Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP LINGKUNGAN

(SUATU KAJIAN TEORITIS)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia Pada semester Ganjil (1)

Disusun oleh :
Faizal Mustari
NIM 7011230031

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat membereskan tugas makalah ini tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga selamanya terlimpah curahkan kepada nabi besar kita yakni nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP
LINGKUNGAN”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Saya
berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya baik bagi saya maupun para
pembaca. Aamiiin

Wassalamu’alaikumwr.wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian.................................................................................................................................
1.2. Masalah Penelitian...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.4. Metode Penelitian.............................................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................4
2.1. Definisi Pencemaran Udara..............................................................................................4
2.2. Pencemar Udara................................................................................................................5
2.3. Jenis Pencemar Udara ......................................................................................................5

2.3.1 Karbon Monoksida (CO).....................................................................................


2.3.2 Nitrogen Oksida (NOx)......................................................................................
2.3.3 Sulfur Oxide (SOx).............................................................................................
2.3.4 HydroCarbon (HC).............................................................................................
2.3.5 Partikulat Matter (PM)........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................8

3.1. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan............................................................

3.2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Bangunan Bersejarah................................10

3.3. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Ekosistem....................................................

3.3.1 Ekosistem Perairan...........................................................................................


3.3.2 Ekosistem Daratan............................................................................................

3.4 Kondisi Kualitas Udara diwilayah Domestik (Indonesia).........................................


3.5 Penyebab Pencemaran Udara......................................................................................
3.5.1 Zat Sisa Pencernaan Hewan...............................................................................
3.5.2 Kebakaran Hutan ..............................................................................................

ii
3.5.3 Letusan Gunung................................................................................................
3.5.4 Membakar Sampah...........................................................................................
3.5.5 Pembangkit Listrik...........................................................................................
3.6 Penanganan Pencemaran Lingkungan.......................................................................
3.6.1 Pencegahaan.....................................................................................................
3.6.2 Remediasi.........................................................................................................
3.6.3 Tetap Pertahankan Penggunaan Batu Bara dalam Jangka Pendek............15
3.6.4 Mendorong Investasi dalam Energi Terbarukan...............................................
3.6.5 Fokus pada Penyumbang Utama Emisi............................................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN....................................................................................16
4.1. Simpulan.........................................................................................................................16
4.2. Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pencemaran udara adalah masalah lingkungan yang mendesak perhatian global
karena dampaknya yang merugikan terhadap kesehatan manusia, ekosistem, dan
iklim. Udara bersih adalah unsur kunci bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan
semua makhluk hidup di Bumi. Namun, pertumbuhan industri, urbanisasi, dan
aktivitas manusia lainnya telah menyebabkan peningkatan emisi zat pencemar ke
atmosfer.
Dampak pencemaran udara melibatkan berbagai aspek, termasuk kesehatan
manusia yang terancam, kerusakan lingkungan, dan perubahan iklim. Pada tingkat
lokal, partikel-partikel berbahaya dan gas pencemar dapat menyebabkan masalah
pernapasan, penyakit pernapasan, dan efek negatif lainnya pada kesehatan manusia.
Sementara itu, di tingkat global, emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia
berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim yang membawa dampak
serius bagi ekosistem dan kehidupan manusia.
Penyebab pencemaran udara mencakup berbagai aktivitas manusia, seperti
pembakaran bahan bakar fosil, produksi industri, transportasi, dan pertanian. Emisi
dari kendaraan bermotor, pabrik, dan pembangkit listrik menjadi sumber utama
polusi udara. Sementara itu, penggunaan pupuk dan pestisida dalam pertanian juga
berkontribusi pada kualitas udara yang buruk.
Untuk mengatasi tantangan ini, solusi yang holistik dan terkoordinasi diperlukan.
Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mendorong penggunaan energi
terbarukan, dan mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan menjadi
langkah-langkah kritis dalam mengatasi pencemaran udara. Selain itu, peraturan
ketat, pendidikan masyarakat, dan partisipasi aktif dari sektor swasta juga memiliki
peran penting dalam melindungi kualitas udara untuk generasi mendatang.
Sumber pencemaran udara di daerah perkotaan selain dari industri juga berasal
dari transportasi. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian yang terus
berkembang dan meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi
serta peranannya sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan pada sektor-sektor yang
lain, sehingga pencemaran kendaraan bermotor di kota besar semakin meningkat.
Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh
penyebab polusi udara. Pembakaran yang tidak sempurna dapat menghasilkan bahan
pencemaran seperti jelaga, karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida,
partikel padatan dan senyawa-senyawa fosfor serta timbal (Istam, 2007).
2

