Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KESELAMATAN KERJA KIMIA

Tipe Bahaya Bahan Kimia

Dosen Pengampu : Ida Umarul Mufidah , S.T., M.Si,

Disusun Oleh :

Aquilla Adhitama (022018004)

Chandra Wildan Ardilafiza (022018007)

Maulidina Nuraisyah (022018013)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN

2019
Lembar Pembagian Tugas

TTD
No Nama Tugas TTD
Ketua
Aquilla Membuat PPT
1.
Adhitama Membuat makalah

Membuat PPT
Chandra Wildan
2.
Ardilafiza Membuat makalah

Maulidina Membuat PPT


3.
Nuraisyah Membuat makalah

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis


kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis menghaturkan permohonan maaf.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah


mendukung serta membantu selama proses penyelesaian makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


para pembaca

Bekasi, Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pembagian Tugas .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1. Bahan Kimia Mudah Terbakar ............................................................................... 3
2.2. Bahan Kimia Mudah Meledak ................................................................................ 6
2.3. Bahan Kimia Reaktif Tehadap Air ........................................................................ 7
2.4. Bahan Kimia Reaktif Tehadap Asam .................................................................. 8
2.5 Bahan Kimia Korosif ................................................................................................... 9
2.6. Bahan Kimia Iritan........................................................................................................ 9
2.7. Bahan Kimia Beracun ............................................................................................. 11
2.8. Bahan Kimia Karsinogenik .................................................................................... 14
2.9. Gas Bertekanan ......................................................................................................... 14
2.10. Bahan Kimia Oksidator ........................................................................................... 16
BAB III PENUTUP .................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 18
3.2. Saran ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa bahan kimia tidak dapat


dipisahkan dari kehidupan manusia setiap harinya. Kehidupan
manusia tidak terlepas dari banyaknya produk yang terkandung
bahan kimia didalamnya. Sama halnya dengan kehidupan sehari-hari
dalam kegiatan-kegiatan lain terutama industri juga sering
memanfaatkan bahan kimia sebagai bahan utama atau bahan
tambahan untuk produk yang dibuat.
Seiring berkembangnya zaman, makin banyak jenis bahan
kimia yang sering didengar dan dijumpai. Dengan bertambahnya
jenis bahan kimia yang dapat dijumpai, maka seharusnya bertambah
pula pengetahuan tentang bahaya yang mungkin akan timbul dari
penggunaan bahan kimia tersebut. Sudah banyak kasus yang terjadi
akibat dari kurangnya pengetahuan tentang tipe bahaya bahan kimia
yang digunakan. Bahaya yang muncul biasanya terjadi akibat dari
kesalahan penggunaan dan penyimpanan. Resiko yang dapat
ditimbulkan dari bahan kimia ini beragam bisa menyebabkan iritasi
bagi manusia, timbulnya gas beracun, peledakan sampai kebakaran.
Maka dari itu setiap orang khususnya pekerja yang dalam
pekerjaannya menggunakan bahan kimia harusnya memiliki
pengetahuan tentang tipe bahaya bahan kimia, agar tidak terjadi
kecelakaan dalam bekerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud bahan kimia mudah terbakar? Apa saja
klasifikasinya
2. Apa yang dimaksud bahan kimia mudah meledak?
3. Apa yang dimaksdu bahan kimia reaktif terhdap air?

1
4. Apa yang dimaksud bahan kimia reaktif terhadap asam?
5. Apa yang dimaksud bahan kimia korosif?
6. Apa yang dimaksud bahan kimia iritan? Apa saja klasifikasinya?
7. Apa yang dimaksud bahan kimia beracun dan apa saja
contohnya?
8. Apa yang dimaksud bahan kimia karsinogenik?
9. Apa yang dimaksud dengan gas bertekanan dan apa saja
contohnya?
10. Apa yang dimaksud bahan kimia oksidator dan apa saja
contohnya?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan kimia mudah


terbakar dan contohnya.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia mudah
meledak
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia reaktif terhadap
air
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia reaktif terhadap
asam
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia korosid
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia iritan dan
klasifikasinya
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan kimia
beracun dan contohnya
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia karsinogenik
9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia karsinogenik
10. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan kimia oksidator dan
contohnya

