Anda di halaman 1dari 15

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ada penanganan yang lebih lanjut bagi mereka yang

PEREMPUAN YANG DIPEKERJAKAN SEBAGAI bekerja sebagai pekeja seks komersial (PSK).5
PEKERJA SEKS KOMERSIAL 1 Indonesia sudah cukup fokus dalam
Oleh: Tamara Desintya Reggo 2 menangani pemasalahan ini salah satu bentuk
Selviani Sambali 3 penangannya ialah dengan membentuk undang-
Hironimus Taroreh 4 undang yang khusus menangani akan hal ini.
Sayangnya, dalam pelaksanaannya belum tercapai
ABSTRAK dengan baik, karena masih banyak korban yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk sudah terlanjur melakukan tindak pidana ini
mengetahui bagaimana bentuk perlindungan malahan menjadikannya sebagai pekerjaan tetap
hukum terhadap perempuan yang dipekerjakan dengan alasan untuk mempertahankan hidup dan
sebagai pekerja seks komersial di Indonesia dan menjadi sumber pendapatannya.
bagaimana implementasi perlindungan hukum
terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai B. Perumusan Masalah
pekerja seks komersil di kota/provinsi Makassar, 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum
yang dengan metode penelitian yuridis empiris terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai
disimpulkan: 1. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah pekerja seks komersial di Indonesia?
seorang wanita tuna susila yang dapat diartikan 2. Bagaimana implementasi perlindungan hukum
perempuan yang menjual dirinya dan berhubungan terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai
badan untuk mendapatkan bayaran dan hidup pekerja seks komersil di kota/provinsi Makassar?
dalam lingkungan prostitusi atau pelacuran. Dimana
pekerjaan ini sudah menjadi salah satu penyakit C. Metode Peneletian
dalam masyarakat dan sudah menjadi sejarah Metode pendekatan yang digunakan dalam
panjang dalam masyarakat. Perlindungan hukum penelitian ini adalah yuridis empiris.
yang diberikan oleh negara itu sendiri berupa hak PEMBAHASAN
kerahasiaan identitas, hak retitusi dan rehabilitasi. A. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap
2. Biasanya disetiap kota ada implementasi Perempuan yang Diperkerjakan Sebagai Pekerja
tersendiri untuk penanganan tersebut termasuk Seks Komersial
sebagai perlindungan bagi para PSK dan di kota 1. Faktor-faktor Penyebab Pelacuran
Makassar sendiri memberikan penyuluhan Banyak yang menyebabkan munculnya PSK
kesehatan berkaitan dengan akibat yang antara lain:
ditimbulkan jika terus melakukan seks bebas. 1. Faktor Ekonomi
Kata Kunci: Pekerja Seks Komersial; Tindak Pidana Faktor ekonomi adalah penyebab utama yang
Perdangan Orang; Perlindungan Hukum. biasanya memicu untuk melakukan hal tak terpuji
tersebut. Sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari
PENDAHULUAN mereka dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang
A. Latar Belakang dapat menghasilkan uang yang cukup untuk
Salah satu daerah yang menjadi fokus memenuhi kebutuhan mereka.
penelitian ini adalah kota Makassar dimana 2. Faktor Sulitnya Mendapat Pekerjaan
pemerintah mengatakan bahwa penanganan Setiap orang itu diberikan kebebasan untuk memilih
terhadap pekerja seks komersia (PSK) di provisi jenis pekerjaan yang sesuai dengan
Sulawesi Selatan masih sangat minim. Didapapatkan kemampuannya. Tetapi tidak dapat dipungkiri juga
data bahwa jumlah PSK di Makassar (Sulawesi bahwa dalam pekerjaan memiliki batasan yang
Selatan) adalah 1.122 orang pada tahun 2010, harus diperhatikan ada pekerjaan yang boleh dan
walaupun bukan daerah yang dengan jumlah PSK tidak boleh dilakukan. Namun sebenaranya
tertinggi namun menjadi pertanyaan mengapa tidak kesalahan dari PSK itu bukan sepenuhnya kesalahan
dari PSK itu sendiri, diikarenakan dalam
perbidangan ekonomi tidak berfungsi dengan baik
ditambah pembangunan perekonomian yang tidak

1 Artikel Skripsi
2Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM 18071101108 5https://nasional.kompas.com/read/2010/03/10/0922448/~Re
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum gional~Indonesia%20Timur (23 Agustus 2021 pukul 14:23
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum WITA)
merata maka semakin banyak masyarakat yang Kartono (2007) menyatakan bahwa sebagai
tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai. tindakan immoral, pelacuran yang dilakukan oleh
3. Rendahnya Pendidikan para perempuan yang memiliki usia masih muda
Tigkat pendidikan memang menjadi faktor utama umumnya disebabkan oleh: 7
dalam mencari pekerjaan jika semakin rendah a. Faktor ekonomi, karena tekanan ekonomi,
pendidikan maka akan sulit juga mendapatkan terpaksa mereka menjual diri untuk memenuhi
pekerjaan. Selain pendidikan yang rendah faktor kebutuhan hidup.
lain bahwa PSK juga biasanya tidak memiliki b. Faktor biologis atau seksual, adanya kebutuhan
keahlian khusus sehingga sangat sulit bagi mereka biologis yang besar yaitu kebutuhan seks yang
untuk mendapatkan pekerjaan yang semestinya. tinggi, tidak puas akan pemenuhan kebutuhan seks.
Dengan bermodal tubuh sajalah mereka c. Faktor sosial budaya, dapat mendukung
mendapatkan hasil untuk kehidupan sehari-hari timbulnya pelacuran yang mengakibatkan
mereka tanpa harus menunjukkan hasil belajar permasalahan pada tatanan budaya dan adat
(ijazah). 6 masyarakat.
Adapun sebab-sebab terjadinya pelacuran ini d. Faktor kebodohan sosial, karena tidak memiliki
ialah: pendidikan dan inteligensi yang memadahi sehingga
a. Rendahnya taraf kehidupan ekonomi rakyat dapat diasumsikan bahwa tingkat intelektualitaspun
b. Banyaknya pengaruh barangbarang mewah akan rendah, dengan demikian akan menimbulkan
sehingga mendorong orang untuk memilikinya. ketidakmampuan diri dalam mengikuti arus
c. Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis perkembangan sosial di segala bidang.
baik di bidang pergaulan, ekonomi, atau hubungan e. Faktor lingkungan keluarga, keluarga sebagai
seks yang tidak memuaskan. basis utama pendidikan moralitas individu akan
d. Meningkatnya film-film dan VCD porno, gambar- memegang peranan penting dalam proses
gambar cabul di masyarakat dimana penggemarnya pendewasaan diri.
sebagian besar adalah remaja sekolah. Sebab-sebab 2. Dampak Pelacur dalam Kehidupan
lainnya bisa dilihat dari faktor endogen dan Masyarakat
eksogen. Faktor endogen seperti nafsu kelamin Dampak negatif yang bersifat langsung maupun
yang besar, sifat malas dan keinginan yang besar tidak langsung yang ditimbulkan oleh praktek
untuk hidup mewah. Faktor eksogennya yaitu faktor pelacuran merupakan salah satu sumber justifikasi
ekonomis, urbanisasi yang tidak teratur, keadaan untuk menjadikan prostitusi sebagai masalah sosial,
perumahan yang tidak memenuhi syarat dan lain- sumber maksiat dan kejahatan, serta penyakit
lain. Sebab utama sebenarnya yaitu konflik mental, masyarakat yang harus diberantas. Pelacuran
situasi hidup yang tidak menguntungkan pada masa dipandang membawa beragam dampak yang tidak
anak-anak dan pola kepribadian yang kurang diinginkan terhadap berbagai aspek kehidupan
dewasa, ditambah dengan intelegensi yang rendah masyarakat. Dari sudut pandang hak asasi manusia
tarafnya. kemanusiaan, pelacuran dipandang sebagai
Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang pelanggaran hak asasi manusia dan nilai-nilai
Dasar 1945 menyebutkan “Tiap-tiap warga Negara kemanusiaan.