1.2 Masalah Penelitian


1) Apa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia, ekosistem, dan
iklim?
2) Bagaimana faktor-faktor penyebab pencemaran udara berkontribusi terhadap
dampak yang terjadi?
3) Bagaimana pencemaran udara berdampak pada kualitas air, tanah, dan
ekosistem perairan?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk Mengetahui dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia,
termasuk masalah pernapasan, penyakit pernapasan, dan efek jangka panjang
pada kesehatan.
2) Untuk Mengetahui faktor-faktor penyebab pencemaran udara berkontribusi
terhadap dampak yang terjadi.
3) Untuk Mengetahui bagaimana pencemaran udara berdampak pada kualitas
air, tanah, dan ekosistem perairan, termasuk penurunan kualitas air minum
dan kerusakan ekosistem perairan.

1.4 Metode Penelitian


Melakukan studi Literatur untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri
sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah
studi literatur ini juga sangat familiar dengan sebutan studi pustaka.

1.5 Manfaat Penelitian


1) Peningkatan Kesadaran: Penelitian tentang dampak pencemaran udara dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas
udara yang bersih dan dampak negatif dari polusi udara. Hal ini dapat
mendorong tindakan individu dan kolektif untuk mengurangi emisi dan
melindungi lingkungan.

2) Perlindungan Kesehatan Masyarakat: Penelitian dapat membantu


mengidentifikasi hubungan antara pencemaran udara dan masalah kesehatan
manusia, seperti penyakit pernapasan, alergi, dan gangguan kesehatan
lainnya. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan
tindakan pencegahan yang efektif guna melindungi kesehatan masyarakat.
3) Pengembangan Kebijakan Lingkungan: Penelitian tentang dampak
pencemaran udara dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk
pengembangan kebijakan lingkungan yang lebih baik. Informasi ini dapat
digunakan oleh pemerintah dan lembaga terkait untuk mengatur emisi

2
3

industri, transportasi, dan sektor lainnya, serta mendorong penggunaan


energi terbarukan.

4) Perlindungan Ekosistem: Penelitian dapat membantu memahami dampak


pencemaran udara terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati. Informasi
ini dapat digunakan untuk melindungi habitat alami, mengurangi kerusakan
hutan, dan mempromosikan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

5) Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan: Penelitian tentang dampak


pencemaran udara dapat mendorong pengembangan teknologi baru dan
inovasi yang ramah lingkungan. Misalnya, penelitian tentang pengurangan
emisi kendaraan dapat mendorong pengembangan kendaraan listrik atau
teknologi bahan bakar alternatif.

3
4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Dengan demikian akan terjadi gangguan
pada kesehatan manusia. Terdapat dua jenis sumber pencemaran udara, yang
pertama adalah pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan
gunung berapi dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic
sources) seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, seperti di dalam rumah, sekolah, dan
kantor. Pencemaran seperti ini sering disebut dengan pencemaran dalam ruangan
(indoor pollution). Sedangkan pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution)
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh
makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber
diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan
rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan
bermotor di darat dan tranportasi laut.
Dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat mendorong semakin
bertambahnya kebutuhan akan transportasi, di lain sisi lingkungan alam yang
mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, sehingga efek
negatif polusi udara terhadap kehidupan manusia semakin hari semakin bertambah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2004, di beberapa propinsi terutama di kota-
kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor
merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang
jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus menerus terjadi
selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kepada kita bahwa betapa pentingnya
digalakkan upaya pengurangan emisi dengan cara penyuluhan kepada industriawan
maupun masyarakat ataupun dengan cara mengadakan penelitian bagi penerapan
teknologi pengurangan emisi.
Dalam tulisan ini dibahas mengenai pencemaran udara yang meliputi, karakter,
pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi
terbaru untuk menguranginya.

