Anda di halaman 1dari 10

TINDAK-TINDAK PIDANA KHUSUS

PENDAHULUAN
Sifat yang sama pada tiap tindak pidana adalah sifat melanggar hukum
(wederrechttelijkheid on recht matigheid daad).
Menghakimi sendiri (eigen richting) diperbolehkan, artinya tidak bersifat
melanggar hukum, selama perbuatan tersebut tidak masuk perumusan
tindak pidana lain, misal : masuk pasal 335 ayat (1) KUHP yaitu memaksa
orang lain untuk berbuat sesuatu.
Seorang korban tindak pidana (missal : pencopetan) berhak melakukan
kekerasan sebagaimana diatur pada pasal 49 ayat (1) KUH (noodwear,
membela diri) asalkan tidak melampaui batas dan seimbang dengan
kepentingan dari korban yang dibelanya.
KUHP membagi tindak pidana menjadi : Kejahatan (misdrijven; dalam
Buku II) dan Pelanggaran (overtredingen: dalam buku III)
Penggolongan tersebut berdasarkan beratnya sanksi (kuantitatif).
KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP HARTA BENDA
Meliputi :

Bab XXII Buku II Tentang Pencurian.


Bab XXIII Buku II Tentang Pemerasan dan Pengancaman.
Bab XXIV Buku II Tentang Penggelapan barang.
Bab XXV Buku II Tentang Penipuan.
Bab XXVI Buku II Tentang Merugikan orang berpiutang dan berhak.
Bab XXVII Buku II Tentang Penghancuran atau perusakan barang.
Bab XXX Buku II Tentang Penadahan.
Bab VII Buku III Tentang Pelanggaran-pelanggaran tentang tanahtanah tanaman.

Pencurian (diefstal)
Diatur dalam pasal 362 363 KUHP, Unsure khasnya adalah mengambil
barang orang lain untuk memilikinya.Jenis-jenis pencurian :
1. Pencurian biasa, 362 KUHP. Unsur-unsurnya :
-

Mengambil
Barang sesuatu
Seluruhnya atau sebagian milik orang lain
Dengan maksud dimiliki
Dengan melawan hukum

2. Pencurian dengan pemberatan pidana/ terkualifikasi (363 KUHP), Unsurunsurnya :


-

Pencurian ternak

Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan gunung berapi, banjir,


gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal
terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau
bahaya
perang.
Pencurian pada diwaktu malam.
Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu.
Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan
dilakukan
dengan merusak sarana yang menuju tempat tersebut.

3. Pencurian ringan (364 KUHP): Pencurian yang mana harga barang yang
dicuri tidak lebih dari Rp. 25,4. Pencurian dengan kekerasan (365 KUHP)
5. Pencurian dalam keluarga (367 KUHP): Jika pembuat atau pembantu
dari salah satu kejahatan adalah suami atau istri dari yang terkena
kejahatan, dan tidak terpisah meja atau tempat tidur, tidak bisa dituntut
secara pidana.
Pemerasan (afpersing) dan Pengancaman (afdreiging)
Diatur dalam pasal 368 371 KUHP. Unsur khas pemerasan adalah
memaksa orang lain dengan kekerasan untuk memberikan sesuatu.
Bedanya dengan pencurian adalah, bahwa dalam pencurian yang
mengambil adalah pelaku sendiri, sedangkan dalam pemerasan adalah si
korban dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Pemerasan merupakan pengkhususan dari delik paksaan pada
umumnya (pasal 335 ayat (1) KUHP). Unsur khas pengancaman adalah
memaksa orang lain dengan ancaman untuk memberikan sesuatu.
Persamaan dengan delik pemerasan adalah bahwa yang dituju si
pelakunya adalah sama, adapun perbedaannya adalah dalam cara-cara
yang dipergunakan si pelaku untuk mencapai tujuan, dalam hal ini dalam
delik pengancaman adalah ancaman saja, bukan ancaman dengan
kekerasan, melainkan dengan membuka rahasia.
Penggelapan (verduistering)
Diatur dalam pasal 372 377 KUHP. Unsur khasnya adalah memiliki
barang milik orang lain yang ada dalam kekuasaannya. Barang ada dalam
kekuasaannya, tetapi bukan karena tindak pidana. Contoh kasus : Pada
saat si A berjalan-jalan disuatu terminal ia menemukan jam tangan, A
mengambilnya dan menjualnya. A melakukan dua tindak pidana :
1. pencurian, yaitu ketika pertama si A menemukan jam tangan
tersebut, ia berniat untuk memilikinya.

