Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GAS METAN
Disusun guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
Toksikologi Industri
Dosen pengampu: Fennia Herma yunita, S.KM, M.KKK

Penyusun:

Takamay Jason Hermantika Irsyad (022017024)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
BEKASI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas


berkah, rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan makalah mengenai
Gas Metan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi Industri.
Dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini penulis sudah dibantu
dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Fennia Herma yunita,
S.KM, M.KKK selaku dosen Toksikologi Industri
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, 25 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
BAB I ..................................................................................................................................3

PENDAHULUAN ..............................................................................................................3

A. Latar Belakang .........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................5

D. Manfaat Penulisan........................................................................................ 5
E. Metode penulisan ......................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................... 7
LANDASAN TEORI............................................................................................... 7
A. Definisi, Karakteristik dan Penggunaan Gas Metan ..........................................7

B. Resiko bahaya, ADME dan target organ pada Gas Metan ........................... 11

C. Pengendalian Bahaya Gas Metan ..................................................................... 14

BAB III ................................................................................................................... 16


PEMBAHASAN .................................................................................................... 16
A. Kasus ..................................................................................................................... 16

B. Penyebab Kejadian ............................................................................................ 18

C. Dampak Kejadian ............................................................................................... 18

BAB IV ............................................................................................................................. 19

PENUTUP ....................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 19

B. Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu yang
mementingkan hubungan antara lingkungan kerja, pekerja, serta beban
kerja agar tetap terjaga sehingga tidak menghasilkan masalah terhadap
kesehatan dan keselamatan pekerja tersebut. Lingkungan kerja dapat
berupa lingkungan kerja fisik, kimia, maupun biologis. Lingkungan kerja
yang baik dapat membuat produktivitas dari pekerja menjadi baik
demikian pula sebaliknya.
Dinamika pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan jumlah sampah. Peningkatan jumlah sampah yang tidak
diantisipasi dengan pengelolaan sampah yang tepat akan
menyebabkan berbagai permasalahan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dampak secara langsung seperti pencemaran
lingkungan (baik tanah, air, maupun udara), berbagai penyakit kulit, dan
gangguan pernafasan. Dampak secara tidak langsung seperti banjir
yang disebabkan adanya tumpukan sampah di sungai atau saluran
drainase. Penumpukan sampah di lokasi Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) jika tidak dikelola dengan tepat juga akan menimbulkan berbagai
permasalahan. Tumpukan sampah tersebut akan menghasilkan emisi
gas rumah kaca seperti emisi gas karbondioksida (CO2) dan gas
metana (CH4) ke atmosfer yang dapat menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan suhu
di bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah global warming.
Themelis (2008) menyatakan bahwa pemisahan materi sampah
yang dapat didaur ulang dan dilakukan pengomposan harus dilakukan
sebagai upaya dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan
yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan yang sudah dilakukan di
Kota Malang. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan

3
Kota Malang, pada tahun 2012 jumlah sampah yang dikelola TPA Supit
Urang sebesar 84.260 ton, dikelola secara pengomposan oleh
pemerintah sebesar 3.317,76 ton, dan masyarakat sebesar 5.265 ton.
Sisanya berupa sampah anorganik yang dikelola oleh lapak dan Bank
Sampah Malang. TPA Supit Urang terletak di Kelurahan Mulyorejo,
Kecamatan Sukun Kota Malang. Tumpukan sampah di TPA tersebut
menghasilkan gas metan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi, diantaranya dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas bagi
penduduk di sekitar lokasi TPA. Caranya dengan menyalurkan gas dari
pipa penangkap gas metan di TPA Supit Urang ke rumah-rumah
penduduk seperti prinsip penyaluran air PDAM ke rumah-rumah
pelanggan (Antara news, 2012). Potensi gas metan di TPA dapat
menjadi sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi
penduduk Kota Malang. Potensi gas metan untuk bahan bakar yang
sudah dimanfaatkan saat ini sekitar 3% sampai 5% dari potensi yang
ada (Sukarelawati 2013). Berdasarkan keterangan dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Pemerintah Kota Malang
sudah memberikan pipa sambungan gas termasuk kompornya secara
gratis kepada 59 rumah pada tahun 2012 dan 408 rumah pada tahun
2013.
Gas metan sebagai komponen utama biogas juga dapat
dimanfaatkan sebagai energi listrik. Potensi gas metan yang dikelola
TPA Supit Urang Kota Malang, rata-rata mencapai 118,3 juta m3/tahun
untuk lahan seluas 5 hektar. Padahal lahan TPA Supit Urang saat ini
sudah mencapai 25 hektar, maka prediksi gas metan yang dihasilkan
bisa mencapai 560 juta m3/tahun. Dengan potensi yang besar tersebut
mampu memasok energi listrik hingga sekitar 5,6 juta kWh/tahun.
Sedangkan untuk harga jual gas metan rata-rata sebesar 18 dolar AS
per ton (Fauzan, 2007). Negara-negara maju seperti Denmark, Swiss,
Amerika Serikat, dan Perancis telah memaksimalkan proses
pengolahan sampah dengan mengubah sampah menjadi energi listrik,

4
bahkan 54% sampah di Denmark telah diubah menjadi energi listrik.
(Anonim, 2012). Proses tersebut dapat mengatasi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil dengan pengembangan energi terbarukan,
yaitu biogas dari sampah. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007
tentang energi juga telah menetapkan blue print dalam pengelolaan
energi nasional serta menargetkan tercapainya elastisitas energi
kurang dari satu dan mengoptimalkan energi mix primer untuk sumber
energi alternatif pada tahun 2025 (Kuncoro, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi, karateristik, dan penggunaan Gas Metan?
2. Resiko bahaya, ADME dan target organ pada Gas Metan?
3. Pengendalian bahaya Gas Metan ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi, karakteristik dan penggunaan Gas Metan
2. Memahami resiko bahaya, ADME dan target organ pada Gas
Metan
3. Mengetahui pengendalian bahaya Gas Metan

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini bagi penyusun dan pembaca
adalah untuk memperdalam pengetahuan, wawasan serta
kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu tentang Gas Metan.

E. Metode penulisan
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat,
baik berupa buku maupun informasi di internet.

5
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara
langsung kepada teman–teman yang mengetahui tentang
informasi yang di perlukan dalam membuat proyek.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi, Karakteristik dan Penggunaan Gas Metan


1. Definisi Gas Metan
Metana (Methane) adalah hidrokarbon paling sederhana
yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak
berbau, tidak berwarna, extremely flammable, asphyxian (mampu
menggeser oxygen), non toxic dan non corrosive. Namun jika
dipergunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan
sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin
terjadi.

2. Karakteristik Gas Metan


a. Ikatan Dasar
Metana diklasifikasikan sebagai senyawa organik, zat yang
terdiri terutama dari karbon dan hidrogen. Bahkan, metana adalah
senyawa yang dibuat secara eksklusif dari karbon dan hidrogen,
atau hidrokarbon. Dengan rumus CH4, yaitu, empat atom hidrogen
terikat pada atom karbon, metana adalah yang paling sederhana
dari hidrokarbon, kelompok ini juga disebut sebagai alkana.

7
b. Gambar Metana

Ikatan kimia yang ditemukan dalam metana diklasifikasikan


sebagai ikatan kovalen. Sebuah ikatan kovalen terbentuk ketika
dua atau lebih atom berbagi satu atau lebih elektron yang
terletak di tingkat energi terluar, juga dikenal sebagai kulit
valensi. Elektron valensi dari setiap bentuk atom donor
berpasangan melalui awan elektron yang overlap untuk
menciptakan ikatan kovalen.
c. Reaksi Fundamental
Meskipun metana yang terlibat dalam berbagai reaksi, dua
reaksi khususnya yang penting mendasar, pembakaran dan
halogenasi. Pembakaran metana oleh sumber industri atau bila
dicampur dengan hidrokarbon lainnya dalam gas alam
digunakan secara luas dalam industri untuk menghasilkan
tenaga listrik dan di dalam rumah untuk menghasilkan panas.
Halogenasi melibatkan penambahan halogen, salah satu unsur
yang ditemukan dalam kelompok 17 dari tabel periodik, untuk
menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai metil halida.
Produk halogenasi digunakan dalam produksi segala sesuatu
dari plastik untuk obat-obatan.
d. Pembakaran Metana
Pembakaran, reaksi yang sangat umum di kalangan
hidrokarbon, melibatkan reaksi metana dengan gas oksigen
(O2). Dengan penambahan panas, api yang terbuka atau
percikan, metana mengalami reaksi oksidasi, reaksi yang
melibatkan transfer elektron, dalam hal ini, elektron dari setiap

8
atom karbon disumbangkan ke oksigen. Jika pembakaran
metana sangat lengkap, produk-produk dari reaksi hanya
karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan panas. Jika tidak tidak
hadir oksigen yang cukup untuk pembakaran yang sempurna,
karbon monoksida (CO) yang dihasilkan selain karbon dioksida
dan air selama proses pembakaran tidak sempurna.
Pembakaran sempurna
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + energi
Pembakaran tidak sempurna
4CH4 + 7O2 → 2CO + 2CO2 + 8H2O
e. Halogenasi Metana
Reaksi Halogenasi dari metana, seperti yang dinyatakan
sebelumnya, melibatkan reaksi metana dengan halogen.
Halogen ini bisa ( F2) menjadi fluorin, klorin (Cl2), bromin (Br2),
atau yodium I2). Reaksi terjadi ketika halogen, Cl2 misalnya,
disambar dengan sinar ultraviolet. Lampu ultraviolet memecah
ikatan antara dua atom klorin untuk membentuk radikal bebas,
atau atom yang mengandung elektron yang tidak berpasangan.
Klorin bebas bereaksi dengan radikal molekul metana dengan
membentuk ikatan dengan atom karbon untuk membentuk
halida metil, klorometana (CH3Cl), dan menyebabkan hidrogen
akan hilang untuk membentuk hidrogen klorida, atau HCl.
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
f. Sifat Fisika dan Kimia
Sifat Fisika :- Rumus molekul : CH4- Berat molekul : 16
g/mol- Titik leleh : -182 °C- Titik didih : -162 °C- Densitas :
0.423 g/cm3- Fase pada 250 °C : gas
Sifat Kimia :- Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan
senyawa lainnya.- Dalam oksigen berlebih, alkana dapat
terbakar menghasilkan kalor, Karbondioksida dan uap air.- Jika
alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2,

9
I2), atom atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom
halogen.CH4 + Cl2 ⇄ CH3Cl + HCl
Sifat lainnya :Metana sangat mudah terbakar. Campuran dari
metana dengan udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15%
volume metana.Metana dapat bereaksi keras atau eksplosif
dengan oksidator kuat, seperti oksigen, halogen atau senyawa
interhalogen.Pada metana konsentrasi tinggi menyebabkan
keadaan sesak nafas bertindak sebagai suatu penggunaan.

3. Penggunaan Gas Metan


a. Efek Dosis
Nilai ambang batas gas metan adalah sebesar 1000 ppm
selama 8 jam/hari (TWA).
b. Sumber Karsinogen
Nama
Bahan NAB PSD/KTD Berat Keteran
Kimia Moleku gan
Notas dan BD Mg/m BDS Mg/m l (BM)
i Nomor S 3 3

CAS
1 2 3 4 5 6 7 8
Metana Lihat Apendi 16.04 Asfiksia
(74-82- fF
8)

c. Menurut Permenaker 5 tahun 2018


Gas metan tidak termasuk Karsinogen, tapi masuk kedalam
golongan Asfiksia atau menyebapkan gangguan pernapasan.

10
B. Resiko bahaya, ADME dan target organ pada Gas Metan
1. Resiko Bahaya
Asphyxian disini adalah dapat menggantikan oxygen di
confined space atau tempat lain. Asphyxia atau sesak napas bisa
terjadi jika konsentrasi oxygen berkurang menjadi < 16%, karena
manusia masih bisa mentoleransi bila kadar oxygen turun sebanyak
21 - 16 %. Methane terbentuk oleh proses pembusukan anaerobik
bakterial dari pepohonan dan binatang seperti kalau dibawah air
akan terbentuk gas rawa-rawa. Methane dapat dibentuk dalam
proses pembusukan bahan natural dan sering ditemukan di
gundukan sampah, rawa-rawa, septik tank, selokan. Methane dapat
membentuk explosive mixture dengan udara dengan konsentrasi
serendah 5%.
Ledakan karena gas methane bisa menimbulkan korban
yang banyak. Kita dapat mencium bau methane, hanya bila gas ini
di campur dengan zat tambahan atau bila gas ini bercampur
dengan gas H2S dan timbul bau rotten eggs. dan Jika anda
mencium bau ini, maka konsentrasinya berarti sudah tinggi dan
berbahaya untuk kesehatan. Gas methane yang bocor bila tak
terdeteksi akan menimbulkan masalah explosive dan asphyxian.
2. Efek Terhadap Kesehatan
Efek akut dari terpapar oleh methane adalah kekurangan
oxygen, yaitu <16%. Masalah kesehatan akan timbul bila terpapar
methane dalam konsentrasi tinggi. Dan seperti disebutkan diatas,
gejala timbul karena efek kekurangan oxygen( asphixia ), yaitu :
a) Napas menjadi cepat
b) Nadi eningkat
c) Koordinasi otot menurun
d) Emosi meningkat
e) Mual, muntah
f) Kehilangan kesadaran

11
g) Gagal napas, dan
h) Kematian
3. Efek Terhadap Kesehatan
Tenaga kerja dapat terpapar metana melalui Rute Utama
Paparan: Pernapasan. Pernapasan: Konsentrasi rendah tidak
berbahaya. Konsentrasi tinggi dapat menggantikan oksigen di
udara. Jika lebih sedikit oksigen tersedia untuk bernafas, gejala-
gejala seperti pernapasan cepat, detak jantung yang cepat,
kejanggalan, gangguan emosi dan kelelahan dapat terjadi.
Semakin sedikit oksigen yang tersedia, mual dan muntah, kolaps,
kejang, koma dan kematian dapat terjadi. Gejala terjadi lebih cepat
dengan upaya fisik. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada organ-organ termasuk otak dan jantung.
4. ADME
Inhalasi » Tenggorokan » Paru-Paru » Darah » Lambung
- Absorbsi
Metan dapat masuk kedalam tubuh terutama melalu jalur
inhalasi ke paru-paru dalam proses pernafasan. Karna metan
berwujud gas.
- Distribusi
Metan di alirkan melalui sistem pernafasan, lalu di alirkan
oleh darah ke paru-paru lalu masuk ke metabolisme dan didetoks ,
kalau berhasil didetoks akan di alirkan ke lambung dan berubah
menjadi gas angin. Jika tidak berhasil, maka di alirkan ke target
organ yaitu hati dan otak.
- Metabolisme
Metana(ch4), etena (c2h2) akan mengalami reaksi fase yaitu
okisidasi, reduksi atau hidrolisis. Terdapat 2 kemungkinan yaitu
menghasilkan senyawa yg lebih toksik (terjadi bioaktivasi ) dan
menjadi produk perantara pengalkilasi yang elektrofilik dan terjadi

12
pengikatan kovalen pada jaringan. Dan menghasilkan senyawa yg
semakin kurang toksik dan akan mengalami fase ii yaitu konyugasi.
- Eskresi
Gas metan yang di alirkan akan di keluarkan melalu lambung
dan menjadi gas “buang angin”
5. Target Organ
Pekerja yang terpapar Gas Metan organ yang akan menjadi
target yaitu Hati dan Jantung.
6. Jalur Masuk
Gas metan masuk kedalam organ manusia melalui inhalasi atau
saluran pernapasan
7. Informasi Toksikologi
Permenaker 5 Tahun 2018

Nama
Bahan Nab PSD/KTD Berat Keteran
Notasi Kimia B Mg/ BDS Mg/m Moleku gan
dan D m3 3 l (BM)
Nomor S
CAS
1 2 3 4 5 6 7 8
Metana Liha Apendi 16.04 Asfiksia
(74-82-8) t fF

8. ACGIH
Substance Adpoted Values TLV
Basis
TWA STE Notations MW
L
Methane See 16.04 Asphyxi
Appendix a

13
9. OSHA
Substance CAS.NO.d PPMa Mg/m3b Skin
Designation
Methane 74-82-8 E

10. Regulasi spesifik


a) UU 1 tahun 1997 tentang Keselamatan Kerja
b) UU 13 TAHUN 2003 tentang Ketenagakerjaan
c) Kepmenaker 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan
kimia Berbahaya di Tempat Kerja
d) Konvensi ILO No. 174 tentang Pengendalian bahaya besar
e) SE. Menakertrans No. SE. 140/MEN/PPK-KK/II/2004 tentang
pemenuhan kewajiban syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Industri Kimia dengan potensi bahaya besar
f) Permenaker 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
g) Occupational Safety and Health Administrasion (OSHA)
h) American Conference of Govermental Industrial Hygienist
(ACGIH)
11. Indeks Pajanan Biologi
INDEKS Paparan Biologis (BEI): Saat ini, Indeks Paparan
Biologis (BEI) tidak berlaku untuk Metana.

C. Pengendalian Bahaya Gas Metan


Regulasi Rekomendasi Kontrol mencakup:

1. Perlindungan Teknis
Menggunakan dengan ventilasi yang memadai. Ventilasi
pembuangan lokal lebih disukai karena mencegah penyebaran
Metana ke tempat kerja dengan menghilangkannya di

14
sumbernya. Jika sesuai, instal otomatis peralatan pemantauan
untuk mendeteksi keberadaan campuran udara-gas yang
berpotensi meledak dan tingkat oksigen. Pemantauan perangkat
harus dipasang di dekat langit-langit..
2. Alat Pelindung Diri
a) Alat pelindung mata: Kacamata percikan atau kacamata
keselamatan, untuk perlindungan dari gas yang berkembang
pesat dan cipratan cairan Metana.
b) Alat pelindung tangan: Kenakan sarung tangan yang tahan air
mata saat memegang silinder Metana. Gunakan suhu rendah
sarung tangan pelindung saat bekerja dengan wadah metana
cair.
c) Alat pelindung tubuh:Gunakan perlindungan tubuh yang sesuai
untuk tugas. Transfer dalam jumlah besar di bawah tekanan
mungkin diperlukan peralatan pelindung yang sesuai untuk
melindungi karyawan dari cipratan produk yang dicairkan, serta
item yang tahan api.

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kasus

Denpasar-Kawasan Sanitary Landfill di TPA Suwung Denpasar


Selatan yang luasnya diperkirakan sepuluh hektar terbakar pada Senin
siang (24/9). Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.15 itu
mengakibatkan munculnya kepulan asap yang menyebar ke seluruh
wilayah Denpasar dan Badung. Bahkan sampai mengganggu akivitas

16
warga di sekitar lokasi kejadian. Begitu juga dengan pengguna jalan
raya.
Seorang saksi, Noval,24, menyebutkan bahwa sejak pukul 13.00,
asap hitam terus mengepul. Kebetulan Noval tinggal di dekat lokasi
kejadian. Dan karena penasaran, dia pun mampir sepulang kerja. Dia
mendapati petugas mengendalikan ekskavator untuk membalik sampah
di bagian sisi timur. Saat itu, ada tiga unityang berhasil memadamkan
api di sisi timur pada pukul 16.40.
“Asapnya tebal. Warga sekitar lokasi juga sudah pada berlari ngumpul
di lokasi lain yang tidak berasap," ungkapnya.
Sementara di sisi barat juga terdapat tiga unit ekskavator yang
terpantau bekerja keras memadamkan api. Petugas dari Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Denpasar ini berupaya
mengeruk tumpukan sampah untuk memadamkan api. Sayangnya,
upaya pemadaman tidak mudah dilakukan. Terlebih mobil pemadam
kebakaran tidak leluasa masuk ke lokasi kejadian.
Sementara itu, salah satu petugas jasa kebersihan dari instansi
swasta di Jimbaran Prasista, Wayan Rangkan, mengaku sempat
kecewa dengan terjadinya peristiwa itu. Sebab, dia harus kembali
membawa pulang sampah yang sudah jauh-jauh dia angkut. "Belum
sempat buang ini. Dari jam satu siang sampai sekarang masih belum
bisa buang. Mau saya pastikan dulu. Kalau padamnya lama, saya
pulang. Sampah saya bawa pulang,” tuturnya. Sementara itu Kabid
Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar I Ketut Adi
Wiguna mengatakan, pihaknya masih berkonsentrasi menetralisir
kebakaran tersebut. Ada delapan unit mobil pemadam dari BPBD Kota
dan Badung diterjunkan. “Sudah 8 mobil mondar-mandir dua kali.
Jadinya 16 truk belum bisa diatasi ini. Sudah bolak - balik," imbuhnya.
Dia mengakui, proses pemadaman sulit dilakukan terkendala akses
masuk menuju lokasi kejadian. Sehingga menyulitkan mobil pemadam

