PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi nilai Hak
Asasi Manusia. Dengan dibuatnya dasar hukum di Indonesia, menunjukan bahwa
HAM memiliki kedudukan yang tinggi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sehingga, penegakan HAM dapat terwujud dengan baik. Berbagai
pelanggaran HAM bisa diatasi sesuai dengan hukuman yang sudah ditentukan.
Namun ternyata dalam menegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia tidak
hanya mengandalkan dasar hukum yang sah saja, karena banyak faktor lainnya
yang harus dipertimbangkan. Dan hal tersebut bisa menjadi penghambat dari
penegakan HAM yang ada. Paradigma masyarakat tentang pemahaman Hak Asasi
Manusia yang kurang merupakan salah satunya, karena adanya kondisi sosial
budaya yang berbeda di setiap daerahnya. Serta hambatan lainnya yang bisa
memperlambat dalam penegakan HAM.
Kondisi seperti inilah yang harus diperhatikan oleh seluruh elemen yang
terkait dalam menegakan HAM. Perlu adanya tindakan mutlak untuk
meminimalisir hambatan-hambatan yang ada. Agar setiap warna Negara bisa
mendapatkan Hak nya dalam menjalani kehidupan.
1.2; Rumusan Masalah
1; Apa yang dimaksud dengan penegakkan hak asasi manusia?
2; Apa hambatan dalam penegakkan hak asasi manusia di Indonesia?
3; Bagaimana upaya meminimalisir hambatan dalam penegakkan hak asasi
manusia di indonesia?
1.3; Tujuan
1; Menjelaskan tentang makna dari penegakan Hak Asasi Manusia.
2; Menjabarkan setiap hambatan yang memperlambat penegakan Hak Asasi
Manusia di Indonesia.
Hambatan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia 1
BAB II
PEMBAHASAN
dan
tidak
perlu
ada
tekanan
dari
pihak
manapun
untuk
kesehatan, hak memperoleh air dan udara yang bersih, rasa aman, penghidupan
yang layak, dan lain-lain. Kesemuanya tersebut tidak hanya merupakan tugas
pemerintah tetapi juga seluruh warga masyarakat untuk memastikan bahwa hak
tersebut dapat dipenuhi secara konsisten dan berkesinambungan.
Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak bagi upayaupaya penciptaan Indonesia yang damai dan sejahtera. Apabila hukum di tegakan
dan ketertiban di wujudkan, maka kepastian, rasa aman, terntram, atau kehidupan
yang rukun akan dapat terwujud. Namun ketiadaan penegakan hukum dan
ketertiban akan menghambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja
dengan baik untuk memenuhi kehidupan hidupnya. Hal tersebut menunjukan
adanya keterkaitan yang erat antara damai, adil dan sejahtera. Untuk itu perbaikan
pada aspek keadilan akan memudahkan pencapaian kesejahteraan dan kedamaian.
perjalanannya masih ada pelanggaran hak asasi. Pelanggaran hak asasi manusia di
Indonesia terjadi karena makin meningkatnya gejala individualistik, materialistik,
dan eksklusif. Pelanggaran ini dapat diatasi atau dikurangi jika ada penegakan hak
asasi manusia. Bangsa Indonesia pun telah berusaha melakukan upaya penegakan
hak asasi manusia, namun banyak hambatan dan tantangan dalam penegakan hak
asasi manusia itu.
Hambatan dan tantangan utama dalam penegakan hak asasi manusia di
Indonesia adalah masalah ketertiban dan keamanan nasional, rendahnya kesadaran
hak asasi manusia, dan minimnya perangkat hukum dan perundang-undangan.
Secara umum hambatan dan tantangan tersebut dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu secara ideologis, ekonomis, dan teknis.1 Selain itu, dalam
menegakkan pelaksanaan HAM di Tanah Air, banyak sekali berbagai
hambatan, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. 2 Faktor
kondisi sosial-budaya, informasi dan komunikasi serta peraturan perundangundangan juga merupakan hambatan penegakkan hak asasi manusia di Indonesia.
Berikut ini penjelasan mengenai hambatan-hambatan tersebut.
1. Secara Ideologis
Perbedaan ideologi sosialis dengan liberalis membuat perbedaan yang
tajam dalam memandang hak asasi manusia. Pandangan ideologi liberal lebih
mengutamakan penghormatan terhadap hak pribadi, sipil, dan politik.
Pandangan sosialis mengutamakan peran negara dan masyarakat.
2. Secara Ekonomis
Penegakan hak asasi manusia memiliki hubungan dengan kondisi
ekonomi masyarakat. Makin tinggi ekonomi masyarakat, maka makin tinggi
pula upaya penegakan hak asasi manusia.