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak Dari aspek kesehatan, pelacuran seringkali
bagi kemanusiaan”. Hal ini berarti bahwa setiap dipandang sebagai media penyebaran penyakit
individu sebagai anggota warga Negara berhak menular berbahaya seperti HIV/AIDS, hepatitis,
untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan penyakit menular seksual, terutama untuk praktek
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, seks komersial yang tidak aman. Merujuk
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut diatas pernyataan Menteri Kesehatan Indonesia, BBC
berlaku juga bagi PSK, mengingat PSK juga termasuk Indonesia News (2012) mengungkapkan bahwa
anggota warga Negara yang mempunyai kesamaan pekerja seks dan pengguna jasa prostitusi termasuk
hak dan kewajiban seperti masyarakat lain pada kelompok yang paling rentan untuk mengidap
umumnya untuk mendapatkan pekerjaan dan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Selain
kehidupan yang layak. pihak-pihak yang terlibat langsung alam praktek
prostitusi, penularan penyakit seksual berbahaya
dan mematikan juga menulari kelompok yang
6 Abidin, Irawan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Seseorang Menjadi Pekerja Seks Komersial Di Lokalisasi Sarmi
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Diss. Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun, 2019. 7 Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.2015
dianggap ‘tidak berdosa’ seperti pasangan sah (istri) pelacuran berpotensi tinggi menjadi media bagi
pengguna jasa seks komersial. praktek-praktek kriminal yang menawarkan
Selain aspek kesehatan fisik, pelacuran juga keuntungan tinggi. Termasuk di dalamnya
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan peredaran obat-obat terlarang, premanisme,
jiwa pekerja seks. Berbagai studi menunjukkan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan oleh
bahwa pelacur seringkali mengalami tindak aparat pemerintah serta kejahatan terorganisir yang
kekerasan seksual dari konsumennya atau melibatkan jaringan baik di dalam maupun luar
mengalami kekerasan fisik, emosional dan tindakan negeri. Selanjutnya, prostitusi sangat rentan untuk
eksploitatif lainnya yang dilakukan oleh pengelola terjadinya berbagai kegiatan pelanggaran hukum
pelacuran dan atau pengguna jasa.8 lainnya seperti perdagangan perempuan dan anak,
Ketergantungan pekerja seks terhadap pemaksaan pelacuran, pelacuran anak dan
pengelola pelacuran seringkali menghambat korban kejahatan seks terhadap anak-anak, atau bentuk
untuk keluar dari kondisi kekerasan tersebut. perbudakan seks lainnya.
Pengalaman tindak kekerasan ini dapat Selain itu, biaya membeli layanan seks
mempengaruhi kesehatan jiwa/emosi korban. komersial dapat membebani kehidupan keluarga
Selain itu, dampak negatif terhadap kesehatan jiwa dan masyarakat karena menjadi penghamburan di
terkait dengan pola hidup para pelacur yang mana sumber ekonomi dialokasikan kepada aspek
umumnya terisolasi karena pembatasan- yang bersifat divestasi. Mengutip laporan
pembatasan interaksi atau mobilitas untuk Havoscope, sebuah lembaga riset aktivitas pasar
mengontrol para pekerja seks. gelap, Indonesia termasuk negara di dunia dengan
Dari aspek sosial, pelacuran dipandang pengeluaran terbesar untuk pembelian jasa seks
mengancam norma-norma sosial dan agama serta komersial yang nilainya mencapai 30 trilyun per
lembaga keluarga dan perkawinan. Pelacuran juga tahun (Koran Sindo, 2016).
dipandang dapat menggoyahkan kesakralan dan 3. Hak Untuk Meperoleh Kerahasiaan Identitas
ketahanan embaga perkawinan (misal: dan Hak Restitusi atau Ganti Rugi (UU No. 21
perselingkuhan dan perceraian ) atau menimbulkan Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak
dampak negatif terhadap perilaku seksual anggota pidana perdagangan orang)
masyarakat , termasuk para generasi muda Dalam sistem hukum nasional korban kejahatan
(demoralisasi/degradasi akhlak). Misalnya, Coleman seringkali belum mendapatkan penanganan serius.
dan Cressy (1987) memandang bahwa pelacuran Pemberian hak korban kejahatan masih minim
dapat ‘memancing” pria yang sebelumnya tidak diakomodir dalam ketentuan perundang-undangan.
tertarik menjadi tertarik pada pelacuran. Pelacuran Hakikatnya korban dari suatu tindak pidana
juga dapat menimbulkan pelabelan negatif merupakan pihak yang sangat dirugikan, mengalami
terutama kepada anak-anak yang lahir dari ibu yang penderitaan yang berkepanjangan karena trauma
berpraktek sebagai seorang pekerja seks. Stigma yang dimilikinya akibat dari tindak pidana yang
tersebut dapat saja bertahan untuk beberapa dialaminya. Korban seringkali tidak mendapat
generasi sehingga menumbuhkan diskriminasi perlindungan seperti yang diberikan oleh
terhadap pekerja seks dan keturunannya . perundang-undangan kepada pelaku kejahatan. Hal
Dari sudut pandang ekonomi, pelacuran ini tentu mengakibat saat pelaku kejahatan dijatuhi
meningkatkan biaya sosial untuk melaksanakan sanksi pidana, kondisi korban masih terabaikan
program-program penegakan hukum termasuk razia karena tidak terpenuhi hak-haknya.
atau pelayanan rehabilitasi sosial, terutama bagi Jika kita melihat dalam Undang-Undang Nomor
para pekerja seks. Pemerintah dan masyarakat juga 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
harus terlibat membiayai penyediaan pelayanan Pidana Perdagangan Orang Pasal 44 ayat (1) dan
kesehatan yang mahal untuk mengobati dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007,
merawat penderita yang mengalami penyakit- baik korban maupun keluarga korban sampai
penyakit menular berbahaya yang ditularkan dengan derajat kedua tindak pidana perdagangan
melalui praktek seks komersial. Selain itu, pelacuran orang berhak memperoleh kerahasiaan identitas
juga dipandang berdampak negatif terhadap apabila dalam memberikan keterangan ketika
berkembangnaya kriminalitas. Menurut Lim (1998), melapor mendapatkan ancaman baik fisik maupun
psikis. Sanksi yang di berikan pun cukup berat
8 Kamaliah, A. Pekerja seks rentan alami kekerasan seksual. apabila memberitahukan identitas korban atau saksi
Detikhealth, 4 September 2018. Diunduh melalui kepada media massa yaitu dipidana dengan pidana
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d- penjara minimal 3 (tiga) tahun dan maksimal 7
4196304/pekerja-seks-rentan-alami-kekerasan-seksual.
(tujuh) tahun dan pidana denda minimal 120 juta kurang mendapat perhatian masyarakat dan
rupiah dan maksimal 280 juta rupiah sesuai penegak hukum. Kasus-kasus yang tidak terungkap
penjelasan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 21 dan tidak terselesaikan banyak disebabkan oleh
Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana saksi dan korban takut memberikan kesaksian
Perdagangan Orang.9 kepada penegak hukum karena mendapat ancaman
Selain pemenuhan hak korban atas kerahasian pihak tertentu. Pelapor yang demikian itu harus
identitas, Korban atau ahli waris, juga berhak atas diberi perlindungan hukum dan kemanan yang
restitusi atau pembayaran ganti kerugian oleh memadai atas laporannya, sehingga ia tidak merasa
pelaku seperti yang termaktub pada Pasal 48 ayat terancam atau terintimidasi baik hak maupun
(1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang jiwanya.
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Hak korban atas Pasal 1 angka 2 Undang-
Sedangkan dalam Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Undang Nomor 13 Tahun 2006 menentukan bahwa
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Korban adalah seseorang yang mengalami
Tindak Pidana Perdagangan Orang serta penjelasan, penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian
ditegaskan bahwa restitusi untuk setiap korban ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
tindak pidana perdagangan orang atau ahli Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006
warisnya, berupa ganti kerugian ataskehilangan menentukan bahwa Undang-undang ini
kekayaan atau penghasilan dari si korban, memberikan perlindungan pada Saksi dan Korban
mengalami penderitaan, mengganti kerugian atas dalam semua tahap proses peradilan pidana dalam
biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau lingkungan peradilan. Ketentuan Pasal 2 ini
psikologis jika si korban mengalaminya, dipertegas oleh ketentuan Pasal 8 Undang-Undang
dan/ataukerugian lain yang diderita korban sebagai Nomor 13 Tahun 2006 yang menentukan bahwa
akibat dari pelaku yang memperdagangkan korban, perlindungan dan hak Saksi dan Korban diberikan
termasuk kehilangan harta milik si korban misalnya sejak penyelidikan dimulai dan berakhir sesuai
karena disita oleh pelaku agar si korban mau dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
menuruti perintah pelaku, biaya transportasi dasar undang-undang ini. 11
(biasanya hal seperti ini karena pelaku melakukan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
penipuan kepada si korban dan mengiming-imingi 2006 menentukan bahwa perlindungan Saksi dan
pekerjaan diluar kota, dan biaya ini sebagai biaya Korban berasaskan pada:
administrasi pekerjaan yang akan dilakukan oleh a. penghargaan atas harkat dan martabat
korban), biaya pengacara atau biaya lain yang manusia;
berhubungan dengan proses hukum atau b. rasa aman;
kehilangan penghasilan yang dijanjikan pelaku c. keadilan;
(sebagai upaya hukum korban dalam hal d. tidak diskriminatif; dan
melaporkan pelaku, biayanya ditanggung oleh e. kepastian hukum.
pelaku). Tujuan perlindungan Saksi dan Korban
4. Hak Untuk Meperoleh Kerahasiaan Identitas sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Undang-
dan Hak Restitusi atau Ganti Rugi (UU No. 13 Undang Nomor 13 Tahun 2006 adalah untuk
Tahun 2006) memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau
Di dalam Penjelasan Umum UUPSK dinyatakan Korban dalam memberikan keterangan pada setiap
bahwa keberhasilan suatu proses peradilan pidana proses peradilan pidana. Dalam memberikan
sangat bergantung pada alat bukti yang berhasil perlindungan kepada Saksi dan Korban perlu
diungkap atau ditemukan. Dalam proses diperhatikan hak Saksi dan Korban sebagaimana
persidangan, terutama yang berkenaan dengan diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13
saksi, banyak kasus yang tidak terungkap akibat Tahun 2006 sebagai berikut.
tidak adanya Saksi yang dapat mendukung tugas (1) Seorang Saksi dan Korban berhak:
penegak hukum. Padahal, adanya saksi dan korban a. memperoleh perlindungan atas keamanan
merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas
proses peradilan pidana.10 Keberadaan saksi dan dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian
korban dalam proses peradilan pidana selama ini yang akan, sedang, atau telah diberikannya;

9 Nuraeny, Henny, Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jakarta: 11 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Sinar Grafika.2018 Saksi dan Korban.
