PEREMPUAN YANG DIPEKERJAKAN SEBAGAI bekerja sebagai pekeja seks komersial (PSK).5
PEKERJA SEKS KOMERSIAL 1 Indonesia sudah cukup fokus dalam
Oleh: Tamara Desintya Reggo 2 menangani pemasalahan ini salah satu bentuk
Selviani Sambali 3 penangannya ialah dengan membentuk undang-
Hironimus Taroreh 4 undang yang khusus menangani akan hal ini.
Sayangnya, dalam pelaksanaannya belum tercapai
ABSTRAK dengan baik, karena masih banyak korban yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk sudah terlanjur melakukan tindak pidana ini
mengetahui bagaimana bentuk perlindungan malahan menjadikannya sebagai pekerjaan tetap
hukum terhadap perempuan yang dipekerjakan dengan alasan untuk mempertahankan hidup dan
sebagai pekerja seks komersial di Indonesia dan menjadi sumber pendapatannya.
bagaimana implementasi perlindungan hukum
terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai B. Perumusan Masalah
pekerja seks komersil di kota/provinsi Makassar, 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum
yang dengan metode penelitian yuridis empiris terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai
disimpulkan: 1. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah pekerja seks komersial di Indonesia?
seorang wanita tuna susila yang dapat diartikan 2. Bagaimana implementasi perlindungan hukum
perempuan yang menjual dirinya dan berhubungan terhadap perempuan yang dipekerjakan sebagai
badan untuk mendapatkan bayaran dan hidup pekerja seks komersil di kota/provinsi Makassar?
dalam lingkungan prostitusi atau pelacuran. Dimana
pekerjaan ini sudah menjadi salah satu penyakit C. Metode Peneletian
dalam masyarakat dan sudah menjadi sejarah Metode pendekatan yang digunakan dalam
panjang dalam masyarakat. Perlindungan hukum penelitian ini adalah yuridis empiris.
yang diberikan oleh negara itu sendiri berupa hak PEMBAHASAN
kerahasiaan identitas, hak retitusi dan rehabilitasi. A. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap
2. Biasanya disetiap kota ada implementasi Perempuan yang Diperkerjakan Sebagai Pekerja
tersendiri untuk penanganan tersebut termasuk Seks Komersial
sebagai perlindungan bagi para PSK dan di kota 1. Faktor-faktor Penyebab Pelacuran
Makassar sendiri memberikan penyuluhan Banyak yang menyebabkan munculnya PSK
kesehatan berkaitan dengan akibat yang antara lain:
ditimbulkan jika terus melakukan seks bebas. 1. Faktor Ekonomi
Kata Kunci: Pekerja Seks Komersial; Tindak Pidana Faktor ekonomi adalah penyebab utama yang
Perdangan Orang; Perlindungan Hukum. biasanya memicu untuk melakukan hal tak terpuji
tersebut. Sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari
PENDAHULUAN mereka dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang
A. Latar Belakang dapat menghasilkan uang yang cukup untuk
Salah satu daerah yang menjadi fokus memenuhi kebutuhan mereka.
penelitian ini adalah kota Makassar dimana 2. Faktor Sulitnya Mendapat Pekerjaan
pemerintah mengatakan bahwa penanganan Setiap orang itu diberikan kebebasan untuk memilih
terhadap pekerja seks komersia (PSK) di provisi jenis pekerjaan yang sesuai dengan
Sulawesi Selatan masih sangat minim. Didapapatkan kemampuannya. Tetapi tidak dapat dipungkiri juga
data bahwa jumlah PSK di Makassar (Sulawesi bahwa dalam pekerjaan memiliki batasan yang
Selatan) adalah 1.122 orang pada tahun 2010, harus diperhatikan ada pekerjaan yang boleh dan
walaupun bukan daerah yang dengan jumlah PSK tidak boleh dilakukan. Namun sebenaranya
tertinggi namun menjadi pertanyaan mengapa tidak kesalahan dari PSK itu bukan sepenuhnya kesalahan
dari PSK itu sendiri, diikarenakan dalam
perbidangan ekonomi tidak berfungsi dengan baik
ditambah pembangunan perekonomian yang tidak
1 Artikel Skripsi
2Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM 18071101108 5https://nasional.kompas.com/read/2010/03/10/0922448/~Re
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum gional~Indonesia%20Timur (23 Agustus 2021 pukul 14:23
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum WITA)
merata maka semakin banyak masyarakat yang Kartono (2007) menyatakan bahwa sebagai
tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai. tindakan immoral, pelacuran yang dilakukan oleh
3. Rendahnya Pendidikan para perempuan yang memiliki usia masih muda
Tigkat pendidikan memang menjadi faktor utama umumnya disebabkan oleh: 7
dalam mencari pekerjaan jika semakin rendah a. Faktor ekonomi, karena tekanan ekonomi,
pendidikan maka akan sulit juga mendapatkan terpaksa mereka menjual diri untuk memenuhi
pekerjaan. Selain pendidikan yang rendah faktor kebutuhan hidup.
lain bahwa PSK juga biasanya tidak memiliki b. Faktor biologis atau seksual, adanya kebutuhan
keahlian khusus sehingga sangat sulit bagi mereka biologis yang besar yaitu kebutuhan seks yang
untuk mendapatkan pekerjaan yang semestinya. tinggi, tidak puas akan pemenuhan kebutuhan seks.
