bagi semua orang yang benci
terhadap mereka. Bila tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur
karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka direhabilitasi dan
diberikan penyuluhan. Pekerjaan Seks Komersial sudah dikenal di masyarakat
sejak berabad lampau, ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar
mereka dari masa kemasa.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan
mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai
sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu
yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity).

B. Pelacuran Menurut Agama

Pekerja seks komersial sangat diharamkan didalam setiap agama karena


bisa merusak moral maupun mengakibatkan hal yang negatif.
Pandangan Agama Islam mengenai pelacuran

Pelacuran dalam Islam adalah haram hukumnya dan berdosa besar. Islam juga
melarang berkahwin dengan pelacur:

Dalam hal ini ada suatu riwayat yang diceriterakan oleh Murtsid dari Abu
Murtsid, bahwa dia minta izin kepada Nabi untuk kahwin dengan pelacur yang
telah dimulainya perhubungan ini sejak zaman jahiliah, namanya: Anaq. Nabi
tidak menjawabnya sehingga turunlah ayat yang berbunyi:

3|Keperawatan Komunitas
Lelaki tukang zina tidak (boleh) kahwin, melainkan dengan perempuan penzina
dan musyrik, dan perempuan penzina tidak (boleh) kahwin,melainkan dengan
lelaki penzina atau musyrik.Yang demikian diharamkan atas orang-orang
mukmin.(Al-Quran Surah An-Nur:3) Kemudian baginda bacakan ayat tersebut
dan berkata: "Jangan kamu kahwin dengan dia" (hadis riwayat Abu Daud,An-
Nasa'i dan Tarmiz

Pandangan dalam Perjanjian Baru

Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru (New Testament), khususnya di


masa Jesus menganggap negatif perlakuan pelacuran kerana itu orang baik-baik
biasanya tidak mau bergaul dengan mereka bahkan menjauhkan diri dari orang-
orang seperti itu. Namun demikian Jesus digambarkan dekat dengan orang-orang
yang disingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil
Matius melukiskan demikian: "Kata Jesus kepada mereka: 'Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan
sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31)

Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Jesus, seringkali


digambarkan sebagai seorang pelacur yang diampuni Jesus (Lukas 8:2), meskipun
pendapat ini masih diperdebatkan.

Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi
hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, kerana
Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan
percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas
pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu
diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah
pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-
orang Kristian pada masa-masa permulaan agama Kristian. Ini bermakna
pelacuran itu haram.

4|Keperawatan Komunitas
Pandangan Agama Hindu

Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, kerana


dalam Hinduisme, tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi
berikutnya, mereka yang menjual dan membeli susu kehidupan dalam pandangan
hindu hukumnya adalah kutukan seumur hidup. Dalam Veda(kitab agama Hindu)
sendiri yang merupakan kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai
sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7
keturunan.

Pandangan Agama Buddha

Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang kerana
tidak sesuai dengan keinginan Buddha.

C. Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja


Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali
dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas. Dimana menurut para ahli, alasan
seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut:

1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga


berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks.
Bagi remaja tersebut tekanan dari teman-teman nya itu dirasakan lebih kuat
dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.

2) Adanya tekanan dari pacar


Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang
harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko
yang akan dihadapinya.Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual,
melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri
selayaknya orang dewasa.

5|Keperawatan Komunitas
3) Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak
terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari
perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang dihadapinya.

4) Rasa penasaran
Pada usia remaja, keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi
jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin
mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam
percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
5) Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya
tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga.Bagi seorang remaja


mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat
berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya
remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan
menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah
seks.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian


dari kita bersama dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai
pendidikan seks dan Pendidikan agama. Kalau tidak ada informasi dan
pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat
seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua
menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan
seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri

6|Keperawatan Komunitas
D. Ciri khas PSK

Ada beberapa ciri khas seorang pelacur / Pekerja seks komersial :

1) Wanita, lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria)


2) Biasanya cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik
3) Muda
4) Pakaian mencolok, beraneka warna, eksentrik
5) Teknik seksual mekanistik, cepat, tidak hadir secara psikis
6) Mobile
7) Biasanya berasal dari strata ekonomi dan social rendah, tidak mempunyai
ketrampilan khusus, berpendidikan rendah. Sedangkan pelacur kelas tinggi
biasanya berpendidikan tinggi, beroperasi secara amateur atau professional.
8) 60-80 % intelektual normal
9) Mereka memperlihatkan penampilan lahiriah seperti : wajah, rambut, pakaian,
alat kosmetik, parfum yang merangsang.