2
BAB II
Pembahasan

Bahan kimia dewasa ini telah mencapai ratusan ribu jenis untuk
berbagai macam keperluan. Diantara bahan-bahan kimia tersebut, ada
yang dapat di golongkan sebagai bahan kimia yang tidak berbahaya dan
beracun (non-B3) da nada yang digolongkan sebagai bahan berbahay dan
beracun (B3).
Secara umum bahan kimia yang digolongkan sebagai B3, selain
bahan radiasi, memiliki karakteristik sebagai berikut:

2.1. Bahan Kimia Mudah Terbakar

Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah berekasi


dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang
amat cepat juga dapat menimbulkan ledakan. Bahan cair dinyatakan
mudah terbakar bila titik nyala 21oC-55oC. Bahan cair dinyatakan
sangat mudah terbakar bila titik nyala <21oC dantitik didih >20oC. Gas
dinyatakn mudah terbakar jika titik didih <20oC. Dan dinyatakan pada
tekanan 1 atm.
Terdapat tiga jenis bahan mudah terbakar yang diklasifikasikan,
diantaranya:

a. Zat Padat Mudah Terbakar


Pada umumnya zat padah lebih sukar terbakar dibanding zat
cair. Namun zat padat berbentuk serbuk halus sangat mudah
terbakar. Contoh zat padat mudah terbakar dalam industri adalah
belerang (sulfur), fosfor, kertas/rayon, hibrida logam dan kapas.

3
b. Zat Cair Mudah Terbakar
Dalam dunia industri dikenal dengan sebutan pelarut organik.
Contoh pelarut organic diantaranya eter, alcohol, aseton, benzene,
heksan, dan lain-lain. Pada suhu kamar pelarut tersebut
menghaslkan uap yang dalam perbandingan tertentu dapat
terbakar oleh adanya api terbuka atau loncatan listrik. Uap pelarut
juga dapat berdifusi sejauh 3 meter menuju titik api.

Selain ditentukan oleh titik nyala, titik bakar, dan daerah


konsentrasi mudah terbakar, pelarut organic untuk mudah terbakar
juga ditentukan oleh titik didih. Semakin rendah titik didih, berarti
semakin mudah menguap atau terbakar. Contohnya eter dengan
titik didih 14oC akan lebih mudah terbakar disbanding alcohol
dengan titik didih 79oC.
Berat jenis uap relative terhadap udara juga penting, karena
uap lebih berat dari udara akan menyebabkan uap akan merayap di
atas tanah. Sedang uap yang lebih ringan dari udara akan
cenderung naik dan membentuk kantong gas di atap gedung.
Berat jenis pelarut organic terhadap air perlu diperhatikan.
Karena ada beberapa bahan yang akan amat berbahaya kalau
disiram dengan air contohnya benzene, bensin, dan heksan.
Penggunaan pelarut organic dalam industri diantaranya:

4
1. Industri cat
2. Industri kertas
3. Pengolahan minyak

c. Gas Mudah Terbakar

Gas mudah terbakar adalah gas-gas yang amat cepat


terbakar sehingga sering menimbulkan ledakan. Contohnya gas
alam, hydrogen, asetilen, etilen oksida.
Di bawah ini adalah karakter beberapa bahan organik mudah
terbakar:

No. Pelarut Daerah Titik Titik Titik BJ BJ


kons% didih °C nyala Bakar °C cairan uap
mudah °C
terbakar

1 Aseton 3 – 13 56 -18 538 0.79 2.0

2 Benzena 1.4 – 8 80 - 11 562 0.88 2.8

3 Bensin 1.4 – 7.6 38 – 204 - 43 280-456 0.8 3.04

4 Etil 3.3 – 19 79 12 423 0.79 1.59


Alkohol

5 Etil eter 1.85 – 48 34 - 45 180 0.71 2.55

6 Heksana 1.1 – 7.5 68 - 22 261 0.66 2.97

7 Karbon 1 – 44 46 - 30 100 1.26 2.6


disulfide

8 Metanol 6 – 36.5 65 12 464 0.79 1.1

9 Metil etil 2 – 10 80 -7 515 0.81 2.5


keton

10 Petroleum 1–6 30 – 60 - 57 288 0.6 2.5

Tabel Karakter bahan kimia mudah terbakar

5
2.2. Bahan Kimia Mudah Meledak

Bahan kimia mudah meledak adalah bila reaksi kimia bahan


tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar
serta suhu yang tinggi, sehingga memungkinkan timbul kerusakan
terhadap sekelilingnya.

Beberapa bahan kimia memang dibuat sebagai bahan peledak


seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan dan amonium nitrat
(NH4NO3). Bahan-bahan tersebut amat peka terhadap panas dan
pengaruh dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan).
Di bawah ini adalah struktur kimia bahan yang bersifat eksplosif:

Struktur Nama senyawa

C-C’ Asetilen
C-N2 Diazo
C-NO Nitrozo
C-NO2 Nitro
C-(NO2) Alkil polinitro
C = N-O Oksim
C-N = N-C Azo
N-NO N-nitroso
N-NO2 N-nitro

6
N3 Azida
C-N2+ Diazonium
N-logam N-logam berat
N+OH Hidroksil amonium
C-Cl-O3 Perkloril
O-O Peroksida
O3 Ozon

Selain itu ada jenis lain yang bersifat eksplosif, yaitu debu dan
campuran eksplosif.
Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batu bara, zat
warna diazo dalam pabrik zat warna, dan magnesium dalam pabrik
baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan ledakan.
Eksplosif dapat pula terjadi akibat pencampuran beberapa bahan,
terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor maupun
dalam penyimpanan.
Di bawah ini adalah contoh campuran bahan yang dapat bersifat
eksplosif:
Oksidator Reduktor
KCLO3,NaNO3 Karbon, belerang
Asam nitrat etanol
Kalium permanganat gliserol
Krom trioksida hidrazin

2.3. Bahan Kimia Reaktif Tehadap Air


Bahan reaktif adalah bahan yang bila bereaksi dengan air akan
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.Hal ini
disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik, yaitu
mengeluarkan panas, dan gas yang mudah terbakar. Adapun bahan-
bahan kimia tersebut adalah:

7
1. Alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca)
2. Logam halida anhidrat ( alumunium tribromida)
3. Logam oksida anhidrat (CaO)
4. Oksida non-logam halida (sulfuril klorida)

Bahan-bahan tersebut harus dijauhkan dari air atau disimpan


dalam ruang yang kering dan bebas dari kebocoran air hujan.

2.4. Bahan Kimia Reaktif Tehadap Asam


Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan yang amat
mudah bereaksi dengan asam. dapat menghasilkan panas dan dapat
menimbulkan beberapa bahaya diantaranya dapat meledak ataupun
terbakar akibat terjadi reaksi eksotermis. Contoh bahan kimia reaktif
terhadap asam diantaranya KClO3, KMNO2, Cr2O3.

a. KClO3 (Kalium Klorat/Kalium Perklorat)

Merupakan oksidator yang kuat biasa digunakan pada


industri kembang api, korek api dan peledak serta komponen
pengoksidasi peledak daya rendah. Sebaiknya dijauhkan dari
asam sulfat (H2SO4)

b. KMNO2 (Kalium Permanganat)

Merupakan oksidator kuat digunakan sebagai pembersih


luka dan dermatitis. Jauhkan dari asam sulfat (H2SO4).

8
c. Cr2O3

Merupakan oksidator kuat dimanfaatkan sebagai pembersih


logam, bahan tinta dan cat

2.5 Bahan Kimia Korosif


Bahan kimia yang dapat menyebabkan korosi pada sesuatu atau
seseorang. Zat kimia yang termasuk bersifat korosif memiliki nilai pH
rendah (<pH 2,5) dan tinggi (pH> 12,5). Dapat menyebabkan
kerusakan akut pada kulit maupun kerusakan mata secara permanen
saat mengalami kontak langsung.
Pada umumnya yang termasuk dalam zat kimia korosif adalah
asam klorida, asam sulfat, natrium hidroksida, asam formiat, belerang
oksida, brom, dan kalsium hidroksida. Namun setidaknya terdapat 40
bahan kimia korosif yang dilarang oleh Kementerian Kesehatan pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V/1996.

2.6. Bahan Kimia Iritan

9
Bahan kimia iritan adalah bahan yang dapat menimbulkan
peradangan atau kerusakan maupun sensitivitas bila kontak dengan
permukaan tubuh. Terdapat tiga macam bahan iritan diataranya:

a. Bahan iritan padat

Bahan iritan padat dapat menimbulkan bahaya bila kontak dengan


kulit. Contoh senyawa:
Anorganik: Natrium hidroksida (NaOH), Natrium silikat
(Na2O.XSiO2)Kalsium hidroksida (Ca(OH)2, CaO), Kalium
hidroksida (KOH)
Organik: Asam trikloroasetat (CCl3COOH), Fenol (C6H5OH)

b. Bahan iritan cair


Bahaya jika kontak dengan kulit atau mata. Contoh senyawa:
Anorganik: H2SO4 (Asam Sulfat), HNO3 (Asam Nitrat), HCl (Asam
Klorida)
Organik: Asam Asetat (CH3COOH), Asam semut (CH2O2),
Karbon disulfida (CS2)

c. Bahan iritan gas


Bahaya jika terhirup dan akan merusak saluran pernapasan. Gas
iritan dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Gas amat larut dalam air (merusak slauran pernapasan
bagian atas): NH3 (Amonia), Asam klorida (HCl), HF (Asam
florida)
b. Gas dengan kelarutan sedang (merusak saluran pernapasan
bagian atas dan bagian dalam): Sulfur Dioksida(SO2), Klor(Cl),
Krom(Cr)

c. Gas dengan kelarutan kecil (merusak saluran pernapasan


bagian dalam): Ozon, Fosgen, Nitrogen dioksida

10
2.7. BAHAN KIMIA BERACUN

Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam


jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup
lainnya. Pada umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan dan
kemudian beredar ke seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ
tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain, tetapi dapat juga zat-
zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal, atau cairan
limfa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine,
saluran pencernaan, sel epitel, dan keringat.
Bila sebuah substansi bersifat toksik, dia dapat merusak jaringan di
lokasi kontaknya (efek lokal) atau berpengaruh negatif dengan jalan lain,
yang mengakibatkan efek sistemis. Sebagai contoh, bila merkuri terserap
oleh kulit maka akan dapat merusak ginjal atau pusat sistem syaraf.
Bahan dinyatakan sebagai bahan beracun jika pemaparan melalui
mulut LD50 > 25 atau 200 mg/kg berat badan, atau pemaparan melalui
kulit LD50> 25 atau 400 mg/kg berat badan, atau melalui pernapasan
LD50> 0,5 mg/L atau 2 mg/L.
Sifat toksik dari suatu zat, selain ditentukan oleh sifat alamiah suatu
zat, juga ditentukan oleh jenis persenyawaan dan keadaan fisik zat
tersebut. Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan dalam
beberapa golongan, yakni:

a. Senyawa logam dan metaloid


b. Bahan pelarut
c. Gas-gas beracun

11
d. Bahan karsinogenik
e. Pestisida

Jenis zat beracun Jenis bahan Akibat keracunan


dan gangguan

1. Logam/  Pb  Saraf, ginjal


metalloid dan darah
 Hg  Saraf, ginjal
 Cadmium  Hati, ginjal,
darah
2. Bahan pelarut  Hidrokarbon  Pusing dan
alifatik (bensin, koma
minyak tanah)
 Hidrokarbon
teralogenasi
(kloroform, CCl4)  Hati dan ginjal
 Alkohol

 Saraf pusat,
leukimia
3. Gas-gas  Aspiksian  Sesak napas,
beracun sederhana (N2, kekurangan
Argon, He) oksigen
 Aspiksian kimia:
A. Asam sianida  Pusing, sesak
(HCN) napas
B. Asam sulfida (H2S)  Sesak napas,
kejang, hilang
C. Karbon monoksida kesadaran
(CO)  Sesak napas,

12
D. Nitrogen oksida otak, jantung,
(NOx) saraf, hilang
kesadaran
 Sesak napas,
iritan,
kematian
4. Karsinogen E. Benzene  Leukemia
F. Asbes  Paru-paru
G. Bensidin  Kandung
H. Krom kemih
I. Naftil amin  Paru-paru
J. Vinil klorida  Paru-paru
 Hati, saraf
pusat, darah
5. Pestisida K. Organoklorin  Pusing,
L. Organofosfat kejang, hilang
kesadaran,
kematian

Selain jenis bahan kimia beracun di atas, bahan-bahan tersebut dapat


juga diklasifikasikan berdasar kekuatan racunnya. Kekuatan racun tersebut
didasarkan pada angka LD50 (Lethal Dose 50) yang artinya berapa banyak
zat tersebut yang diberikan kepada binatang percobaan dan membuat
kematian sebanyak 50% dari binatang percobaan tersebut. Semakin kecil
angka LD50 berarti bahan semakin toksik dan sebaliknya. Klasifikasi LD50
adalah sebagai berikut:

Kelas zat beracun LD50 (mg/kg) Contoh

6. Racun super <5 Nikotin

5. Amat sangat beracun 5-50 Timbal arsenat

4. Amat beracun 50-500 Hidrokinon

13
2. Beracun sedang 500-5000 Isopropanol

2. Sedikit beracun 5000-15000 Asam sorbat

1. Tidak beracun >15000 Propilen glikol

2.8. BAHAN KIMIA KARSINOGENIK

Bahan lain yang dapat mengubah struktur genetik manusia,seperti


kanker, mutagenesis, atau teratogenesis. Karsinogen termasuk zat
beracun kronis (menyebabkan kerusakan setelah pemaparan berulang /
jangka panjang), pengaruhnya terlihat setelah masa laten
panjang.Contoh: dioksin, benzena, asbes, krom, vinil klorida

2.9. GAS BERTEKANAN

Bahan ini adalah gas yang disimpan dalam tekanan tinggi, baik gas
yang ditekan, gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dengan
tekanan.

Saat ini tabung gas bertekanan banyak digunakan untuk


pengelasan (oksigen dan asetilen), kebutuhan di oksigen di rumah sakit,
SCBA, bahan bakar pada rumah tangga (elpiji) ataupun di Industri

14
(CNG). Sangat penting sekali untuk mengetahui penggunaan yang aman
pada tabung gas bertekanan untuk menghindarkan dari kecelakaan
ataupun kebakaran karena salah dalam penangannya.

Bersifat dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas. Jika


tabung ini pecah, maka isinya dapat menyebabkan kebakaran.Silinder
dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat secara kuat, hindarkan dari sinar matahari langsung, dan jaga
ruangan tetap sejuk.Jenis - jenis tabung bertekanan berdasarkan isinya:

a. Gas mudah terbakar (label merah): propane, buthane, ethylene


oksida, hydrogen, acetilen.

Pada dasarnya gas-gas tersebut akan menyala bila bertemu


dengan sumber api (rokok, alat pengelasan, percikan penggerindaan)
dan udara. Karena berat jenis gas mudah terbakar lebih ringan dari
udara gas-gas tersebut bisa terakumulasi di bagian atas sehingga
sangat berbahaya pada pekerjaan confined spaces. Persenyawaan
udara, hidrogen dan sumber api hasilnya adalah ledakan. Hal yang
sama persenyawaan oksigen dan asetilen dapat menyebabkan
ledakan pada ruang tertutup. Gas asetilen harus mempunyai safety
valve yang akan membantu untuk melepaskan gas saat tekanan
tabung tersebut naik ketika terbakar.

b. Gas tidak mudah terbakar (label Hijau): nitrogen, helium.

Oksigen untuk pernafasan tidak boleh diganti dengan oksigen


murni karena dapat menyebabkan ledakan. Membersihkan badan /
menghilangkan debu dengan udara bertekanan juga bisa
menyebabkan ledakan / api. CO2 dengan konsentrasi >10%
menyebabkan sesorang pingsan atau meninggal tidak peduli
berapapun konsentrasi udara di area tersebut. CO2 cair yang
dilepaskan ke atmosfir bisa menyebabkan kebekuan mata ataupun
kulit. CO2 harus disimpan pada tempat yang cukup ventilasi udaranya.
Nitrogen oksida mempunyai bau dan rasa yang manis digunakan

15
sebagai gas pembiusan bisa menimbulkan kematian bila ditempatkan
pada tempat yang mengandung gas murni seperti oksigen di udara.
Membuang gas merupakan aktifitas berbahaya, harus dilakukan
pada ruang terbuka dan jauh dari manusia serta bahan-bahan yang
mudah terbakar

c. Oksidator (label kuning): oksigen

Bahan yang tidak mudah terbakar diudara bisa terbakar dengan


banyaknya atau bertambahnya kadar oksigen di udara / atmosfir.
Oksigen yang ditambahkan pada bahan berminyak bisa menyebabkan
timbulnya api, hindarkan bahan yang mengandung oli seperti sarung
tangan yang kotor oleh oli, pemberian oli pada regulator oksigen.
Jangan pernah memindahkan regulator oksigen pada tabung gas yang
mudah terbakar sebelum dibersihkan oleh personil yang berkompeten.

d. Gas beracun (label putih): amonia, sulfur dioksida, chlorin.

Jika gas-gas tersebut terhirup oleah manusia maka gas beracun


tersebut akan masuk ke seluruh tubuh tegantung pada kadar racun
yang ma,masuk. Gas-gas beracun bisa menimbulkan kematian jika
ditangani dengan tidak tepat. Baca dengan teliti MSDS sebelum
menggunakan gas beracun karena pada MSDS dijelaskan potensi
bahaya, batas paparan, cara menyimpan, cara penanganan apabila
terjadi kebocoran, pertolongan pertama, dll.

2.10. BAHAN KIMIA OKSIDATOR

Bahan ini adalah bahan kimia yang mungkin tidak terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran pada

16
bahan-bahan lainnya. Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena
sangat reaktif atau tidak stabil, selain itu mampu menghasilkan oksigen
dalam reaksi atau penguraiannya sehingga dapat menimbulkan
kebakaran selain ledakan.

Bahan kimia oksidator terdiri dari:

a. Oksidator anorganik seperti:


 permanganat (MnO4-)
 perklorat (ClO3-)
 dikromat (Cr2O7-2)
 hidrogen peroksida (H2O2)
 periodat (IO3-)
 persulfate (S2O8-2)
b. Peroksida organic seperti:
 Bensil peroksida
 Asetil peroksida
 Eteroksida
 Asam perasetat

Peroksida-peroksida organik dapat pula terbentuk pada


penyimpanan pelarut organik seperti eter, keton, ester, senyawa
senyawa tidak jenuh, dan sebagainya. Peroksida terbentuk sebagai
akibat reaksi dengan oksigen di udara.

