Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 3

MAKALAH PENGOLAHAN SUMBERDAYA


MINERAL DAN ENERGI

Oleh :

Giofan Abdi Albhara

NIM. 03021381722087

KELAS A / KAMPUS PALEMBANG

Dosen Pembimbing :

Ir. A. Taufik Arief, M.S.

NIP. 196309091989031001

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang
ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa
dibidang akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pengolahan
Sumberdaya Mineral dan Energi mengenai “Konsentrasi Gravitasi”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pengolahan Sumberdaya Mineral dan Energi Bapak Ir. A. Taufik
Arief, M.S. yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Palembang, 20 Juni 2019

Penyusun

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 2


DAFTAR ISI

Halaman

Cover ................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1. Latar belakang ........................................................................................... 4
1.2. Rumusan masalah ...................................................................................... 5
1.3. Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1. Konsentrasi ................................................................................................ 6
2.2. Konsentrasi Gravitasi ................................................................................ 7
2.3. Metode Konsentrasi Gravitasi ................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 21
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 21
3.2. Saran ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang memiliki daratan luas dan laut yang luas, menjadikan
negara ini dengan aset sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya itu salah satunya
yaitu sumber daya mineral dan energi. Sumber daya mineral dan energi melimpah di
Indonesia dengan berbagai jenisnya, mulai dari emas, intan, timah, belerang, batubara dan
sebagainya. Sumber daya tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan dengan baik agar
memberi manfaat bagi manusia. Eksploitasi terhadap berbagai sumber daya mineral dan
energi tidaklah boleh sembarangan, harus menjaga lingkungan dan keberlanjutan, sehingga
dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Penting bagi kita menyadari akan hasil bumi kita
dan cara mengelolanya
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Pengertian
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Salah satu operasi pengolahan mineral adalah konsentrasi. Konsentrasi bertujuan
untuk meningkatkan kadar mineral dengan memisahkan mineral berharga dari pengotornya.
Proses konsentrasi memanfaatkan sifat-sifat fisik mineral dalam pengolahannya, antara lain
berdasarkan berat jenis atau kerapatan, berdasarkan sifat kelistrikan, berdasarkan sifat
kemagnetan, dan berdasarkan sifat permukaan partikel. Proses konsentrasi yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah konsentrasi gravitasi (gravity concertation). Konsentrasi gravity
merupakan salah satu teknik pemisahan mineral berharga dengan gangue dengan berdasarkan
densitas antara partikel bijih dan pengotor.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 4


1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi?
2. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi gravitasi?
3. Apa saja metode yang digunakan dalam proses konsentrasi gravitasi?
4. Apa saja alat- alat yang digunakan dalam proses konsentrasi gravitasi?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan konsentrasi.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan konsentrasi gravitasi.
3. Mengetahui metode yang digunakan dalam proses konsentrasi gravitasi.
4. Mengetahui alat- alat yang digunakan dalam proses konsentrasi gravitasi.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsentrasi
Konsentrasi adalah proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya agar
diperoleh kadar mineral berharga yang tinggi. Konsentrasi merupakan proses lanjutan dari
kominusi. Proses konsentrasi memanfaatkan sifat-sifat fisik pada mineral. Metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi gravitasi (gravity concentration) yaitu proses konsentrasi yang


memanfaatkan perbedaan densitas mineral dalam suatu media fluida. Dapat juga
memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral.
2. Konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation). Pada konsentrasi
ini mineral berharganya harus lebih berat dari pengotornya menggunakan medium
pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
3. Konsentrasi elektrostatik merupakan konsentrasi yang memenfaatkan perbedaan sifat
konduktor dan non konduktor dari material.
4. Konsentrasi magnetik (magnetic concentration) adalah proses konsentrasi yang
memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnet susceptibility) yang dimiliki
mineral.

Proses konsentrasi juga dapat dilakukan dengan cara pemilahan (sortir) secara
manual, yaitu dengan memilah mineral berharga langsung dengan tangan berdasarkan kilap,
warna, dan sebagainya.

Dari proses konsentrasi gravitasi diperoleh 3 (tiga) produk, antara lain :

1. Konsentrat, yaitu mineral-mineral berharga dengan kadar tinggi.


2. Middling, yaitu konsentrat yang masih terdapat pengotor.
3. Tailing, yaitu mineral-mineral tidak berharga yang perlu dibuang.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 6


2.2. Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi Gravitasi adalah pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis.


Konsentrasi gravitasi, salah satu proses benefisiasi mineral tertua, telah berkembang selama
beberapa dekade dan terus memainkan peran penting dalam operasi pengolahan mineral
modern. Konsentrasi gravitasi, di mana dapat diterapkan dan efektif, mudah digunakan dan
biaya operasional lebih murah dibandingkan dengan teknologi benefisiasi lainnya. Hal ini
juga cenderung memiliki dampak yang kecil dalam lingkungan karena konsentrasi gravitasi
tidak memerlukan penggunaan bahan kimia dan reagen. Oleh karena itu, dengan
meningkatnya ini di bidang energi, modal dan biaya operasi serta masalah lingkungan,
gravitasi salah satu proses pertama dievaluasi untuk flowsheets baru.
Apabila jumlah mineral di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan
bebas (free settling). Namun, apabila jumlah mineral di dalam fluida tersebut banyak, maka
gerakannya akan terhambat sehingga akan terbentuk stratifikasi. Tahap stratifikasi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

1. Hindered settling classification


Klasifikasi terhadap pengendapan yang terhalang. Maksudnya adalah pengendapan
dari sekelompok partikel yang berkumpul, bukan dari pengendapan bebas satu
partikel.
𝑟1 𝜌 −𝜌′
= 𝜌2 −𝜌′ 𝜌′ ≠ 1 (dengan medium suspensi bed+air)
𝑟2 1

2. Differential acceleration pada awal pengendapan


Partikel yang berat akan mengendap terlebih dahulu. Pada waktu awal pengendapan
partikel dengan berat jenis lebih besar akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar
daripada partikel dengan berat jenis yang kecil.
F=mxa
m’x g
𝑑𝑉
m = (m – m’)g - R
𝑑𝑡

R
𝑑𝑉 𝑚−𝑚′ 𝑑𝑉 𝜌′
=( )g = (1 − 𝜌 )
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡

mxg

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 7


Dimana : R = tahanan (pada awal jatuh = 0)
𝜌′ = specific gravity padatan
𝜌 = specific gravity fluida

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan

Partikel-partikel yang ukurannya kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar
sesuai dengan berat jenisnya. Pemisahan dilakukan dalam suatu media (air) sehingga
dinamika fluida sangat berpengaruh.

2.3. Metode Konsentrasi Gravitasi


Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan gerakan fluida,
antara lain:
1. Fluida Tenang, contohnya heavy medium separation (HMS), dan dense medium
separation (DMS).
2. Fluida Horizontal, contohnya shaking table, spiral concentration, sluice box.
3. Fluida Vertikal, contohnya jigging.

Dense Medium Separation (DMS)


Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi yang bertujuan
memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya mineral ringan dengan menggunakan
media pemisahan yang tidak hanya terdiri dari air saja. Dua produk yang dihasilkan berupa
apungan (float) dan endapan (sink).
Umpan (F)

Medium
endapan apungan
BJ = X
Mineral (BJ > X) Mineral (BJ < X)

Gambar 2.3.1. Skema pemisahan pada proses Dense Medium Separation

Teknik pemisahan antara apungan dan endapan pada Dense Medium Separation dapat
dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 8


1. Medium diam
2. Medium yang selalu diaduk
3. Penggunaan dua medium yang berbeda densitas
4. Pemisahan dengan gaya sentrifugal
5. Medium cairan berat
6. Autogenous media (mineral itu sendiri yang menjadi media)

Media pemisahan yang digunakan dapat berupa campuran antara air dengan mineral
atau padatan tertentu dengan ukuran yang sangat halus dan memiliki densitas yang tinggi
sehingga membentuk suspensi yang mempunyai densitas yang cukup tinggi. Media
pemisahan tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut.
 Stabil
 Mudah untuk diperoleh kembali
 Mudah dipisahkan dari produk endapan ataupun apungan

Untuk media yang berupa padatan, kriteria yang harus dipenuhi selain kriteria-kriteria
diatas adalah:
 Sukar mengendap
 Bersifat keras
 Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
 Sifat kimianya stabil
 Densitas tinggi

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 9


medium

feed

sink medium

float

Gambar 2.3.2. Skema Peralatan Dense Medium Separation

Shaking Table
Pada dasarnya shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity mineral basah dan
mineral yang terdiri atas butiran-butiran yang berukuran kecil. Shaking table efektif
digunakan untuk pengolahan mineral logam, mineral logam jarang (rare metal), dan mineral
logam.
Prinsip kerja dari shaking table adalah adanya efek sluicing yang bekerja,
dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus dengan arah aliran. Prinsip
kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Air mengalir pada permukaan alat, kemudian terjadi gesekan antara keduanya
sehingga kecepatan air pada bagian atas akan lebih besar daripada kecepatan air
di dasar. Semakin dekat ke permukaan maka kecepatan alir semakin cepat.
 Partikel yang berukuran kecil cenderung terhambat gerakannya akibat gaya
gesekan tersebut.
 Partikel dengan specific gravity yang tinggi akan bergerak lebih lambat daripada
partikel dengan specific gravity kecil.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 10


 Akibat aliran air, partikel dapat dipisahkan berdasarkan ukuran dan
kepadatannya.
 Semakin besar jangkauan ukuran partikel, efisiensi pemisahan berkurang.

Shaking table terdiri dari :

1. Dek yang sedikit condong (A) yang merupakan terdiri dari feed sekitar 25%
padatan, dialirkan di kotak feed dan didistribusikan sepanjang C.

2. Air cucian didistribusikan sepanjang seiring pada pencuci D. Meja bergetar


secara longitudinal, melalui mekanisme B, menggunakan gerakan lambat maju
dan pengembalian cepat, yang menyebabkan partikel mineral bergerak secara
"menjalar" di sepanjang geladak parallel ke arah gerakan.

Gambar 2.3.3. Shaking Table

Ketika meja diberi goncangan, partikel ringan dan padat akan terhambat lajunya
akibat friksi sehingga tidak mudah jatuh dan sampai ke ujung meja, sedangkan partikel besar
dan ringan akan jatuh ke bagian bawah. Kekasaran permukaan meja sangat menentukan
perolehan dari proses pemisahan. Untuk membantu pemisahan, meja digoyangkan secara
horizontal membentuk suatu getaran.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 11


Gambar 2.3.4. Distribusi Produk Shaking Table

Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil kerja dari shaking table adalah sebagai
berikut:

1. Riffle : macam, tinggi


2. Material pelapis deck : kekasaran permukaan
3. Mekanisme head motion : percepatan, perlambatan
4. Cara pengumpanan
5. Amplitudo dan Frekuensi
6. Variabel yang setiap saat dapat diatur (kemiringan meja, wash water, posisi
produk, %-solid umpan)

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 12


Gambar 2.3.5. Pengaruh Riffle Dalam Shaking Table

Gaya - gaya yang bekerja pada shaking table (alat operasi dari tabling) yaitu :
a. Gaya gravitasi, mempengaruhi mineral berat dan ringan.
b. Gaya dorong air mempengaruhi mineral ringan.
c. Gaya gesekan antara mineral dengan deck mempengaruhi mineral berat.