Dengan bermodal tubuh sajalah mereka c. Faktor sosial budaya, dapat mendukung
mendapatkan hasil untuk kehidupan sehari-hari timbulnya pelacuran yang mengakibatkan
mereka tanpa harus menunjukkan hasil belajar permasalahan pada tatanan budaya dan adat
(ijazah). 6 masyarakat.
Adapun sebab-sebab terjadinya pelacuran ini d. Faktor kebodohan sosial, karena tidak memiliki
ialah: pendidikan dan inteligensi yang memadahi sehingga
a. Rendahnya taraf kehidupan ekonomi rakyat dapat diasumsikan bahwa tingkat intelektualitaspun
b. Banyaknya pengaruh barangbarang mewah akan rendah, dengan demikian akan menimbulkan
sehingga mendorong orang untuk memilikinya. ketidakmampuan diri dalam mengikuti arus
c. Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis perkembangan sosial di segala bidang.
baik di bidang pergaulan, ekonomi, atau hubungan e. Faktor lingkungan keluarga, keluarga sebagai
seks yang tidak memuaskan. basis utama pendidikan moralitas individu akan
d. Meningkatnya film-film dan VCD porno, gambar- memegang peranan penting dalam proses
gambar cabul di masyarakat dimana penggemarnya pendewasaan diri.
sebagian besar adalah remaja sekolah. Sebab-sebab 2. Dampak Pelacur dalam Kehidupan
lainnya bisa dilihat dari faktor endogen dan Masyarakat
eksogen. Faktor endogen seperti nafsu kelamin Dampak negatif yang bersifat langsung maupun
yang besar, sifat malas dan keinginan yang besar tidak langsung yang ditimbulkan oleh praktek
untuk hidup mewah. Faktor eksogennya yaitu faktor pelacuran merupakan salah satu sumber justifikasi
ekonomis, urbanisasi yang tidak teratur, keadaan untuk menjadikan prostitusi sebagai masalah sosial,
perumahan yang tidak memenuhi syarat dan lain- sumber maksiat dan kejahatan, serta penyakit
lain. Sebab utama sebenarnya yaitu konflik mental, masyarakat yang harus diberantas. Pelacuran
situasi hidup yang tidak menguntungkan pada masa dipandang membawa beragam dampak yang tidak
anak-anak dan pola kepribadian yang kurang diinginkan terhadap berbagai aspek kehidupan
dewasa, ditambah dengan intelegensi yang rendah masyarakat. Dari sudut pandang hak asasi manusia
tarafnya. kemanusiaan, pelacuran dipandang sebagai
Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang pelanggaran hak asasi manusia dan nilai-nilai
Dasar 1945 menyebutkan “Tiap-tiap warga Negara kemanusiaan.
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak Dari aspek kesehatan, pelacuran seringkali
bagi kemanusiaan”. Hal ini berarti bahwa setiap dipandang sebagai media penyebaran penyakit
individu sebagai anggota warga Negara berhak menular berbahaya seperti HIV/AIDS, hepatitis,
untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan penyakit menular seksual, terutama untuk praktek
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, seks komersial yang tidak aman. Merujuk
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut diatas pernyataan Menteri Kesehatan Indonesia, BBC
berlaku juga bagi PSK, mengingat PSK juga termasuk Indonesia News (2012) mengungkapkan bahwa
anggota warga Negara yang mempunyai kesamaan pekerja seks dan pengguna jasa prostitusi termasuk
hak dan kewajiban seperti masyarakat lain pada kelompok yang paling rentan untuk mengidap
umumnya untuk mendapatkan pekerjaan dan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Selain
kehidupan yang layak. pihak-pihak yang terlibat langsung alam praktek
prostitusi, penularan penyakit seksual berbahaya
dan mematikan juga menulari kelompok yang
6 Abidin, Irawan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Seseorang Menjadi Pekerja Seks Komersial Di Lokalisasi Sarmi
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Diss. Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun, 2019. 7 Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.2015
dianggap ‘tidak berdosa’ seperti pasangan sah (istri) pelacuran berpotensi tinggi menjadi media bagi
pengguna jasa seks komersial. praktek-praktek kriminal yang menawarkan
Selain aspek kesehatan fisik, pelacuran juga keuntungan tinggi. Termasuk di dalamnya
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan peredaran obat-obat terlarang, premanisme,
jiwa pekerja seks. Berbagai studi menunjukkan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan oleh
bahwa pelacur seringkali mengalami tindak aparat pemerintah serta kejahatan terorganisir yang
kekerasan seksual dari konsumennya atau melibatkan jaringan baik di dalam maupun luar
mengalami kekerasan fisik, emosional dan tindakan negeri. Selanjutnya, prostitusi sangat rentan untuk
eksploitatif lainnya yang dilakukan oleh pengelola terjadinya berbagai kegiatan pelanggaran hukum
pelacuran dan atau pengguna jasa.8 lainnya seperti perdagangan perempuan dan anak,
Ketergantungan pekerja seks terhadap pemaksaan pelacuran, pelacuran anak dan
pengelola pelacuran seringkali menghambat korban kejahatan seks terhadap anak-anak, atau bentuk
untuk keluar dari kondisi kekerasan tersebut. perbudakan seks lainnya.