2. penggelapan, yaitu terjadi apabila ia tidak berniat memilikinya dan


ia akan melaporkan ke Polisi tetapi ia tidak melapor melainkan
menjualnya.
Jenis-jenis penggelapan meliputi :
1.
2.
3.
4.

Penggelapan
Penggelapan
Penggelapan
Penggelapan
KUHP.
5. Penggelapan

biasa, 372 KUHP.


ringan, 373 KUHP.
dengan pemberatan pidana, 374 KUHP.
karena terpaksa, diberi barang atau disimpan, 375
di kalangan keluarga, 376 KUHP.

Penipuan (oklichting)
Diatur dalam pasal 378 395 KUHP.Unsur khasnya adalah membujuk
orang lain dengan tipu muslihat untuk memberi sesuatu.
Persamaannya dengan pemerasan dan pengancaman adalah bahwa
ketiganya memiliki kesamaan mengenai akibat yang dituju, yaitu si
korban menyerahkan suatu barang atau membuat utang, atau
menghapus suatu piutang. Adapun perbedaannya adalah pada cara yang
dipergunakan oleh si pelaku, dimana pada penipuan yaitu menggunakan
nama atau kedudukan palsu atau perbuatan tipu muslihat (listige kun
stgrepen) atau rangkaian kebohongan (samenweefsel van verdichtsels).
Merugikan orang berpiutang
Diatur dalam pasal 396 405 KUHP. Unsur khasnya adalah sebagai
orang berutang berbuat sesuatu terhadap kekayaannya sendiri dengan
merugikan si piutang. Penghancuran dan perusakan barang. Diatur dalam
pasal 406 412 KUHP. Unsur khasnya adalah melakukan perbuatan
terhadap barang orang lain secara merugikan tanpa mengambil barang
itu.
Penadahan (heling)
Diatur dalam pasal 480 485 KUHP. Unsure khasnya adalah menerima
atau memperlakukan barang yang diperoleh orang lain secara tindak
pidana.
Pelanggaran-pelanggaran tentang tanah-tanah tanaman
Diatur dalam pasal 548 551 KUHP. Unsur khasnya adalah adanya tanah
yang ditaburi, digali, atau ditanami yang dirusak dengan cara berjalan
atau berkendaraan diatas tanah tersebut.
KEJAHATAN TERHADAP NYAWA ORANG LAIN
Meliputi :
-

Bab XV Buku II tentang meninggalkan orang-orang yang perlu


ditolong.

Bab XVIII Buku II tentang kejahatan-kejahatan terhadap


kemerdekaan orang.
Bab XIX Buku II tentang kejahatan-kejahatan terhadap nyawa orang.
Bab XX Buku II tentang penganiayaan.
Bab XXI Buku II tentang menyebabkan matinya atau lukanya orang
karena
kealpaan.
Bab V Buku III tentang pelanggaran-pelanggaran mengenai orangorang yang
perlu ditolong.

Menurut KUHP, kejahatan terhadap nyawa orang lain terdiri dari :