Fungsi penambahan air pada operasi Shaking Table yaitu :


a. Untuk menimbulkan daya dorong air sehingga dapat menimbulkan dan
membantu pemisahan mineral besar dan ringan.
b. Dapat mengatur hasil operasi tabling.
c. Dapat memperoleh kelalulasaan pada operasi tabling.
Operasi ini dapat di lakukan secara basa dan kering.

Faktor - faktor yang mempengaruhi operasi Tabling”


1. Kemiringan Deck”
Jika kemiringan deck besar, maka kcepatan aliran semakin besar.
2. Kecepatan Feeding”
Apabila feeding terlalu besar (cepat) dan kemiringan deck kecil, maka prosesnya
tidak baik karena mineral mineral akan menumpuk.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 13


3. Sand Solid
Bila terlalu encer mineral akan ke tailing. Bila terlalu kental, pemisahan tidak
baik, mineral biasa terbawa ke zone concentrat.
4. Jumlah Panjang Stroke
Jumlah stroke panjang, maka jumlah stroke kecil untuk mineral kasar, jika stroke
pendek dan jumlah stroke besar untuk mineral halus.

Macam - macam Shaking Table berdasarkan bentuk riflenya :


a. Wilfley Table
Alat ini terdiri dari deck yang berbentuk segi empat, kemiringan decknya dapat
distel terhadap salah satu sisinya, deck ini di gerakkan oleh pitman dan toggle
yang terdapat pada head metion.
b. Gafield Table
Pada gafield table sesudah permukaannya dari bagian decknya tertutup oleh riffle.
c. Butchart Table
Bentuk riffle yang dipakai pada meja ini melekuk secara diagonal keatas, lekukan
tersebut berada beberapa inchi dari feed box.
d. Curd Table
Riffle yang dipakai dengan cara menutup deck dalam bentuk segitiga panjang
stroke dapat di uubah – ubah dengan mengubah pin pada pengungkit.
e. Deistor Overstrom Diagonal Deck Table
Meja ini mempunyai bentuk deck rombohedral dan mempunyai gerakan searah
dengan di agonal terpendeknya, digunakan untuk memisahkan mineral kasar.
f. plate Of Table

Spiral Concentrator
Spiral Concentrator digunakan untuk berbagai aplikasi dalam proses pengolahan
mineral, khususnya dalam penanganan tumpukan pasir mineral berat, seperti rutile, zircon,
dan dalam pemurnian batu bara. Berat feed antara 15 dan 45% berat padatan dan dengan
ukuran 3mm sampai 75μm dimasukkan dari atas spiral dan mengalir ke bawah spiral. Spiral
Concentrator berbentuk parit yang berkelok-kelok dengan saluran pipa sebagai tempat
penampungan konsentrat yang terletak pada tengah parit. Pada alat ini, diperlukan adanya air
sebagai pemisah konsentrat.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 14


Humprey spiral adalah spiral pertama yang diperkenalkan pada tahun 1943.
Pemisahan dengan humprey spiral menggunakan aliran fluida horizontal. Gaya-gaya yang
berpengaruh dalam proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya
sentrifugal.

Cara kerja dari humprey spiral adalah :


Feed di masukkan bersama air (semprot) kedalam feed box yang terletak pada bagian
atas, kemudian mineral besar dan ringan mengelinding sambil berputar sendiri dengan bentuk
spiral sectionnya, karena adanya semprotan air maka yang ringan akan terdorong ke bagian
pinggir atas spiral section (gaya sentrifugal) sedang mineral besar karena kan relatif ada di
pinggir dibanding yang ringan.
Dibagian pinggir bawah ini ada noteh untuk menampung mineral besar tadi dan
sampai dibawah keluar sebagai konsentrat. Sedangkan yang ringan terlempar pada bak
penampungan tailing; sedang bagian tengah spiral sebagai midling akan keluar dan masuk ke
bak midling yang selanjutnya di pompakan kembali keatas. Biasanya operasi dari humprey
spiral digunakan untuk penambangan emas, perak dan timah.

Mekanisme pemisahan di dalam humprey spiral adalah sebagai berikut.


1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank.
2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.
3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan, selanjutnya yang encer
dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai wash water, sedang pulp yang kental
melalui lounder dialirkan ke atas menuju feed box sebagai umpan.
4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke bawah, maka
terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang ringan sebagai tailing akan
terletak dibagian luar.
5. Material yang berat ada di dalam sebagai konsentrat.
6. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam port
penampungan konsentrat yang dihasilkan.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 15


Gambar 2.3.6. Mekanisme Humprey Spiral

Dalam humprey spiral, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Diameter bukaan lounder.
2. Kemiringan dari lounder.
3. Tinggi/panjang lounder.
4. Keseragaman ukuran butiran material.
5. Kecepatan aliran air sebagai wash water.
6. Fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.

Sluice Box
Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang digunakan dalam
pemisahan mineral bijih berdasarkan berat jenis (specific gravity). Dalam proses ini
diharapkan mineral yang memiliki berat jenis yang tinggi akan mengendap kemudian akan
diambil sebagai konsentrat, sedangkan mineral yang ringan akan ikut terbawa oleh air
sebagai tailing (pengotor). Alat sluice box berupa lounder dengan ukuran panjang 8-12 meter,
lebar 1 meter dengan feed 10-20%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi pemisahan mineral dengan menggunakan


sluice box adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan aliran
Pada dasar aliran, kecepatan alirannya adalah nol. Semakin mendekati permukaan
maka kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan maksimum akan terjadi di
bawah permukaan aliran, karena pada permukaan aliran kecepatannya di

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 16


pengaruhi oleh gaya-gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip
kecepatan aliran inilah maka mineral yang mempunyai specific gravity yang
berlainan akan di pisahkan.
2. Perbedaan Densitas Mineral
Perbedaan density yang besar akan menyebabkan operasi pemisahan semakin
mudah dan kadar konsentrat semakin tinggi.
3. Kekentalan
Semakin kental fluida, maka jumlah konsentrat semakin tinggi, tetapi kadar
konsentrat yang dihasilkan semakin rendah.
4. Kemiringan dari Lounder
Jika kemiringan semakin besar, maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin
bersih.
5. Lebar dan panjang Lounder
Semakin sempit lounder maka konsentrat makin bersih, semakin panjang lounder
maka recovery makin tinggi tetapi kadarnya akan rendah.
6. Tinggi Riffle
Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang berkadar tinggi
7. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga partikel berat
akan tertahan. Feed yang kasar atau berdiameter besar akan digunakan air yang
cukup banyak, kemiringan deck juga cukup besar. Apabila feed halus, maka untuk
mengatur tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus
seragam.

Mekanisme pemisahan yang terjadi dalam sluice box yaitu feed yang sudah
terliberasi sempurna misalnya emas, timah, pasir besi dimasukkan ke dalam sluice box.
Kemudian dilakukan pemisahan partikel-partikel yang besar terlebih dahulu. Jika pada ujung
alat telah terdapat mineral berat, artinya alat sudah jenuh, maka pada alat lounder tersebut
dilakukan pembersihan dengan mengalirkan wash water. Akan terjadi pemisahan-pemisahan
antara partikel berat dan partikel ringan setelah pembersihan. Dimana partikel berat akan
tertinggal pada bagian belakang bawah riffle atau akan menempel pada karpet. Partikel berat
yang tertinggal ini yang disebut sebagai konsentrat. Mineral yang menempel pada karpet
akan diambil dengan cara karpet tersebut dibakar.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 17


Gambar 2.3.7. Pengaruh Riffle Dalam Sluice Box

Jigging
Pada jig, pemisahan mineral berharga dan pengotornya dilakukan dalam suatu aliran
fluida. Umpan yang digunakan berupa lumpur (pulp) akan disebarkan diatas pengayak
(screen) dimana diatasnya juga disebarkan material lain (bed). Bed biasanya terletak diantara
mineral berat dan mineral ringan, sehingga berat jenis bed merupakan faktor yang penting.
Prinsip kerja pada jig dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Differential Acceleration. Mineral dengan berat jenis yang besar akan


mempunyai jarak tempuh yang lebih besar pada perbedaan percepatan pada
waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan mineral dengan berat jenis yang
kecil.

: berat
: ringan

awal waktu dalam waktu sangat pendek

Gambar 2.3.8. Differential Acceleration

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 18


2. Hindered Settling. Pengendapan dari sekelompok partikel yang berkumpul, bukan
dari pengendapan bebas satu partikel.

awal waktu dalam waktu pendek

Gambar 2.3.9. Hindered Settling

3. Interstitial Trickling. Partikel kecil yang lolos diantara partikel-partikel besar.

awal akhir

Gambar 2.3.10. Interstitial Trickling

(A) (B) (C) (D)

Gambar 2.3.11. Siklus Pemisahan dengan Jigging

A) Pulsion
(B) Differential Acceleration
(C) Hindered Settling
(D) Interstitial Trickling

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 19


Ada dua cara untuk pengambilan produk pada proses pemisahan dengan jigging,
yaitu:

1. On the screen jigging (Jerman) : stratifikasi, tidak lolos screen.

feed

tailing discharge

concentrate
discharge mechanism

Gambar 2.3.12. Pengambilan Produk On The Screen Jigging

2. Through the screen jigging (Inggris) : lolos screen.


feed

tailing
discharge
ragging

concentrates

Gambar 2.3.13. Pengambilan Produk Through The Screen Jigging

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 20


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada makalah ini dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Konsentrasi adalah proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya agar diperoleh
kadar mineral berharga yang tinggi. Konsentrasi merupakan proses lanjutan dari
kominusi.
2. Konsentrasi gravitasi (gravity concentration) yaitu proses konsentrasi yang
memanfaatkan perbedaan densitas mineral dalam suatu media fluida. Dapat juga
memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral.
3. Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan gerakan fluida,
antara lain fluida tenang (heavy medium separation dan dense medium separation),
fluida horizontal (contohnya shaking table, spiral concentration, sluice box), fluida
vertikal (contohnya jigging).
4. Shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity mineral basah dan mineral yang
terdiri atas butiran-butiran yang berukuran kecil.
5. Humprey Spiral merupakan kegiatan pemisahan antara concentrate dan tailing dengan
menggunakan aliran air horizontal.
6. Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang digunakan dalam pemisahan
mineral bijih berdasarkan berat jenis (specific gravity).

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah tersebut banyak sekali kesalahan dan juga penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kebaikan makalah ini
kedepannya.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 21


DAFTAR PUTSAKA

Anonim. 2018. Gravity Concentration. https://www.scribd.com/document/375207470/


Gravity-Concentration . (Diakses pada tanggal 19 Juni 2019).
Ardra. Tanpa Tahun. Pemisahan Secara Gravitasi. https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/
pengolahan-mineral/pemisahan-secara-gravitasi-gravity-separation/ . (Diakses pada
tanggal 19 Juni 2019).
Azhari, Aldy Kurnia. 2014. Pengolahan Mineral. https://dokumen.tips/documents/tugas-ma
kalah-konsentrasi.html . (Diakses pada tanggal 19 Juni 2019).
Herdayanti, Anggiet. Tanpa Tahun. Konsentrasi Gravitasi. https://www.academia.edu/714
7622/BAB2bener . (Diakses pada tanggal 19 Juni 2019).
Korps Asisten PSDME.2016.Diktat Praktikum Pengolahan Sumberdaya Mineral dan Energi.
Indralaya : Laboratorium PSDME Universitas Sriwijaya.

“Pengolahan Sumberdaya Mineral Dan Energi” 22

Anda mungkin juga menyukai