PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian dari hak asasi manusia (HAM) itu sendiri yaitu
hak dasar yang telah dimiliki oleh manusia sejak dari dalam
kandungan. Hak dasar ini merupakan karunia dari Tuhan Yang
Maha Esa. HAM (Hak Asasi Manusia) juga dapat diartikan
dengan suatu hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
sebelum dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi
dengan
orang
lain.
Jangan
sampai
kita
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengadilan HAM ?
2. Untuk mengetahui Pengadilan HAM Ad Hoc ?
3. Untuk mengetahui Komisi Nasional HAM ?
4. Untuk mengetahui Komisi Perlindungan Anak Indonesia ?
5. Untuk mengetahui Komisi Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan ?
6. Untuk mengetahui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGADILAN HAM
Pengertian Pengadilan HAM
Pasal 1 angka 3 menentukan bahwa yang dimaksud dengan
pengadilan
hak
asasi
manusia
adalah
pengadilan
khusus
menentukan
bahwa
pengadilan
HAM
merupakan
pengadilan
dilingkungan
HAM
peradilan
adalah
umum
pengadilan
yang
hanya
yang
berada
bertugas
dan
merupakan
hakikatnya,
hak
dasar
hak
asasi
yang
manusia
dimiliki
oleh
tersebut
setiap
adalah
manusia
masyarakat
internasional
hak
asasi
manusia
dengan
Universal
Declaration
of
Human
Right
juga
memenuhi
tuntutan
masyarakat
internasional.
secara
universal
memberi
kewenangan
melalui
kepada
PBB
beberapa
untuk
instrumennya
terlibat
secara
HAM
yang
berat
yang
terjadi
sesudah
yang
dimaksud
dengan
pengadilan
HAM
adalah
pertimbangan
@okum
dari
putaran
Mahkamah
DPR
mendasarkan
pada
dugaan
telah
terjadinya
(2)
beserta
penjelasannya
dapat
diketahui
lingkup
wewenang
untuk
memeriksa
dan
memutus
kerja
Komisi
HAM
PBB
di
tingkat
nasional.
Maka,
merupakan
salah
satu
mekanisme
mencakup
yurisdiksi
lembaga,
kemandirian
dan
Prinsip-Prinsip Paris2
Baik di ranah masyarakat sipil maupun di pemerintahan
terdapat
banyak
lembaga
yang
pekerjaannya
menyentuh
dan
masyarakat
sipil,
suatu
lembaga
quasi
pemerintah.
independensi
juga
diatur
dalam
ketentuan
Pluralisme.
lembaga
Prinsip-prinsip
nasional
dan
Paris
menyatakan
penunjukan
anggota-
aparat
Negara
semata.
Keragaman
juga
harus
10
pribadi
manusia
Indonesia
seluruhnya
dan
Pemantauan.
Penelitian/pengkajian.
Mediasi.
Pendidikan.
Sejak itu pelaksanaan empat fungsi tersebut dibagi
adanya
kekerasan,
penelantaran
dan
belum
membentuk
dorongan
dunia
KPAI
juga
tidak
internasional.
dapat
dilepaskan
Komunistas
dari
internasional
4 Ibid hlm 29
11
komunitas
pemerintah
internasional
Indonesia
di
tersebut
bawah
kemudian
kepemimpinan
tentang
Perlindungan
Anak
yang
mengamanatkan
12
1. Melakukan
sosialisasi
seluruh
ketentuan
peraturan
mengumpulkan
pengaduan
data
dan
masyarakat,
pemantauan,
evaluasi,
informasi,
melakukan
dan
menerima
penelaahan,
pengawasan
terhadap
dan
anggota
yang
terdiri
dari
unsur
peraturan
perundang
undangan
untuk
membentuk
langsung
kepada
Presiden
dan
masa
Anak
Indonesia
didasarkan
pada
prinsip
NASIONAL
ANTI
KEKERASAN
TERHADAP
PEREMPUAN
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau sering
disingkat sebagai Komnas Perempuan adalah sebuah institusi hak asasi manusia
yang dibentuk oleh negara untuk merespon isu hak-hak perempuan sebagai hak
asasi manusia, khususnya isu kekerasan terhadap perempuan. Karena mandatnya
13
yang spesifik terhadap isu kekerasan terhadap perempuan Dan pelanggaran hakhak perempuan maka ada yang mengkategorikan Komnas Perempuan sebagai
sebuah insitusi hak asasi manusia yang spesifik,444 berbeda dengan Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang bersifat lebih umum
mencakupi seluruh aspek dari hak asasi manusia.
Komnas Perempuan didirikan pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan
Presiden No. 181 tahun 1998, sebagai jawaban pemerintah atas desakan kelompok
perempuan terkait dengan peristiwa yang dikenal sebagai tragedy Mei 1998--di
mana terjadi perkosaan massal terhadap perempuan etnis Tionghoa di beberapa
daerah di Indonesia.445 Pada saat itu, negara dianggap telah gagal memberi
perlindungan kepada perempuan korban kekerasan. Oleh karena itu, negara,
dalam hal ini pemerintah yang diwakili oleh Presiden RI, Habibie, menganggap
bahwa negara harus bertanggungjawab kepada korban dan kemudian melakukan
upaya yang sistematis untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan.
bentuk
kekerasan
terhadap
perempuan
dan
tugas
yang
harus
dijalankan
oleh
Komnas
penelitian,
pemantauan,
rekomendasi
dan
kerjasama
pemahaman
atas
segala
bentuk
14
dan
perundang@okum@@tiv
penelitian
undangan
terhadap
yang
internasional
yang
berbagai
berlaku
serta
berlaku
serta
tetang
pelanggaran
asasi
hak
segala
bentuk
manusia
KTP
perempuan
dan
serta
langkah-langkah
yang
mendorong
@okum@@tive
dan
yudikatif
serta
organisasi-
kerangka
@okum
dan
kebijakan
yang
upaya-upaya
segala
bentuk
pencegahan
KTP
Indonesia
dan
serta
internasional
dan
standar-standar
internasional
15
disingkat
KKR)
penyelesaian
bertujuan
pelanggaran
untuk
berat
memberikan
HAM
di
luar
Pasal
kelembagaan
yang
UUKKR
bersifat
KKR
public
mempunyai
untuk
mencari
fungsi
dan
16
akhir
kompensasi,
restitusi,
rehabilitasi
g Menolak permohonan kompensasi, restitusi, rehabilitasi,
atau
amnesty
apabila
perkara
sudah
didaftar
di
UUKKR).
Permasalahan lebih bersifat teoritis yang diharapkan
mampu dipecahkan KKR ketimbang institusi peradilan
17
memberi
gambaran
pelanggaran/kejahatan
lebih
hak
besar
asasi
mengenai
yang
terjadi
pola
secara
politik
kekerasan
penguasa
yang
telah
individu
maupun masyarakat.
KKR Indonesia terdiri dari 3 (tiga) subkomisi, yaitu : Subkomisi
Penyelidikan dan Klarifikasi atas Pelanggaran HAM yang Berat; Subkomisi
Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi; dan Subkomisi Pertimbangan Amnesti
(Pasal 16 UUKKR). Terkait dengan isu hukum penelitian ialah Subkomisi
Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi yang kewenangannya adalah sebagai
berikut :
1 Membuat pedoman pemberian kompensasi , restitusi , dan
atau rehabilitasi bagi korban datau keluarganya (ahli
waris);
2 Melakukan
kelengkapan
klarifikasi
kepada
syarat-syarat
korban
permohonan
dan
memeriksa
dalam
rangka
undang
tidak
menyangkut
memahami
prinsip
konsep
tanggung
dan
gugat
teori
HAM
@okum@
atas
dan
rehabilitasi
hanya
jika
permohonan
28
UUKKR
mengatur
bahwa
ketika
korban
perdamaian,
KKR
dapat
mempertimbangkan
22
dan
Pasal
25
UUKKR).
Komparasi
dengan
KKR
19
BAB III
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
22