Pengalaman tindak kekerasan ini dapat Selain itu, biaya membeli layanan seks
mempengaruhi kesehatan jiwa/emosi korban. komersial dapat membebani kehidupan keluarga
Selain itu, dampak negatif terhadap kesehatan jiwa dan masyarakat karena menjadi penghamburan di
terkait dengan pola hidup para pelacur yang mana sumber ekonomi dialokasikan kepada aspek
umumnya terisolasi karena pembatasan- yang bersifat divestasi. Mengutip laporan
pembatasan interaksi atau mobilitas untuk Havoscope, sebuah lembaga riset aktivitas pasar
mengontrol para pekerja seks. gelap, Indonesia termasuk negara di dunia dengan
Dari aspek sosial, pelacuran dipandang pengeluaran terbesar untuk pembelian jasa seks
mengancam norma-norma sosial dan agama serta komersial yang nilainya mencapai 30 trilyun per
lembaga keluarga dan perkawinan. Pelacuran juga tahun (Koran Sindo, 2016).
dipandang dapat menggoyahkan kesakralan dan 3. Hak Untuk Meperoleh Kerahasiaan Identitas
ketahanan embaga perkawinan (misal: dan Hak Restitusi atau Ganti Rugi (UU No. 21
perselingkuhan dan perceraian ) atau menimbulkan Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak
dampak negatif terhadap perilaku seksual anggota pidana perdagangan orang)
masyarakat , termasuk para generasi muda Dalam sistem hukum nasional korban kejahatan
(demoralisasi/degradasi akhlak). Misalnya, Coleman seringkali belum mendapatkan penanganan serius.
dan Cressy (1987) memandang bahwa pelacuran Pemberian hak korban kejahatan masih minim
dapat ‘memancing” pria yang sebelumnya tidak diakomodir dalam ketentuan perundang-undangan.
tertarik menjadi tertarik pada pelacuran. Pelacuran Hakikatnya korban dari suatu tindak pidana
juga dapat menimbulkan pelabelan negatif merupakan pihak yang sangat dirugikan, mengalami
terutama kepada anak-anak yang lahir dari ibu yang penderitaan yang berkepanjangan karena trauma
berpraktek sebagai seorang pekerja seks. Stigma yang dimilikinya akibat dari tindak pidana yang
tersebut dapat saja bertahan untuk beberapa dialaminya. Korban seringkali tidak mendapat
generasi sehingga menumbuhkan diskriminasi perlindungan seperti yang diberikan oleh
terhadap pekerja seks dan keturunannya . perundang-undangan kepada pelaku kejahatan. Hal
Dari sudut pandang ekonomi, pelacuran ini tentu mengakibat saat pelaku kejahatan dijatuhi
meningkatkan biaya sosial untuk melaksanakan sanksi pidana, kondisi korban masih terabaikan
program-program penegakan hukum termasuk razia karena tidak terpenuhi hak-haknya.
atau pelayanan rehabilitasi sosial, terutama bagi Jika kita melihat dalam Undang-Undang Nomor
para pekerja seks. Pemerintah dan masyarakat juga 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
harus terlibat membiayai penyediaan pelayanan Pidana Perdagangan Orang Pasal 44 ayat (1) dan
kesehatan yang mahal untuk mengobati dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007,
merawat penderita yang mengalami penyakit- baik korban maupun keluarga korban sampai
penyakit menular berbahaya yang ditularkan dengan derajat kedua tindak pidana perdagangan
melalui praktek seks komersial. Selain itu, pelacuran orang berhak memperoleh kerahasiaan identitas
juga dipandang berdampak negatif terhadap apabila dalam memberikan keterangan ketika
berkembangnaya kriminalitas. Menurut Lim (1998), melapor mendapatkan ancaman baik fisik maupun
psikis. Sanksi yang di berikan pun cukup berat
8 Kamaliah, A. Pekerja seks rentan alami kekerasan seksual. apabila memberitahukan identitas korban atau saksi
Detikhealth, 4 September 2018. Diunduh melalui kepada media massa yaitu dipidana dengan pidana
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d- penjara minimal 3 (tiga) tahun dan maksimal 7
4196304/pekerja-seks-rentan-alami-kekerasan-seksual.
(tujuh) tahun dan pidana denda minimal 120 juta kurang mendapat perhatian masyarakat dan
rupiah dan maksimal 280 juta rupiah sesuai penegak hukum. Kasus-kasus yang tidak terungkap
penjelasan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 21 dan tidak terselesaikan banyak disebabkan oleh
Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana saksi dan korban takut memberikan kesaksian
Perdagangan Orang.9 kepada penegak hukum karena mendapat ancaman
Selain pemenuhan hak korban atas kerahasian pihak tertentu. Pelapor yang demikian itu harus
identitas, Korban atau ahli waris, juga berhak atas diberi perlindungan hukum dan kemanan yang
restitusi atau pembayaran ganti kerugian oleh memadai atas laporannya, sehingga ia tidak merasa
pelaku seperti yang termaktub pada Pasal 48 ayat terancam atau terintimidasi baik hak maupun
(1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang jiwanya.
