Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah Swt. yang diberi amanah untuk mengelola
bumi ini sekaligus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan makhluk Allah Swt. yang lainnya.
Oleh karena itu, keberadaan manusia harus tetap menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan
hidupnya secara benar sesuai dengan tuntunan dan ajaran Islam. Proses tersebut di dalam
ajaran Islam dilakukan melalaui aturan dan proses yang mudah, yaitu melalui
proses pernikahan.
Akad nikah hakikatnya adalah upaya meregenerasi manusia secara benar, terhormat, dan
bermartabat. Di sinilah agama Islam melarang segala bentuk hubungan seksual yang tidak
dilakukan secara sah dan benar sesuai syariat Islam. Selain melanggar aturan agama, zina juga
tidak sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan terhormat.
Bahkan perzinaan oleh agama-agama samawi dianggap sebagai salah satu bentuk kejahatan
terbesar dan terkotor terhadap kemanusiaan. Selain itu, pangkal timbulnya kehancuran bagi
sendi-sendi kemasyarakatan.
Coba bandingkan dengan hewan atau binatang. Untuk menyalurkan kebutuhan
biologisnya, tidak mengenal siapa lawan jenisnya, apakah saudaranya atau induknya sendiri
yang melahirkannya. Hewan tidak mengenal tempat, di mana pun bisa melakukannya tanpa
merasa malu apabila ada yang melihatnya. Hewan memang tidak diberikan akal dan nilai-nilai
keadaban atau norma kesopanan. Dengan demikian, orang yang melakukan perbuatan di luar
akal dan nalar manusia adalah orang yang lebih rendah daripada hewan.
Perbuatan zina dianggap sebagai perbuatan yang sangat memalukan, menjijikkan,
sekaligus nista di dalam peradaban manusia. Banyak orang yang telah meraih kesuksesan
hidup, baik sebagai pejabat yang sukses dan terhormat, pengusaha, politisi, bahkan public
figure hancur berantakan karena perbuatan nista yang dilakukannya. Perbuatan tersebut telah
meluluhlantakkan karier yang selama ini mereka raih dengan susah payah.
Aib yang mereka perbuat tidak saja membuat malu dan rendah dirinya, tetapi juga
keluarga dan orang-orang terdekatnya. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut
tidak saja berakibat hancurnya karier, tetapi juga berakibat dosa besar yang akan diterimanya di
akhirat kelak. Mereka orang yang sangat mapan dan mampu untuk melakukan pernikahan
dengan cara yang sah dengan biaya besar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zina
1.Pengertian Zina Menurut Bahasa
Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, Allah SWT selalu memberi pengetahuan tentang
zina baik dalam Al Quran maupun hadits. Di dalamnya, Allah SWT selalu mengajarkan hamba-
Nya untuk berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan zina salah satu anjuran yang perlu
diikuti.

Perbuatan zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki
yang bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk
mendekati zina, karena zina adalah salah satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih
bagi pelakunya. Tak hanya mendatangkan dosa besar, zina juga bisa menimbulkan
kemudharatan lain seperti penyakit menular seksual.

Secara bahasa, kata zina merupakan bentuk mashdar dari kata kerja bahasa Arab, yaitu
zana yang memiliki arti berbuat jahat. Sedangkan secara terminologi, zina diartikan sebagai
perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya tanpa melalui
jalur pernikahan yang sah dan Kata zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
layaknya suami istri antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukalaf (balig) tanpa ikatan
pernikahan yang sah menurut syariat Islam. Zina adalah istilah hukum Islam yang merujuk pada
hubungan seksual yang melanggar hukum.

2.Pengertian Zina Menurut Mazhab dan Pendapat Imam


Berikut ini ada pendapat lain mengenai pengertian zina menurut Mazhab atau pendapat imam,
di antaranya:

a. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan seorang laki-laki kepada seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat.

2
Definisi ini menegaskan kriteria zina itu dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki
melakukannya dengan sesama jenis atau perempuan dengan sesama jenis, maka tidak
termasuk kriteria zina, walaupun tetap berdosa.

b. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual
yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang Muslim pada faraj adami (manusia), yang bukan
budak miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.

Definisi ini menjelaskan kalau tidak terjadi hubungan seksual seperti percumbuan, bukan
termasuk zina, meski tetap diharamkan. Makna yang dilakukan oleh seorang mukallaf artinya
orang yang akil baligh, sehingga bila pelakunya orang gila atau anak kecil, maka bukan termasuk
zina.

c. Mazhab Asy-Syafi’iyah
Mazhab Asy-Syafi’iyah memberikan definisi tentang pengertian zina adalah masuknya
ujung kemaluan laki-laki meskipun sebagiannya ke dalam kemaluan wanita yang haram, dalam
keadaan syahwat yang alami tanpa syubhat.

Dari mazhab Asy-Syafi’iyah mendefinisikan zina adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh
seorang laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang perempuan yang haram baginya,
yaitu tanpa akad nikah atau syibhu akad atau budak wanita yang dimiliki, dalam keadaan
berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.

d. Mazhab Al-Hanabilah
Pengertian zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya hasyafah penis laki-laki yang
sudah baligh dan berakal ke dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang tidak ada hubungan
ishmah antara keduanya atau syubhah.

B. Kategori Zina

1. Zina Al-Lamam
Adapun jenis zina yang pertama adalah zina Al-Lamam, yakni perbuatan keji yang berkaitan
dengan panca indera.Zina Al-Laman terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni:

3
 Zina ain yaitu ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan rasa hawa nafsu
(zina mata).
 Zina qalbi yaitu ketika memikirkan atau berimajinasi tentang lawan jenis dengan
perasaan senang dan bahagia (zina hati).
 Zina ucapan (lisan) yaitu ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan
senang (mulut).
 Zina tangan (yadin) yaitu terjadi ketika seseorang dengan sengaja memegang bagian
tubuh lawan jenisnya diikuti dengan perasaan senang, bahagia atau penuh dengan hawa
nafsu (zina tangan).
 Zina kaki adalah zina yang terjadi saat seseorang melangkahkan kakinya menuju
perzinahan.
2.Zina muhșan
Zina Muhsan yaitu penzina sudah balig, berakal, merdeka, dan sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muĥșan adalah dirajam atau dilempari dengan batu sederhana sampai
meninggal.
3.Zina gairu muhșan
Zina gairu Muhsan yaitu penzina masih lajang, dan belum pernah menikah. Hukumannya
adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.

C. Dalil-dalil Larangan Mendekati Zina


1. Ayat-ayat Al-Qur’ān tentang Larangan Mendekati Zina
a. Surat Al-Isrā’ Ayat 32

‫الز ٰن ٓى اِنَّهٗ َكانَ فَا ِح َشةً ۗ َو َس ۤا َء َسبِ ْياًل‬


ِّ ‫َواَل تَ ْق َربُوا‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu
jalan yang buruk.”

Secara umum Surat Al-Isrā’ ayat 32 mengandung larangan mendekati zina serta penegasan
bahwa zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Allah Swt. secara tegas
memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang
merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena bahayanya perbuatan zina,
sebagai langkah pencegahan, Allah Swt. melarang perbuatan yang mendekati atau mengarah
kepada zina.

4
b. Surat An-Nûr Ayat

‫اح ٍد ِّم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة ۖ َّواَل تَْأ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِ ْي ِدي ِْن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬ِ ‫اَل َّزانِيَةُ َوال َّزانِ ْي فَاجْ لِ ُدوْ ا ُك َّل َو‬
َ‫د َع َذابَهُ َما طَ ۤا ِٕىفَةٌ ِّمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْين‬Iْ َ‫ااْل ٰ ِخ ۚ ِر َو ْليَ ْشه‬

“Penzina perempuan dan penzina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali,
dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama (hukum) Allah Swt., jika kamu beriman kepada Allah Swt. dan hari kemudian; dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang
beriman.”

2. Hadis tentang Larangan Mendekati Zina


Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad

‫اآلخ ِر فَالَ يُْؤ ِذ َجا َرهُ و َم ْن‬


ِ ‫وم‬ Iِ َ‫ َو َم ْن َكانَ يُؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْالي‬،‫ت‬
ْ ‫م اآل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ َخيْراً َأو لِيَصْ ُم‬Iِ ْ‫َم ْن َكانَ يُؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَو‬
َ ‫م‬Iْ ‫وم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر‬
ُ‫ض ْيفَه‬ ِ َ‫َكانَ يُؤ ِمنُ بِاهللِ والي‬

“Barangsiapa beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir maka janganlah berdua-duaan


dengan wanita yang tidak bersama mahramnya karena yang ketiga adalah setan.” (H.R.
Ahmad)

D. Hukuman bagi Penzina dan Orang yang Menuduh Zina


a.Hukuman bagi penzina
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana. Oleh sebab
itu, orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan syariat Islam.
Hukuman pelaku zina ada dua, yaitu sebagai berikut.
1.Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi penzina gairu muhșan dan ditambah
dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari tempat mereka.
Hal ini didasarkan pada firman firman Allah Swt. dalam surat an-Nūr ayat 2 serta hadis
Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Zaid bin
Khalid.
2.Dirajam sampai mati bagi penzina muhșan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara pelaku
dimasukkan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan hukuman rajam
adalah tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat keramaian.

5
b. Hukuman bagi Orang yang Menuduh Zina (Qazaf)
Mengingat beratnya hukuman bagi pelaku zina, maka hukum Islam telah menentukan
syarat-syarat yang berat bagi terlaksananya hukuman tersebut. Syarat-syarat tersebut antara
lain adalah sebagai berikut.
1.Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap peristiwa atau perbuatan
zina tersebut. Hukuman tidak dapat dilakukan setelah benar-benar diyakini bahwa tidak terjadi
perzinaan.
2.Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, syaratnya harus ada empat orang saksi
laki-laki yang adil. Karena kesaksian empat orang wanita tidak cukup untuk dijadikan bukti,
sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang fasik.
3.Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, syaratnya yaitu
setiap laki-laki tersebut harus melihat persis kejadiannya.
4.Andaikan seorang dari keempat saksi menyatakan kesaksian yang berbeda dengan kesaksian
tiga orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut kesaksiannya, maka terhadap
mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina. Hukuman bagi yang menuduh
zina dihukum dengan didera sebanyak 80 (delapan puluh) kali deraan. 

E.Dampak Berbuat Zina


Imam Sayuṭi dalam kitabnya al-Jami’ al-Kabir menuliskan bahwa perbuatan zina dapat
mengakibatkan enam dampak negatif bagi pelakunya. Tiga dampak negatif menimpa pada saat
di dunia dan tiga dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat.
1) Dampak di Dunia
a) Menghilangkan Wibawa
Pelaku zina akan kehilangan kehormatan, martabat atau harga dirinya di masyarakat.
Bahkan penzina disebut sebagai sampah masyarakat yang telah mengotori lingkungannya.
b) Mengakibatkan Kefakiran
Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya dalam hidup kemiskinan sebab ia
akan selalu mengejar kepuasan nafsu. Pelaku harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
hanya untuk memenuhi nafsunya.
c) Mengurangi Umur
Perbuatan zina tersebut juga akan mengakibatkan umur pelakunya berkurang lantaran
akan terserang penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali penyakit
berbahaya yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin,
dan sebagainya.

2) Dampak yang Akan Dijatuhkan di Akhirat


a) Mendapat Murka dari Allah Swt.

6
Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar, sehingga para pelakunya akan
mendapat murka dari Allah Swt. kelak di akhirat.
b) Hisab yang Jelek (Banyak Dosa)
Pada saat hari perhitungan amal (yaumul ḥisab), para pelaku zina akan menyesal karena
mereka akan diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan
semasa hidup di dunia. Penyesalan hanya tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur
dilakukan.
c) Siksaan di Neraka
Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat dan hina kelak di neraka.
Dikisahkan pada saat Rasulullah saw. melakukan Isra’ dan Mikraj beliau diperlihatkan ada
sekelompok orang yang menghadapi daging segar, tetapi mereka lebih suka memakan daging
yang amat busuk daripada daging segar. Itulah siksaan dan kehinaan bagi pelaku zina. Mereka
berselingkuh padahal mereka mempunyai istri atau suami yang sah. Kemudian, Rasulullah saw.
juga diperlihatkan ada satu kaum yang tubuh mereka sangat besar, namun bau tubuhnya
sangat busuk, menjijikkan saat dipandang, dan bau mereka seperti bau tempat pembuangan
kotoran Rasul kemudian bertanya, ‘Siapakah mereka?’ Dua Malaikat yang mendampingi beliau
menjawab, “Mereka adalah penzina laki-laki dan perempuan.”

F. Upaya Pencegahan dari Perbuatan Zina


1. Menjaga Pergaulan yang Sehat
Beruntunglah para pemuda dan remaja yang dapat menjaga pergaulan sesuai dengan
ajaran Islam. Islam mengajarkan pergaulan yang sehat, bernilai positif, dan mengandung
manfaat. Pergaulan yang sehat antara laki-laki dan perempuan merupakan pergaulan yang
terbebas dari nafsu yang dapat mengarah kepada hubungan seksual di luar nikah.
Pergaulan remaja dan muda-mudi saat ini memang sudah sedemikian tipis batasan-
batasannya. Tidak mudah untuk membatasi pergaulan itu. Ditambah lagi dengan berbagai
kemudahan akses, baik melalui telepon, SMS, chatting, dan situs jejaring sosial di internet.
Dengan berbagai sarana itu pergaulan remaja pada umumnya saat ini menjadi begitu dekat dan
mudah. Persoalan yang lebih memprihatinkan adalah para remaja tidak paham dan kadang
tidak peduli mana batas-batas yang wajar, mana yang tidak wajar, dan mana yang sudah
kebablasan. Dalam hal ini Rasulullah saw. memberikan batasan berupa larangan berdua-duaan
antara laki-laki dan perempuan melalui hadis berikut:
2. Menjaga Aurat
Aurat merupakan bagian dari tubuh yang harus dilindungi dan ditutupi agar terjaga dari
pandangan lawan jenis. Aurat perempuan adalah seluruh bagian tubuh kecuali wajah dan
kedua telapak tangan. Aurat laki-laki adalah bagian tubuh antara pusar sampai dengan lutut.