10 Atmasasmita, Romli. Perbandingan Hukum Pidana, Bandung:

Penerbit Mandar Maju.1996


b. ikut serta dalam proses memilih dan menentukan menjadi saksi adalah kewajiban bagi setiap orang.
bentuk perlindungan dan dukungan keamanan; Pada keterangan saksi dibagi menjadi 2 yaitu
c. memberikan keterangan tanpa tekanan; keterangan saksi biasa dan keterangan saksi ahli.
d. mendapat penerjemah; Jaminan bagi seorang menjadi saksi yang diatur
e. bebas dari pertanyaan yang menjerat; dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31
f. mendapatkan informasi mengenai perkembangan Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
kasus; bahwa setiap saksi memperoleh perlindungan atas
g. mendapatkan informasi mengenai putusan keamanan pribadi, keluarga, harta bendanya, dan
pengadilan; bebas dari ancaman yang berkenaan dengan
h. mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan; kesaksian yang akan, sedang, atau telah
i. mendapat identitas baru; diberikannya serta memberikan keterangan tanpa
j. mendapatkan tempat kediaman baru; tekanan.
k. memperoleh pergantian biaya transportasi sesuai Dalam Peraturan KAPOLRI No. 17 Tahun 2005
dengan kebutuhan; tentang Tata Cara Perlindungan Khusus terhadap
h. mendapat nasihat hukum; dan/atau Pelapor dan Saksi khusus terhadap pelapor, saksi
i. memperoleh bantuan biaya hidup sementara dan keluarganya meliputi beberapa hal12, yaitu :
sampai batas waktu perlindungan berakhir; Pertama, perlindungan atas keamanan pribadi dari
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ancaman fisik dan mental. Kedua, perlindungan
diberikan kepada Saksi dan/atau Korban tindak terhadap harta.
pidana dalam kasus-kasus tertentu sesuai dengan Ketiga, perlindungan berupa kerahasiaan dan
keputusan LPSK. penyamaran identitas.
Korban dalam pelanggaran hak asasi manusia yang Keempat, pemberian keterangan tanpa
berat, berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor bertatap muka (konfrontasi) dengan tersangka atau
13 Tahun 2006, selain berhak atas hak sebagaimana terdakwa pada setiap tingkat pemeriksanaan
dimaksud dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 perkara.
Tahun 2006, juga berhak untuk mendapatkan Salah satu contoh berupa larangan bagi
bantuan medis dan bantuan rehabilitasi psiko- siapapun untuk membocorkan nama pelapor atau
sosial. Selanjutnya Pasal 7 Undang-Undang Nomor kewajiban merahasiakan nama pelapor disertai
13 Tahun 2006 menentukan: dengan ancaman pidana terhadap pelanggarannya.
(1) Korban melalui LPSK berhak mengajukan ke Semua saksi, pelapor dan korban memerlukan
pengadilan berupa: perlindungan hukum ini.
a. hak atas kompensasi dalam kasus pelanggaran Selain pemenuhan hak korban atas kerahasian
hak asasi manusia yang berat; identitas, Korban atau ahli waris, juga berhak atas
b. hak atas restitusi atau ganti kerugian yang restitusi atau pembayaran ganti kerugian oleh
menjadi tanggung jawab pelaku tindak pidana. pelaku. Pemberian Restitusi diatur dalam Pasal 20
(2) Keputusan mengenai kompensasi dan s.d. Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun
restitusi diberikan oleh pengadilan; 2008 Tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian Bantuan Kepada Saksi dan Korban. Dalam Peraturan
kompensasi dan restitusi diatur dengan Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai tata cara pengajuan
Pemerintah. permohonan kompensasi, restitusi dan bantuan
kerahasiaan Identitas, berdasarkan UU diatas kepada Saksi dan Korban. Permohonan untuk
jelas bahwa mereka punya hak untuk menerima memperoleh Restitusi diajukan oleh Korban,
rasa aman, memberikan pernyataan tanpa tekanan Keluarga, atau Kuasanya dengan surat kuasa khusus
dan sebagainya. Inipun berlaku bagi para pekerja secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
seks komersial yang menjadi korban para oknum kertas bermeterai cukup kepada pengadilan melalui
yang tidak bertangungjawab mereka berhak untuk LPSK sebelum atau setelah pelaku dinyatakan
merahasiakan identitas mereka ketika itu menjadi bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
salah satu hal yang membuat mereka merasa telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Apabila
terlindungi atau aman. Para korban berhak untuk permohonan Restitusi diajukan pada saat
menuntut kepada pihak yang berani untuk perkaranya telah diputus pengadilan dan telah
membocorkan identitas mereka kepada publik. memperoleh kekuatan hukum tetap, permohonan
Hak atas kerahasian identitas ini juga berkaitan
dengan pasal 1 ayat 5 UU Nomor 31 tahun 2014
12 Prodjodikoro Wirjono, Hukum Acara Pidana Indonesia,
atas perubahan UU Nomor 13 tahun 2006 dimana
Sumur, Bandung.1983
Restitusi harus dilampiri kutipan putusan Menurut Jones dkk. (1998), Indonesia dapat
pengadilan tersebut. Dalam waktu paling lama 7 digolongkan sebagai negara yang menerapkan
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan pendekatan quasi-legalized karena ‘’melegalkan’’
Restitusi diterima, apabila terdapat prostitusi yang berada di lokalisasi pelacuran.14
kekuranglengkapan permohonan Restitusi, LPSK Lokalisasi yang terdaftar diwajibkan untuk
memberitahukan secara tertulis kepada pemohon melaporkan jumlah pekerja seks beserta ata
untuk melengkapi permohonan tersebut. Dalam demografi mereka. Para pekerja seks juga
waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan
sejak tanggal pemohon menerima pemberitahuan secara teratur dan mendapatkan pembinaan dari
dari LPSK, pemohon wajib melengkapi permohonan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Pendekatan ini
jika tidak maka pemohon dianggap mencabut dianggap Indonesia sebagai paling masuk akal
permohonannya. Apabila berkas permohonan karena pemberantasan pelacuran dianggap tidak
Restitusi dinyatakan lengkap, LPSK segera memungkinkan. Karenanya kebijakan sosial dalam
melakukan pemeriksaan substantif. Hasil penanganan komersialisasi seks berfokus pada
pemeriksaan permohonan Restitusi ditetapkan pekerja seks. Salah satu kebijakan atau program
dengan Keputusan LPSK, disertai dengan sosial yang langsung terkait dengan penanganan
pertimbangan dan rekomendasi untuk pelacuran di Indonesia berbentuk rehabilitasi atau
mengabulkan permohonan atau menolak resosialisasi atau re-edukasi pekerja seks/ mantan
permohonan Restitusi.13 pekerja seks yang dilaksanakan oleh Kementrian
Dalam hal permohonan Restitusi diajukan Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat
berdasarkan putusan pengadilan yang telah Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
memperoleh kekuatan hukum tetap dan pelaku Perdagangan Orang.
tindak pidana dinyatakan bersalah, LPSK Keberadaan lokalisasi bagi wanita tuna susila
menyampaikan permohonan tersebut beserta merupakan upaya pemerintah untuk mengisolasi
keputusan dan pertimbangannya kepada mereka guna memudahkan rehabilitasi. Namun hal
pengadilan yang berwenang. Apabila permohonan itu bukan berarti negara melegalkan prostitusi.
Restitusi diajukan sebelum tuntutan dibacakan, Salah satu contoh yang boleh kita lihat secara
LPSK menyampaikan permohonan tersebut beserta langsung adalah lokalisasi yang terjadi di Manado.
keputusan dan pertimbangannya kepada penuntut Sekali lagi, sejak negara Indonesia diproklamirkan
umum. Penuntut umum dalam tuntutannya pemerintah terus mengupayakan pemberantasan
mencantumkan permohonan Restitusi beserta prostitusi melalui berbagai regulasi, namun faktanya
Keputusan LPSK dan pertimbangannya. Salinan prostitusi sulit diberantas bahkan dari tahun ke
surat pengantar penyampaian berkas permohonan tahun terjadi peningkatan kuantitas bahkan kualitas
dan pertimbangan disampaikan kepada Korban, praktik prostitusi. Prostitusi online yang
Keluarga atau Kuasanya, dan kepada Pelaku tindak memanfaatkan kemajuan teknologi aplikasi
pidana dan/atau pihak ketiga. merupakan bukti peningkatan kualitas praktik
Rena Yulia (2013, h. 60) merumuskan lima prostitusi tersebut.
tujuan darikewajiban pelaku membayar restitusi Saatnya pemerintah termasuk pemerintah kota
yaitu: meringankan penderitaan korban tindak Manado mengambil langkah pencegahan paling
pidana ini termasuk prostitusi, sebagai unsur yang tidak pengendalian praktik prostitusi. Lokalisasi
meringankan hukuman yang akan dijatuhkan Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerja Seks
kepada pelaku, sebagai salah satu cara Komersial (PSK) patut dipertimbangkan menjadi
merehabilitasi terpidana agar setelah menjalani salah-satu solusi pengendalian, termasuk
masa hukumannya pelaku tidak mengulangi tindak pencegahan penyakit menular HIV-AIDS. Lokalisasi
pidana ini lagi sehingga ada efek jera, yang dimaksud adalah melegalkan praktik prostitusi
mempermudah proses peradilan, dapat mengurangi dengan cara melakukan lokalisasi di tempat-tempat
ancaman atau reaksi masyarakat dalam bentuk tertentu sambil memperhitungkan kondisi sosial
tindakanbalas dendam kepada pelaku maupun kawasan.
korban.
