Dosen Pengampu :
Wira Alvio S.Psi, M.M
Disusun Oleh :
Kelompok 4
M. Refqy Efrianda P.M (2010203012)
Rihadi Noto (2020203047)
Nopita Pera (2030203065)
Nanda Lia Wanda Liana (2030203081)
Muhammad Issom (2030203113)
Ririn Kalrina (2020203029)
Rahmad Aridila (2030203087)
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kami nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat islam dan nikmat sehat wal afiat
sehingga kami dapat menyelasaikan makalah yang membahas tentang “ Fungsi
Politik Institusi Pendidikan”. Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
baginda besar kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa pedoman hidup
yakni, Al-Qur’an sehingga dapat membawa manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benderang.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Politik dan Kebijakan
Pendidikan di program studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada Wira Alvio, S.Psi M.M selaku dosen
pengampu mata kuliah Politik dan Kebijakan Pendidikan yang telah memberikan
bimbingan serta arahan dalam mengerjakan penulisan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................... 7
Kesimpulan .......................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Sirozi, Politik Pendidikan, Dinamika Hubungan Antara Kepentingan Kekuasaan dan
Praktek Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 37-57
2
pengetahuan dasar tentang suatus sistem), bisa bersifat afektif (misalnya,
mengetahui sikap-sikap positif dan negatif terhadap penguasa atau simbol-
simbol). bisa bersifat evaluatif (misalnya, menilai peran-peran politik
berdasarkan standar tertentu), atau bisa bersifat motivatif (misalnya,
penanaman rasa ingin berpartisipasi). Sebagian besar unsur-unsur
pembelajaran tersebut dapat dirancang dan diarahkan sedemikian rupa untuk
memenuhi tuntutan politik tertentu.2
B. Sosialisasi Politik
2
Masduki Duryat. (2022). Analisis Kebijakan Pendidikan : Teori dan Praktiknya di Indonesia.
Yogyakarta : K-media
3 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1999), h. 117
4
Zulfikri Sulaeman, Demokrasi Untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta, (Jakarta:
Kompas Media Nusantara), 2010, h. 20.
3
pengenalan nilai-nilai politik. Seperti contohnya dalam pendidikan Indonesia,
sedari kecil masyarakat sudah mengetahui konsep keBhinekaan karena telah
diajarkan dan ditanamkan nilai-nilai pancasila melalui proses sosialisasi
politik yang berjalan bersama masyarakat. Hal tersebut memperlihatkan
proses pengenalan serta pendalaman nilai-nilai politik yang kemudian
menjadi orientasi politik pemahaman peran-peran masyarakat dalam sistem
politik yang memiliki sifat stabil dan berkesinambungan. Didukung dengan
pandangan Dennish Kanavagh yang menyataka bahwa sosialisasi politik dan
pendidikan politik merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk melestarikan
ataupun mengubah budaya politik di masyarakat. Sejalan dengan pandangan
tersebut Kenneth P. Langton melihat sosialisasi politik sebagai ―political
socialization, in the broadest sense, refers to the way society transmits it’s
political culture from generation to generation”. Pemberian pengetahuan
pengalaman berdasarkan budaya politik yang ingin diteruskan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya, melalui transfer nilai, keyakinan, sikap dan
khususnya perilaku politik. Melalui aktivitas inilah terjadinya proses
pembentukan pengetahuan serta pemahaman dan budaya yang ingin
dilestarikan ataupun budaya mana yang ingin diubah.5
5
Zulfikri Sulaeman, Demokrasi Untuk Indonesia,h.20
6
Ibid., h. 220
4
Adapun beberapa penjelasan pengertian sosialisasi politik, dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi politik adalah upaya edukat baik disengaja
ataupun tidak disengaja, yang dipergunakan untuk membentuk individu yang
sadar akan politik. Sehingga masyarakat mampu menjadi pelaku politik yang
partisipan dan bertanggung jawab dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam sistem sosial
politik di setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
Keduanya sering dilihat sebagai bagian-bagian yang terpisah, yang satu sama
lain tidak memiliki hubungan apa-apa. Padahal, keduanya bahu-membahu
dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara. Lebih
dari itu, keduanya satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi.
Lembaga-lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk
perilaku politik masyarakat di negara tersebut. Ada hubungan erat dan
dinamis antara pendidikan dan politik di setiap negara. Hubungan tersebut
adalah realitas empiris yang telah terjadi sejak awal perkembangan peradaban
manusia dan menjadi perhatian para ilmuwan Hubungan antara pendidikan
dan politik bukan sekadar hubungan saling memengaruhi, tetapi juga
hubungan fungsional. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan menjalankan
sejumlah fungsi politik yang signifikan. Mungkin yang terpenting dari fungsi-
fungsi tersebut adalah bahwa sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan
lainnya menjadi agen-agen sosialisasi politik. Lembaga-lembaga pendidikan
menjadi tempat di mana individu-individu, terutama anak-anak dan generasi
muda, mempelajari sikap-sikap dan perasaan tentang sistem politik, dan
sejenis peran politik yang diharapkan dari mereka.
5
sistem pendidikan yang sesuai dengan tujuan-tujuannya. Para penguasa yang
baru naik tahta saat itu menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan
kontinuitas rezim mereka berkaitan dengan ide-ide dan pola-pola perilaku
yang ditransmisi melalui fasilitas kependidikan. Kesadaran ini mungkin saja
salah, tetapi ini adalah suatu persoalan hubungan antara pendidikan dan
politik yang memerlukan penjelasan melalui penelitian terencana. Penjelasan
atas persoalan tersebut akan dapat mengungkapkan kontribusi pendidikan
terhadap integrasi dan ketahanan sistem politik.
7
Moh Suardi. (2015). Ideologi Politik Pendidikan Kontemporer. Yogyakarta : Deepublish
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Deepublish