Anda di halaman 1dari 6

Nama : Viorenstia Nery

NIM : 125180199
PERTEMUAN 14
1. Aspek apa yang saat ini sedang dalam kelemahan akibat tidak dapat diterapkan dengan
efektif sila Kelima Pancasila dalam kehidupan bangsa? Jelaskan!
Aspek yang saat ini sedang dalam kelemahan akibat tidak dapat diterapkan dengan efektif
sila Kelima Pancasila dalam kehidupan bangsa adalah :

 Aspek sumber daya manusia


Implementasi sila ke-5 yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat saat ini dalam
aspek sumber daya manusi bisa kita lihat masih banyak pengangguran yang belum
mendapatkan pekerjaan yang layak ditambah lagi di tengah bencana pandemic
COVID19 yang mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan/ diphk maka
angka pengangguran saaat ini semakin tinggi, masih terdapat banyak anak jalanan
yang tidak mampu menempuh pendidikan.
 Aspek Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru
masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan
ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna padahal dalam
konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara, tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada
konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk
mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan beralaskan
kardus bekas.
 Aspek Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum tersebut juga harus
ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum di
Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat publik seperti
kepala daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet, dan politisi partai politik yang
merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang diberikan tidak
sebanding dengan apa yang telah diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis
sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah menimpa nenek
Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman yang diterima
tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini menggambarkan bahwa hukum
yang ada itu hanya berlaku untuk orang-orang miskin saja, sedangkan untuk orang
kaya atau pejabat publik hukum itu tidak terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga
hukum itu dapat diibaratkan sebagai pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas. Padahal
dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil amandemen
disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Tetapi pada
kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi bukti bahwa keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya bisa ditegakkan dengan baik.
 Aspek Sosial Budaya
Keadilan dalam bidang sosial di negara kita masih menjadi sebuah polemik
bagaimana kaum minoritas mendapatkan diskriminasi dari kaum mayoritas, hak hidup
dan hak politik kaum minoritas di batasi oleh kaum mayoritas apa lagi ketika
menjelang pesta demokrasi yang di mana masyarakat memilih langsung pemimpin
mereka. Karakter nepotisme yang masih sangat kental dalam kehidupan
bermasyarakat indonesia menjadikan kesetaraan dalam sosial menjadi jauh dari
realita.

Masalah-masalah yang ada itu ada dan terbentuk dari bagaimana cara pola pikir dan
kebiasaan kita yang sudah seperti mendarah daging sehingga untuk mendapatkan rasa
aman dalam kehidupan sosial susah di gapai sehingga membuat kita masih sangat
merasa jauh untuk membuktikan implementasi tentang keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
 Aspek Politik
Banyak pejabat yang masih menyalahgunakan kekuasaan jabatannya hanyak untuk
hal-hal yang bersifat pribadi dengan melakukan korupsi, jelas hal ini memberikan
dampak kerugian bagi negara maupun masyarakat Indonesia.
2. Berikan contoh lain dari sila Kelima Pancasila dalam berbagai aspek Astagatra!
1. Aspek geografi
Salah satu contoh dari implementasi sila kelima Pancasila dalam aspek geografis yaitu
dimungkinkan untuk adanya pembagian wilayah yang adil dan merata.
2. Aspek Sumber Daya Alam
Pegamalan Dalam pemanfaatan sumber Daya Alam termuat Dalam pasal 33 ayat 2
dan 3 UUD 1945
ayat 2 : cabang cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara
ayat 3 : bumi dan air kekakayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan digunakan buat kemakmuran rakyat.
Mengelola sumber daya alam (SDA) dan memelihara sumber daya yang
mendukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi
ke generasi selanjutnya begitu seterusnya. Mendayagunakan SDA untuk sebesar-
besarnya demi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi serta
keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan ekonomi
dan budaya masyarakat lokal bahkan penataan ruang yang pengaturannya diatur
melalui undang-undang.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
Tidak melakukan pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja
selama berjam-jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Aspek Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, sikap yang harus ditunjukkan, antara lain: 
mewujudkan masyarakat dan negara yang bersih dari tindak korupsi, kolusi, dan
nepotisme, menghindarkan sikap perilaku menghalalkan segala cara untuk
memperkaya diri sendiri, menghindari perilaku ekonomi kapitalis yang mematikan
usaha kecil dan menengah, menghindari monopoli, dan etatisme (paham yang lebih
mementingkan negara daripada rakyat). Cabang produksi juga sumber ekonomi yang
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak dikuasai dan dikelola oleh Negara. Ini
untuk menjamin tegaknya keadilan bagi segenap warga Negara Indonesia seperti apa
yang dikehendaki sila kelima Pancasila.
4. Aspek Sosial Budaya
o Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
o Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
serta menghormati hak-hak orang lain
o Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
o Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan bersama. menghendaki setiap warga Indonesia
untuk menghargai hasil karya orang lain, sebagai bagian dari penghargaan hak
cipta. Proses penciptaan suatu karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan
tekun, oleh sebab itu harus dihargai. Tindakan pembajakan program seperti
VCD/DVD, memfotocopi buku atau membeli buku bajakan adalah contoh
tindakan yang tidak menghargai karya orang lain.
5. Aspek Politik
Dalam ranah politik, keadilan sosial juga harus diterapkan. Berikut beberapa contoh
penerapan nilai pancasila sila ke-5 dalam bidang politik:

