Hak asasi manusia (HAM) terbentuk dari tiga kata, yaitu hak, asasi, dan
manusia. Hak berarti milik atau kepunyaan. Hak juga didefinisikan sebagai
kekuasaan untuk berbuat sesuatu. Asas berarti pokok, dasar, atau utama.
Asasi berarti yang dasar atau yang pokok. Manusia didefinisikan sebagai
orang, insan, atau makhluk yang berakal budi. Dengan demikian hak asasi
manusia dapat didefinisikan sebagai milik atau kepunyaan yang bersifat
mendasar atau pokok yang melekat pada seseorang sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.
Hak asasi manusia dijabarkan atau dikembangkan menjadi kewajibankewajiban dan hak-hak lainnya. Ada beberapa pengertian hak asasi manusia
sebagai berikut.
John Locke
" Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat
pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak)."
Prof. Koentjoro Poerbopranoto (1976)
"Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga
bersifat suci."
G.J. Wolhots
"Hak-hak asasi manusia adalah sejulah hak yang melekat dan berakar pada tabiat
setiap pribadi manusia, bersifat kemanusiaan."
Jan Materson
"Anggota Komisi Hak Asasi Manusia PBB, merumuskan pengertian HAM dalam human
right could be generally defines as those right which are inherent in our nature and
without which we cannot live as human being yang artinya HAM adalah hak-hak yang
secara secara inheren melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidaka
dapat hidup sebagai manusia."
Prof. Darji Darmodiharjo, S. H.
"Mengatakan : hak hak asasi manusia adalah dasar atau hak hak pokok yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah tuhan yang maha esa. Hak hak asasi itu
menjadi dasr dari hak dan kewajiban kewajiban yang lain."
Muladi (1996)
"Mengemukakan pengertian HAM secara universal,yang dirumuskan sebagai those
rights which are inherent in our nature and without which we cannot live as human
being.Rumusan tersebut garus besarnya adalah segala hak-hak dasar yang melekat
dalam kehidupan manusia."
Jack Donnely
"Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia
manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan
martabatnya sebagai manusia."
Miriam Budiardjo
"Berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan
masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar
bangsa, ras, agama, kelamin dan karena itu bersifat universal. "
Karel Vasak
"Mengklasifikasikan hak asasi manuasi dari tiga generasi yang diambil revolusi prancis.
Alasan Karel Vasak menggunakan pengistilahan generasi adalah karena generasi
yang dimaksud adalah dengan merujuk pada inti atau substansi dan ruang lingkup hak
yang menjadi prioritas utama pada kurun waktu tertentu."
Sejarah Hak Asasi Manusia dimulai dari gagasan hak asasi manusia. Gagasan
hak asasi manusia muncul sebagai reaksi atas kesewenang-wenangan penguasa
yang memerintah secara otoriter. Munculnya penguasa yang otoriter mendorong
orang yang tertekan hak asasinya untuk berjuang menyatakan keberadaannya
sebagai makhluk bermartabat. Nah, Zona Siswa pada kesempatan kali ini akan
membahas mengenai Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM). Semoga bermanfaat.
Check this out!!!
Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf
Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak
kebebasan, dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil
(pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya
tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan
Revolusi Prancis.
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut
Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada
para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan
tanpa adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan
atas bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan.
Sejak saat itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem
konstitusional Inggris.