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Hak korban atas Pasal 1 angka 2 Undang-
Sedangkan dalam Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Undang Nomor 13 Tahun 2006 menentukan bahwa
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Korban adalah seseorang yang mengalami
Tindak Pidana Perdagangan Orang serta penjelasan, penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian
ditegaskan bahwa restitusi untuk setiap korban ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
tindak pidana perdagangan orang atau ahli Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006
warisnya, berupa ganti kerugian ataskehilangan menentukan bahwa Undang-undang ini
kekayaan atau penghasilan dari si korban, memberikan perlindungan pada Saksi dan Korban
mengalami penderitaan, mengganti kerugian atas dalam semua tahap proses peradilan pidana dalam
biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau lingkungan peradilan. Ketentuan Pasal 2 ini
psikologis jika si korban mengalaminya, dipertegas oleh ketentuan Pasal 8 Undang-Undang
dan/ataukerugian lain yang diderita korban sebagai Nomor 13 Tahun 2006 yang menentukan bahwa
akibat dari pelaku yang memperdagangkan korban, perlindungan dan hak Saksi dan Korban diberikan
termasuk kehilangan harta milik si korban misalnya sejak penyelidikan dimulai dan berakhir sesuai
karena disita oleh pelaku agar si korban mau dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
menuruti perintah pelaku, biaya transportasi dasar undang-undang ini. 11
(biasanya hal seperti ini karena pelaku melakukan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
penipuan kepada si korban dan mengiming-imingi 2006 menentukan bahwa perlindungan Saksi dan
pekerjaan diluar kota, dan biaya ini sebagai biaya Korban berasaskan pada:
administrasi pekerjaan yang akan dilakukan oleh a. penghargaan atas harkat dan martabat
korban), biaya pengacara atau biaya lain yang manusia;
berhubungan dengan proses hukum atau b. rasa aman;
kehilangan penghasilan yang dijanjikan pelaku c. keadilan;
(sebagai upaya hukum korban dalam hal d. tidak diskriminatif; dan
melaporkan pelaku, biayanya ditanggung oleh e. kepastian hukum.
pelaku). Tujuan perlindungan Saksi dan Korban
4. Hak Untuk Meperoleh Kerahasiaan Identitas sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Undang-
dan Hak Restitusi atau Ganti Rugi (UU No. 13 Undang Nomor 13 Tahun 2006 adalah untuk
Tahun 2006) memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau
Di dalam Penjelasan Umum UUPSK dinyatakan Korban dalam memberikan keterangan pada setiap
bahwa keberhasilan suatu proses peradilan pidana proses peradilan pidana. Dalam memberikan
sangat bergantung pada alat bukti yang berhasil perlindungan kepada Saksi dan Korban perlu
diungkap atau ditemukan. Dalam proses diperhatikan hak Saksi dan Korban sebagaimana
persidangan, terutama yang berkenaan dengan diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13
saksi, banyak kasus yang tidak terungkap akibat Tahun 2006 sebagai berikut.
tidak adanya Saksi yang dapat mendukung tugas (1) Seorang Saksi dan Korban berhak:
penegak hukum. Padahal, adanya saksi dan korban a. memperoleh perlindungan atas keamanan
merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas
proses peradilan pidana.10 Keberadaan saksi dan dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian
korban dalam proses peradilan pidana selama ini yang akan, sedang, atau telah diberikannya;
9 Nuraeny, Henny, Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jakarta: 11 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Sinar Grafika.2018 Saksi dan Korban.
10 Atmasasmita, Romli. Perbandingan Hukum Pidana, Bandung:
ginilah.Asal.Mula.Kawasan.Prostitusi.di.Jalan.Nusantara.
21 Hasil wawancara 22 Hasil wawancara
Ketiga, “apakah anda mengetahui bentuk para PSK dengan lingkungannya. Jawabannya
perlindungan yang diberikan pemerintah kepada sebagai berikut:
para PSK berkaitan dengan pekerjaan ini?” Ketlyn, “sering dicerita sama tetangga terus tidak
pertanyaan ini didasarkan pada keingintahuan ada teman kalau di kos palingan cuma teman saya
peniliti apakah para PSK ini tahu jika mereka yang itu saja tapi jarang cerita juga soalnya punya
dilindungi oleh negera jika terjadi sesuatu terhadap kesibukan sendiri.”
mereka. Berikut jawaban dari ketiga informan Vani, “karena terlanjur kerja begini jadi pasti dijauhi
tersebut: teman-teman terus tidak diterima sama orang tua
Ketlyn, “tidak tahu” sendiri.”
Vani, “kurang tahu juga” Seli, “waktu itu yang ku rasa memang hubungan
Seli, “kalau tidak salah rehabilitas mungkin, itu sih saya sama orang tua semakin jauh, sudah jadi
yang pernah kudengar” bahan cerita dikampung mau curhat tapi malu juga
Dapat ditarik kesimpulan bahwa memang kalau mau cerita ke orang lain.”
tidak banyak dari para PSK tahu perlindungan apa Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
yang diberikan oleh negara dan memang sangat mempengaruhi kehidupan sosial mereka karena
jarang hal ini dibahas oleh pemerintah atau jarang profesi tersebut adalah dijauhi oleh orang-orang
adanya penyuluhan terkait pekerjaan tersebut dan tidak punya relasi yang besar sehingga untuk
kepada masyarakat. Menjadi salah satu faktor bisa bebas dari pekerjaan itu dengan mudah.