 Penetapan kebijakan politik yang lebih menjunjung kepentingan umum daripada


kepentingan pribadi atu golongan.
 Para pejabat selalu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban selama
menjalankan tugas nya.
 Tidak menggunakan kekuasaan politik untuk hal – hal yang bersifat pribadi.
 Pemimpin harus berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
 Undang-undang ditaati oleh semua warga negara termasuk perwakilan rakyat dan
pemimpin tanpa kecuali.
6. Apek Hukum
Dalam bidang hukum, sikap yang harus ditunjukkan, antara lain:
menanamkan nilai kesadaran hukum dan menaati hukum dalam kehidupan sehari-
hari, mewujudkan perlindungan hukum dan kepastian hukum dalam peradilan,
meyakini Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan utama penyelenggaraan ketata
negaraan, hukum di Indonesia seharusnya tidak memandang bulu atau tidak
membedabedakan.

7. Aspek Pertahanan dan Keamanan


Sila kelima tergambar jelas pemberian negara yang adil sehingga tercipta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga masyarakat bisa keadilan hidup
diterima oleh masyarakat dari semua lapisan karena implementasi Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari terwujud. Tidak adanya tebang pilih saat proses peradilan,
merupakan kunci untuk ketahanan sosial tercipta.
3. Membuat rangkuman terkait Implementasi Sila Kelima Pancasila Dalam Aspek Kehidupan
Bangsa. Diharapkan mengacu pada bahan pustaka lain, diluar daripada materi yang
diberikan!
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil
dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan dan kebutuhan spiritual rohani sehingga
tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Butir-butir implementasi sila kelima sebagai
berikut:
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
Butir ini menghendaki agar setiap warga negara berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur
dalam pengertian seperti apa yang diperintahkan Tuhan dan menjahui yang dilarang.
Perbuatan baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara saling
membantu, bergotong royong, dan merasa setiap manusia adalah bagian keluaraga yang dekat
yang layak dibantu, sehingga kehidupan setiap manusia layak dan terhormat.
2. Bersikap adil
Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan antarmanusia untuk tidak saling pilih
kasih. Pengertian adil juga sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak, dan tidak
diskriminatif terhadap sesama manusia yang ditolong.
3. Menjaga keseimbangan antar hak dan kewajiban
Butir ini menghendaki bahwa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan hak-haknya
seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama, kepemilikan, dan lain-lain, tetapi
menjaga kewajiban secara berimbang. Kewajiban yang harus dilakukan adalah berhubungan
baik dengan sesama manusia, membantu sesama manusia, membela yang teraniaya,
memberikan nasehat yang benar dan menghormati kebebasan beragama. Apabila kewajiban
dan hak berjalan seiring, maka hidup damai dan rukun akan tercipta.
4. Menghormati hak-hak orang lain
Butir ini menghendaki setiap manusia untuk menghormati hak orang dan memberikan
peluang orang lain dalam mencapai hak, dan tidak beruasah menghalang-halangi hak orang
lain. Perbuatan seperti mencuri harta orang lain, menyiksa, pelit bersedekah, merusak tempar
peribadatan agama orang lain, adalah contoh-contoh tidak menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
Butir ini sebenarnya mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-menolong
seperti gotong royong, dan menjahukan diri dari sikap egois dan individualistis. Perbuatan
