Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN DAN ASPEK POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Yummy Jumiati Marsa, M.Pd

Disusun oleh:
PMM-3 / Semester VI
Kelompok 8

1. Mei Syarah Siregar (0305202089)


2. Hafiz Nur Rafiah (0305202115)
3. Deni Nopriandi (0305203083)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang. Kami panjatkan puji
dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan kesehatan dan hidayah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam kita hadiahkan kepada junjungan alam
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang
benderang. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rutin kelompok yang berjudul “Pendidikan
Dan Aspek Politik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah
Sosiologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yummy Jumiati Marsa,
M.Pd, selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari maklah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 20 Maret 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 3
2.1 Pengaruh Politik Dalam Bidang Pendidikan ................................................................................ 3
2.2 Makna Demokrasi....................................................................................................................... 4
2.3 Tantangan Pendidikan Dalam Pembangunan Politik ................................................................... 5
2.4 Hubungan Pendidikan Dengan Politik ......................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................................... 7
3.2 SARAN ...................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dan politik merupakan dua elemen yang penting dalam sistem sosial politik suatu negara,
baik negara maju maupun berkembang. Pada umumnya kedua elemen ini selalu dipisahkan, sehingga
seakan-akan tidak berhubungan satu dengan lain. Padahal keduanya sangatlah berkaitan. Bila tidak ada
pendidikan tidak akan ada orang-orang yang mampu menjalankan dan mengelola dunia pemerintahan
ataupun dunia politik, dan sebaliknya jika tidak ada politik, pendidikan tidak akan mampu berjalan
karena kekurangan aspek-aspek pendukung seperti sarana dan prasana pendidikan yang disebabkan tidak
adanya pengelola uang negara maupun kebijakan-kebijakan yang mendukung terselenggaranya proses
pendidikan.

Kebijakan politik menentukan berjalannya proses pendidikan. Selain saling berpengaruh, pendidikan
dan politik juga memiliki hubungan fungsional. Lembaga-lembaga dan proses pendidikan menjalankan
sejumlah fungsi politik yang signifikan. Mungkin yang terpenting dari fungsi-fungsi tersebut bahwa
sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya menjadi agen-agen sosialisasi politik. Lembaga-
lembaga pendidikan menjadi tempat dimana individu-individu, terutama anak-anak dan generasi muda,
mempelajari sikap-sikap dan perasaan tentang sistem politik, dan sejenis peran politik yang diharapkan
dari mereka. Keduanya memiliki hubungan yang dinamis. Perkembangan kegiatan-kegiatan
kependidikan banyak dipengaruhi oleh para penguasa dan para penguasa memerlukan hubungan yang
baik dengan institusi-institusi pendidikan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaan mereka.
Berbagai aspek pembelajaran, terutama kurikulum dan bahan-bahan bacaan, seringkali diarahkan pada
kepentingan politik tertentu, menambahkan bahwa salah satu komponen terpenting pendidikan,
kurikulum misalnya, dapat menjadi media sosialisasi politik.

Hubungan erat antara pendidikan dengan politik dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi
perkembangan pendidikan. Dampak positif yang dapat dihasilkan dari hubungan keduanya adalah
pemerintah sebagai pemegang peranan penting dalam politik dapat memberikan subsidi kepada
pendidikan. Dengan adanya subsidi tersebut pendidikan bisa berkembang sebagaimana mestinya. Jika
pemegang tanggung jawab pendidikan dalam politik tidak mempunyai kompeten dalam bidang
pendidikan, maka pasti ini sangat membahayakan pendidikan. Akan tetapi jika orang yang memegang
amanah untuk mengembangkan pendidikan dalam sistem pemerintahan suatu negara adalah orang yang
amanah serta mempunyai kapabilitas di bidang pendidikan maka ini sangat memungkinkan untuk
memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan, khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh politik dalam pendidikan ?


2. Apa makna demokrasi ?
3. Bagaimana tantangan pendidikan dalam pembangunan politik?
4. Bagaimana hubungan pendidikan dengan politik?

1
1.3 Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui pengaruh politik dalam pendidikan.
2. Agar kita dapat mengetahui makna demokrasi.
3. Agar kita bisa mengetahui tantangan pendidikan dalam pembangunan politik.
4. Agar kita menegtahui hubungan pendidikan dengan politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Politik Dalam Pendidikan


Secara tegas pendidikan di indonesia telah di atur oleh undang undang dasar 1945, yanga mana pada
pasal 29 dan termasuk mandemen nya. Pendidikan yang menjadi tanggung jawab serta kewajibana
negara yang mana di dukung oleh setiap warga negaranya.

Pendidikan dan politik yaitu saling berhubungan dan sangat erat kaitan nya denga kondisi seprti itu
maka kita tau bahawa politik disuatu negara terkhusus di indonesia snagat menentukan arah dari
pendidikan di negara tersebut, masyarakat memahami 2 hal mengenai keterkaitan politik dan pendidikan,
yanag pertama yaitu ada dari kelompok masyarakat yang mengatakanpolitik dan pendidikan tidak
berhubungan yanag mana mesyarakaat tersebut managatakan politik ya adalah politik dan pendidikan
adalaha pendidikan, namaun ada juga masyarakat yang berpendapat lain yanag mana ia berpendapat
bahwa politik dan pendidikan sangatlah erat hubungan nya dan saling berkaitan satu sama lain.

Dalam melaksanakan sebuah sisitem pendididkan nasonal ada satu peraturan yang tercantum dalam
pasal 31 ayat 3 undang-undang dasar 1945. Untuk menjamin mutu pendidikan jadi pemerintah membuat
atau menyusun standar pendidikan nasional Yang mana pengaruh politik terhadap sistempendidikan
nasional, yang mana terdapat ketentuan pada undang undang dasar yang mana hal itu di tindaklanjuti
dalam bentuk undang-undang nomor 20 tahun 2003 yang mana tentang sistem pendidikan nasional
yanag mana hal ini hasil dari konsesus politik, di sini ada 5 pengaruh politik dalam dunia pendidikan di
indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Yang mana politik sangat berpengaruh terhadapaktivitas pendidikan dalam menciptakan nilai
serta harapan masyarakat seperti yang di butuhkan oleh suatu negara yaitu salah satunya
negara indonesia.

2. Kemudian politik juga berpengaruh terhadap biaya atau anggran pendidikan diindonesia.

3. Yang ketiga yaitu politik juga mempengaruhi sumber daya pendidikan seperti gaji
guru sarana dan prasarana yang akan menjadi penunjang kegiatan belajar.

4. Yang ke empat ini di jelaskan bahwa politik juga mempengaruhi pada sistem persekolahan
yang mana hal ini berbentuk seperti penerimaan siswa baru, sistem penghargaan terhadap
guru.

5. Kemudian yang terakhir yaitu di sini juga di jelaskan bahwa politik mempengaruhi pata mutu
sumber daya manusia pada suatu instansi persekolahan yang mana di llihat dari bagaimana
lulusan pendidikan berperilkaku politik, berperilaku budaya serta berperilaku ekonomi dan
sosial.
2.2 Makna Politik
Robert A. Dahl dalam studinya yang terkenal mengajukan lima kriteria bagi demokrasi sebagai sebuah
ide politik (Robert A. Dahl, 1985:10-11) yaitu : (1) persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan
kolektif yang mengikat; (2) partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi semua warga negara
dalam proses pembuatan keputusan secara kolektif; (3) pembeberan kebenaran, yaitu adanya peluang