4
5

2.2 JENIS PENCEMAR UDARA


Zat-zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia adalah
sebagai berikut :
a) Karbon Monoksida (CO)
Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama bagi karbon
monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60%-70%
pencemaran udara di Indonesia disebabkan karena benda bergerak atau transportasi
umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini [5]. Formasi CO
merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses
pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara
dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan
Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon
monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya
berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu
strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian
emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida
menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah
polusi bagi kendaraan bermotor.

b) Nitrogen Oksida (NOx)


Sampai tahun 2000 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang
menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. Gas NOx
terbentuk atas tiga fungsi yaitu ; Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi
Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya
NOx, yaitu :
1) Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism) : Proses ini disebabkan
gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800
K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx → NO + NO2).
2) Prompt NOx : Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona
pembakaran.
3) Fuel NOx : NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan
bakar.

Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat
bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa
digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida
yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat
yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat
oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna

5
6

dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau kabut berawan coklat
kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

c) Sulfur Oxide (SOx)


Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain
itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya Sox
emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses
pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi :
S + O2 →
SO2
SO2 + ½ O2 → SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar (1-5)%. Gas yang
berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun
apabila bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan kesehatan dunia
(WHO) menyatakan bahwa tahun 1997-2003 jumlah sulfur dioksida di udara telah
mencapai ambang batas.

d) HydroCarbon (HC)
Emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam mesin yang
merupakan sumber pencemar. Penyebabnya adalah karena tidak terbakarnya bahan
bakar secara sempurna dan tidak terbakarnya minyak pelumas silinder. Emisi HC
pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan
lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil
(DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat
menyebabkan leukemia dan kanker.

e) Partikulat Matter (PM)


Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen.
Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam
partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur
hidrokarbon dan setelah proses oksidasi. Dalam debu tersebut terkandung debu
sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam kelanjutan proses ekspansi di
atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur
kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4,
dan H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam
tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat
menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar

6
7

di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena


proses oksida oleh molekul sulfur.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan


Polusi udara berasal dari berbagai sumber didalam dan diluar ruangan. Di dalam
ruangan pencemaran udara bersumber dari kegiatan memasak menggunakan kayu
atau briket biomassa (Okello et al., 2018), penggunakan rokok cerutu atau rokok
elektrik, obat nyamuk bakar, debu dari tempat tidur dll. sedangkan pencemaran
udara yang berasal dari luar ruangan yaitu terkait dengan kegiatan lalu lintas dan
dari kegiatan pabrik industri.
Adapun dampak-dampak nya sebagai berikut :
a) Penurunan Kualitas Sperma
Sel sperma merupakan zat yang diproduksi oleh testis yang terdiri dari
berbagai sel germinal yang telah matang. Fungsi utama dari sel sperma
adalah untuk membuahi sel telur dari wanita. Penurunan kualitas sperma di
tandai dengan ketidakmampuan sel sperma untuk membuahi sel telur. Salah
satu studi terkait dampak paparan partikulat terhadap pembentukan
spermatogenesis pada fase awal cenderung berdampak secara signifikan bila
dibandingkan pada fase akhir. (Henry et al., 2021). Untuk wilayah yang
memiliki kualitas udara yang buruk, dokter kemungkinan akan menyarankan
pasangan yang sedang menjalankan program kehamilan untuk
memperhatikan tingkatan paparan polutan udara sebagai bentuk pencegahan
dalam diagnosis atau terapi fertilitas.
b) Penurunan Fungsi Paru-Paru
Paparan partikel debu dengan intensitas tinggi berdampak buruk bagi
pekerja penyapu jalan. Hal ini dibuktikan dengan salah satu studi yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pekerja penyapu jalan
dengan penurunan fungsi paru-paru. (Johncy et al., 2014). paparan PM 2.5
turut berpengaruh terhadap penurunan pertahanan fungsi paru-paru terutama
bagi remaja (Islam et al., 2007)
c) Infeksi Saluran Pernapasan
Diwilayah shenzhen (China) terdapat peningkatan kasus infeksi
pernapasan pada tahun 2013 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
pasien rawat inap dirumah sakit. Partikulat (PM) dan Nitrogen Dioksida
(NO2) menjadi parameter utama pencemaran udara diwilayah tersebut. Pada
paparan jangka pendek polusi udara memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap wanita dibandingkan dengan pria. (Xia et al., 2017).