1. Didasarkan pada unsure subjektifnya :
Kejahatan terhadap nyawa manusia yang dilakukan dengan
sengaja (Bab
XIX Buku II pasal 338 350 KUHP) & Kejahatan terhadap nyawa
manusia yang dilakukan karena kealpaan (Bab XXI Buku II pasal
359 KUHP)
2. Didasarkan pada unsur objektifnya :
Kejahatan yang dilakukan terhadap nyawa manusia pada
umumnya (pasal 338 340, 433 435 KUHP).
Kejahatan terhadap seorang anak pada saat dilahirkan atau tidak
lama kemudian setelah dilahirkan (pasal 341 343 KUHP).
Kejahatan terhadap nyawa seorang anak yang masih dalam
kandungan seorang perempuan (346 349 KUHP).
Pembunuhan
Menurut pasal 338 KUHP, pembunuhan didefinisikan sebagai ..dengan
sengaja menghilangkan nyawa orang lain... Pasal 338 KUHP disebut pasal
pembunuhan biasa, pasal 339 KUHP disebut pembunuhan dengan
pemberatan, pasal 341 KUHP disebut dengan pembunuhan berencana.
KUHP tidak melarang untuk melakukan bunuh diri, tetapi tidak
diperbolehkan orang lain membunuh orang atas permintaannya sendiri
(pasal 344 KUHP). Kejahatan terhadap seorang anak saat dilahirkan atau
tidak lama setelah dilahirkan
Pasal 341 KUHP (endedoodslag) :
-

Seorang ibu yang merampas nyawa anaknya sendiri.


Unsur pentingnya yaitu takut diketahui bahwa anaknya hasil
hubungan gelap.

Pasal 342 KUHP : ketika anak masih dalam kandungan, ada niat untuk
dibunuh, misalnya karena lelakinya tidak mau bertanggung jawab.
Pasal 345 KUHP : membantu proses pembunuhan anak yang masih
dalam kandungan. Abortus terdiri dari :
1. Abortus spontanius, akibat keguguran, keluar dengan sendirinya.

2. Abortus provokatus,
3. Abortus provokatus therapantis (medicantis), Diperbolehkan oleh
hukum karena demi keselamatan jiwa si ibu.
4. Abortus provokatus criminalis, Dilarang oleh hukum.
Pasal 347 KUHP : aborsi dengan persetujuan si wanita.
KEJAHATAN DAN PELANGGARAN MENGENAI KESOPANAN
Meliputi :
-

Bab XIV Buku II tentang kejahatan-kejahatan melanggar kesopanan.


Bab XVI Buku II tentang pelanggaran-pelanggaran terhadap
kesopanan.

Masing-masing bab memuat dua macam tindak pidana :


1. Tindak pidana melanggar kesusilaan (zedelijkheid)
2. Tindak pidana melanggar kesopanan (zeden) yang bukan
kesusilaan.
Kejahatan-kejahatan yang masuk golongan kesatu adalah yang termuat
dalam pasal 281 299 KUHP dan yang masuk golongan kedua adalah
yang termuat dalam pasal 300 303 KUHP.
Pelanggaran-pelanggaran yang masuk golongan kesatu adalah yang
termuat dalampasal 532 535 KUHP. Dan yang termasuk golongan kedua
adalah yang termuat dalam pasal 535 547 KUHP.
Kesusilaan berkaitan dengan patut atau tidak patutnya suatu perbuatan
dengan diri kita.Definisi kesusilaan tidak dapat secara sempit, karena
bukan hanya persoalan yuridis aja, tetapi juga menyangkut rasa keadilan
dan kesusilaan dalam masyarakat yang tiap komunitas masyarakat
memiliki kriteria-kriteria sendiri.
Zinah (overspel)
Diatur dalam pasal 284 KUHP. Terjadi apabila dua orang melakukan
persetubuhan, yang mana salah satunya sudah menikah. Pada kamus
bahasa Indonesia, kata zinah artinya :
1. Perbuatan bersenggama antara laki-laki dengan perempuan yang
tidak terikat oleh hubungan pernikahan.
2. Perbuatan bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan
dengan seorang perempuan yang bukan istrinya atau seorang
perempuan yang terikat perkawinan dengan laki-laki yang bukan
suaminya.
Unsur zinah : Pria dan wanita, Mengetahui lawan jenisnya terikat
perkawinan, Melakukan persetubuhan, Adanya pengaduan.
Di negara seperti AS, Perancis, dan lain-lain, perbuatan zinah sebagai
delik telah dihapus. Penghapusan zinah sebagai delik, jika diamati