E. Kategori PSK

Peristiwa pelacuran timbul akibat adanya dorongan seks yang tidak


terintergrasi dengan kepribadian pelakunya. Dari impuls-impuls seks yang tidak
terkendali oleh hati nurani tersebut dipakailah teknik seksual yang kasar dan
provokatif dan berlangsung tanpa afeksi an perasaan emosi serta kasih sayang.
Perbuatan melacur dilakukan sebagai kegiatan sambilan atau pengisi
waktu senggang, ataupun sebagai pekerjaan penuh (profesi). Pada tahun 60-an
dinas social menggunakan istilah wanita tuna susila (WTS) bagi pelacur wanita
sedangkan pelacur pria disebut gigolo. Bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia
yang termasuk dalam kategori pelacuran adalah :

1. Pergundikan, pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup sebagai suami


istri, namun tanpa ikatan perkawinan atau nikah.
2. Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering melakukan perbuatan
erotik dan seksual dengan pria lain secara iseng untuk pengisi waktu dengan

7|Keperawatan Komunitas
bersenang-senang, untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara
intersensional untuk mendapatkan penghasilan.
3. Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil
dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya
terdiri ibu-ibu, pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
4. Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia
memberikan pelayanan seks kepada para pengunjug.
5. Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang
tidak matang dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu
minuman keras atau narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan
perbuatan immoral seksual dan pelacuran.
6. Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan
fakultas,yang berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim
untuk mendapatkan kepuasan seksual.
7. Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat
plesiran dengan taksi atau becak.
8. Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan,
pramugari, penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit
untuk diajak bermain seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat
menggali emas dan kekayaan dari kekasihnya.
9. Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan
malam dan nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus
melayani makan, minum dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan
dapat menikmati keriaan suasana tempat hiburan.
10. Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan
sembarangan pria juga dilakukan dengan banyak lelaki.

F. Faktor-faktor penyebab adanya PSK (pekerja seks komersial):


1. Kemiskinan
Diantara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan
yang sering bersifat structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada

8|Keperawatan Komunitas
kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan yang
kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak bagiseorang perempuan dan tekanan
moral dari keluarga memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan
penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan yang haram pun jadi pilihan
mereka, karena kondisi kebutuhan materi yang menuntut.
2. Kekerasan seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi
PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung,
paman, guru dan sebagainya.
3. Penipuan

Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen


penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri
pun juga kerap ditemui.

4. Pornografi

Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah


bentuk ekspresi visual berupa gambar, tulisan, foto, film atau yang
dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya
yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau
tersamar kepada public alat vital dan bagian – bagian tubuh serta gerakan-
gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan seksualitas, serta segala
bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga
menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.

G. Persoalan – persoalan psikologis


1. Akibat gaya hidup modern

Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh


dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka
yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut

9|Keperawatan Komunitas
maka mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi PSK untuk pemuasan
dirinya.

2. Broken home

Kehidupan keluarga yang kurang baik dan tidak harmonis dapat


memaksa seseorang remaja untuk melakukan hal - hal yang kurang baik di
luar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.

3. Kenangan masa kecil yang buruk

Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan


bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi
seorang PSK.

H. Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks
komersial) :
1. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai
seorang perempuan.
2. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan
selalu mencemooh dirinya.
3. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
4. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti penykit
kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS

I. Penanganan masalah PSK


a. Keluarga
 Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan
seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
 Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari
perbuatan dosa.
b. Masyarakat

10 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan
PSK.
c. Pemerintah
 Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
 Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
 Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK
untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi. HIV/AIDS.

11 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
BAB III

PEMBAHASAN

A. Prostitusi
Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah
kehidupan manusia sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar
sebab harus melalui proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar.
Usaha mengatasi tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan
represif kuratif.
1. Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :

- Individual
- Bantuan organisasi dan sindikat

2. Menurut lokasinya:

- Setartegis/lokalisasi
- Dibalik front organisasi/bisnis terhormat

3. Klasifikasi :
a. Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam,
perempuan pendamping, penyedia perempuan panggilan)
b. Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)

Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan


untuk mencegah terjadinya pelacuran. Kegiatan yang dimaksud berupa :

a. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan


penyelenggaraan pelacuran.
b. Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk
menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius
serta norma kesusilaan.
c. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga
dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat
menyalurkan kelebihan energi.

12 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
d. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan
kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan
dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
e. Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam
kehidupan keluarga.
f. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan
mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan
prostitusi.
g. Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana lain yang
merangsang nafsu seks.
h. Meningkatkan kesejahteraan seks.

Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan


untuk menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para
wanita tuna susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Usaha
tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para


pelacur dilokalisasi.
b. Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat
dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi
dan resosialisasi dilakukan melalui pendidikan moral dan agama,
latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan tujuan agar mereka
menjadi kreatif dan produktif.
c. Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-
masing.
d. Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap
untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit.
e. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia
meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila.