d) Menimbulkan bibit penyakit

7
8

Udara kotor mengandung zat-zat yang berbahaya, mulai dari zat-


zat kimia, debu hingga membawa bibit-bibit penyakit. Penyakit yang
isebabkan oleh polusi udara, antara lain seperti sesak napas, asma,
dan tidak menutup kemungkinan menyebabkan terjadinya kanker.
e) Membuat mata merah dan iritasi

Debu dari polusi udara dapat masuk ke dalam mata, sehingga


bisa membuat mata menjadi merah dan mengganggu penglihatan.
Untuk bisa menjaga mata agar tak terkena debu atau kotoran, saat
melakukan perjalanan, sebaiknya mengenakan kacamata jalan dan
setelah itu mencuci muka jika sudah sampai di tempat tujuan.

f) Kulit gatal-gatal dan bersisik

Debu dari polusi udara dapat menempel pada kulit dan bisa
menimbulkan beberapa macam gejala, sehingga kulit menjadi terasa
gatal dan juga bersisik. Usahakan, untuk tetap mandi secara teratur
setiap hari, sehingga kulit tetap bersih, terawat dan sehat.

g) Iritasi pada saluran pernapasan

Banyaknya debu-debu yang kotor dan dihirup sangat tidak baik untuk
kesehatan manusia. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, maka bisa
menyebabkan pergerakan silia yang berubah menjadi lambat, bahkan tidak
menutup kemungkinan bisa terhenti, sehingga tidak bisa
membersihkan saluran pernapasan.
h) Gangguan pada pernapasan

Udara kotor yang mengandung karbondioksida dan gas beracun


lainnya sangat berbahaya bagi sistem pernapasan manusia. Udara
kotor yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan juga
bisa menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut, seperti
contohnya asma dan juga bronkitis. Tidak menutup kemungkinan,
apabila kita terkena udara yang tercemar secara terus-menerus,
maka bisa berakibat sangat fatal, hingga ke kanker paru-paru.

i) Mengganggu tumbuh kembang anak

Di dalam udara kotor ada kandungan timbal, yang apabila masuk


ke dalam saluran pernapasan anak, akan berdampak sangat
berbahaya. Bisa menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap
pertumbuhan
dan perkembangan anak. Sementara pada orang dewasa, timbal
dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan.

j) Mengurangi jarak pandang

8
9

Hal ini bisa terjadi jika polusi udara terjadi dengan tebal. Jika asap
terjadi dengan tebal, maka bisa mengganggu penglihatan, yang
secara otomatis bisa mengurangi jarak pandang. Jika jarak pandang
berkurang, salah satu solusinya adalah berjalan lebih hati-hati atau
lebih pelan-pelan untuk menghindari dari yang adanya tabrakan atau
kecelakaan. Bahkan, tidak hanya kita sebagai manusia saja
terganggu, aktivitas bandara juga terganggu bahkan bisa
menimbulkan delay terhadap beberapa keberangkatan.

k) Penyebab utama terjadinya pemanasan global

Pemanasan global atau akrab kita kenal dengan nama global


warming ini bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu bumi,
yang juga menimbulkan air laut yang ikut naik.

l) Gangguan pada sistem reproduksi

Polusi udara juga bisa mengganggu sistem reproduksi. Bahkan,


tidak menutup kemungkinan juga, tak hanya sistem reproduksi yang
terganggu, melainkan beberapa organ lain seperti ginjal dan jantung
juga bisa terkena.

3.2 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Bangunan Bersejarah.