5. Rehabilitasi Pekerja Seks Komersial (
Rehabilitas Kesehatan dan Sosial ) 14 Nurbaini, N. Social Rehabilitation for Commercial Sex Worker,
Is It Still Significant?. {International Journal of Management
13Nawawi Arief, Barda, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Science and Business Administration, 2017) 3(5), 44-49.
Penerbit PT.
Citra Aditya Bakti.2003
Lokalisasi WTS/PSK di Kota Manado perlu dilakukan memulihkan kondisi seseorang yang disebabkan
bertujuan untuk mengendalikan bahkan bisa oleh berbagai sebab, seperti kekerasan, trauma, dan
mencegah masyarakat menjadi pelaku prostitusi. lain sebagainya yang mengakibatkan seseorang
Lokalisasi akan memperkecil wanita menjadi PSK (biasanya korban dan saksi) menjadi terganggu
termasuk lelaki hidung belang pengguna jasa, kondisi fisik maupun psikisnya.15
karena sebenarnya masyarakat Minahasa (termasuk Rehabilitasi yang dimaksud adalah berupa
orang Manado) memiliki sifat malu sangat tinggi. rehabilitasi kesehatan (baik fisik maupun psikis),
Namun faktanya prostitusi sudah menjamur karena rehabilitasi sosial (diharapkan dapat diterima
pelaku prostitusi di Manado merasa nyaman kembali oleh masyarakat tanpa dihina dan diejek
dengan status “abu-abu”. Artinya, mereka tidak sebagai korban tindak pidana yang masih dianggap
merasa sebagai PSK karena tidak diketahui orang tabu oleh masyarakat), pemulangan (ketempat asal
lain. Melalui lokalisasi akan memisahkan si korban, baik yang didalam negeri maupun diluar
masyarakat pekerja seks dengan pekerja normal negeri), dan reintegrasi sosial dari pemerintah
lainnya. apabila yang bersangkutan mengalami penderitaan
Referensi dari lokalisasi PSK bisa meniru negara baik fisik maupun psikis akibat tindak pidana yang
Malaysia. Negara ini melakukan penerapan hukum dialaminya seperti yang termaktub dalam Pasal 51
syariat ketat paling tidak dibandingkan Indonesia ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
yang tidak menerapkan hukum agama atau syariat tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
agama kecuali di Daerah Istimewa Aceh. Namun Orang.
lokalisasi PSK dilakukan di Malaysia sama halnya Pelaksanaan rehabilitasi ditujukan kepada
negara jiran ini juga melegalkan aktivitas judi kelas pekerja seks yang berniat untuk meninggalkan
atas yakni kasino di Genting Highland. Chowkit pekerjaannya dan beralih profesi serta berintegrasi
adalah nama kawasan di Kualalumpur, ibukota kembali ke dalam masyarakat luas namun
Malaysia yang merupakan lokalisasi PSK terbesar di terkendala oleh kepercayaan diri atau kemampuan
Malaysia. lainnya. Rehabilitasi tersebut berbasis panti
Pertanyaannya, apakah lokalisasi memungkinkan (residence) di mana para peserta diwajibkan tinggal
dilakukan di Kota Manado? Tentu dasar regulasi di suatu asrama sekitar 3 sampai dengan 6 bulan
paling kuat adalah Peraturan Daerah (Perda). untuk mendapatkan pembinaan mental, sosial, fisik,
Namun, apakah Pemerintah dan DPRD berani dan keterampilan kerja untuk mengubah cara
melakukannya? Mestinya bisa! Berfilosofi pada pandang mereka tentang prostitusi dan
Undang-Undang Otonomi Daerah mestinya mempersiapkan mereka untuk meninggalkan
pemerintah dan masyarakat di kabupaten dan kota pekerjaan sebagai pekerja seks dan berintegrasi
harus mampu meminimalisir permasalahan tentu dengan masyarakat. Keterampilan yang dipelajari
melalui regulasi sesuai ke-khasan daerah masing- dalam proses rehabilitasi diharapkan dapat
masing. didayagunakan sebagai sumber penghasilan untuk
Intinya, manusia hanya memiliki dua pilihan yakni menjalani kehidupan.
hidup atau mati, setuju atau tidak setuju, kiri atau Rehabilitasi pekerja seks dilaksanakan oleh unit
kanan. Selama ini kita terbiasa dengan tidak berani pelaksana teknis di tingkat nasional maupun tingkat
mengambil pilihan sehingga pilihan paling sering daerah. Saat ini ada lebih dari 20 panti rehabiltasi
diambil adalah warna abu-abu, bukan hitam bukan perempuan pekerja seks yang tersebar di berbagai
juga putih. provinsi di Indonesia (Balai/ Panti Sosial Karya
Rehabilitasi merupakan serangkaian aktivitas Wanita). Pelaksanaan rehabilitasi pekerja seks yang
pelayanan yang ditujukan untuk memulihkan dan diselenggarakan pemerintah secara luas
mengembangkan kemampuan seseorang yang menunjukkan keseriusan pemerintah untuk
mengalami disfungsi sosial sehingga dapat membantu para mantan pekerja seks untuk lebih
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar (Sinla berdaya sehingga dapat hidup normal di dalam
Eleo, 2017, h. 126). Dalam perspektif yuridis masyarakat.
rehabilitasi dimaknai sebagai pemulihan dari Beberapa penulis mengkaji model-model
gangguan terhadap kondisi fisik, psikis, dan sosial konseptual yang dapat dijadikan rujukan untuk
agar dapat melaksanakan perannya kembali secara membangun intervensi untuk membantu pekerja
wajar baik dalam keluarga maupun dalam seks meninggalkan profesinya, namun sangat sedikit
masyarakat (Pasal 1 angka 14 Undang-Undang yang melaksanakan kajian empirik terhadap model-
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang).
Dengan kata lain, rehabilitasi adalah upaya untuk
15Ibid.
model tersebut. Beberapa kajian yang ada pekerja seks di Indonesia. Pertama, rehabilitasi
umumnya dilakukan di negara-negara Barat belum bersifat holistic ditandai dengan orientasi
terhadap pelacuran di jalanan (street prostitution). panti (panti sentris) dan kurangnya koordinasi lintas
Dengan kata lain tidak mudah untuk menemukan departemen karena pelimpahan tugas rehabilitasi
model seperti apa yang paling efektif untuk dipusatkan pada satu departemen saja, dalam hal
membantu para pekerja seks untuk beralih profesi ini Departemen Sosial. Kedua, kurangnya
namun beberapa praktik terbaik mungkin dapat keterlibatan penanganan antara daerah asal pelacur
dijadikan rujukan oleh pemerintah Indonesia untuk dan daerah tujuan kerja pekerja seks. Pemulangan
mendesain program rehabilitasi yang efektif. 16 pekerja seks yang telah dibina ke daerah asalnya
Beberapa fakta menunjukkan bahwa memerlukan follow-up yang sistematis oleh
rehabilitasi pekerja seks belum didasarkan pada pemangku kepentingan di daerah asal sehingga
prinsip saling percaya. Penelitian Nurbaini (2017) efektivitas pembinaan dapat dicapai. Ketiga, upaya-
menunjukkan pola komunikasi yang bersifat satu upaya razia yang tidak jelas tujuan dan sasarannya.
arah antara penyedia layanan di panti dengan WTS Keempat, kurangnya keterlibatan ahli psikologi dan
yang mengikuti rehabilitasi di panti sosial di ahli pendidikan dalam proses rehabilitasi. Kegiatan
Sumatera Utara mempengaruhi efektivitas layanan. rehabilitasi atau re-eduasi memang mensyaratkan
Program kegiatan dan aturan-aturan yang keterlibatan berbagai profesi yang relevan (lintas
diberlakukan dalam proses rehabilitasi sepenuhnya profesi).