seperti membantu orang buta menyebrang jalan, memberi makan anak yatim dan orang
miskin, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok sembarang tempat adalah adalah
contoh dari suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjahui sikap pemerasan terhadap orang lain
Butir ini menghendaki, manusia Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia yang
memakan manusia lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras orang lain demi
kepentingan sendiri. Contoh perbuatan memeras ini adalah melakukan perampokan,
memberikan bunga terlau tinggi kepada peminjam terutama kalangan orang kecil dan miskin,
serta tidak memberikan upah yang layak kepada pekerja terutama kalangan orang kecil dan
miskin, sera tidak memberikan upah yang layak kepada pekerja terutama buruh dan
pembantu rumah tangga.
7. Tidak bersikap boros
Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidak memakai atau mengeluarkan uang palsu,
barang, dan sumber daya secara berlebih-lebihan. Pemborosan akan merusak sumber daya,
menimbulkan banyak utang, dan menciptakan beban berat bagi masa depan.
8. Tidak bergaya hidup mewah
Butir ini menghendaki manusia Indonesia untuk tidak bergaya hidup menwah, tetapi
secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Ukuran mewah memang relatif, namun tidak
disejajarkan dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada setiap strata kebutuhan manusia.
Perbuatan membuang makanan, makan berlebihan, memakai pakaian mewah, perumahan,
dan mobil berlebihan, juga wujud kehidupan mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
Butir ini menghendaki warga negara Indonesia menjaga kepentingan umum dan prasarana
umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi masyarakat luas. Perbuatan merusak telepon
umum, rambu lalu lintas, mencuri kabel kereta api atau berkelahi antarwarga, siswa dan
mahasiswa adalah perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras
Butir ini menghendaki warga Indonesia untuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dan
tidak hanya pasrah terhadap takdir. Sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan,
diwajibkan berusaha dan diiringi dengan doa. Tindakan seperti bolos kuliah, suka mencontek,
meminta-minta, merupakan contoh tindakan yang tidak tidak suka bekerja keras.
11. Menghargai karya orang lain
Butir ini menghendaki setiap warga Indonesia untuk menghargai hasil karya orang lain,
sebagai bagian dari penghargaan hak cipta. Proses penciptaan suatu karya membutuhkan
suatu usaha yang keras dan tekun, oleh sebab itu harus dihargai. Tindakan pembajakan
program seperti VCD/DVD, memfotocopi buku atau membeli buku bajakan adalah contoh
tindakan yang tidak menghargai karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Butir ini menghendaki adanya usaha bersama-sama antarwarga negara dalam mencapai
masyarakat yang adil dan makmur. Mengembangkan kerja sama tim, belajar organisasi
merupakan contoh dalam membangun usaha bersama. Keberhasilan tidak dapat dicapai
dengan usaha sendiri, namun usaha bersama-sama akan menjamin pencapaian keberhasilan
dan memperkecil resiko kegagalan.

Impelementasi Pancasila dalam kehidupan sebagaimana diuraikan diatas adalah merupakan


penjabaran dari pancasila sebagai pandangan dan ideologi Bangsa Indonesia, menjadi
kewajiban bangsa Indonesia untuk menerapkan dengan baik dan benar, sehingga kehidupan
adil dan makmur dapat tercapai.

Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan pengamalannya,
setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajibanya serta menghormati hak-hak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai