Anda di halaman 1dari 28
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAKUN 2019 ‘TeNTANG PENYELENGGARAAN PELAVANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BSA GUBERNUR PROVING! DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a, bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 25 dan Pasal 26. Undang-Undang Nomor 28. Tahun 2007 tentang, Pensnamar Modal, Pass! 9 Undang-Undang Nomor 25 ‘Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Peraturan Menter| Dalam Negeri Nomar 24 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Sats Pinta dan Pasal 2 Peraturan’ Mente Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan, Perjinan Terpadu di Daerah, perlu diatur penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu , behwa berdasarkan pertimbangan sebageimana dimalerud Salam hur e, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggeraan Pelayanan Terpadks Satu Pint, Mongingat : 1. Undang-Undang Nomor & Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 2041) sebagaimana telah dba dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaren Negara Republi Indonesia Tahun 1999 ‘Nomar 160, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggarssn Negara Yang Bersih Dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.|Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaren Negara Republik indonesia Nomor #670); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Repubjik Indonesia Tahun 2003, Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286), 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Petbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomar 5, Tambahan Lemoaran Negara Republik Indonesia Nomer 4358), 10. au. 12, 12, 14 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahtin 200% Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400), Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pereneanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 200% Nomer 104, Tambahant Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32. Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2004. Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 442) seoagaimana telah beberapa. kali dibah terakhir dengan Undang-Undang Nomor’ 12 Tahun 2008 [Lembaran Negara “Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembsran Negara Republik indonesia Nomor 444) . Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik indonesia ‘Tahun 2007 Nomer 67, Tambahan Lembaran Negers ‘Republik Indonesia Nomor 4723), Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemenntahan Provine! Dacrah Kbuste Tbukota Jakarta Scbagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Repubitk Indonesia Tainan 2007 Nomor 83, Tambshon Lembaran Negara Republi Indonesia Nomar a7aqy, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informast dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843}; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informast Publik (Lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembarart [Negara Republik Indonesia Nomor 4846); Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 _ tentang Ombuesman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4895}; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 centang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Cembaran Negara Republi Indonesia Woror 5038); Undang-Undang Nomer 28 Tahun 2009 tentang Pajek Daerah dan Retrbusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomer 130, Tambahan Lembaran Negara Nomar 5049 j; 16. yw. 16, 1. 20. 21 22, 23, 24, 25, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembarat Negara Republik [ndonesia Tahtin 2011 Nomor 82, Tamubakan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomot 5254), Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Pungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun | 1994" Nomor 22, Tembahan Lembaran Negara Republik indonesia Namor 2547) Peraturan Pemerintah Nomar 58 Tahun 2008. tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005. Nomor 140, Tambehan Lembaraa. Negara Republik Indonesia Nemor 4878), Peraturan Pemerintsh Nomer 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Pencrapan Standar Pelayanar Minimal (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2003, Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 4585), Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ‘Daerah (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2005. Nomor 165, Tambahan Lembara [Negara Republik lndonesta Nomor 4993): Peraturan Pemerintah Nomar 38 Tahun 2007 tentang Pembagan Urusan Pemerintahan Antara Pemerinta, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2007 Nomer 82, ‘Tambahan Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun’ 2007 Nomor #9, ‘Tambahan Lembarat Negara Republik Indonesia Nomor 4741}; Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012. tentang Pelaksanaan Undeng-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pelayanan Public (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor S357): Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu at di Bideng Penanaman Modal; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomar 19 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa ali diubah teralchir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tabun 2011 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ‘Terpadu, Satu Pinta, 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanant Ferizinan Terpadu di Daerah; 27, Persturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah ‘Khusus rbukota Jakarta; 28, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Produle Huleam Dara 29, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkst Daerah (Lembaran Daerah Provins: Daerah Knusus tbukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 10), 30. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinst Daerah Khusus Ibuketa Jakarta Tahun 2010 Nomor 2, ‘Tambahan Lembaran Deerah Provinst” Daerah Khusus Toulcota Jakarta Nomor 1) Dengan Persetujuan Bersara DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINE! DAERAH KITUSUE IDUKOTA JAKARTA Menetaplan MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN PELAVANAN TERPADU SATU PINTU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal | Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2. Pemerintaban Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluae-Muasnya dalam Sistem dan pringip Negara Kesatuan Republle Indonesia sebagalmana dimaksud dalam Undang-Undang Dasat Negara Republik Indonesia Tabun 1945, 10. nL. 12, 13, 14. 16, Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangket Daerah sebagal unsur penyelenggera Pemerintahan Daerah. Gubernur adalah Kepala Daerah’ Provinsi Daerah Khusus buleota Jakarta, Dewan Ferwakilan Rakyat Daerah, yang. selanjutnya disingkat DPRD adslah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ‘Sckretaris Daerah adalsh Selaetaris Daerah Provinsi ‘Daerah Khusts foukets Jakarta, Satuan Kerja Peranglat Daerah yang selanjutaye disingkat SKPD adalah satan kerja. perangkeat daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disinglat UKPD adalah unit kerja atau subordinat SKPD. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat PSP adalah kegiatan penyclenggaraan periinan dan non pperizinan yang proses. pengelolaannya mulai dari tabap permohonan sampai ke tahap terbitnya dolcamen dilakukan Eecara terpadu dengan sistem sata pintu di Provinel Daerah Khuius Iouleta Jalerta Perizinan adalah pemberian legalitas dalam bentule izin leepada orang persecrangan atau badashuleim unt rielakuken usaba atau Kepatan tertentu, Non perizinan adalah pemberian rekomendasi atau dokumen lainnya kepada orang perseorangan atatt badan balsam Tain adalah dokeumen yang. diterbitkan berdasarkan Peraturan Daerah dan/atau peraturan Iainnya yang ‘merupakan ‘bulti legaltas Mmenyatakan sah atau Giperbolehicanaya orang perscorangen atat badan hula, untuk melakukan usaha atau kegiatan tertent. Non fain adalah dolcumen yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Daerah dan/atauperaturan lainnya yang menyataken sah alu diperbolehkannya orang perseorangan atau badan hukum untuk melaleuken wsaha ‘atau ieglatan tevtenta, Baden Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutaya, disingkat BPTSP adalah SKPD penyelenggara PTSP. Kepala BPTSP adalch Kepsla Badan Pelayanan Terpadue Satu Pintu Provinst Daerah Khusus Ibulota Jakarta, Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibulcota Jakarta, 17. Kabupaten Administra adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinel Daerah Khusus Tbukota Jakarta 18, Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Toukote Jakarta, 19. Kelurahan adslah Kelurahan et Provinsi Daerah Khusus bukota Jakarta, Pasal 2 Penyelenggarsan PTSP berasaskan epentingan umurm epastian hulu; persamaan hale; kescimbangan hak dan kewaiiban; keprotesionalan, parisipati persamaan perlakuan/tidak diskriminaif, keeterbukaas, akuntabilitas; {iaslites dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; Jeetepatan Waktu; dan Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Pasal 3 (@) Maxsud penyelengearaan PTSP adalah untuk memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan dan non periinan, (2)Kemudahan sebagaimana dimaksud peda ayat (1) adalah kkemudahan bagi masyarakat untak memperolea pelayanan pperiinan/non perizinan dan. memperoleh informasl mengena! tempat, wakts, biaya, persyarsten, prosedur, penyampaan dan penyelesaian pengadluan pelayanan perisinan non perieinan, (@)Kepastian sebagaimana dimaksud pada ayst (1) adalah Jeepastian hukum terhadap Waktu, biaya, persyaratan, prosedur dan penyelesaian pengaduan "pelayananperizinan non perizinan. Pasal 4 ‘Tujuan penyelenggaraan PTSP adalah ‘4. meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan; b. memberilan kemudahan kepada masyerakat untuk ‘memperolei pelayanan periinan dan non perizinany dan © Roninglatkan “kepastanpelayanan’ peniman da) non BABI SASARAN, Pasal 5 ‘Sasaran penyelenggaraan PTSP adalah 2 mowujudkan pelayanan publi yang copat, murah, mdah, ‘wansparan, past, terjangkau dan akuntabel dan », meninghatkan haichak masyarakat terhadap pelayanan publik PEMOHON Pasal 6 Pemohon atau subjek pelayanan pada penyelenggeraan PTSP adalah 1 orang perseorangan: dan ». badan, balk yang berbventuk badan hukum atau bukan berbentule badan ule, paBiv PENVEDERHANAAN PELAYANAN Pasal 7 (0) Penyelenggara PTSP_wajib menyederhanskan pelayanan perizinan dan non perzinan (2) Penyederhanaan sebagaimana dimaksué pada ayat (1) metiputi penyederhansan persyaratan percepatan waltu penyelesaian permahonan; kepastian biayas kejelasan prosedur;, keterbukeaan dan kejelasan informast; ‘kemudahan penyampaian pengaduan /keluhan; dan. &. Kejelasan penyelesaian pengadian ketuhan, (@) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyederhanaan sebagaimana ddimaksuc pada ayat 2) diatur dengan Peraturan Gubernur BABY RUANG LINGKUP, Bogian Kesata Kewenangen Pasal 8 (0) Ruang lingleup kewenangan penyelenggara PTSP meliput ‘4 penerimagan dokumen permohonan isin dan non isin; '. penelitian/pemerixsaan dokumen permohonaa izin dan noa ©. pelaksanaan penelitian teknis/pengujian fist permohonan fein dan non ei [Penandatanganan dokumen izin dan nom izing penyerahan dokumen izin dan non izin kepada pemehon: pengelolaan arsip fn dan non tein, Pencipan dan pemberian San lerhadep penyalabgunaan ‘bin dan non xin; dan pelaksanaan koordinasi dengan SKPD/UKPD teknis terkait berkenaan dengan pelayanen, pengawasan, pengendalian, ddan evaluasi pelaksanaan izin dan non isin. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penelitian telnia/penguiian fis sebagaimana dimaksua pada ayat (1) huraf diatur dengan Pevaturan Guberntr Bagian Kedua \Jenis Perizinan dan Non Periginan Pasal 9 ()venis perizinan dari non perizinan yang menjadi kewenangan ppenyelengara PTSP meliputi perinan dan non perizinan di Ddidane pendidikan; keschatan; pekerjaan unum erumahan; penataan using; pethulbungan; lingkungan hidup; pertanahan yang menjadi kewenangan daerah; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; sosial; ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; operas, seria usaha miko, keel dan menengah; | penanaman modal; BORSS ee spanee a. kebudayaan dan parivisata; 6. Kepemudaan dan olah raga; . lesatuan bangsa dan politike dalam neger’s . perpustakaan; korunikast dan informatike; 5. pertanian dan ketahanan pangan; kehutanan; 13, energi dan summber daya mineral; vy. kelautan dan perikanan; 1, peternalan; x. perdagangan; Yy- perindustrian; dan 2 pembangunsn, (@)Rincian jenis perizinan dan non perizinan sehageimana imnaksud pada avat (I) diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 10 (1)Dalam rengka memberikan Kemudahan kepada masyarakat ‘untuk memperoleh. pelayanan, selain pesainan dan non perizinan sebagaimana dimakstd dalam Pasal 9, pelayanan Gdministas! tertentu dilimpabkan menjadi bagian dari raang Tinglaip pelayanan penyelenggara PTSP. (@)Pelimpahan pelayanan administrasi tertenty — sebagaimana ‘immalsud pada ayat (I) dats dengan Peraturan Gubernur BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 11 (9) Sumberdaya manusia yang ditugaskan pada penyelenggara PTSP adalah pegavat penyelenggara PTSP. (2)Sumber daya manusia yang citugasken pada penyelenggara PSP wajib memiliki kompetensi ai bidang pelayanan publi (@) Kompetensi sebagaimana dimalssud pada ayat(1} meliputi . pengetahuan tentang periinan/non periinan; ». pengetahuan di bidang pelayanan publi; ©. keterampilan di bidang pelayanan publik; dan 4, integrtas terhadap pelayanan publi. (Dalam range menensh kempetess sumber aya manasa tibognnana dakoud pada at) doe ae dilaksenakan scieks den ponbinaan sebagaimant mewtnja: 20 BAB VIL KEUANGAN Pasal 12 (1) Anggaran belanja yang dibutubkan untuk penyelenggaraan PISP dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja aerah, (2)Penerimaan dari penyclenggaraan PTSP — merupalcan pendapatan dacran, (9) Pembayaran tas retribusi iin/oon iin dibayarkan mela Bank untuk selanjutnya masuk ke rekening kas dacrah. (4) Pengelolaan anggaran belanja dan penerimaan_sebageimana dimalgsud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai keetentuan " peraturanperundang-undangankeuangan negara/ daerah. BAB Vill PRASARANA DAN SARANA Pasal 1 (1)Prasarana dan Sarana penyelenggaraan PTSP_berdasarkan sumndarisas! dan menduiung standar peleyanan_ minimum penyelenggaraan PSP. (2) Standarisasi sebagaimana dimakeud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur. BAB IX SSTANDAR PELAYANAN Pasal 14 (0) Untwkc memastikan pelayanan perijinan/non_perjinan oleh BPTSP sesual dengan azas, maksud, tujuan dan sasaran penyelenggaraan PTSP, disusun Stendar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan dan’ Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan PTSP. (2) Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana cimakaud. pada. ayat (2) ‘memuat standar waltu, baja pelayanan, infermas! pelayanan, Drosedur pelayanan, penanganan keluhan, dan ruang ‘mendukung kenyamanan pelayanan. ee ict (@)Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Perataran Gubernur, BABxX PEMANFAATAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Pasal 15 (0) Dalam rangi pelaksanaan asss, maksud, tujuan dan sasaran sevagamana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 penyelenggara PTSP memaniaatian sistem teknologi informas (2) Sistem teknolog! informasi sebagaimana dimalud pada ayat (1) mewujudkan 4 BPTSP, Kantor PYSP, Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan ddan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan sebagai seta keesatuan pelayanan », mubungan online penyelenggara PTSP dengan SKPD/UKPD telenis © hubungan online penyelenggara PTSP dengan instansi Pemerintah Pusat sesua: ketentuan pereturan perundang- undangan dan kebutanan; dan 44. hubungan online penyelenggara PTSP dengan masyarakat, (9) Melatt sistem teknologiinformasi sebagsimana dimaksud pada ayat_ (2) pimpinan pemerintahdacrah ‘bisa memantats/memonitor kegiatan pelayanan penyelenggara PTSP. Pasal 16, Pembangunan dan pengembangan sistem teknologi_informasi sebagalmacia dimaksud dalam Pasal 15 dilaksanakan bersamaast dengan pelaksanaan pelayanan izin dan nom iain sata pinta Pasal 17 Sistem teknologi informasi dalam penyelenggeraan PSP erupakan salah saitr Komponen utsma perwujudan asas, makeud, tyjuan dan sasaran sebagaimana dimakeud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal4 dan Pasal 5 2 BAB Xt PENYELENGGARA agian Kesatu Pembentukan Pasal 18 Untuk menyslenggarakan PTSP dengan Peraturan Daerah ini dlibentuk BPTSP, Bagian Kedua Kedudukan Pasal 19 (2) BPTSP merupakan bagian dari perangkat dacrah sebagai SKPD penyelengeara PTSP. (2) BPTSP dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang. Derkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Guberur melalui Seretaris Daerah Bagian Ketiga Susunan Organisast Pasal 20, 0 Susunan organisasi BPTSP scbagai bert & Kepala Bedan; Wakil Kepata Badan; Sekeretaria, terri dari ¢ (empat) Subbagian; 44. Bidang, terri deri 5 fia}; Kantor PPSP terdini dari: 4) Kepata Kantor; 2) Kepala Subbagian Tata Usaha; 43) Tim Administras: dan 4) Tim Teknis f Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seki 4% Satan Pelaksana PTSP Kelurahan yang dipimpin oleh seorang Kepale Seki; dae, 1h. Kelompole Jabatan Fungsional B (2) Bagan susunan organisasi BPTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) teceantum dalam lampiran yang merupalan Dapian tdak terpisahkan dari Peraturan Daerah ink (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata Kerja BPTSP eebagaimana cimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Guberuir, (@) Dalam rangka pelayanan periginan dan non perisinan serta dokumen administrasi- di Kabupaten Administrasi dapat Gibentuk PTSP Kabupaten Administrasi, sesual dengan karakteristik dan Xebutuihen Kabupaten Administra (©) Pembentukan PSP Kabupaten Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur, ‘sesual kebutuhan, Bagian Keempat ‘Tugas dan Fungsi Paragral 1 EPTSP Pasal 21 o BPTSP mempunyai tugas_melaksanakan _pembinaan, pengendnlian, monitoring dan valtuaei penyelenggeraan PTSD lsh Kantor PTSP, Satuan Pelaksana PSP Keeamatan dan Satuan Pelaksana PISP Kelurahan, serta_pelayanan dan Penandatanganan perizinan dan non perizinan serta doleamen ‘dministrast yang menjadi kewenangannys. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPTSP menyetenggarakan fangs 4 penyusunan dan pelalsanaan program kerja dan anggaran BPTSP, », peruimusan kebljakan teknis peryelenggaraan PTSP sesusi eetentuan peraturan perundang-undangan: © pembinaar, pengendalian, monitoring dan evaluasi PPelayanan ‘perizinan dan non periainan serta dolasmen ‘adminisirasi oleh Kantor PTSP, Satuan Pelaksana PTS? Kecarnatan, dan Satuon Pelaksaria PSP Kelurahan: 4. penetimaan berkas permehonan perizinan dan non Periinan seria dokumen administrasi Segui keewenanganays ©. penelitian/pemeriksaan berkas permohonan perizinan dan hon perizinan sertadokumen administrasi sesuai Jeewensngannya: 4 penelitian teknis/ pengujian stk permohonan perizinan dan ‘on perizinan serta dakumen admministras penandatanganan dokumen iain, non izin dan administrasi Sestal kewenangannya, 4 hh, penyerahast dokumen izin, non izin dan administrai sesuai Kewenangannya: iL pengelolaan a¥sip dokumen izin, non isin dan administrasi ‘esuai kewenangannya J. penetapan dan pemberian sanksi terhadep penyalahgunasn fin dan non inn serta dokumen admuinistrasi sesust kewenangannyas 4 pengelolaan sistem celmologi informasi penyelenggarasn Prsh; 1. pelayanan dan penyelesaian pengaduan/keluhan atas ‘penyelengearaan PTSP: mupelayanan dan penyelesaian tas pengaduan/keluban pelayanan Kantor” PTSP sorta pengaduan/keluhan pelayanan Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan dan Satan Pelaksana PTSP Kelurahan yang tidak dapat diselesaikan ot Kanter PSPs nn pengelolaan' —Kepegawaian, _Keuangan, —_baran, ketatausahaan dan kearsipan BPTSP; dan ©. pelaporan dan pertanggunglawaban pelaksanaan tugas dan Tange: BPTSP, Paragrat 2 Kantor PESP Pasal 22 (0) Kantor PTSP mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan penandatangenan perisinan dan non perisinan gerta dleamen ‘Administrast sestal kewenanganavs (2) Untuk melaksanakan tugas sebageimana dimakeud pada ayst (0), Kantor PTSP menyelenggarakan fangsi & penyusunan dan pelaksanaan program kerja dan anggaran Kantor PTSP, . penerimaan " berkas permohonan perizinan dan non, periinan seria” ‘dokeamen administrasi seat ewenangennys; cc penelitian/pemeriksaan herkas permohonan perizinan dan fhon peninan serta dokumen administrasi eesti kewenangennyas 4. penelitian teknis/pengujian Sisk permohonan perizinan dan hon perizinan serta dowumen administrasi; (©. penandatanganan dokumen izin, non isin dan administrasi Sesuai kewenangannyas . penyerahan dokumen izin, non izin dan administrasi sesuai kewenangannya . penetapan dan pemberian sanksi terhadap penyalahgunaan fin dan non izin sertadolumen administrast sesual kewenangannya; . pengendalian Pelayanan i Satuen Pelaksane PIS? 4. pengelolaan arsip dokumen izin, non igin dan administrasi Sesuial Kewenangennya, 5 J. penggunaan sistem teknologi informasi penyelenggaraan PrsP, i pelayanan dan pemprosesan pengaduan/keluhan atas penyelenggaraais PISP, |. pelayanan dan penjelesaian pengaduan/ieluhan atas pelayanan Kantor PSP mm, pelayanan dan penyelessian pengeduan/keluhan atas pelayanan di Satusn Pelaksana PTSP Kecamatan atau [Pengadiuan/keluhan atas pelayanan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan yang tidak dapat diselesaikan oleh Satuan Pelaksana PISP Keeamatans 1 pengelolaan kepegawaian, euangan, barang dan, ketatausahaan Kantor PTSP, dan ©. pelaporan dan pertanggungjawaben pelaksanaan tugas Kantor PTSP. Paragrat 3 ‘Satuan Polakesna PTSP Kecamatan Pasal 23, Satuan Pelaksana PISP_ Kecamatan mempunyai tugs melalcsenaken pelayanan dan penandatangan perisinan dan non pperiainan serta dokumen administrasi sesual kewenangannya, dengan uraian tugas 4 pelaksanaan program kerja dan anggaran Satuan Pelakeana PESP Keeamatans bb. penerimaan erie permohonan parisinan dan non perisinan Serta dolgumen administrast suai kewenangannya, . penelitian/pemeriksaan betas permohonan.periainan dan non Perizinan serta doleumen administrast sesuai kewenangannys; 4. penelitian teknis/pengujian fise permahonan perizinan dan hon perizinan’ serta dokumenadministrast gest Ikevrenangancya; penandatanganan dokumen isin, non iin dan administrasi Sesuai Kewenangannya £ penyerahan dokumen iin, non izin dan administrasi sesuat kewenangannyas penetapan dan pemberian sanksi terhadap penyalahgunaan fain dan non ‘izin serta dokumen administrasi sesuai ewenangennyes hh. pengendalian pelayanan di Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan; engelolasn arsip dokumen izin, non isin dan administrasi Sesual kewenangannya; penggunaan sistem teknologinformasi penyelenggaraan PTSP; « pelayanan dan pemprosesan pengaduan/Keluhan ata envelenggarann PTS, 1. pelayanan dan penyelesaian pengaduan/keluhan ates, pelayanan Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan, m.pelayanan dan penyelesnian pengadwian/keluhan atas Pelayanan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan yang tidak dapat Aiseiesaican di Satuan Pelaksana PTSP Kelurahens 1 pengelolaan kepegawaian,Keuangan,barang dan ‘etatausahaan Satuan Pelaksana PTSP Kecamatany daa. 6 ©. pelaporan dan pertanggungjawaban pelakesanaan tapas Gatuse, Pelaksana PTSP Keeamatan, Paragrat 4 Satuan Pelaksana PTS? Kelurahan Pasal 24 Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan mempunyai tugas mmelaksanakan pelayanan dan penandatangan periainan dan non perizinan seria dokumen adminisirast tertentu sesuai Kewenangannya, dengan uraian gas 4 pelaksanaan program Kerja dan anggarsn Safuan Pelaksana PISP Kelurahac, , penerimaan berks permohonan perizinan dan non perizinan Serta dokumen administrasi sesuat kewenangannya) ©. penelitian/pemeriksaan berkas permehonan periainan dan non perizinan serta dokumen acministrasi aesual kewenangannya, 44, penelitian teknis/pengujian fille permohonan perizinan dan hon perizinan’ serta dokumenadministrasl sestal kewenangannya, © penandatanganan dokumen izin, non ixin dan administrasi Sesuai Kewenanganayas £ penyerahan doktumen isin, non iin dan administrasi sesuei Kewenangannya: 4 penetapan dan pemberian sanksi terhedap penyalahgunaan Bin dan non isin seria iesenen acministrast sestal Ketenanganny fh pengelolaan arsip dokumen jain, non izin dan administrasi Sestai kewenangannya, i, penggunaan sistem telmolog\informasi penyelenggaraan PTSP; Js pelayanan dan pemprosesan pengaduan/Keluhan — stas penyelenggaraan PTSP; 4 pelayanan dan penyclesaian pengaduan/keluhan tas pelayanan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan, |. pengelolaan "kepegaweian, keuangan, barang dan kketatousahaan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahany dan ‘m, pelaporan dan pertanggungiawaban pelaksanaan tugas Satan Pelaksana PSP Kelurahan Parograt 5 Pembagian Kewenangen Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Serta Dolmen Adminitrasi Pasal 25, Ketentuan tebihh tanjit mengenai_pembagian kewenangen PPelayanann dan penandatanganan perisinan dan non perizinan serta doktumen administrasi oleh BPTSP, Kantor PTSP, Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan dan Safuan Pelaksana PTS? Kelurahan diatur dengan Peraturan Gubernur v BAB XL PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 26 (0) Pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelakanaan iin dan ‘on iain yang diterbtkan penyelenggara PTSP dilakukan oleh SKPD/UKPD teks. (2) Mast pengawasan, pengendalian dan evalussi pelaksanaan izin dan ‘non iain’ sebageimana dimakeud pada ayst (I) Glpergunalean sebagai 4. pembinaan untuk menjamin izin dan non isin dilakaanaken Sesusl dengan Aewntuan peraturan perundang-undangan, , Bahan rekomendasi kepada _penyelenggara PTSP dalam rangika penetspan dan pemberian sankst