perkembangan pemikiran dunia dianggap merupakan suatu hal yang


logis, dengan alasan-alasan sebagai berkut :
-

Perbuatan zinah merupakan perbuatan tercela, tetapi tujuannya


untuk melindungi perkawinan yang sah, sehingga diberi sanksi
pidana, maka hal tersebut tidak dapat dipertahankan karena
rumusan mewajibkan mereka untuk bercerai. Kalau toh akhirnya
bercerai akan sia-sia memberi pidana pada yang bersangkutan.
Penegakan terhadap hak asasi manusia yang telah berpengaruh
luas, sehingga kesamaan hak untuk menikmati seks dianggap milik
tiap manusia yang telah dewasa. Suami istri hidup berdampingan,
sejajar, tanpa ada yang merasa lebih tinggi atau perkasa.
Menurut perkembangan ilmu pengetahuan, seks dianggap sebagai
suatu kebutuhan orang dewasa. Menyadari hal tersebut tidak jarang
para tentara atau pasukan yang sedang berperang atau yang
bertugas lama telah dibagikan kondom.

Perkosaan (verkrachting/ rape)


Diatur dalam pasal 285 KUHP. Dirumuskan berupa : ..dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan memaksa seorang perempuan untuk bersetubuh
dengannya diluar perkawinan...
Dalam rancangan KUHP, marital rape (perkosaan yang dilakukan oleh
suami terhadap istrinya termasuk bentuk perkosaan).
Persetubuhan dengan perempuan dibawah umur (Diatur dalam
pasal 287 KUHP)
Homo seksual/ lesbian
Menunjuk pada suatu perbuatan bersama melanggar kesusilaan antara
dua orang yang berkelamin sama (laki-laki dengan lak-laki/ homoseksual
atau perempuan dengan perempuan).
Dilarang apabila salah satu belum dewasa. Dan yang sudah dewasalah
yang harus dihukum.
Incest
Persetubuhan yang dilakukan oleh orang tua atau wali yang dilakukan
terhadap anaknya. Diatur pada pasal 294 KUHP.
Mucikari (Diatur pada pasal 296 KUHP)
Perdagangan anak (Diatur pada pasal 297 KUHP)
Abortus Provokatus (terkait pengguguran oleh pasangan atau
mencari keuntungan / sebagai pencaharian) Diatur pada pasal 299
KUHP.
Menjual minuman yang memabukkan Diatur pada pasal 300 KUHP.

Child abuse Diatur dalam pasal 301 KUHP. Mengemis, jika dilakukan oleh
anak-anak. Orang tua tersebut dapat ditahan bila termasuk dalam
kejahatan tersebut.
Pornograf
Diatur dalam pasal 282 ayat (1) KUHP (kejahatan). Dan pada pasal 533
KUHP(pelanggaran).
Pornografi berarti tulisan, grafik, patung, atau barang pada umumnya
yang berisi atau menggambarkan sesuatu yang menyinggung rasa susila
dari orang yang membaca dan melihatnya.
Perdebatan sekarang masih terdapat area abu-abu antara pornografi
dan seni. Seperti yang kasus terjadi di Indonesia baru-baru ini.
Perjudian
Diatur dalam pasal 303 dan 542 KUHP. Main judi berarti tiap-tiap
permainan yang kemungkinan akan menang pada umumnya bergantung
pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan akan menang itu
bertambah besar, karena si pemain itu lebih pandai atau lebih cakap.
Tidaklah dilarang suatu permainan judi yang dilakukan dalam suatu
rumah yang dilakukan tidak dilihat dari jalan umum, orang-orang yang
khusus diundang untuk itu. Jika undangan didapat dengan mudah (misal :
dengan membayar sejumlah uang saja), maka itu dilarang.
Politik hukum terhadap wanita
Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination
against Woman) diratifikasi dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1984.
Meliputi :
-

Sosial, politik, budaya.