1 Dwi Cahyati AW dan Warsito Adnan, Pelajaran Kewarganegaraan 1, Jakarta : Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011, hlm 109.
2 Atik Hartati dan Sarwono, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011 hlm 102.
Hambatan yang berasal dari luar negeri antara lain, pengaruh ideologi
Liberalisme. Liberalisme berasal dari kata liberal yang berarti
berpendirian bebas. Liberalisme adalah suatu paham yang melihat manusia
sebagai makhluk bebas. Artinya, manusia memiliki kemauan bebas dan
merdeka serta harus diberikan kesempatan untuk memajukan diri sendiri
dengan merdeka pula. Kaum liberal berkehendak membatasi hak negara untuk
mencampuri urusan ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Mereka
juga menuntut hak kemerdekaan menulis, menyampaikan pikiran, memeluk
agama, dan menentang rasialisme. Mereka menuntut perdagangan bebas,
persamaan hak bagi wanita, dan hak asasi manusia lainnya.
Dalam bidang politik, kebebasan individu atau partai sangat
ditonjolkan, sehingga dikenal adanya partai oposisi dan mosi tidak percaya
kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Apabila hak itu digunakan untuk
memenuhi batas minimum pemerintah di parlemen, pemerintah yang
berkuasa akan jatuh. Akibat lebih lanjut adalah pemerintah menjadi tidak stabil
dan program pembangunan tidak berjalan. Akhirnya upaya untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat akan terhambat.
Paham Liberalisme dilaksanakan di Eropa Barat, Amerika Serikat
dan beberapa negara di Asia. Paham ini menghendaki hal-hal berikut.
a;
Kekuasaan mutlak mayoritas atas minoritas sehingga dapat terjadi
diktator mayoritas terhadap minoritas.
b;
Lebih mengutamakan pemungutan suara mayoritas dalam mengambil
keputusan. Oleh karena itu, kelompok kecil pendapatnya tidak akan
dipertimbangkan dalam pengambilan putusan sehingga bisa
menimbulkan rasa Irustrasi.
4; Hambatan dari Dalam Negeri
Hambatan dari dalam negeri adalah sebagai berikut :
a;
b;
sosial budaya yang masih tinggi. Hambatan dari factor sosialbudaya antara lain:
a; Stratifikasi dan status sosial
Stratifikasi dan status sosial yaitu tingkat pendidikan,
usia, pekerjaan, keturunan dan ekonomi masyarakat
Indonesia yang multikompleks. Harus diakui bahwa persoalan
ketersediaan aksess pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah. Kini,
pendidikan yang berkualitas sering diasumsikan dengan pendidikan yang
mahal. Hal ini juga menjadi sangat mencolok ketika kebijakan pendidikan
nasional tidak bisa mengantisipasi dampak terburuk dari kapitalisasi
pendidikan.3
Pekerjaan merupakan aplikasi dari mandat eksistensial manusia.
Jaminan dalam dunia kerja juga tidak kalah pentingnya. Maka, segala
bentuk diskriminasi untuk memperoleh upah secara tegas dinyatakan
sebagai bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM.
b; Hukum adat atau budaya lokal
yang kadang
bertentangan dengan HAM
Hukum adat yang berlaku di masyarakat harus
dihormati sejauh hukum adat tersebut tidak melanggar
hak-hak asasi manusia. Namun, pada kenyataannya masih
terdapat hukum adat yang bertentangan dengan hak asasi
manusia seperti hukum adat di Amole Papua yang
3 Eko Prasetyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah, Yogyakarta: Resist Book, 2004.
Hambatan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia 6
c;
lantaran
sosial
secar
perbatasan
terbuka
provinsi,
telah
desa,
dll.
terjadi
hanya
konflik-konflik
adalah
kekerasan
yang
menyeruak
dan
hutan,dan
daerah
gunung yang
membatasi
komunikasi antar
Sejak
era
reformasi,
perundang-undangan
tentang
telah
HAM,
dibentuk
peraturan
diantaranya
adalah
Undang-Undang
No.
26
tahun
2000
tentang
Manusia
1; Pasal 1
Pasal 1 tentang pengertian Pelanggaran HAM dinyatakan bahwa
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara
baik disengaja atau tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau sekelompok orang yang dijamin oleh undangundang ini, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
3;
5 Rhona K.M. Smith,dkk, Hukum Hak Asasi Manusia, Jakarta: PUSHAM UII, 2008, Hlm 308.
Hambatan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia 11
pidana
Asas retroaktif hanya dapat diberlakukan apabila Negara dalam
keadaan darurat dengan prinsip-prinsip hukum darurat, karenanya
sifat menempatan asas ini hanya bersifat temporer dan dalam
wilayah hukum yang sangat limitative, dengan diberikan suatu
kriteria yang jelas masa berlakunya dan sifat menanganan kasusnya
berdasarkan case by case.