kepada peri nin dan non izin yang melakeanakan isin dan non izin tidak sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (9) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa sanksi administrasi dan sank lainnya sesual dengan ketentuan peraturan perundang uindangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan, pengendalian ddan evaluasi sebagalmana dimaksué pada ayat (1) dan avat (2) Giatur dengan peraturan Gubera. Pasal 27 Pengawasan penyelenggaraan PTSP dilaksanakan oleh: ‘8, Lembaga negara yang berwenang melakeanakan pemeriksaan euangan negara >, Lembaga negara yang berwenang melaksanskan pengawasan Pelayanan publik; dan ©. Aparat pengawas intern pemerintah, Pasall 28 () Dalam rangka pengendalion pelaksansan asas, maksud, tujuan dan sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5, oleh BPTSP, Kantor PTSP, Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan dan Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan dibentuk Komite Stik Penyelengearaan PISP. (2) Ketenmuan lebih lanjut_mengenaiKomite Etika Penyelenggnraan PTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur 18 BAB XL KSTENTUAN PERALIHAN, Pasal 29 (0) Seturah izin dan non izin yang diterbitkan sebetum Peraturan Daerah ini mulai berlaku, tetap berlale sebagai izin dan non jin serta dileksanakan sequal Ketentuan peraturan perundang-undangan, (2) Apabita jangica waktu izin dan non iin sebagaimana dimaksud pada avat (1) telah habis, untuk perpanjangan dilaicakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Dara i Pada saat Peraturan Daerah ini berlau, maka SKPD/UKPD yong melayani dan memproses perizinan yang akan ‘ilimpahican ke PTSP, tidak boleh lagi melayani dan ‘memproses perizinan/non perizinan, dengan masa cransis| pelaisanaan pelimpahan diatur dalam Peraturan Gubernur el Pasal 30 Seluruh permohonan perizinan dan non perizinan yang diajukan sebelum Peraturan Daerah ini mulsi beriley, caelesalkan sestai dengan lotentuan Teraturan Ductals daus/utaua Peracuran Gubernur yang berlsku sebelum Feraturan Daerah ini mula berlaie, Pasal $1 Seluruh permohonan periinan dan non perizinan yang diajukan setclah, Peraturan Daerah inj mulai berlakt, diselesaikan berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah ini, Pasal 32 Pemberian sanksi oleh SKPD/UKPD tenis ataspelanggaran enggunaan izin dan non izin yang telah ditetapkan sebelum Peraturan Daerah ini mulai berlaku, tetap berlaku dan sah ilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai ketentuan peraturan erundang-undangan, Pasa 33 Pemberian senksi atas penyalahgunann izin dan non iin yang enetepannya sudah diproses oleh SKPD/UKPD teknis sebelum Peraturan Daerah ini mula berlalea, proses penetapannya isclesaikan oleh SKPD/UKPD tenis yang bersanglutan. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-untangan 19 Pasal 34 Keputusan pemberian sanksi atas penyalahgunaan isin dan non iain oleh SKPD/UKPD teknis sebelum Peraturan Daerah int mia berialc, tetapi belum diproses, penyelesaian penctapan pemberian sankesinya dilimpakan ke BPTS?. Pasal 35 Pengelolaan arsip, kebenaran dan Keabsahan dolcimen iin dan ron izin yang ditetapkan eebelum Peraturan Daerah ini mulai berlaku atau penetapannya setelah Peraturan Daerah ini mulai Derlaku, tetapi proses penetapsnnya telah dilakukan sebelum Peraturan Daerah ini mulai beriakeu tetap menjadi tanggung jasrab ‘SKPD/UKPD telmis yang bersangleuten Pasal 36 (0) Pada seat Peraturan Daerah ini mulai berlaina, seluruh etentuan mengenai kewenangan pelayanan perizinan das: non Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal & ayat (1) untuke Jens perizinan dan non perizinan sebogaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Daerah ini yang diatur dalarn Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maupun Peraturan Daerah dan/ataus eraturan Qubermur di bidang sebagaimana dimakeud dalam Pasa! 9 aya (1), dicabut dan dinyatalan tidal berlalc, (@) Kewenangan pelayanan perizinan dan non _perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilimpahkan’ menjadi ‘kewenangan BPTSP, (@) Masa Transisi_pelaksanaan pelimpahan kewenangan Ssebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernr Pasal 37 ‘Seluruh Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang terkait dengan perizinan dan non pevizinan di bidang sebagaimana Gimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) disesuaikan dengan Peraturen Daerah int paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan, 20 BAB Xiv KETENTUAN PENUTUP. Pasal 28, Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggst diundangkan, ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahlean pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desembo 2013, (GUBERNUR PROVINSI DABRAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Te. JOKO WiDODO Diundangan di Jakarta pada tanggal 23 Desenber 213, PIL SBKRETARIS NARRAH PROVINS! DARRAH KKUSUS IBUKOTA JAKARTA, Ted \WIRIVATMOKO LISMBARAN DAERAH PROVINS! DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2913 NOMOR 200, Salinan sesusi dengan atinya KEPALA BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAN PROVINS! Dy !SUS IBUKOTA JAKARTA, a PENJELASAN Aras PERATURAN DAERAH PROVINS! DAERAH