penyebab mengapa banyak yang gegabah tanpa b. Masyarakat
pikir panjang untuk menjadi PSK dan Masyarakat adalah sekumpulan individu-
mempertahankan status tersebut karena mereka individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk
tidak tahu apa-apa soal dampak lalu apa yang bisa memperoleh kepentingan bersama yang telah
mereka terima jika sudah terlanjur menjadi seorang memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan
PSK. adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Dari
Keempat, “jika ada jaminan bahwa PSK akan pengertian tersebut diketahui bahwa masyarakat
diberikan pekerjaan yang lain apakah anda bersedia itu hidup yang di dalamnya beragamam jenis, sifat
meninggalkan pekerjaan ini?” pertanyaan ini orang bahkan pekerjaan yang berbeda pula. Tidak
disadasarkan pada kenyataannya tidak semua dapat dipungkuri para PSK juga ini hidup dalam
korban menginginkan menjadi seorang PSK. Oleh masyarakat itu sendiri, mau tidak mau harus
karena itu peniliti mencoba mempertanyakan hal menerima setiap hal yang terjadi di dalamnya.
tersebut kepada informan dan demikian jawaban Seperti yang kita ketahui masyarakat sudah
mereka: tidak asing dengan profesi PSK dan banyak dari
Ketlyn, “Mau, siapa yang tidak mau pekerjaan mereka tidak peduli jika ada dari antara masyarakat
halal.” lingkungan tempat tinggal mereka merupakan PSK.
Vani, “Mau cuma lihat dulu apa kerjanya kalau Malahan hanya menjadi buah biar dan bahan ejakan
tidak banyak penghasilannya mending tetap seperti dari masyarakat saja. Maka dari itu kita akan
ini.” melihat seberapa pengetahuan masyarakat
Seli, “Mau, karena sebenarnya saya tau bahwa terhadap PSK itu sendiri dan apa yang mereka
pekerjaan itu salah untungnya sekarang ada yang ketahui terkait perlindungan hukum yang diberikan
baik carikan saya pekerjaan dan berhenti jadi PSK.” pemerintah untuk mereka. Ada 5 pertanyaan yang
Dapat dikatakan bahwa tidak semua diajukan peniliti dalam pengumpulan data dari
memang ingin menjadi PSK hanya karena masyarakat itu sendiri. Disini yang menjadi
keterpaksaan yang membuat mereka mau tidak informan ada 5 orang penduduk asli Makassar yang
mau menerima profesi itu dengan tujuan melihat secara langsung fenomena yang terjadi
melanjutkan hidup mereka. Namun yang menjadi dalam pemerintah di kota mereka baik itu kinerja
masalah juga pada kenyataanya belum ada solusi yang dilakukan pemerintah terhadap PSK dan apa
pada kelanjutan hidup mereka jika meninggalkan yang mereka ketahui terkait dengan profesi PSK itu
pekerjaan itu. sendiri. Berikat uraian pertanyaan yang diberikan:
Kelima, “bagaimana pekerjaan ini Pertama, “Apa yang mereka ketahui mengenai
mempengaruhi aspek kehidupan sosial anda?” Pekerja Seks Komersial atau yang biasa disebut
pertanyaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa dengan PSK”?, dari 5 informan tersebut masing-
perlindungan yang diberikan oleh negara biasanya masing memberikan jawaban sesuai dengan apa
tidak berjalan sesuai dengan semestinya sehingga yang mereka ketahui tentang profesi tersbut.
menimbulkan adanya kesenjangan sosial antara
Nurfadillah, “suatu pekerjaan melakukan hubungan dicontohi namun selagi hal itu tidak mengganggu
seksual yang bertujuan untuk mendapatkan upah.” akan kehidupan mereka itu tidak masalah. Hanya
Asreaini, “seseorang yang bekerja sebagai pemuas saja mereka sangat menyayangkan bahwa hal itu
kebutuhan rohani orang lain, bisa kenalan maupun harus dijadikan sebagai suatu pekerjaan yang
orag yang tidak dikenal.” nantinya itu hanya merugikan diri mereka sendiri
Tafdila Lliniza, “yang saya ketahui mengenai PSK baik itu fisik mereka dan dampak terhadap
adalah mereka yang tidak punya pilihan lain kehidupan sosial mereka.
mencari biaya (instan) untuk menyambung hidup.” Ketiga, “menurut anda apakah perlu adanya
Nur hikmah, “yang saya ketahui tentang PSK yaitu perlindungan (fisik, psikis dan materi) bagi mereka
pekerja seks bebas, yang dimana banyak dari yang sudah menjadi mantan PSK?”, dari 5 informan
mereka terpaksa melakukan hal ini dikarenakan tersebut masing-masing memberikan jawaban
desakan hidup, mereka dapat menjual tubuhnya sebagai berikut:
dengan maksud dan tujuan tertentu.” Nurfadillah, “perlu”
Elizabeth Palamba, “pekerjaan yang hanya Asreaini, “setiap pekerjaan tentu harus memilki
dilakukan oleh beberapa perempuan.” perlindungan tunjangan setelah bekerja, tetapi di
Dari jawaban informan tersebut dapat Indonesia PSk bukanlah suatu pekerjaan yang
disimpulkan meskipun dengan jawaban yang dilegalkan. Diilegalkan oleh negara bukan berarti
berbeda namun makna yang mereka sampikan itu rasa kemanusiaan terhadap PSK, hal-hal seperti
merujuk kepada inti yang sama dan dapat dilihat perlindungan fisik dan Psikis membutuhkan
bahwa rata-rata hampir setiap orang tahu apa itu kepekaan orang-orang sekitar untuk
Pekerja Seks Komersial. Mereka tahu pasti apa yang menindaklanjutinya, sedang untuk hal meteri itu
para PSK lakukan dalam melaksanakan profesi bukan tanggung jawab pribadi yang lain.”
mereka tersebut. Tafdila Lliniza, “menurut saya, perlu adanya
Kedua, “bagaimana tanggapan anda mengenai perlindungan fisik untuk hal yang tidak diinginkan
keberadaan para PSK yang tersebar dilingkungan seperti adanya kekerasan yang terjadi apabila
anda?”, dari 5 informan tersebut masing-masing mantan PSK memberi penolakan untuk melakukan
memberikan jawaban sebagai berikut: kembali. Perlindungan psikis, untuk memberikan
Nurfadillah, “sebagai umat yang beragama dukungan dan kosultasi mengenai kehidupan, agar
tentunya hal tersebut adalah haram dan tidak mampu menerima diri.”
dapat dibenarkan dari sisi manapun, baik apapun Nur hikmah, “ya sangat perlu untuk menghindari
alasan mereka melakukan pekerjaan tersebut.” hal-hal yang tidak diinginkan seperti pembuliyan,
Asreaini, “prihatin, mereka kurang bisa bergaul sehingga mereka yang merasa dikucilkan ditempat
dengan lingukungan disekitar mereka rumahnya tinggalnya psikisnya tidak akan terganggu.”
sebab pekerjaannya dipandang tidak sedap oleh Elizabeth Palamba, “tidak, karena itu keinginan
rumah tangga lain.” mereka sendiri”
Tafdila Lliniza, “tanggapan saya mengenai Dari jawaban informan diatas dapat ditarik
keberadaan para psk yang tersebar dilingkungan kesimpulan bahwa memang perlindungan bagi para
saya adalah penyebaran penyakit menular seksual, PSK itu sangat penting, meskipun kita ketahui
serta minimnya perlindungan bagi anak dibawah bahwa sebagai masyarakat awam pasti akan ada
usia yang terjerumus ke dalam PSK, namun yang tidak memperdulikan apakah PSK tersebut
sabagian lainnya merasa membutuhkan karena menjadi korban atau tidak namun pasti ada pula
menjadikan hal tersebut sebagai hiburan semata.” yang peduli akan hal tersebut. Seperti yang kita
Nur hikmah, “menurut saya, selagi itu tidak ketahui juga bahwa memang profesi sebagai PSK itu
merugikan saya hak mereka untuk menikmati tidak dilegalkan oleh negara namun rasa
pekerjaannya atau untuk memenuhi keperluan. kemanusiaanlah yang membuat negara kita ini
Tetapi dampak yang akan dihadapi oleh beberapa memberikan perlindungan yang layak bagi korban
masyarakat seperti belanja PSK mungkin dalam bentuk apapun itu termasuk seorang PSK.
dampaknya akan sangat besar, dan hal ini Keempat, “pernahkah anda mendengar
bertentangan dengan kesusilaan dan agama.” tentang perlindungan yang diberikan oleh
Elizabeth Palamba, “menurut saya tidak ada pemerintah Makassar terkait dengan pekerjaan
pengaruh bagi saya.” tersebut?”, dari 5 informan tersebut masing-masing
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat memberikan jawaban sebagai berikut:
merasa hal itu sebenarnya memang bukanlah hal Nurfadillah, “belum pernah.”
yang patut untuk dipuji dan tidak pantas untuk Asreaini, “tidak pernah.”
Tafdila Lliniza, “saya belum pernah mendengar c. Kepolisian
tentang perlindungan yang diberikan pemerintah Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
kota Makassar terkait dengan pekerjaan tersebut.” pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
Nur hikmah, “tidak pernah dengar karena keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
saya bukan PSK.” hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
Elizabeth Palamba, “tidak pernah.” kepada masyarakat. Dalam hal ini, tujuan dari
Dapat disimpulkan bahwa memang masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah
sendiripun tidak pernah mendengar atau untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
mengetahui secara sengaja maupun tidak sengaja meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
apakah ada perlindungan yang diberikan oleh masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
pemerintah kota Makassar terhadap para mantan terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan
PSK. Tidak dapat dipugkiri memang bahwa pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
ketidakpedulian pihak yang berwajib pula yang ketenteraman masyarakat dengan menjunjung
mempengaruhi ketidakingintahuan masyarkat tinggi hak asasi manusia. Maka dari itu polisi adalah
terhadap mereka yang terlanjur menjadi seorang badan yang berperan penting dalam penangan
PSK. pertama bagi para korban pekerja seks komersial
Kelima, “seberapa kuat perlindungan tersebut dan berwenang memberikan ketentuan yang
bagi psk dan apa yang ditimbulkan bagi masyarakat berlaku dalam penanganan para PSK tersebut. Kita
itu sendiri?”, dari 5 informan tersebut masing- akan melihat apa saja ketentuan yang diberikan
masing memberikan jawaban sebagai berikut: oleh kepolisian kota Makassar dalam menangani
Nurfadillah, “tidak tahu” korban PSK. Ada 4 pertanyaan yang peniliti ajukan
Asreaini, “karena tidak mengetahui perlindungan kepada Brigpol Eldryn Moray BA SATLANTAS
yang diberikan oleh pemerintah kota Makassar POLRESTABES MAKASSAR yang merupakan salah
mungkin nasib dari para mentan PSK akan lebih satu pihak kepolisian berwenang dalam hal
terjamin sehingga akan mengurngi keinginan untuk tersebut.
memulai kembali dan dampaknya bagi masyarakat Pertanyaan pertama yaitu “adakah program
itu sendiri adalah tidak menimbulkan lagi cerita- yang dilaksanakan berkaitan dengan pekerja seks
cerita yang tidak diinginkan dan hidup damai.” komersial yang memungkinkan mereka bisa bekerja
Tafdila Lliniza, “menurut saya perlindungan PSK dengan baik?” dan beliau menjawab bahwa untuk
belum maksimal. Karena dari beberapa tempat program yang dilaksanakan untuk para pekerja seks
masih sering sekali ditemukan PSK termasuk PSK komersial untuk saat ini mereka belum memiliki
yang masih dibawa umur, belum lagi dengan program apa pun, mungkin akan dipertimbangkan
hadirnya beberapa aplikasi yang membuat orang kembali.
semakin mudah untuk menjangkau hal tersbut.” Pertanyaan kedua, “adakah bentuk
Nur hikmah, “dengan perlindungan itu bisa perlindungan secara kesehatan dan lingkungan
membuat para PSK yang ingin memulai sudah hilang terhadap pekerja seks komersial?” dan beliau
keinginan untuk melanjutkan sehingga dampak bagi menjawab bahwa untuk perlindungan memang
masyarakat itu sendiri adalah tidak cemas dengan belum ada namun mereka lebih mengedepankan
tempat tinggal mereka.” pencegahan terhadap penyakit menular seperti
Elizabeth Palamba, “kalau tidak ada perlindungan AIDS dan penyakit lainya.
nantinya akan menularkan penyakit terhadap yang Pertanyaan ketiga, “adakah upaya polisi untuk
lainnya.” penyediaan lapangan pekerjaan kepada PSK saat
Disimpulkan bahwa memang dampak patrol?” dan beliau menjawab bahwa mereka saat
perlindungan bagi mantan PSK itu bisa ini belum menyediakan wadah pekerjaan bagi para
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi PSK tetapi lebih mengedepankan dinas-dinas terkait
berulang kali. Meskipun tidak mencegah untuk baik itu dinas sosial atau satpol PP.
timbulnya PSK yang lain namun bisa menjadikan Pertanyaan keempat, “adakah upaya
pengalaman dari mantan PSK itu sebagai wadah kepolisian mengurangi jumlah PSK berupa
penyuluhan apa yang ditimbulkan jika tetap memberikan lapangan pekerjaan atau untuk skill?”
melakukan pekerjaan tersebut. Dampak terhadap dan beliau menjawab tugas polisi hanya
masyarkat tentunya menginginkan kehidupan yang membackup petugas terkait dan lebih
nyaman dan damai tanpa perlu adanya kebencian mengedepankan arahan kepada para satpol pp dan
yang ditimbulkan oleh hadirnya PSK dilingkungan dinas sosial tentang lapangan pekerjaan
mereka. terkhususnya bagi para PSK.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penangan sosial ekonomi. Selain itu juga diselidiki penyebab
bagi para PSK di kota Makassar itu sendiri sudah masuknya mereka kedalam praktek pelacuran.
baik ada program untuk melindungi para PSK secara Resosialisasi merupakan proses pembelajaran
kesehatan namun tidak secara praktikal contohnya norma baru, nilai, sikap, dan perilaku. Sebagian
upaya membantu penyediaan kerja untuk besar resosialisasi bersifat sukarela tetapi beberapa
mengganti pekerjaan tersebut. Mereka belum di antaranya, seperti yang terjadi pada penghuni
punya penanganan yang kuat tetapi tetap institusi total, tidak bersifat sukarela. Institusi total
mengadakan program penyuluhan tentang resiko sebagai suatu tempat tinggal dan bekerja yang di
PSK dan pencegahan dengan adanya patroli satpol dalamnya terdapat sejumlah individu dengan situasi
pp setiap malamnya. yang sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas
Sosial kepada penyandang masalah sosial tuna untuk jangka waktu tertentu, bersama-sama
susila di Provinsi Sulsel diawali melaluli proyek menjalankan kehidupan yang terkungkung dan
penyantunan dan pembinaan tuna susila pada diatur secara formal.23
tahun 1979/1980 oleh Kantor Wilayah Departemen Bimbingan Sosial (Sosial Work) merupakan
Sosial Provinsi Sulsel dengan sistem panti yang salah satu metode pekerjaan sosial dalam
berlokasi pada wisma Kare Ujung Pandang. melakukan rehabilitas sosial untuk memperbaiki
Keberhasilan dari sistem tersebut di atas, pada dan meningkatkan mental dan fungsi sosial individu
tahun 1980/1981 melalui proyek penyantunan Tuna melalui interaksi-interaksi yang berlangsung.
susila, maka di bangun panti dengan nama Sasana Bimbingan sosial adalah serangkaian bimbingan
Penyantunan Tuna Susila (SPTS) “Mattirodeceng” kearah tatanan kerukunan dan kebersamaan hidup
yang peresmiannya pada tanggal 25 Agustus 1983 masyarakat, sehingga diharapkan dapat
oleh Menteri Sosial Republik Indonesia. (Ny. Nani menimbulkan kesadaran tanggung jawab baik di
Soedarsono,SH) sejak berdirinya panti ini telah lingkungan masyarakat bagi klien.