b; Asas retroaktif tidak diperkenankan bertentangan dengan pasal 1
ayat 2 KUHP yang imperative sifatnya, artinya sifat darurat
keberlakuan asas retroaktif yang dibenarkan perundang-undangan
dengan alasan eksepsionalitas ini tidak berada dalam keadaan yang
merugikan seorang tersangka/terdakwa.
c; Substansi dari aturan yang bersifat retroaktif harus tetap
memperhatikan asas lex certa, yaitu penempatan substansial suatu
aturan secara tegas dan tidak menimbulkan multi-interpretatif,
sehingga tidak dijadikan sebagai sarana penguasa melakukan suatu
perbuatan yang dikatagorikan abuse of power.
2; Tidak mengenal daluarsa
Ketentuan mengenai daluarsa diatur dalam pasal 84 KUHP yang
berbunyi Kewenangan menjalankan pidana hapus karena daluarsa :
a; Tenggang daluarsa mengenai semua pelanggaran lamanya dua tahun,
mengenai kejahatan yang dilakukan dengan sarana percetakan
lamanya lima tahun, dan mengenai kejahatan-kejahatan lainnya
lamanya sama dengan daluarsa bagi penuntutan pidana, ditambah
sepertiga;
Hambatan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia 13
perlu
juga
kiranya
dipikirkan
hambatan
yang
keterangannya
mengandung
persoalan.
diadukan
untuk
diminta
dan
didengar
membuka jurusan khusus untuk HAM pada level S-2 dan S-3. Ini adalah
seuah gerakan dahsyat yang menggelindingkan pemahaman tentang nilai-nilai
HAM.
Dengan sistem pendidikan yang amat terbuka ini, di tambah dengan
bangkitnya kelas menengah baru yang terdidik, maka gerakan masyarakat luas
untuk menegakan HAM, memang membuat Negara tidak memiliki
kesempataan berkelit.
Lulusan perguruan tinggi yang mempelajari HAM secara mendalam
ini, telah menebarkan virus gerakan penegakan HAM. Mereka berada dan
tersebar di mana-mana yang membuat sebuah loncatan vertikal dalam
masyarakat kita mengenai perlindungan dan penegakan HAM. Merekalah
yang memutar dynamo pergerakan mesin HAM. Mereka bagai bola salju yang
menggelinding tanpa batas dihentikan. Dan tiap putaran selalu menarik saljusalju yang lainnya untuk ikut dalam pusaran, hingga menjadi gerakan dahsyat.
Bagi alumni perguruan tinggi yang mendalami HAM dan bergerak di
LSM, telah menambah dahsyat tekanan masyarakat sipil mengenai
perlindungan dan penegakan HAM. Bagi mereka yang bekerja di birokrasi
pemerintah, telah menjadi agen perubahan dari dalam birokrasi mengenai
perlindungan dan penegakan HAM. Sementara yang bergerak di sektor
swasta, aktif memasukan elemen-elemen HAM dalam setiap perencanaan
organisasi mereka. maka persepsi masa lalu yang dimiliki swasta bahwa HAM
adalah urusan politik semata, kini mulai ditinggalkan.
Anak-anak muda yang mendalami HAM secara mendalam di
perguruan tinggi tersebut, adalah anak-anak muda yang penuh idealism karena
dalam tataran praktis, hingga kini HAM belum menjadi sebuah subyek yang
dengan mudah memberikan kenikmatan duniawi.
Namun dalam kondisi serang ini akan berubah drastic untuk kedepan.
Dengan gerakan HAM yang menggelinding dahsyat, masalah pengetahuan
HAM tidak akan berbeda jauh dengan pengetahuan lainnya dalam hal
penghargaan dan penerimaan masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia masih kurang optimal. Hal
tersebut dikarenakan masih adanya hambatan-hambatan yang menjadikan
tegaknya HAM secara menyeluruh. Hambatan yang paling komplek terdapat
dalam peraturan perundang-undangannya. Seperti dalam UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Dari penjabaran setiap pasalnya, akan
timbul Asas Retroaktif, tidak adanya batas daluarsa pengajuan pelanggaran HAM,
peraturan tentang Komnas HAM yang belum jelas dan adanya perlindungan saksi
serta korban yang kurang diperhatikan lebih lanjut.
Untuk itu perlu adanya tindakan yang lebih khusus untuk meminimalisir
berbagai hambatan yang lebih krusial nantinya. Cara meminimalisir hambatan
tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan tentang HAM kepada
masyarakat, menyempurnakan peraturan perundang-undangan dan melakukan
pembinaan pada aparatur penegakan Hak Asasi Manusia.
DAFTAR PUSTAKA