7
Agar aurat perempuan tertutup, maka diwajibkan untuk menggunakan jilbab dan pakaian yang
dapat menutupi seluruh tubuhnya, termasuk menutupi bagian dada. Kain kerudung dan
pakaian itu pun merupakan kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh
sempit atau ketat, dan dapat menyamarkan lekuk tubuh perempuan. Demikian juga dengan
laki-laki, agar terjaga dari pandangan maka bagian tubuh yang menjadi aurat itu harus dijaga
dari pandangan lawan jenis, caranya ditutup dengan pakaian yang sesuai.
3. Menjaga Pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya termasuk celah bagi setan
melancarkan strategi untuk menggodanya. Kalau hanya sekilas saja atau spontanitas atau tidak
sengaja, pandangan mata itu tidak menjadi masalah. Pandangan pertama yang tidak sengaja
diperbolehkan, tetapi jika berkelanjutan maka haram hukumnya.
4. Menjaga Kehormatan
Organ paling pribadi manusia sering disebut atau diperhalus dengan kata “kehormatan”.
Jika direnungkan secara mendalam, sebutan ini sungguh sangat arif dan tepat. Benteng paling
akhir dari harga diri dan kehormatan manusia baik laki-laki maupun perempuan ada pada organ
tubuh yang paling pribadi tersebut. Terkadang organ vital manusia juga disebut dengan
“kemaluan”. Hal ini juga relevan karena palang pintu rasa malu terakhir adalah pada bagian
tubuh tersebut. Orang dewasa yang normal, baik laki-laki maupun perempuan tentu sangat
malu jika organ vitalnya itu terlihat oleh pihak lain yang tidak mempunyai hak untuk
memandangnya.
5. Meningkatkan Aktivitas dan Rajin Berpuasa
Bagi para pemuda dan remaja yang belum menikah disarankan untuk memperbanyak
aktivitas atau kegiatan yang positif. Hal ini dapat membuat mengalihkan perhatian dan pikiran
mesum. Ikutlah kegiatan olahraga, ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, pekerjaan
tambahan dan lain-lain. Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan
perhatian kita selalu ke arah yang positif.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk menahan nafsu bagi para pemuda dan remaja yang
belum menikah adalah dengan berpuasa sunah. Islam itu indah dan sehat, dengan taat
beribadah dan rajin puasa otomatis pikiran dan hati menjadi bersih dan jernih. Tidak akan
terlintas di pikiran kita untuk melakukan hal yang melanggar kesusilaan. Seperti dalam hadis
Rasulullah saw.

G.Hikmah Diharamkannya Zina

8
Zina Merupakan sumber berbagai tindak kemaksiatan. Di antara hikmah terpenting
diharamkannya zina adalah :

1. Memelihara dan menjaga keturunan dengan baik. Karena anak hasil perzinaan pada
umumnya kurang terpelihara dan terjaga.

2. Menjaga harga diri dan kehormatan manusia.

3. Menjaga ketertiban dan keteraturan rumah tangga.

4. Memunculkan rasa kasih sayang terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mahasuci dan Mahamulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluk-
Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis. Secara
umum surat al-Isrā’ ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina
karena zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Zina adalah melakukan
hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah. Surat an-Nûr ayat 2
berisi perintah Allah Swt. untuk mendera penzina perempuan dan penzina laki-laki masing-
masing seratus kali.
Zina dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu muĥșan dan gairu muĥșan. Muĥșan adalah
penzina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muĥșan
dirajam atau dilempari dengan batu sederhana sampai mati. Sedangkan gairu muĥșan adalah
penzina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan
diasingkan selama satu tahun. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti
yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat
mendatangkan empat orang saksi.
Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup serba boleh atau serba
bebas, karena akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku hidup yang suci dan
terhormat. Hendaknya berupaya untuk selalu berada di tengah-tengah lingkungan yang sehat
dan baik agar terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemungkaran.

B. Saran
Hindarilah pergaulan bebas memang tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam maupun
praktek sosial, apalagi perbuatan zina. Perbuatan semacam itu bisa menyebabkan banyak
kemudaratan khususnya bagi diri mereka yang melakukannya.

10
11

Anda mungkin juga menyukai