ditentukan oleh panti tanpa pernah Salah satu contoh kasus yang berkaitan dengan
mempertimbangkan aspirasi dan kebutuhan hak yang diperoleh oleh para korban pekerja seks
peserta. komersial adalah LPSK Dampingi Psikologis 10 ABG
Berbagai kajian mendiskusikan kompleksitas Dijadikan PSK di Kafe Remang-remang Jakut dimana
dalam rehabilitasi pekerja seksual mengingat cukup Wakil Ketua LPSK Antonius PS Wibowo menyatakan
banyak peserta rehabilitasi yang kembali menjadi mendukung aparat penegak hukum memproses
pekerja seks setelah menjalani program karena para pelaku perdagangan dan eksploitasi anak di
adanya bebagai hambatan pada aspek individual, bawah umur itu. Dukungan itu termasuk kesiapan
relasi, dan structural. Misalnya, perasaan malu dan LPSK memberikan perlindungan kepada anak
bersalah, perasaan rendah diri, penolakan keluarga, korban sesuai Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-Undang
terbatasnya jaringan sosial, stigma dan diskriminasi Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
masyarakat, rendahnya keterampilan kerja, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
ketidakberdayaan ekonomi, dan kesulitan Perlindungan Saksi dan Korban. Kasus ini akan
mengakses pelayanan sosial (Baker dkk, 2010). Pada diproses berdasarkan UU TPPO, kata Antonius,
tahun 2012, media masa dan elektronik ramai polisi dapat langsung memintakan perlindungan
memberitakan sebagian besar pekerja seks yang bagi anak korban kepada LPSK. Namun jika diproses
sedang mengikuti pembinaan di sebuah panti menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak,
rehabilitasi di Jakarta melarikan diri dibantu oleh LPSK berharap elemen masyarakat yang peduli
para mucikari. Hal ini menggambarkan betapa dengan perlindungan anak seperti lembaga
kuatnya tantangan untuk mengurangi praktek swadaya masyarakat (LSM) maupun lembaga
pelacuran di masyarakat. Kurangnya daya tampung bantuan hukum (LBH) bersedia menjadi
dan keberadaan panti rehabilitasi yang ada juga pendamping dan memintakan perlindungan ke
dipandang sebagai salah satu kendala dalam upaya LPSK.
rehabilitasi PSK (Republika, 2018).
17
Koenjoro (1999) menegaskan beberapa B. Implementasi perlindungan hukum terhadap
kelemahan yang masih terjadi dalam penanganan perempuan yang dipekerjakan sebagai pekerja
seks komersil di kota/provinsi Makassar
1. Gambaran Kota Makassar (Letak Geografi dan
16 Rusyidi, Binahayati, and Nunung Nurwati. "Penanganan Topografi)
Pekerja Seks Komersial di Indonesia." Prosiding Penelitian dan
Kota Makassar adalah sebuah kotamadya dan
Pengabdian kepada Masyarakat 5.3
(2019):303https://scholar.archive.org/work/6pudfuzda5fczag sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan,
ogg7tbozqia/access/wayback/http://jurnal.unpad.ac.id/prosi kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8´S
ding/article/download/20579/pd. 199°25´E Koordinat: 5°8´S 199°25´E, di pesisir barat
17 Koentjoro, K. Pelacuran Sebuah Fenomena Sosial Multi
daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat
Perspektif. 2013 Diunduh
melaluihttp://koentjoropsy.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploa
Makassar. Kota Makassar (Macassar, Mangkasar,
ds/Pelacuran_Dinso.pdf
Ujung Pandang (1971-1999)) adalah salah satu kota melakukan hal tersebut anak itu tidak mendpatkan
metropolitan di Indonesia dan sekaligus sebagai ibu upah yang dijanjikan oleh pelaku prostitusi itu.
kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar Malahan biasanya hanya diberikan Rp.300.000,’ saja
merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan yang pada akhirnya dia melaporkan hal tersebut
terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai pusat pertama kali kepada kakaknya dan dilanjutkan
pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota kepada pihak kepolisian.
Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan 2. Profil Jalan Nusantara Sebagai Tempat
jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan Prostitusi
pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan Sudah menjadi rahasia umum bahwa jalan
penumpang baik darat, laut maupun udara dan Nusantara yang terletak tepat di depan atau
pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. pelabuhan laut Seokarno-Hatta ini, menjadi pusat
Penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat hiburan malam di kota Makassar dengan kata lain
sebanyak 1.339.374 jiwa yang terdiri dari 661.379 sudah menjadi salah satu tempat terbesar prostitusi
laki-laki dan 677.995 perempuan. Sementara itu di Makassar dan di wilayah Sulawesi Selatan. Lokasi
komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ini sudah menjadi ikon lengkap dengan perempuan
ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin penduduk kupu-kupu malam yang lebih dikenal dengan
kota Makassar, yaitu sekitar 92,17 % yang berarti sebutan PSK (pekerja seks komersial).
setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk Konon, kawasan prostitusi di Makassar sudah
laki-laki. Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku ada sejak tahun 1980-an. Lokasi prostitusi yang
Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, sudah berdiri lebih dari 30 tahun itu awalnya berada
Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.18 di tepi pantai depan Benteng Fort Rotterdam, Jalan
Ada beberapa contoh kasus yang berkaitan Pasar Ikan. Tempat prostitusi itu dulunya dikenal
dengan PSK itu sendiri terlebih khusus yang ada di sebagai Jambatan Bassi (Jambas). Jambas
kota Makassar. Pertama, pada saat dinas sosial merupakan jembatan besi yang menjulur ke luar
melakukan razia terhadap pasangan muda-mudi dari tepi ke laut sepanjang ratusan meter. Di tempat
yang sedang malakukan hal mesum di salah satu itulah, para PSK mangkal dan menjajakan dirinya
wisma di Makassar, mereka mendapati 3 orang kepada pria hidung belang. Pada tahun 1990-an,
anak dibawah umur yang berprofesi sebagai pekerja Jambas dirobohkan dan para PSK pindah mangkal ke
seks komersial. Dua diantara PSK tersebut berumur depan Pelabuhan Soekarno Hatta yang hanya
15 tahun dan satu orang lainnya berumur 12 tahun. berjarak sekitar satu kilometer dari Jambas.
Mereka sudah cukup lama melayani pria-pria Pekerja seks itu lalu nongkrong di gang-gang
hidung belang dan yang menjadi mucikarinya atau kecil yang sepi dan gelap. Beberapa di antaranya
pelaku adalah anak laki-laki yang masih dibawah mendirikan tenda-tenda untuk berjualan untuk
umur juga. Mereka melakukan profesi tersebut menutupi kedok yang lebih dikenal sebagai warung
dikarenakan putus sekolah. remang-remang. "Dulu dikenal sebagai Jambas dan
Kedua, berawal dari adanya laporan tidak sedikit pria datang. PSK itu dulu didampingi
penganiayaan salah satu dari dua remaja yang oleh germonya. Jadi kalau ada yang berhubungan
berada dalam salah satu kamar di apartemen Jl seks, pria hidung belang itu terlebih dahulu
Boulevard, Makassar. Saat diamankan oleh unit berenegosiasi harga dengan germo masing-masing
Reskrim Polsek Panakukkang, mereka mendapati PSK," kata warga Makassar yang kerap mangkal di
adanya alat kontrasepsi dan aplikasi MiChat yang depan Benteng Fort Rotterdam, Jumat (5/6/2015).
kerap digunakan berenego untuk layanan seks Dianggap jorok dan seringnya terjadi keributan,
komersial dan mereka mengaku bahwa sudah lama menjadi alasan pemerintah kala itu merobohkan
menjalakan profesi mereka di dalam kamar jembatan besi yang dijadikan tempat mangkal PSK.
tersebut.19 Dari situlah, beberapa pengusaha hiburan melihat
Ketiga, seorang anak dibawah umur berinisial peluang bisnis prostitusi dengan menyediakan
M melaporkan kejadian yang terkait dengan dirinya tempat berupa ruko berlantai tiga di sepanjang
yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial. Dia Jalan Nusantara. Di ruko itu, terdapat fasilitas
hampir setiap harinya melayani 4 pria hidung belang beberapa kamar berukuran kecil yang dilengkapi
dimana anak tersebut dijanjikan mendapat 15 juta kasur. Di dalam kamar yang terletak di lantai 2 dan
per harinya tetapi selama beberapa hari telah 3, terdapat tempat cuci-cuci dan disediakan air
dalam ember lengkap dengan sabunnya. Ratusan
18 https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22 PSK di puluhan tempat prostitusi di sana berasal
19 https://news.detik.com/berita/d-5306705/polisi-tetapkan-3-
tersangka-kasus-remaja-di-makassar-dijebak-jadi-psk
dari berbagai daerah di Indonesia, namun Dari jawaban tersebut dapat dikatakan
didominasi pekerja seks dari Jawa. 20 bahwa ketertarikan seorang terhadap pekerjaan
Mereka beroperasi pada malam hari, dan tersebut sangat tinggi dengan hitungan tahun sudah
tinggal di penampungan saat siang hari. Usia PSK di mencakup waktu yang lama untuk tekun dalam
tempat ini bervariasi mulai yang muda hingga pekerjaan tersebut. Kebutuhan hidup yang semakin
hampir tua. Tarif kencan di sana pun berbeda-beda. banyak nyatanya tidak selalu diimbangi dengan
Apalagi jika ingin berkencan di luar, pria hidung keuangan keluarga. Jalan yang dianggap mudah
belang harus membayar mahal dan menjamin untuk memperoleh uang banyak adalah menjadi
keselamatan PSK. Makanya, jika siang hari rata-rata PSK.