Perlindungan kehamilan.
Penghapusan praktek inferioritas dan superioritas.
Pemberantasan perdagangan wanita dan eksploitasi.
Kehidupan politik dan kemasyarakatan, negara serta pemerintah.
Pendidikan, ketenagakerjaan
Ekonomi, sosial
Kesehatan
Hukum
Perkawinan dan keluarga
TINDAK PIDANA EKONOMI

Pengaturan untuk tindak pidana ekonomi berada diluar KUHP. Dalam


KUHP, maka korporasi tidak sama dengan subjek hukum. Sedangkan
dalam tindak pidana ekonomi, maka korporasi sama dengan subjek
hukum.

Adanya organisasi sosial ekonomi yang terjadi karena :


1. Mobility society, yaitu pergerakan dalam masyarakat yang sering
berpindahpindah.
2. Complexity of society,
3. Technology influence of society,
4. Regulation of society.
Kejahatan ekonomi memiliki ciri-ciri : pelakunya professional, prosesnya
lama, ruang lingkupnya luas.
Syarat penjatuhan pidana dalam tindak pidana ekonomi berdasarkan
atas asas actus non facit reum nisi mens sit res, yang berarti an act
doesnt make a person guilty unless the mind legally blame worthy.
Sanksi pidana ekonomi meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pidana mati
Kurungan
Penjara
Pidana denda
Pidana tambahan
Tindakan tata tertib
Tindakan tata tertib sementara
Akumulasi sanksi
TINDAK PIDANA POLITIK

Meliputi :
1. Bab I Buku II Tentang Kejahatan-kejahatan terhadap keamanan
negara.
2. Bab II Buku II Tentang Kejahatan-kejahatan terhadap martabat
Presiden dan
3. wakil presiden.
4. Bab III Buku II Tentang Kejahatan-kejahatan terhadap negara-negara
asing
5. bersahabat dan terhadap kepala dan wakil negara-negara tersebut.
6. Bab IV Buku II Tentang Kejahatan-kejahatan mengenai kewajiban
kenegaraan
7. dan hak kenegaraan.
8. Bab X Buku III Tentang Pelanggaran-pelanggaran terhadap
keamanan negara.
Kejahatan-Kejahatan terhadap keamanan negara
Yang menjadi unsurnya adalah adanya pengkhianatan (verraad).
Pengkhianatan tersebut terdiri dari :
1. Pengkhianatan intern, ditujukan untuk mengubah struktur
kenegaraan atau struktur pemerintahan yang ada.

2. Pengkhianatan ekstern, ditujukan untuk membahayakan keamanan


negara terhadap serangan dari luar negeri.
Makar
Diatur dalam pasal 104 KUHP, Meliputi :
-

Makar yang dilakukan dengan tujuan membunuh Kepala Negara.


Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan
kemerdekaan Kepala Negara.
Makar yang dilakukan dengan tujuan menjadikan Kepala Negara
tidak dapat menjalankan pemerintahan.
TINDAK PIDANA KORUPSI

Peristilahan : Corruptio (Latin), Corruption, Corrupt (Inggris), Corruption


(Perancis), Corruptie (Belanda)
Secara harfiah korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Unsur-unsur yang menonjol pada tindak pidana korupsi adalah :
-

Memperkaya diri
Menyalahgunakan wewenang atau kedudukan
Merugikan keuangan atau perekonomian negara

TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA


Diatur dalam Undang-undang No. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika
dan Undangundang No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis, bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental. Dapat menyebabkan kerusakan parsial (pada syaraf pusat).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, dapat sintesis ataupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan
menurunnya atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan yang dibedakan dalam golongan-golongan tertentu.
Perbedaan antara keduanya, dilihat pada saat ketagihan, yang mana
pada narkotika dapat menyebabkan kelumpuhan total, tetapi tidak pada
psikotropika.
Terhadap tindak pidana narkotika dan psikotropika ini, peraturan hukum
yang mengaturnya dapat berbentuk :
1. Preventif: Melindungi masyarakat dari produk-produk narkotika dan
psikotropika.
2. Represif: Pemidanaan, baik komulatif maupun alternatif.

3. Rehabilitatif: Perbaikan terhadap fisik dan mental para pecandu.


4. Regulatif: Mengatur peredaran dan perdangan narkotika dan
psikotropika.

Anda mungkin juga menyukai