KHUSUS TBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG. PENYELENGOARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 1. UMUM Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ‘mengamanatkan kepada Negara untule melayani setiap warga negara dan penduduic untuie memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerengea pelayanan publik, seiring dengan barapan dan tantutan warga negara dan penduduk akan peningkatan pelayanan public, schingga diperlukan norma hbuleum yang membert pengaturan secara jelas dan tegas mengenat hale dan Keewajiban setiap warga negara dan pendldule serta termijudaya langgune javab “negara dalam penyelenggaraan pelayanan publik, Selain itur engaturan hukum juga diperiuean untule mendulcang upaya peningkatan Jeualitas dan penjaminan penyediaan pelayanan publie sesual dengan asa. {sas umum pemerintahan yang baik Serta untuk memberikan perlindungsn bagi setiap warga negara dan pendudule dari penyalahgunaan wewenang, dalam penyelonggaraan paleyanan publi. ‘Komitmen yang tinggi dari Pemerintah dalam mewwjudkan pelayanen yang prima tercermin. dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tabun 2007 tentang Penanamen Modal, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Peratuiran Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Sati Pint dan Peraturen Mentert Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu dt Daerah, maka sjalan dengan Komitmen tersebut dan sebaga’ upaya menghilangkan penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggarean kebijakan dan pelaksanaan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan yang ada pada ‘masing-masing SXPD/UKPD Provins! Daerah Khusus Ibukota Jakarta akan {erintegrasi dalam satu manajemen, maka diventuk BPTSP. Pembentukan BPTSP diharapkan menjawab tuntutan masyarakat sekaligus mewujudian Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai kota asa (service city) dan sekaligus tolok ukur dalam kemudahan berusaha BPTSP merupakan wojud nyata tekad dari Pemerintal Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk meningkatkan kudlitas, efektvits, efsieasl fakuntabiltas, “dan tansparansipelayanan pablik’ sebegaimana jugs diamanatkan’ Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Badan ini selain menjadi badan pelaksana proses pelayanan pemberian perizinan dan non periinan yang dilimpahken, juga akan ‘elaksanakan fungsi ooordinasl dengan’ Satuan Kerja” Beranghat Dacrah/Unit Kerja Perangkat Daerah dalam hal pelayanan perizinan “ion ‘ponperisinan, serta pelayanan doktumen adiministrasl yang diiaspehias 2 1, PASAL DEM PASAL Pasal 1 Culcup jetas. Pasal 2 Hurafa Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi ddan atau golongan. Buna ‘Jaminan terwujudnya kepastian hale dan kewajiben masyarakat dan penyelenggaraan dalam penyelenggaraan pelayanan Hurufe Pemberian pelayarian tidak membedakan sules, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi Huard Pemenuhan hak harus seimbang dengan kewajiben yang harus dllasanaican, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan, Hurufe Pelaksana pelaysnan harus memiliki kompetensi yang sesual dengan Didang tages Hurute eningkatan peran serts masyarakat dalam penyslenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat, Hur g ‘Setlap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil Huruth Setiap penerima pelayanan dapat dengen mudah mengakses dan ‘mempervieh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan, Huruti roses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan rat) Pemberian kemudahan terhadap Kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan Hunuf ic Penyelesaian setisp jenis pelayensn dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar yang ditetaplan Hurt Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan texjangkau, Pasal 3 Culeup jtas, 2 Pasal 4 ‘Cukup elas. Pasal 5 Hurt a Dalam keteanuan ini yang dimaksud dengan: CCepat adalah pelayanan dilakukan dalam wake singkat, segera atau Teles, Murah adalah bisya pelayanan yong dikeluarkan lebih kel, sedilt/lebih rend, Sederhana adalah prosedur pelayanan yang tidale berbelit-belit, mudah ipahami dan mudah dilsesanalean ‘Transparan adalah pelayanan bersifat nyata, jelas dan terbuka, Past! adalah pelayanan tetap dan sesusi dengan ketentuan, Terjangiau adalah pelayanan mudah dan dapat dirasakan oleh seluruh lapissn masyarakes Akuntabel adalah harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pelayanan perizinan can non perizinan sehingga dapat dipertanggungjawabka. Hurt Culeup elas. Pasal 6 Hurt a ‘Cuup jas, Hurat Badan yang berbentuk badan hukum adalah badan hukum yang dlisahian sebagai badan hukuim oleh Kementerian Hukum dan Hak ‘Asasi Manusia Republik indonesia. Badan bukan berbadan fulum adalah organisasi, perluampulan, badan vusaha yang sah berdasarken Ketentuan peraturan perundang” lundangan tetapi tidak disahkan sebagai badan ‘hulaam oleh ‘Kementerian Hulum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia, Pasal 7 Culeup elas. Pasal & Culsup jelas. Pasal 9 ‘Ayat (1) Femberian kewenangan dalam pasal ini dimaksudkan agar pelayanan Berizinan dan non perizinan oleh penyelenggara PISP optimal sesua @engan asas, maksud, tujuan, sasaran dan