ruko di Jalan Nusantara tutup. Menjelang malam, Kedua, “mengapa anda memilih pekerjaan
barulah kawasan itu menggeliat. Tempat prostitusi ini?” pertanyaan ini didasarkan pada banyaknya
di Jalan Nusantara terus bertambah hingga dikenal faktor pendorong yang menjadikan seseorang ingin
menjadi kawasan esek-esek. Kawasan yang sudah menjadi PSK. Tidak sedikit dari mereka pasti
bertahan puluhan tahun itu, dalam waktu dekat menyadari hal tersebut dan menjadikan alasan
akan ditutup dan dijadikan lokasi wisata kuliner oleh utama mereka untuk menjadi seorang PSK. Oleh
pemerintah setempat. karena itu peneliti telah mendapatkan jawaban dari
3. Narasumber Penelitian ketiga informan sebagai berikut22:
a. PSK (Pekerja Seks Komersial) Ketlyn, “pertama karena diajak teman sempat tolak
Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah karena menurut saya tidak etis kerja seperti ini tapi
para pekerja yang bertugas melayani aktivitas sempat berpikir bahwa saya tidak kuliah tidak ada
seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah penghasilan sama sekali jadi saya coba-coba saja eh
atau uang dari yang telah memakai jasa mereka akhirnya keterusan sampe sekarang dan semudah
tersebut. Pekerja Seks Komersial itu menjadi pelaku itiu dapat uang padahal kerjanya cuma layani orang
utama dalam tindak pidana prostitusi dan setidaknya sudah tidak minta-minta ke orang tua
perdagangan orang, mereka menjadi saksi sekaligus dan bisa penuhi kebutuhan sendiri”
korban dalam tindak pidana ini. Seperti yang kita Vani, “kalau saya karena gampang dapat uang
ketahui bahwa banyak faktor yang mendorong tidak perlu susah-susah tinggal tawarkan diri dapat
mereka untuk menjadi seorang PSK dan tidak sedikit uang semudah itu. Terus kerjanya juga enak sih
dari mereka menjadikan faktor ekonomi yang sulit santai, saya juga senang kerja dengan profesi ini
menjadi faktor utama mereka. awalnya itu dijak teman ke club malam kemudian
Dalam penelitian ini salah satu pengumpulan ketemu salah satu kakak di club tersebut ditawari
datanya adalah dengan wawancara, dan berhasil dan akhirnya coba.”
mewawancarai 3 orang PSK yang saat ini atau Seli, “pertama karena mudah mendapatkan uang,
pernah melangsungkan pekerjaan mereka menjadi kedua itu karena susah cari kerja dan kondisi
seorang PSK di jalan Nusantara yang menjadi pusat keuangan saya sedang tidak stabil saat itu apalagi
hiburan malam di kota Makassar. Ada 5 pertanyaan hubungan sedang tidak bagus dengan orang tua
yang telah disusun dan diajukan kepada informan juga, jadi saya pilih keluar dari rumah, akhirnya
diantaranya21: lulus kuliah tinggal sama teman bisa dikatakan
Pertama, “sudah berapa lama anda menjadi kalau teman saya ini salah satu PSK, mau tidak mau
seorang PSK?” pertanyaan ini didasarkan pada saya diajak sama teman saya untuk coba disitu
keingintahuan peneliti apakah mereka betah memang saya sudah stress bagaimana caranya
terhadap pekerjaan yang mereka tekuni pada saat dapatkan uang akhirnya saya ikut teman saya dan
ini dan menurut jawaban dari 3 informan sebagai akhirnya 2 tahun saya kerja itu.”
berikut: Dapat disimpulkan bahwa memang faktor
Ketlyn (20 tahun) “ kalau saya sudah sekitar pendorong yang dikemukan oleh para ahli sangat
1,5 tahun”, banyak dan biasanya faktor utama adalah ekonomi
Vita (22 tahun) “Sekitar 1 tahun pas pandemi dan sulit. Namun sebenarnya ada juga yang hanya
susah untuk cari uang padahal banyak kebutuhan karena ingin coba karena ajakan temanlah yang
dan kebetulan saya jauh dari orang tua”, dan mempengaruhi mereka untuk menjadi seorang PSK.
Seli (25 tahun) “Saya pernah menjadi PSK sekitar 2 Tidak dapat dipungkiri memang bahwa dorongan
tahunan lumayan lama memang” dari teman itu menjadi salah satu faktor terkuat
untuk menjadi seorang PSK.
20https://regional.kompas.com/read/2015/06/05/14521621/Be

ginilah.Asal.Mula.Kawasan.Prostitusi.di.Jalan.Nusantara.
21 Hasil wawancara 22 Hasil wawancara
Ketiga, “apakah anda mengetahui bentuk para PSK dengan lingkungannya. Jawabannya
perlindungan yang diberikan pemerintah kepada sebagai berikut:
para PSK berkaitan dengan pekerjaan ini?” Ketlyn, “sering dicerita sama tetangga terus tidak
pertanyaan ini didasarkan pada keingintahuan ada teman kalau di kos palingan cuma teman saya
peniliti apakah para PSK ini tahu jika mereka yang itu saja tapi jarang cerita juga soalnya punya
dilindungi oleh negera jika terjadi sesuatu terhadap kesibukan sendiri.”
mereka. Berikut jawaban dari ketiga informan Vani, “karena terlanjur kerja begini jadi pasti dijauhi
tersebut: teman-teman terus tidak diterima sama orang tua
Ketlyn, “tidak tahu” sendiri.”
Vani, “kurang tahu juga” Seli, “waktu itu yang ku rasa memang hubungan
Seli, “kalau tidak salah rehabilitas mungkin, itu sih saya sama orang tua semakin jauh, sudah jadi
yang pernah kudengar” bahan cerita dikampung mau curhat tapi malu juga
Dapat ditarik kesimpulan bahwa memang kalau mau cerita ke orang lain.”
tidak banyak dari para PSK tahu perlindungan apa Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
yang diberikan oleh negara dan memang sangat mempengaruhi kehidupan sosial mereka karena
jarang hal ini dibahas oleh pemerintah atau jarang profesi tersebut adalah dijauhi oleh orang-orang
adanya penyuluhan terkait pekerjaan tersebut dan tidak punya relasi yang besar sehingga untuk
kepada masyarakat. Menjadi salah satu faktor bisa bebas dari pekerjaan itu dengan mudah.
penyebab mengapa banyak yang gegabah tanpa b. Masyarakat
pikir panjang untuk menjadi PSK dan Masyarakat adalah sekumpulan individu-
mempertahankan status tersebut karena mereka individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk
tidak tahu apa-apa soal dampak lalu apa yang bisa memperoleh kepentingan bersama yang telah
mereka terima jika sudah terlanjur menjadi seorang memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan
PSK. adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Dari
Keempat, “jika ada jaminan bahwa PSK akan pengertian tersebut diketahui bahwa masyarakat
diberikan pekerjaan yang lain apakah anda bersedia itu hidup yang di dalamnya beragamam jenis, sifat
meninggalkan pekerjaan ini?” pertanyaan ini orang bahkan pekerjaan yang berbeda pula. Tidak
disadasarkan pada kenyataannya tidak semua dapat dipungkuri para PSK juga ini hidup dalam
korban menginginkan menjadi seorang PSK. Oleh masyarakat itu sendiri, mau tidak mau harus
karena itu peniliti mencoba mempertanyakan hal menerima setiap hal yang terjadi di dalamnya.
tersebut kepada informan dan demikian jawaban Seperti yang kita ketahui masyarakat sudah
mereka: tidak asing dengan profesi PSK dan banyak dari
Ketlyn, “Mau, siapa yang tidak mau pekerjaan mereka tidak peduli jika ada dari antara masyarakat
halal.” lingkungan tempat tinggal mereka merupakan PSK.
Vani, “Mau cuma lihat dulu apa kerjanya kalau Malahan hanya menjadi buah biar dan bahan ejakan
tidak banyak penghasilannya mending tetap seperti dari masyarakat saja. Maka dari itu kita akan
ini.” melihat seberapa pengetahuan masyarakat
Seli, “Mau, karena sebenarnya saya tau bahwa terhadap PSK itu sendiri dan apa yang mereka
pekerjaan itu salah untungnya sekarang ada yang ketahui terkait perlindungan hukum yang diberikan
baik carikan saya pekerjaan dan berhenti jadi PSK.” pemerintah untuk mereka. Ada 5 pertanyaan yang
Dapat dikatakan bahwa tidak semua diajukan peniliti dalam pengumpulan data dari
memang ingin menjadi PSK hanya karena masyarakat itu sendiri. Disini yang menjadi
keterpaksaan yang membuat mereka mau tidak informan ada 5 orang penduduk asli Makassar yang
mau menerima profesi itu dengan tujuan melihat secara langsung fenomena yang terjadi
melanjutkan hidup mereka. Namun yang menjadi dalam pemerintah di kota mereka baik itu kinerja
masalah juga pada kenyataanya belum ada solusi yang dilakukan pemerintah terhadap PSK dan apa
pada kelanjutan hidup mereka jika meninggalkan yang mereka ketahui terkait dengan profesi PSK itu
pekerjaan itu. sendiri. Berikat uraian pertanyaan yang diberikan:
Kelima, “bagaimana pekerjaan ini Pertama, “Apa yang mereka ketahui mengenai
mempengaruhi aspek kehidupan sosial anda?” Pekerja Seks Komersial atau yang biasa disebut
pertanyaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa dengan PSK”?, dari 5 informan tersebut masing-
perlindungan yang diberikan oleh negara biasanya masing memberikan jawaban sesuai dengan apa
tidak berjalan sesuai dengan semestinya sehingga yang mereka ketahui tentang profesi tersbut.
