PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud keadilan social ?.
2. Apa makna Sila ke 5 dalam pancasila ?.
3. Apa faktor pendukung dan penghambat terciptanya keadilan ?.
4. Bagaimana keadilan di Indonesia ?.
Page 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui sebenarnya apa itu keadilan social
2. Untuk mengetahui makna sesungguhnya dari sila ke 5 dalam
pancasila
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung terciptanya
keadilan dan fakot yang menghambat terciptanya keadilan.
4. Untuk mengetahui kondisi mengenai penerapan keadilan social
di Indonesia
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila sebagai bahan
administrasi untuk diskusi.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Page 3
bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Keadilan sosial memiliki makna yang sangat luas. Makna dari sila ke -5
ada pada butir-butir implementasi Pancasila yang tertera pada Ketetapan
MPR no. I/MPR/2003 yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada butir ini dijelaskan bahwa warga Indonesia hendaknya
berperilaku baik dan berbudi luhur misalnya dengan saling peduli,
membantu, bergotong royong, juga bersikap tenggang rasa terhadap
sesama tanpa membedakan pangkat, derajat, pekerjaan, suku, ras
dan agama sehingga terbentunya kehidupan bermasyarakat yang
sejahtera dan damai, tanpa adanya diskriminasi
Page 4
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Adil terhadap sesama maksudnya adalah memberikan perlakuan yang
sama kepada seluruh warga tanpa membedakan berbagai faktor
misalnya suku, ras, agama, dan pekerjaan. Semua rakyat Indonesia
memiliki kedudukan sama dihadapan hukum.
Page 5
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal yang bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
Korupsi merupakan salah satu perbuatan yang sangat merugikan baik
merugikan negara maupun orang lain karena hak orang lain diambil
oleh si koruptor teresebut. Hal yang mendasari terjadinya korupsi
adalah dikesampingkannya kepentingan umum. Sebagiknya manusia
lebih mempriorotaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
10. Suka meghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Indonesia dipenuhi dengan warganya yang berbakat dalam berkarya
dalam segala bidang. Hendaknya kita dapat menghargai karya dan
prestasi anak bangsa demi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
Karena tak sedikit warga Indonesia yang berprestasi namun tidak
dihargai oleh bangsanya sendiri.
Page 6
layak. Pasal tersebut sangat jelas berhubungan dengan keadilan sosial,
sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Artinya tidak boleh ada diskriminasi dan harus dalam kondisi baik.
2. Faktor penghambat
Manusia yang di kuasai sifat keserakahan adalah salah satu sifat
manusia yang sangat buruk. Mengapa dikatakan buruk? karena
memiliki dampak yang buruk. Keserakahan merupakan sikap anti
sosial yang dapat merugikan banyak orang.
Geng atau mafia.adalah perkumpulan rahasia yg bergerak di
bidang kejahatan (kriminal) atau kelompok advokat yg menguasai
suatu daerah dan proses peradilan sehingga mereka dapat
membebaskan terdakwa apabila terdakwa dapat menyediakan
uang sesuai dengan jumlah yang diminta mereka.
Page 7
D. Keadilan di Indonesia (Kasus)
Pelanggaran dari sila kelima ini bisa dilihat dari perbedaan kehidupan
anatara masyarakat kota Jakarta dan Papua. Walau mungkin sama-sama
warga Indonesia tetap saja warga Jakarta dan Papua ini berbeda, di
Jakarta semua infrastruktur dibangun merata sedangkan di Papua
pembangunan belum rata dan masih banyak yang menggunakan koteka.
1. Bidang Hukum
Page 8
sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan sampai
keluar negeri. Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti
yang pernah menimpa nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2
buah Kakao justru hukuman yang diterima tidak sebanding dengan apa
yang diperbuat. Dari sini menggambarkan bahwa hukum yang ada itu
hanya berlaku untuk orang-orang miskin saja, sedangkan untuk orang
kaya atau pejabat publik hukum itu tidak terlalu ditegakkan dengan benar.
Sehingga hukum itu dapat diibaratkan sebagai pisau, lancip dibawah dan
tumpul diatas. Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak
Asasi Manusia hasil amandemen disebutkan bahwa “setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Tetapi pada kenyataanya
jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi bukti bahwa keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya bisa ditegakkan dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Page 9
persamaan dan keadilan”. Tetapi pada kenyataannya rakyat miskin masih
banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak rumah sakit.
3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia
pendidikan yaitu ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh
pendidikan yang layak, sehingga banyak anak-anak Indonesia yang tidak
mampu untuk sekolah karena biaya sekolah yang dirasa memberatkan.
Oleh sebab itu pemerintah seharusnya memprioritaskan warga miskin
Indonesia dengan memberikan pendidikan. Sehingga anak-anak yang
kurang mampu tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak
dibangku sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang
harus diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan
untuk anak-anak di daerah pedalaman atau di daerah perbatasan,
pemerintah dinilai hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-
daerah yang sudah maju saja, sementara untuk pendidikan di daerah-
daerah pedalaman cenderung diabaikan. Banyak anak-anak di daerah
pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal, bahkan hanya untuk
sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan atau
menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud
sebagaimana yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan Pancasila. Justru masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu
masalah kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan
keadilan yang tidak sempurna padahal dalam konstisusi telah ditetapkan
bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi
pada kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan
Page
10
pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran
dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong
jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam
bidang ekonomi adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik
untuk bekerja selama berjam-jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat
rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh
keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan
buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan
perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari
sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
Page
11
b. Kasus Kasir Karaoke
Seorang ibu rumah tangga, Sri Mulyati harus dijebloskan ke penjara sejak
Juli 2011 atas tuduhan mengeksploitasi anak di bawah umur untuk
bekerja di tempat karaoke di Semarang. Padahal, Sri hanyalah pekerja
juga di tempat karaoke itu sebagai kasir.
Alibi Sri ditolak polisi, jaksa dan hakim. Sri divonis delapan bulan penjara
dan denda Rp 2 juta subsidair dua bulan penjara oleh Pengadilan Negeri
(PN) Semarang. Jaksa melakukan banding dan Pengadilan Tinggi (PT)
menambah masa hukuman Sri menjadi 12 bulan dan denda Rp 2 juta
subsidair dua bulan.
Akhirnya Sri dibebaskan oleh para hakim agung setelah menghuni penjara
selama 13 bulan lamanya. Ia pun diberi ganti rugi Rp 5 juta sesuai
peraturan yang ada. Tapi apa lacur, ganti rugi itu hingga hari ini belum
dikantongi Sri.
Page
12
d. Kasus 3 Nelayan Miskin
Tiga nelayan miskin dari Pandeglang, Banten, yaitu Damo, Misdan dan
Rahmat harus merasakan dinginnya sel penjara gara-gara mencari udang
dan ikan untuk keluarganya yang akan berlebaran.
Kisah pilu 3 nelayan itu dimulai ketika mereka sedang mencari ikan di
atas kapal kecil di perairan dekat Pulau Handeuleum, Banten, pada 3
Oktober 2014. Karena tidak tahu batasan mana laut umum dan laut
kawasan konservasi, mereka ditangkap petugas Kepolisian Hutan Taman
Nasional Ujung Kulon dengan barang bukti 24 kepiting, 4 udang dan
sisanya ikan.
Mereka ditahan di penjara kemudian diseret ke meja hijau. Jaksa dalam
dakwannya menjerat ketiganya dengan pasal 33 UU No 5 tahun 1990
tentang tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
dan dituntut jaksa dengan 4 bulan penjara dengan denda Rp 500 ribu.
Page
13
f. Sel Mewah Setya Novanto di Lapaz Sukamiskin
Lembaga Pemasyarakatan (LP) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat kembali
menjadi sorotan. Bukan karena kasus suap seperti sebelumnya, namun sel yang
ditempati narapidana kasus e-KTP, Setya Novanto.
Bermula dari temuan Ombudsman saat inspeksi mendadak (sidak) ke lapas
tersebut pada Kamis 13 September 2018. Sejumlah anggota Ombudsman
menemukan bahwa kamar milik Setya Novanto lebih luas dibandingkan tahanan
yang lainnya.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly
bereaksi. Dia mengutus Irjen Kemenkumham Aidir Amin Daud untuk mengecek
sel Setya Novanto di Lapas Sukamiskin, Bandung.
Yasonna juga memerintahkan jajarannya mengecek penerapan fasilitas sel
bagi terpidana kasus korupsi di Lapas Sukamiskin, seperti Setya Novanto.
Selain itu, dia meminta Kalapas Sukamiskin yang baru Tejo Herwanto,
mengecek fasilitas di lapas. Tidak hanya sel Setya Novanto. Menurut dia,
Kemenhumham segera membuat langkah-langkah penertiban fasilitas sel untuk
terpidana kasus korupsi.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas 1A Sukamiskin, Tejo Harwanto
membenarkan sel yang dihuni Setya Novanto lebih luas dengan ukuran 300 cm
hingga 500 cm.
"Ruangan Pak Setya Novanto lebih besar, yah kira-kira 300-500 cm," ujar
Tejo di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Minggu (16/9/2018).
Menurut Tejo, kamar luas tidak hanya dihuni oleh Setya Novanto saja,
terdapat sekitar 40-an sel dengan ukuran serupa. Beberapa narapidana yang
memiliki hunian dengan ukuran serupa yakni Nazaruddin, Joko Susilo, dan
Tubagus Chaeri Wardhana atau Wawan.
"Terus ada napi umum yang baru masuk juga di situ (kamar ukuran luas) dan
sudah lama juga mereka itu menempati ruangan hunian yang besar," kata dia
seperti dilansir Antara.
Menurut Tejo, hunian-hunian di lapas Sukamiskin, terbagi menjadi tiga. Di
antaranya ada kamar dengan ukuran kecil, kamar ukuran sedang, dan kamar
ukuran besar.
Page
14
Konstruksi bangunan Lapas Sukamiskin merupakan salah satu "heritage"
atau bangunan bersejarah sejak 1918. Sehingga tidak mungkin untuk dilakukan
perombakan, juga menjaga agar tidak merusak konstruksi.
"Terus yang enggak kalah penting bahwa di sini kita akan menekankan
bahwa mereka akan mendapatkan pelayanan yang sama dengan kamar bentuk
yang sama. Bukan luasannya, kita enggak perdebatkan dengan luasannya,"
ucap dia.
Dia juga menjelaskan alasan sel tidak digembok di luar, yakni untuk
penanganan kesehatan narapidana.
"Itu inisiatif saya bagi warga binaan yang punya sejarah penyakit jantung.
Serangan jantung 'kan tidak bisa dilihat," ujar Tejo.
Tejo mengatakan, narapidana yang menghuni Lapas Sukamiskin rata-rata
sudah memasuki usia tua. Selain itu banyak di antara mereka yang memiliki
riwayat kesehatan kurang baik.
Untuk lebih mudah melakukan penanganan jika narapidana sakit, maka ia
mengeluarkan kebijakan agar masing-masing kamar tahanan tidak digembok.
"Mereka enggak di gembok dari luar, kalau digembok teriak-teriak, pernah
ada pengalaman seperti itu (meminta pertolongan kesehatan). Tapi untuk blok itu
digembok, seluruh sisi, utara, timur, selatan, barat kita gembok gitu," kata dia.
Selain itu, jumlah petugas yang berjaga di sekitar sel pun sangat terbatas.
Karena itu apabila ada kejadian napi butuh pertolongan medis, susah ditangani
jika digembok dari luar "Ada kejadian menimpa Mallarangeng. Pukul 03.00 WIB
dia kolaps, bisa buka kamar (untuk meminta pertolongan)," kata dia.
2. Upaya Pemecahan
Page
15
Untuk menciptakan keadilan yang merata seperti yang tercermin dalam
Pancasila tepatnya sila ke-5, peran dari pemerintah untuk mengupayakan
hal tersebut sangat diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan bukan malah
merugikan masyarakat. Sebagai contoh dalam bidang kesehatan,
pemerintah membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan
pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu, meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu
serta meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap warga
yang kurang mampu.
Page
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Semua warga Negara Indonesia harus bisa menjaga nilai-nilai dari
setiap sila pancasila dan mempraktekannya dalam kehidupan
sehari-hari
2. Hukum di Indonesia harus lebih di tetapkan dan tidak boleh
memandang kasta atau derajat orang tersebut.
Page
17
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/adil
https://brainly.co.id
http://ibtidaamirul.com/2012/04/manusia-dan-keadilan.html
https://news.detik.com/berita/3477130/tragedi-si-miskin-penjara-dulu-
keadilan-kemudian
https://www.liputan6.com/news/read/3645369/sel-mewah-setya-novanto-
di-lapas-sukamiskin
Page
18
Page
19