17
kebakaran menjangkau titik utama kebakaran. Sesuai informasi yang
dia terima, penyebab kebakaran diperkirakan akibat ledakan gas
metan. Ledakan itu diperkirakan memicu terjadinya semburan api.
Namun itu baru dugaan sementara. Karena ada juga dugaan penyebab
lainnya.
"Untuk sementara, semua truk swakelola dikembalikan dahulu. Nanti,
kalau sudah ready, baru diizinkan masuk untuk buang sampah,”
tukasnya.

B. Penyebab Kejadian

Ledakan yang terjadi pada TPA Suwung Bali ini terjadi pada Senin,
24 Agustus 2018 diduga oleh Gas Metan. Ledakan itu diperkirakan
memicu terjadinya semburan api dan menyebabkan kebakaran. Metana
adalah senyawa dengan tingkat oksidasi paling rendah, sehingga
sangat mudah mengalami reduksi, atau sangat mudah terbakar.
Berhubung sedang panas jadi bisa langsung keluar gas metannya.
Karena sampah itu ada gas metannya.

C. Dampak Kejadian

Terjadinya kebakaran namun tidak ada korban jiwa dari kasus


kebakaran ini hanya lingkungannya saja yang tercemar. Kebakaran ini
membuat 8 unit mobil Damkar berjibaku memadamkan Api. Selain itu
petugas Damkar sulit memadamkan api karena terkendala akses
menuju ke lokasi kejadian.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metana (Methane) adalah senyawa organic hidrokarbon
paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4.
Metana murni tidak berbau, tidak berwarna, extremely flammable,
asphyxian (mampu menggeser oxygen), non toxic dan non
corrosive.
Berdasarkan analisa kasus Bali express, Denpasar-Kawasan
Sanitary Landfill di TPA Suwung Denpasar Selatan disebabkan
oleh gas metana serta didukung karena cuaca yang panas
kemudian gas metana yang terdapat dalam sampah langsung
keluar. Hal ini menyebabkan ledakan serta semburan api maka dari
itu mengakibatkan kebakaran lahan dan lingkungan yang tercemar.

B. Saran
Berdasarkan analisa masalah diatas kami memiliki saran
sebagai solusi yang harus dicapai oleh petugas pengelolaan
sampah di TPA tersebut yaitu harus dapat mengurangi hingga
menghilangkan dampak negatif dari sampah tersebut dengan cara
misalnya memilah sampah yang dapat di daur ulang dan
menambah lahan lebih luas pada TPA tersebut agar sampah yang
terus berdatangan dapat tertampung dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA
UU 1 tahun 1997 tentang Keselamatan Kerja

UU 13 TAHUN 2003 tentang Ketenagakerjaan

Kepmenaker 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan kimia


Berbahaya di Tempat Kerja

Konvensi ILO No. 174 tentang Pengendalian bahaya besar

SE. Menakertrans No. SE. 140/MEN/PPK-KK/II/2004 tentang pemenuhan


kewajiban syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri
Kimia dengan potensi bahaya besar

Permenaker 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Lingkungan Kerja

Occupational Safety and Health Administrasion (OSHA)

American Conference of Govermental Industrial Hygienist (ACGIH)

Material Safety Data Sheet Methane CH4. Prepared to U.S. OSHA. CMA.
ANSI. And Canadian WHMIS. Standards.
Anonim.2019.Kebakaran TPA Suwung Denpasar Bali (diakses 27 oktober
2019)
https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/09/25/96529/tpa-suwung-
kebakaran-lagi-diduga-akibat-ledakan-gas-metan (diakses pada
27 oktober 2019)
https://ccohs.ca/oshanswers/chemicals/chem_profiles/methane.html
(diakses 7 november 2019)
https://dokumen.tips/documents/toksikologi-ch4.html (diakses 7 november
2019)
https://www.sridianti.com/pengertian-rumus-dan-sifat-metana.html
(diakses 6 november 2019)

20

Anda mungkin juga menyukai