menimbulkan adanya kesenjangan sosial antara
Nurfadillah, “suatu pekerjaan melakukan hubungan dicontohi namun selagi hal itu tidak mengganggu
seksual yang bertujuan untuk mendapatkan upah.” akan kehidupan mereka itu tidak masalah. Hanya
Asreaini, “seseorang yang bekerja sebagai pemuas saja mereka sangat menyayangkan bahwa hal itu
kebutuhan rohani orang lain, bisa kenalan maupun harus dijadikan sebagai suatu pekerjaan yang
orag yang tidak dikenal.” nantinya itu hanya merugikan diri mereka sendiri
Tafdila Lliniza, “yang saya ketahui mengenai PSK baik itu fisik mereka dan dampak terhadap
adalah mereka yang tidak punya pilihan lain kehidupan sosial mereka.
mencari biaya (instan) untuk menyambung hidup.” Ketiga, “menurut anda apakah perlu adanya
Nur hikmah, “yang saya ketahui tentang PSK yaitu perlindungan (fisik, psikis dan materi) bagi mereka
pekerja seks bebas, yang dimana banyak dari yang sudah menjadi mantan PSK?”, dari 5 informan
mereka terpaksa melakukan hal ini dikarenakan tersebut masing-masing memberikan jawaban
desakan hidup, mereka dapat menjual tubuhnya sebagai berikut:
dengan maksud dan tujuan tertentu.” Nurfadillah, “perlu”
Elizabeth Palamba, “pekerjaan yang hanya Asreaini, “setiap pekerjaan tentu harus memilki
dilakukan oleh beberapa perempuan.” perlindungan tunjangan setelah bekerja, tetapi di
Dari jawaban informan tersebut dapat Indonesia PSk bukanlah suatu pekerjaan yang
disimpulkan meskipun dengan jawaban yang dilegalkan. Diilegalkan oleh negara bukan berarti
berbeda namun makna yang mereka sampikan itu rasa kemanusiaan terhadap PSK, hal-hal seperti
merujuk kepada inti yang sama dan dapat dilihat perlindungan fisik dan Psikis membutuhkan
bahwa rata-rata hampir setiap orang tahu apa itu kepekaan orang-orang sekitar untuk
Pekerja Seks Komersial. Mereka tahu pasti apa yang menindaklanjutinya, sedang untuk hal meteri itu
para PSK lakukan dalam melaksanakan profesi bukan tanggung jawab pribadi yang lain.”
mereka tersebut. Tafdila Lliniza, “menurut saya, perlu adanya
Kedua, “bagaimana tanggapan anda mengenai perlindungan fisik untuk hal yang tidak diinginkan
keberadaan para PSK yang tersebar dilingkungan seperti adanya kekerasan yang terjadi apabila
anda?”, dari 5 informan tersebut masing-masing mantan PSK memberi penolakan untuk melakukan
memberikan jawaban sebagai berikut: kembali. Perlindungan psikis, untuk memberikan
Nurfadillah, “sebagai umat yang beragama dukungan dan kosultasi mengenai kehidupan, agar
tentunya hal tersebut adalah haram dan tidak mampu menerima diri.”
dapat dibenarkan dari sisi manapun, baik apapun Nur hikmah, “ya sangat perlu untuk menghindari
alasan mereka melakukan pekerjaan tersebut.” hal-hal yang tidak diinginkan seperti pembuliyan,
Asreaini, “prihatin, mereka kurang bisa bergaul sehingga mereka yang merasa dikucilkan ditempat
dengan lingukungan disekitar mereka rumahnya tinggalnya psikisnya tidak akan terganggu.”
sebab pekerjaannya dipandang tidak sedap oleh Elizabeth Palamba, “tidak, karena itu keinginan
rumah tangga lain.” mereka sendiri”
Tafdila Lliniza, “tanggapan saya mengenai Dari jawaban informan diatas dapat ditarik
keberadaan para psk yang tersebar dilingkungan kesimpulan bahwa memang perlindungan bagi para
saya adalah penyebaran penyakit menular seksual, PSK itu sangat penting, meskipun kita ketahui
serta minimnya perlindungan bagi anak dibawah bahwa sebagai masyarakat awam pasti akan ada
usia yang terjerumus ke dalam PSK, namun yang tidak memperdulikan apakah PSK tersebut
sabagian lainnya merasa membutuhkan karena menjadi korban atau tidak namun pasti ada pula
menjadikan hal tersebut sebagai hiburan semata.” yang peduli akan hal tersebut. Seperti yang kita
Nur hikmah, “menurut saya, selagi itu tidak ketahui juga bahwa memang profesi sebagai PSK itu
merugikan saya hak mereka untuk menikmati tidak dilegalkan oleh negara namun rasa
pekerjaannya atau untuk memenuhi keperluan. kemanusiaanlah yang membuat negara kita ini
Tetapi dampak yang akan dihadapi oleh beberapa memberikan perlindungan yang layak bagi korban
masyarakat seperti belanja PSK mungkin dalam bentuk apapun itu termasuk seorang PSK.
dampaknya akan sangat besar, dan hal ini Keempat, “pernahkah anda mendengar
bertentangan dengan kesusilaan dan agama.” tentang perlindungan yang diberikan oleh
Elizabeth Palamba, “menurut saya tidak ada pemerintah Makassar terkait dengan pekerjaan
pengaruh bagi saya.” tersebut?”, dari 5 informan tersebut masing-masing
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memberikan jawaban sebagai berikut:
merasa hal itu sebenarnya memang bukanlah hal Nurfadillah, “belum pernah.”
yang patut untuk dipuji dan tidak pantas untuk Asreaini, “tidak pernah.”
Tafdila Lliniza, “saya belum pernah mendengar c. Kepolisian
tentang perlindungan yang diberikan pemerintah Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
kota Makassar terkait dengan pekerjaan tersebut.” pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
Nur hikmah, “tidak pernah dengar karena keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
saya bukan PSK.” hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
Elizabeth Palamba, “tidak pernah.” kepada masyarakat. Dalam hal ini, tujuan dari
Dapat disimpulkan bahwa memang masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah
sendiripun tidak pernah mendengar atau untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
mengetahui secara sengaja maupun tidak sengaja meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
apakah ada perlindungan yang diberikan oleh masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
pemerintah kota Makassar terhadap para mantan terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
PSK. Tidak dapat dipugkiri memang bahwa pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
ketidakpedulian pihak yang berwajib pula yang ketenteraman masyarakat dengan menjunjung
mempengaruhi ketidakingintahuan masyarkat tinggi hak asasi manusia. Maka dari itu polisi adalah
terhadap mereka yang terlanjur menjadi seorang badan yang berperan penting dalam penangan
PSK. pertama bagi para korban pekerja seks komersial
Kelima, “seberapa kuat perlindungan tersebut dan berwenang memberikan ketentuan yang
bagi psk dan apa yang ditimbulkan bagi masyarakat berlaku dalam penanganan para PSK tersebut. Kita
itu sendiri?”, dari 5 informan tersebut masing- akan melihat apa saja ketentuan yang diberikan
masing memberikan jawaban sebagai berikut: oleh kepolisian kota Makassar dalam menangani
Nurfadillah, “tidak tahu” korban PSK. Ada 4 pertanyaan yang peniliti ajukan
Asreaini, “karena tidak mengetahui perlindungan kepada Brigpol Eldryn Moray BA SATLANTAS
yang diberikan oleh pemerintah kota Makassar POLRESTABES MAKASSAR yang merupakan salah
mungkin nasib dari para mentan PSK akan lebih satu pihak kepolisian berwenang dalam hal
terjamin sehingga akan mengurngi keinginan untuk tersebut.
memulai kembali dan dampaknya bagi masyarakat Pertanyaan pertama yaitu “adakah program
itu sendiri adalah tidak menimbulkan lagi cerita- yang dilaksanakan berkaitan dengan pekerja seks
cerita yang tidak diinginkan dan hidup damai.” komersial yang memungkinkan mereka bisa bekerja
Tafdila Lliniza, “menurut saya perlindungan PSK dengan baik?” dan beliau menjawab bahwa untuk
belum maksimal. Karena dari beberapa tempat program yang dilaksanakan untuk para pekerja seks
masih sering sekali ditemukan PSK termasuk PSK komersial untuk saat ini mereka belum memiliki
yang masih dibawa umur, belum lagi dengan program apa pun, mungkin akan dipertimbangkan
hadirnya beberapa aplikasi yang membuat orang kembali.
semakin mudah untuk menjangkau hal tersbut.” Pertanyaan kedua, “adakah bentuk
Nur hikmah, “dengan perlindungan itu bisa perlindungan secara kesehatan dan lingkungan
membuat para PSK yang ingin memulai sudah hilang terhadap pekerja seks komersial?” dan beliau
keinginan untuk melanjutkan sehingga dampak bagi menjawab bahwa untuk perlindungan memang
masyarakat itu sendiri adalah tidak cemas dengan belum ada namun mereka lebih mengedepankan
tempat tinggal mereka.” pencegahan terhadap penyakit menular seperti
Elizabeth Palamba, “kalau tidak ada perlindungan AIDS dan penyakit lainya.