Bangunan bersejarah merupakan salah satu daya tarik bagi turis


mancanegara. Kehadiran turis menyebabkan tingginya intensitas volume arus
kendaraan yang berada disekitar bangunan situs bersejarah. Hal ini mengakibatkan
terjadinya peningkatan emisi gas buang dari kendaraan yang masuk ke udara
sehingga menyebabkan beberapa kontaminan menyerap masuk ke permukaan
bangunan bersejarah.(Ramrez et al., 2020).
Akumulasi partikel berukuran kecil seperti partikel ultrafine (UFPs) dan
nanopartikel (NPs) pada bagian luar permukaan bangunan museum dapat secara
bertahap merusak struktur komponen bangunan. (Rajput et al., 2020). Salah satu
contoh struktur bangunan museum yang berada dimaroko dengan komponen
penyusun bangunan yaitu dari batuan kapur. Struktur bangunan ini dapat dengan
mudah menyerap polusi udara yang mempercepat degradasi pada bangunan
tersebut. (Lamhasni et al., 2019).
Partikulat (PM10) dan Sulfur Dioksida (SO2) merupakan parameter pencemar
udara yang sangat berbahaya bagi bangunan dengan struktur batu kapur dan
marmer. (Cachier et al., 2004). Nano partikel berukuran 1-100 nanometer. Partikel
ultrafine berukuran lebih kecil dari 0.1 mikron. Pada fase awal hanya terdapat
beberapa noda kecil dipermukaan bangunan, namun akan terus bertambah seiring
berjalannya waktu.
3.3 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Ekosistem

9
10

a) Ekosistem Perairan

Berbagai jenis polusi udara memiliki efek yang berbeda terhadap ekosistem
perairan. Senyawa nitrogen
dan belerang bisa menyebabkan terjadinya pengasaman air permukaan dengan b
erbagai cara seperti hidrolisis yang menyebabkan polutan fase gas
dan fase partikel bereaksi di atmosfer dengan pengendapan di
air permukaan. Jenis nitrogen
dan fosfor di udara juga dapat memperkaya nutrisi pada
air permukaan yang mempengaruhi nilai pH, oksigen terlarut dan sifat lainnya.
Meningkatnya polutan mengatkibatkan stres pada ekosistem perairan, hal ini terj
adi pada semua tingkatan status ekosistem perairan (Vallero, 2014).

b) Ekosistem Daratan

Hutan merupakan salah satu contoh ekosistem daratan, dampak kerusakan hu


tan yang disebabkan pencemaran udara terbagi menjadi dua yaitu dampak langsu
ng dan tidak langsung. Dampak langsung dari pencemaran udara adalah masukn
ya polutan yang bersifat asam kedalam struktur tanah, hal ini akan mempengaruh
i metabolisme tumbuhan yang akan merusak struktur tumbuhan. Sedangkan dam
pak tidak langsung yang terjadi adalah terjadinya perubahan suhu dan kelembapa
k yang mengakibatkan efek rumah kaca. (Vallero, 2014)

3.4 Kondisi Kualitas Udara diwilayah Domestik (Indonesia)

Peningkatan pertumbuhan kendaraan dan industrialisasi mengakibatkan


terjadinya peningkatan beban pencemar udara diberbagai kota besar di Indonesia.
Menurut data dari AQI Indonesia pada tahun 2021, Jakarta menjadi daerah yang
memiliki tingkat pencemaran udara tertinggi. Sedangkan indralaya-sumatra selatan
menjadi wilayah dengan tingkat udara yang paling bersih.
Pencemaran udara berdampak terhadap kesehatan manusia, salah satu
penyakit yang berhubungan
dengan pencemaran udara adalah pneumonia. (Mortimer et al.,
2020). Kasus pneumonia di
Indonesia dari tahun 2007 sampai tahun 2015 menurut data dari Badan
Pusat Statistik Indonesia mengalami peningkatan tertinggi di tahun 2014 dengan jum
lah kasus 657490. Meskipun belum ada penelitian resmi terkait hubungan antara pen
yakit pneumonia diindonesia dengan pencemaran udara namun hal ini sudah cukup
untuk dijadikan acuan.
Kehadiran kendaraan listrik di indonesia memberikan angin segar
yang menjadi indikator keseriusan pemerintah untuk mengatasi problematika pence
maran udara yang bersumber dari emisi berbahan bakar fosil. Namun perlu diketahui
bahwa sumber listrik di
Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bahan baku batu bara.