beberapa kali mengalami pergantian nama, pada Permasalahan paling utama dan paling sulit
tanggal 24 april 1994 kembali berganti nama “Panti untuk diperbaiki dalam diri WTS adalah berkaitan
Sosial Karya Wanita” (PSKW) Saat ini bernama unit dengan kondisi mental. Kebanyakan dari mereka
pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Pelayanan berpikir memperoleh uang dengan mudah tanpa
Sosial Karya Wanita (PPSKW) Matirodeceng Dinas harus bekerja keras dan tanpa disadari mereka telah
Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. ”Mattirodeceng” terbiasa hidup malas. Bimbingan mental sangat
dari kata Mattiro berasal dari dasar Tiro yang berarti dibutuhkan untuk mengembalikan pikiran dan
lihat, pandang, diberi imbuhan awalan Ma, berubah kebiasaan mereka kearah yang benar.
menjadi kata kerja yg berate melihat, memandang
atau menuju, dan kata deceng artinya baik, bagus PENUTUP
atau terpuji. A. Kesimpulan
Rehabilitasi itu sendiri sesuai Undang-Undang 1. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah seorang
Kesejahteraan Sosial Nomor 11 tahun 2009 tentang wanita tuna susila yang dapat diartikan
Kesejahteraan Sosial, khususnya pada pasal 7 ayat 1 perempuan yang menjual dirinya dan
di sebutkan bahwa: berhubungan badan untuk mendapatkan
“Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan bayaran dan hidup dalam lingkungan prostitusi
dan mengembangkan kemampuan seseorang yang atau pelacuran. Dimana pekerjaan ini sudah
mengalami disfungsi sosial agar dapat menjadi salah satu penyakit dalam masyarakat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar”. dan sudah menjadi sejarah panjang dalam
Rehabilitasi Sosial yang digunakan oleh Pusat masyarakat. Perlindungan hukum yang
Pelayanan Sosial Karya Wanita Mattirodeceng yaitu: diberikan oleh negara itu sendiri berupa hak
Bimbingan Sosial, bimbingan fisik, bimbingan kerahasiaan identitas, hak retitusi dan
mental, dan bimbingan vokasional. rehabilitasi
Kegiatan rehabilitas sosial yang digunakan, 2. Biasanya disetiap kota ada implementasi
tentunya klien diharapkan ikut serta atau tersendiri untuk penanganan tersebut
berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitas sosial yang termasuk sebagai perlindungan bagi para PSK
dilakukan, seperti tahap penerimaan, Asesmen, dan di kota Makassar sendiri memberikan
Intervensi, dan Terminasi. Klien terlebih dahulu
diidentifikasi untuk mengetahui latar belakang 23 Enjelia, Enjelia. Pola Rehabilitasi Sosial Eks Pekerja Seks
keluarga, potensi setiap klien, umur, tingkat Komersial (PSK) di Pusat Pelayanan Sosial Karya Wanita
pendidikan, agama, status perkawinan, dan status Mattirodeceng Kota Makassar. Diss. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017.
penyuluhan kesehatan berkaitan dengan akibat http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/do
yang ditimbulkan jika terus melakukan seks wnload/20579/pd.
bebas. 3. UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
B. Saran Perlindungan Saksi dan Korban.
1. Perlindungan terhadap korban tindak pidana 4. INTERNET
perdagangan orang yang diatur oleh peraturan https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22
perundang-undangan seharusnya benar-benar https://regional.kompas.com/read/2015/06/05/145
dijalan oleh lembaga-lembaga yang 21621/Beginilah.Asal.Mula.Kawasan.Prostitus
berwenang. Agar para korban termasuk yang i.di.Jalan.Nusantara.
dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersil https://nasional.kompas.com/read/2010/03/10/09
(PSK) mendapat perlindungan yang seharusnya 22448/~Regional~Indonesia%20Timur
didapatkan mereka. https://news.detik.com/berita/d-5306705/polisi-
2. Setiap pemerintah daerah maupun kota tetapkan-3-tersangka-kasus-remaja-di-
terlebih khusus kota Makassar untuk lebih makassar-dijebak-jadi-psk
memperhatikan para pekerja seks komersial
baik itu secara fisik maupun finansial dalam
bentuk pemeberian modal untuk bekerja
maupun keterampilan untuk mengembangkan
skill mereka dan apa yang sudah menjadi
implementasi mereka lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU-BUKU
Atmasasmita, Romli. Perbandingan Hukum Pidana,
Bandung: Penerbit Mandar Maju.1996
Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Pers.2015
Nawawi Arief, Barda. Kapita Selekta Hukum Pidana,
Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.2003
Nuraeny, Henny. Tindak Pidana Perdagangan
Orang. Jakarta: Sinar Grafika.2018.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Acara Pidana
Indonesia, Sumur, Bandung.1983
2. JURNAL
Abidin, Irawan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Seseorang Menjadi Pekerja Seks
Komersial Di Lokalisasi Sarmi Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun. Diss. Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun, 2019.
Koentjoro, K. Pelacuran Sebuah Fenomena Sosial
Multi Perspektif. 2013 Diunduh
melaluihttp://koentjoropsy.staff.ugm.ac.id/w
pcontent/uploads/Pelacuran_Dinso.pdf
Nurbaini, N. Social Rehabilitation for Commercial
Sex Worker, Is It Still Significant?.
International Journal of Management Science
and Business Administration, 2017. 3(5).
Rusyidi, Binahayati, and Nunung Nurwati.
"Penanganan Pekerja Seks Komersial di
Indonesia." Prosiding Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat 5.3
(2019):303https://scholar.archive.org/work/6
pudfuzda5fczagogg7tbozqia/access/wayback/