nantinya akan menularkan penyakit terhadap yang Pertanyaan ketiga, “adakah upaya polisi untuk
lainnya.” penyediaan lapangan pekerjaan kepada PSK saat
Disimpulkan bahwa memang dampak patrol?” dan beliau menjawab bahwa mereka saat
perlindungan bagi mantan PSK itu bisa ini belum menyediakan wadah pekerjaan bagi para
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi PSK tetapi lebih mengedepankan dinas-dinas terkait
berulang kali. Meskipun tidak mencegah untuk baik itu dinas sosial atau satpol PP.
timbulnya PSK yang lain namun bisa menjadikan Pertanyaan keempat, “adakah upaya
pengalaman dari mantan PSK itu sebagai wadah kepolisian mengurangi jumlah PSK berupa
penyuluhan apa yang ditimbulkan jika tetap memberikan lapangan pekerjaan atau untuk skill?”
melakukan pekerjaan tersebut. Dampak terhadap dan beliau menjawab tugas polisi hanya
masyarkat tentunya menginginkan kehidupan yang membackup petugas terkait dan lebih
nyaman dan damai tanpa perlu adanya kebencian mengedepankan arahan kepada para satpol pp dan
yang ditimbulkan oleh hadirnya PSK dilingkungan dinas sosial tentang lapangan pekerjaan
mereka. terkhususnya bagi para PSK.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penangan sosial ekonomi. Selain itu juga diselidiki penyebab
bagi para PSK di kota Makassar itu sendiri sudah masuknya mereka kedalam praktek pelacuran.
baik ada program untuk melindungi para PSK secara Resosialisasi merupakan proses pembelajaran
kesehatan namun tidak secara praktikal contohnya norma baru, nilai, sikap, dan perilaku. Sebagian
upaya membantu penyediaan kerja untuk besar resosialisasi bersifat sukarela tetapi beberapa
mengganti pekerjaan tersebut. Mereka belum di antaranya, seperti yang terjadi pada penghuni
punya penanganan yang kuat tetapi tetap institusi total, tidak bersifat sukarela. Institusi total
mengadakan program penyuluhan tentang resiko sebagai suatu tempat tinggal dan bekerja yang di
PSK dan pencegahan dengan adanya patroli satpol dalamnya terdapat sejumlah individu dengan situasi
pp setiap malamnya. yang sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas
Sosial kepada penyandang masalah sosial tuna untuk jangka waktu tertentu, bersama-sama
susila di Provinsi Sulsel diawali melaluli proyek menjalankan kehidupan yang terkungkung dan
penyantunan dan pembinaan tuna susila pada diatur secara formal.23
tahun 1979/1980 oleh Kantor Wilayah Departemen Bimbingan Sosial (Sosial Work) merupakan
Sosial Provinsi Sulsel dengan sistem panti yang salah satu metode pekerjaan sosial dalam
berlokasi pada wisma Kare Ujung Pandang. melakukan rehabilitas sosial untuk memperbaiki
Keberhasilan dari sistem tersebut di atas, pada dan meningkatkan mental dan fungsi sosial individu
tahun 1980/1981 melalui proyek penyantunan Tuna melalui interaksi-interaksi yang berlangsung.
susila, maka di bangun panti dengan nama Sasana Bimbingan sosial adalah serangkaian bimbingan
Penyantunan Tuna Susila (SPTS) “Mattirodeceng” kearah tatanan kerukunan dan kebersamaan hidup
yang peresmiannya pada tanggal 25 Agustus 1983 masyarakat, sehingga diharapkan dapat
oleh Menteri Sosial Republik Indonesia. (Ny. Nani menimbulkan kesadaran tanggung jawab baik di
Soedarsono,SH) sejak berdirinya panti ini telah lingkungan masyarakat bagi klien.
beberapa kali mengalami pergantian nama, pada Permasalahan paling utama dan paling sulit
tanggal 24 april 1994 kembali berganti nama “Panti untuk diperbaiki dalam diri WTS adalah berkaitan
Sosial Karya Wanita” (PSKW) Saat ini bernama unit dengan kondisi mental. Kebanyakan dari mereka
pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Pelayanan berpikir memperoleh uang dengan mudah tanpa
Sosial Karya Wanita (PPSKW) Matirodeceng Dinas harus bekerja keras dan tanpa disadari mereka telah
Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. ”Mattirodeceng” terbiasa hidup malas. Bimbingan mental sangat
dari kata Mattiro berasal dari dasar Tiro yang berarti dibutuhkan untuk mengembalikan pikiran dan
lihat, pandang, diberi imbuhan awalan Ma, berubah kebiasaan mereka kearah yang benar.
menjadi kata kerja yg berate melihat, memandang
atau menuju, dan kata deceng artinya baik, bagus PENUTUP
atau terpuji. A. Kesimpulan
Rehabilitasi itu sendiri sesuai Undang-Undang 1. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah seorang
Kesejahteraan Sosial Nomor 11 tahun 2009 tentang wanita tuna susila yang dapat diartikan
Kesejahteraan Sosial, khususnya pada pasal 7 ayat 1 perempuan yang menjual dirinya dan
di sebutkan bahwa: berhubungan badan untuk mendapatkan
“Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan bayaran dan hidup dalam lingkungan prostitusi
dan mengembangkan kemampuan seseorang yang atau pelacuran. Dimana pekerjaan ini sudah
mengalami disfungsi sosial agar dapat menjadi salah satu penyakit dalam masyarakat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar”. dan sudah menjadi sejarah panjang dalam
Rehabilitasi Sosial yang digunakan oleh Pusat masyarakat. Perlindungan hukum yang
Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattirodeceng yaitu: diberikan oleh negara itu sendiri berupa hak
Bimbingan Sosial, bimbingan fisik, bimbingan kerahasiaan identitas, hak retitusi dan
mental, dan bimbingan vokasional. rehabilitasi
Kegiatan rehabilitas sosial yang digunakan, 2. Biasanya disetiap kota ada implementasi
tentunya klien diharapkan ikut serta atau tersendiri untuk penanganan tersebut
berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitas sosial yang termasuk sebagai perlindungan bagi para PSK
dilakukan, seperti tahap penerimaan, Asesmen, dan di kota Makassar sendiri memberikan
Intervensi, dan Terminasi. Klien terlebih dahulu
diidentifikasi untuk mengetahui latar belakang 23 Enjelia, Enjelia. Pola Rehabilitasi Sosial Eks Pekerja Seks
keluarga, potensi setiap klien, umur, tingkat Komersial (PSK) di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita
pendidikan, agama, status perkawinan, dan status Mattirodeceng Kota Makassar. Diss. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017.
penyuluhan kesehatan berkaitan dengan akibat http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/do
yang ditimbulkan jika terus melakukan seks wnload/20579/pd.
bebas. 3. UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
B. Saran Perlindungan Saksi dan Korban.
1. Perlindungan terhadap korban tindak pidana 4. INTERNET
perdagangan orang yang diatur oleh peraturan https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22
perundang-undangan seharusnya benar-benar https://regional.kompas.com/read/2015/06/05/145
dijalan oleh lembaga-lembaga yang 21621/Beginilah.Asal.Mula.Kawasan.Prostitus
berwenang. Agar para korban termasuk yang i.di.Jalan.Nusantara.
dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersil https://nasional.kompas.com/read/2010/03/10/09
(PSK) mendapat perlindungan yang seharusnya 22448/~Regional~Indonesia%20Timur
didapatkan mereka. https://news.detik.com/berita/d-5306705/polisi-
2. Setiap pemerintah daerah maupun kota tetapkan-3-tersangka-kasus-remaja-di-
terlebih khusus kota Makassar untuk lebih makassar-dijebak-jadi-psk
memperhatikan para pekerja seks komersial
baik itu secara fisik maupun finansial dalam
bentuk pemeberian modal untuk bekerja
maupun keterampilan untuk mengembangkan
skill mereka dan apa yang sudah menjadi
implementasi mereka lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU-BUKU
Atmasasmita, Romli. Perbandingan Hukum Pidana,
Bandung: Penerbit Mandar Maju.1996
Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Pers.2015
Nawawi Arief, Barda. Kapita Selekta Hukum Pidana,
Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.2003
Nuraeny, Henny. Tindak Pidana Perdagangan
Orang. Jakarta: Sinar Grafika.2018.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Acara Pidana
Indonesia, Sumur, Bandung.1983
2. JURNAL
Abidin, Irawan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Seseorang Menjadi Pekerja Seks
Komersial Di Lokalisasi Sarmi Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun. Diss. Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun, 2019.
Koentjoro, K. Pelacuran Sebuah Fenomena Sosial
Multi Perspektif. 2013 Diunduh
melaluihttp://koentjoropsy.staff.ugm.ac.id/w
pcontent/uploads/Pelacuran_Dinso.pdf
Nurbaini, N. Social Rehabilitation for Commercial
Sex Worker, Is It Still Significant?.
International Journal of Management Science
and Business Administration, 2017. 3(5).
Rusyidi, Binahayati, and Nunung Nurwati.
"Penanganan Pekerja Seks Komersial di
Indonesia." Prosiding Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat 5.3
(2019):303https://scholar.archive.org/work/6
pudfuzda5fczagogg7tbozqia/access/wayback/

Anda mungkin juga menyukai