10
11

Hal ini akan memberikan permasalahan lain


yang akan memperburuk kualitas udara diindonesia.
Penggunaan transportasi massal masih belum berjalan secara maksimal diber
bagai wilayah di Indonesia. Faktor Sarana
dan prasarana yang belum optimal ditambah kesadaran masyarakat yang masih sang
at minim untuk menggunakan transportasi massal.
Belum lagi pertumbuhan kendaraan yang tiap tahun semakin meningkat yang diseba
bkan kemudahan dalam membeli kendaraan yang akan memperburuk kondisi kualita
s udara di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya penanganan untuk mengatasi p
encemaran di
Indonesia namun upaya ini masih harus dimaksimalkan agar permasalahan pencema
ran udara dapat teratasi segera.

3.5 Penyebab Pencemaran Udara


3.5.1 Zat Sisa Pencernaan Hewan
Udara dapat tercemar secara alami disebabkan karena proses pencernaan
hewan. Hal ini disebabkan karena pelepasan metana dalam atmosfer dan akhirnya
dapat berubah menjadi gas rumah kaca.
3.5.2 Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan sering terjadi dengan alami dan disebabkan karena terik
dan panas matahari. Asap dari kebakaran hutan juga memiliki kandungan berbagai
macam jenis zat yang memiliki kandungan polutan mulai dari karbondioksida, sulfur
dioksida dan lainnya.
3.5.3 Letusan Gunung
Letusan gunung yang mengeluarkan sejumlah material bisa membuat lapisan
dalam atmosfer menjadi kotor. Asap yang terjadi ketika gunung meletus juga
memiliki kandungan polutan sehingga mencemari udara.
3.5.4 Membakar Sampah
Baik dalam skala besar atau kecil, membakar sampah bisa menyebabkan
asap dan akhirnya dapat menurunkan kualitas udara.

3.6 Penanganan Pencemaran Lingkungan


3.6.1 Pencegahan
Kerugian lingkungan dan kesehatan akibat pencemaran dan pengrusakan
lingkungan dapat bersifat tidak terpulihkan (Irreversible). Oleh sebab itu,
pengelolaan lingkungan semestinya lebih didasarkan pada upaya pencegahan
daripada pemulihan. Hukum lingkungan administrasi memiliki fungsi preventif

11
12

dan fungsi korektif terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak memenuhi ketentuan


atau persyaratan-persyaratan pengelolaan lingkungan. Fungsi preventif terhadap
timbulnya masalah-masalah lingkungan yang bersumber dari kegiatan usaha
diwujudkan dalam bentuk pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang
berwenang di bidang pengawasan lingkungan. Hakekatnya setiap kebijaksanaan
yang dilakukan oleh pimpinan suatu badan mempunyai fungsi tertentu yang
diharapkan dapat terlaksana sejalan dengan tujuan kebijaksanaan tersebut.
Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pengawasan pada suatu lingkungan
kerja atau suatu organisasi tertentu. Pengawasan yang dilaksanakan mempunyai
fungsi sesuai dengan tujuannya.(Nurhaedah Hasan, 2020) Upaya-upaya
pemerintah dalam hal peduli terhadap pencemaran lingkungan hidup dilakukan
melalui pencegahan dan perlindungan. Secara hukum pemerintah memiliki
Undang-Undang tentang lingkungan yaitu: Undang-Undang No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3.6.2 Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,venting (injeksi), dan
bioremediasi. Pembersihan offsite meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tankiyang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.(Pengertian Pencemaran Tanah Dan Cara Penanganan –
Envirotama, n.d.)

12
13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Pencemaran udara telah berdampak buruk bagi seluruh lini kehidupan. Mulai
dari aspek Kesehatan
bangunan bersejarah hingga ekosistem. Studi epidemiologis dan studi kasus lain me
nunjukkan bahwa polusi udara sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup manu
sia. Data global
dan domestik dari literatur review diatas diharapkan menjadi acuan bagi pihak terkai
t untuk segera melakukan upaya penanganan terhadap pencemaran udara. Selain itu
diperlukan juga kebijakan terhadap penurunan polutan udara agar segera dilaksanak
an.

13

Anda mungkin juga menyukai