13 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
f. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal
pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna
susila untuk mengawali hidup barunya.
g. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita
tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
h. Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka
pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum
wanita.

B. Motif yang melatar belakangi PSK

Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur / PSK

1) Kesulitan hidup
2) Nafsu seks abnormal
3) Tekanan ekonomi
4) Aspirasi materil tinggi
5) Kompensasi terhadap perasaan inferior
6) Ingin tahu pada masalah seks
7) Pemberontakan terhadap otoritas orang tua
8) Simbol keberanian dan kegagahan
9) Bujuk rayu laki-laki dan/calo
10) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan
11) Pelayan dan pembantu Rumah tangga
12) Penundaan pernikahan
13) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga
14) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria
15) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi
16) Mudah dilakukan
17) Pecandu narkoba
18) Traumatis cinta
19) Ajakan teman
20) Tidak dipuaskan pasangan/suami

14 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
C. Akibat menjadi pelacur / PSK

Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh masyarakat dengan


cara mengutuk keras, serta memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya.
Namun demikian ada anggota masyarakat yang bersifat netral dengan sikap
acuh dan masa bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik.
Sikap menolak diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut dll. Perasaan
tersebut timbul karena prostitusi dapat mengakibatkan sebagai berikut. :

a. Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit.


Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat
mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik
yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi
berantakan.
c. Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja
dan anak-anak yang menginjak masa puber.
d. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat
terlarang (narkoba).
e. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
f. Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh
germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
g. Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.
h. Kebiasaan buruk, Badan lemas dan lelah,Badan dimanipulir dan di
eksploitasi
i. Kekerasan
j. Penghasilan lambat laun menurun
k. Usia lebih dari 30 tahun biasanya mengalami konflik jiwa

15 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
D. Masalah-masalah yang timbul dari PSK

Beberapa masalah yang timbul karena menjadi PSK, antara lain :

1) Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti, HIV/AIDS.


2) Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
3) Timbul Kekerasan
4) Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal

E. PSK Pekerjaan tak bermoral

Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan


yang tidak bermoral :

1) Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan


seks yang dianggap tidak bermoral oleh banyak agama
2) Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang
berkaitan dengan tugas reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara
bebas demi untuk memperoleh uang.
3) Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang
dibentuk melalui perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.
4) Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta
dari laki-laki (suami) mereka sekaligus pencuri hartanya.
F. Peran sebagai petugas kesehatan

Peran sebagai petugas kesehatan dalam masalah pekerja seks komersial yaitu :

1) Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-pasien yang


lain
2) Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS
3) Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru, murah dan
cobalah menjaga kelangsungan pengadaan obat
4) Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.
5) Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan

16 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seseorang menjadi PSK adalah alasan ekonomi untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tingkat pendidikan PSK sangat rendah,
sebagian besar tamatan sekolah dasar (SD) dan beberapa tidak mengenyam
pendidikan dasar sama sekali, pendidikan rendah dan minimnya keahlian dan
sempitnya lapangan pekerjaan membuat wanita nekad untuk bekerja sebagai
PSK yang rendah.

Respon masyarakat sekitar terhadap lokalisasi prostitusi, beragam ada


yang setuju karena keberadaan lokalisasi prostitusi dapat memberikan
tambahan penghasilan utama bagi pedagang dan pihak yang menyewa rumah
nya untuk praktek prostitusi, sedangkan masyarakat yang tidak setuju adanya
praktek prostitusi lebih banyak memberikan dampak buruk keresahan karena
banyak di jumpai pelanggan dan PSK selain terjadinya perzinahan dan
menimbukan suara bising akibat kendaraan maupun musik yang di putar
terlalu keras.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian bagi pemerintah, perlu adanya


peningkatan pendidikan, pelatihan keahlian, kemudian pemerintah
menyediakan lapangan kerja bagi wanita, terutama di daerah penduduk yang
banyak PSK.

Bagi masyarakat, peningkatan kesadaran bahwa lokalisasi prostitusi


adalah bagian dari penyakit masyarakat, sehingga ada upaya untuk saling
menjaga sesama anggota masyarakat dari pengaruh buruk lokalisasi
prostitusi, masyarakat mestinya dapat menerima dengan baik PSK yang
berniat untuk bertobat kembali hidup normal.

17 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s
DAFTAR PUSTAKA

Albarda (2004). Sebab akibat bayaknya pekerja PSK). From


http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&
Itemid=30, 3 August 2008

Endah (2010).permasalahan-permasalahan wanita.

http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/08/permasalahan-kesehatan-wanita-
dalam_5432.html

http://belajarpsikologi.com/memahami-gejala-penyakit-menular-seksual-pms/

18 | K e p e r a w a t a n K o m u n i t a s

Anda mungkin juga menyukai