Kemampuan agen pengoksidasi bervariasi. Ada oksidator yang


mempunyai kemampuan lebih tinggi dibanding oksigen, ada yang
berada di bawah kemampuan oksigen. Bahan pengoksidasi yang
mengandung oksigen dapat dikatakan tidak stabil waktu dipanaskan.
Bahan tersebut akan memasok oksigen pada saat terjadinya kebakaran
walaupun udara di sekitarnya kekurangan oksigen.Bahan kimia mudah
meledak adalah bila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan gas dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga memungkinkan
timbul kerusakan terhadap sekelilingnya.

17
BAB III
Penutup

3.1. Kesimpulan

Terdapat 10 tipe bahaya bahan kimia yang haarus diketahui,


diantaranya bahan kimia mudah terbakar , bahan kimia mudah
meledak, bahan kimia reaktif terhadap ait, bahan kimia reaktif terhadap
asam, bahan kimia korosif, bahan kimia iritan, bahan kimia beracun,
bahn kimia karsinogenik, gas bertekanan, dan bahan kimia oksidator.
Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah berekasi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran. Terdapat tiga klasifikasi bahan
kimia mudah terbakar yaitu zat padat mudah terbakar, zat cair mudah
terbakar, dan gas mudah terbakar. Contoh bahan kimia mudah terbakar
adalah sulfur, alcohol, benzene, aseton, dan heksan. Bahan kimia
mudah meledak adalah bila reaksi kimia bahan tersebut menghasilkan
gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga memungkinkan timbul kerusakan terhadap sekelilingnya.
Contohnya adalah diazo, nitrizo, nitro, asetilen, ozon, peroksida dan
hidroksil ammonium. Bahan kimia reaktif terhadap air adalah bahan
yang bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan panas dan gas yang
mudah terbakar. Contohnya antara lain Natrium, kalium, CaO, dan sulfur
klorida.Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan yang amat
mudah bereaksi dengan asam. dapat menghasilkan panas menimbulkan
ledakan ataupun terbakar. Contohnya adalah kalium klorat/perklorat,
kalium permanganate, dan asam kromat. Sedangkan Bahan kimia
korosif yang dapat menyebabkan korosi pada sesuatu atau seseorang.
Contohnya adalah asam nitrat, asam klorida, natrium hidroksida,
asam formiat, belerang oksida, brom, dan kalsium hidroksida
Bahan kimia iritan adalah bahan yang dapat menimbulkan
peradangan atau kerusakan pada tubuh. Memiliki tiga klasifikasi bahan
diantaranya bahan iritan padat, bahan iritan cair, bahan iritan gas.

18
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup
lainnya. Contoh bahan kimia beracun antara lain Pb, Cr, As,
Hidrokarbon alfatik (bensin, minyak tanah), asam sianida, karbon
monoksida, benzene, dan vinil klorida. Bahan kimia karsinogenik adalah
bahan lain yang dapat mengubah struktur genetik manusia,seperti
kanker, mutagenesis, atau teratogenesis. Gas bertekanan adalah gas
yang disimpan dalam tekanan tinggi, baik gas yang ditekan, gas cair
atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dengan tekanan. Contoh gas
bertekanan adalah propane, buthane, nitrogen, helium, oksigen, amonia,
dan sulfur dioksida. Selanjutnya bahan kimia oksidator, bahan ini adalah
bahan kimia yang mungkin tidak terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran pada bahan-bahan
lainnya. Contohnya adalah permanganate, perklorat, dikromat, bensil
peroksida, dan asam perasetat.

3.2. Saran

Disarankan untuk semua agar memperhatikan dan


memahami bahaya bahan kimia yang ada, agar bahaya yang
dapat ditimbulkan dari bahan kimia dapat dihindari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budi Cahyono, Achadi. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri, Gadjah


Mada University Press

http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/viewFile/1126/1079
https://nuruddinmh.wordpress.com/2012/03/13/keselamatan-pada-tabung-gas-
bertekanan/

Sulistyani. 2016. Keselamatan Bekerja dengan Bahan Kimia Sekolah.


Makalah.

E. Meyer: Chemistry of Hazardous Materials, Prentice Hall Building, 1989

20

Anda mungkin juga menyukai