penyederhanaan sebagaimans dimaksud dalam Pasal 2, Pusal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 7 24 Ayat 2) Culcup jetas. Pasal 10 Culcup jelas. Pasal LL “Ayat(1) ‘Culcup jetas. Ayat 2) Culeup jelas. Ayal (3) ‘Cuikup jes, Ayat (4) ‘Yang dimalesud dengan seleksi adaiah proses perelerutan Pegawal Negeri Sipil Pemerintah Provins! Dacrah Abusus Ibukota Jakarta yang alan Gitugaskan pada BPTSP, dilakukan melalui seleksi administras) dan Seles! Kompetensi sesualjabatan/tgas yang diburhlean Yang dimalsud dengan pembinaan adalah kegiatan _pendidikan, pelatihan, bimbingan teknis, Konsultasi, seta monitoring dan evalua inerja terhadap pegawal BPTSP, yang dilskukan sendiri oleh BPTS! dan/atau SKPD/UKPD terial, Pasal 12 ‘Culeup jelas, Pasal 13, Culeap elas. Paoal 14 Culcup jelas. Pasal is ‘ya (1) ‘Culup jelas, Ayat (2) Culcup jlas, ayat (9) ‘Yang dimaksud pimpinan pemerintah daerah adalah Gubernur, Wakil Gubemur dan Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta dan/ataw pejabat lain yang ditugnskan oleh Gubernur untuk ‘gas tersebut Pasal 16 Culsup jlas, Pasal 17 Culeup elas 25 Pasal 18 Culcup jelas. Pasal 19 ‘yal [2) 'BPTSP disebutkan begian dari perangkat daerah sesuai dengan Ketentuan Pasal 45_ayat (1) Peratiran Pemerintah Nomor 41, Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang menyatakan * dalam rangka melaksanakan tugas dan fungs! sebagai pelaksanaan peraturan perundangundangan dan tugas pemerintahan umum alana, pemerintah daerals dapst membentuk lembaga lain sebagai bagian dari perangkat daerah, BPTSP masule dalam leategori lembaga lain sebagsi pelaksanaan dari’ Undang-Undang Nomer 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang. Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008. tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Periginan Terpada di Daerah Ayat 2) ‘Cuiup jes, asal 20 ‘Avat(1) ‘Culcup jas, Ayat @) ‘Cuicup jetas ‘Ayat (3) Cup jelas. Ayat (4) Karakteristic dan leebutuhan Kabupaten Administrasi_ Kepulauan Seribu, menjadi pertimbangan pembentukan PTSP, tidak harus dalam bentuk. kantor, tetapi dapat dalam bentik Kapal yang Kelling dasi sat pula ke pulau: yang lain dalam rangia menjangkau masyaraleat. yas (3) Culcup elas. Pasal 21 Culcup jelas. Pasal 22 ‘Culup jas, Pasal 23 Culeup jetas. Pasal 24 Culcup elas. Pausal 25 ‘Culcup jas, 6 Pasal 26 “ayat (1) ‘Yang dimaksud dengan SKPD/UKPD teknis adalah SKPD/UKPD yang Dertanggung jawad secara substanti’ terhadap — urusan/tuges pemerintahan di bidang perizinan dan non perizinan yang diterbitkan leh BPTSP, misalnya perizinan dan non perizinan di bidang Perdagangan’ SKPD/UKPD teknisaya adalah’ SKPD/UKPD yang mclaksanakan urusan perdagangan. Ayat (2) hhuraf a Pembinaan techadap pelaksanaan izin dan non izin yang diterbitkan leh BPTSP agar sesual dengan Ketentuan peraturan perundane. ‘undangan menjadi tanggung jawab SKPD/UKPD teknis, burat ‘Apabila pada Kenyataannya berdasarkan hasil_pengawasan, ppengendalian dan evaluast pelaksanaan izin dan non iain oleh SKPD/UKPD teknis tidak Sesual dengen ketentuan perataran perundang-undangan, SKPD/UKPD teknis merekomendasiean kepada BPTSP untuk memberikan sanksi techadap pemilikizin dan ypon izin, Hal ini berarti yang. berwenang memberikan sanket terhadap penyalahgunaan iin dan non. iin adalah BPTSP, sementara SICPD/UKPD teknis hanya memberikan relemends. Ayat (3) Culkup elas. Ayat (4) ‘Culcup jas, Pasal 27 Pelaksanaan pengawasan techadap penyelenggaraan PISP oleh Lembag: [Negara yang bervenang melaksanalcan pemenksaan Ieuangan negara, Lembaga Negara yang berwenang melaksanakan pengawasan pelayanary DBublik, dan sparat pengawas intern pemerintsah sewuai dengan ketentuan peraturan perundangen yang menjaci dasar hulcum kewenangan masing- masing Pasal 28, ‘ayat [2) Pembentukan Komite Bika Penyelenggaraan PTSP dimalesudkan ‘sebagai baglan dari pengawasan melekat terhadap penialea pejabat struktural dan pejabet fungsional dalam pelayanan’ perizinan, non perizinan dan dokumen administrasi d) BPTSP, Kantar PTSP, Satuan Pelaksana PTSP Kecamatan dan Satuan Pelaksaria PTSP Kelurahan. Ayat @) ‘Cukup jelas, Pasal 29 “ayat (1) ‘Culcup jelas, 2 Ayat @) ‘Culcap jtas yat (3) ‘Masa transisi pelaksenaan pelimpshan diatur dalam Peraturan (Gubernur agar tidal terjadi kevakurnan pelayanan. sal 20 Culeup jelas. Pasal 31 ‘Culcup jolas, Pasal 32 ‘Culcup jetas. Pasal 33 Culcup elas. Pasal 34 ‘Cukup jlas, Pasal 35 Cleup elas. Pasal 36 “aya (2) Cukup elas. Ayat 2) ‘Cukup jel, ‘Ayat (3) Pelimpahan kewenangan pelayanan perisinan dan non perisinan dari SKPD/UKPD teknis Ke BPTSP akan dilaicuean secepat eatingkin setelah Peraturan Daerah ini berlak, “namun demikian agar, dalam pelaksaniaannya Udak terjaci Kevakuman pelayanan perla ada masa transis! yang diatar dengan Peraturan Guberau Pasal 37 ‘Cukup jes, Pasal 38 Culeup elas ‘TAMBANIAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2003 LAMPIRAN {ERATURAN DAERAH PROVING! DAERAH KHUSUE IBUKOTA JAKARE NoMo# 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAVANAN TERPADU SATU PINT BAGAN SUSUNAN ORGANISASt BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU EI 7-1 OUBERNUR PROVING] DAERAN KHUSUS sUROTA JAKARTA ne, oxo wipe

Anda mungkin juga menyukai