3
yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan
pemerintahan secara logis; (4) kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan eksklusif bagi
masyarakat untuk menentukan. agenda mana yang hariis dan tidak harus diputuskan melalui proses
pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain atau lembaga yang mewakili
masyarakat; dan (5) pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat mencakup semua orang dewasa dalam
kaitannya dengann hukum. Dalam definisinya ini Dahl tampak mementingkan keterlibatan masyarakat
dalam proses formulasl kebijakan, adanya pengawasan terhadap kekuasaan dan persamaan perlakukan
negara terhadap semua warga negara sebagai unsur-unsur pokok demokrasi.
Joseph Schumpeter mengartikannya sebagai prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik
yang di dalamnya para individu-individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui
perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat.
Masih dalam kerangka pendefinisian yang bersifat umum dan menyeluruh, Amien Rais memaparkan
adanya sepuluh kriteria demokrasi, yaitu: (1) partisipasi dalam pembuatan keputusan; (2) persamaan di
depan hukum; (3) distribusi pendapatan secara adil; (4) kesempatan pendidikan yang sama; (5) empat
macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan persuratkabaran,. kebebasan
berkumpul dan kebebasan beragama; (6) ketersediaan dan keterbukaan informasi: ..(7) mengindahkan
tatakrama politik; (8) kebebasan individu; (9) semangat kerjasama; dan (10) hak untuk protes (Amien
Rais, 1986: xvi-xxv).
Berdasarkan KBBI, demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut
serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat. Kemudian, demokrasi juga
diartikan KBBI sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Istilah dernokrasi berasal dari bahasa Yunani, - demos yang berarti rakyat dan kratos berarti
pemerintahan. Secara sederhana demokrasi berarti pernerintahan ·oleh rakyat, Demokrasi telah dikenal
sejak abad 5 sebelum masehi, awalnya sebagai reabi terhadap pengalaman buruk yang diakibatkan oleh
monarki dan kediktatoran di Yunani.
Definisi demokrasi menurut kamus adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dalam
sistem pemilihan yang bebas. Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat (Abraham Lincoln).
Sejarah perlstilahan demokrasi dapat ditelusuri jauh ke belakang. Konsep ini ditumbuhkan pertama
kali dalarn praktik negara kota Yunani dan Athena (450 SM dan 350 SM). Dalam tahun 431 SM,
Pericles, seorang negarawan ternama Athena, mendefinisikan demokrasi dengan mengemukakan
beberapa kriteria: (1) pemerintahan oleh rakyat dengan partisipasi rakyat yang penuh dan langsung.; (2)
kesamaan di depan hukum; (3) pluralisme, yaitu penghargaan atas semua bakat, minat, keinginan dan
pandangan; dan (4) penghargaan terhadap suatu pemisahan dan wilayah pribadi untuk memenuhi dan
mengekspresikan kepribadian individual [Roy C Macridis, 1983:19-20). Dalam zaman yang sama kita
pun. dapat berkenalan dengan pemikiran politik Plato, Artstoteles, Polybius dan Cicero, untuk menyebut
sebagian diantara jajaran pemikir masa itu, yang juga meletakkan dasar-dasar bagi pengertian demokrasi.

2.3 Tantangan Pendidikan Dalam Pembangunan Politik


4
Pembangunan politik pendidikan sekarang ini sedang dihadapkan kepada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang melahirkan revolusi komunikasi di era global. Tantangan globalisasi ini
dimulai ketika semua bangsa berupaya keras untuk tampil terdepan dalam persaingan melalui reorientasi
pemikiran dan rekonstruksi sistem kelembagaan. Tulisan ini mengasumsikan bahwa Islam memiliki
potensi untuk tampil sebagai variabel independen dalam memberi makna dan nilai pendidikan yang
berkualitas dan beradab. Jika tidak diimbangi dengan penegakan nilai-nilai agama dalam sistem dan
kurikulum pendidikan, maka kemajuan ilmu, alih-alih membawa masyarakat bermartabat, malah dapat
membawa kehancuran dan kerusakan umat manusia. Sebagai negara pluralis, Indonesia dihadapkan pula
pada tuntutan kesatuan dan persatuan dalam keanekaragaman budaya. Untuk itu, upaya yang harus
ditempuh adalah memaksimalkan pendidikan multikulturalisme dengan cara memasukkan materi
pelajaran multikultural ke dalam kurikulum pendidikan di semua tingkatan.

Tantangan pembangunan politik pendidikan yang sudah ada di depan mata, kata M. Amin Abdullah,
yaitu tantangan di era globalisasi, adalah menuntut respons tepat dan cepat dari sistem pendidikan Islam
secara komprehensif, karena untuk tetap eksis di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat,
maka perjuangan yang paling dasar mengumpulkan kemampuan untuk tampil dalm persaingan dan suatu
keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi adalah melakukan reorientasi pemikiran mengenai
pendidikan Islam dan rekonstruksi sistem kelembagaan.

Pembangunan politik pendidikan harus dikembangkan dan diimplementasikan sesuai dengan


kondisi-kondisi sosial-ekonomi, teknologi, lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat di seluruh
pelosok wilayah negara yang dirancang untuk memajukan berbagai aspek kehidupan masyarakat,
sehingga asumsi bahwa masyarakat terdidik masyarakat akan dapat menanggulangi persoalan yang
dihadapi, kebutuhan hidup terpenuhi, perbuatanperbuatan baik akan dilaksnakan. Jadi pembangunan
politik pendidikan yang berhasil maka berhasil pula negara mewujudkan masyarakat yang bermartabat.
Dalam konteks ini, H.A.R Tilaar menegaskan bahwa peranan pendidikan di anataranya adalah
membentuk identitas budaya dan identitas bangsa.7 Bangsa yang bermartabat merupakan identitas yang
menunjukkan bahwa bangsa tersebut memajukan sektor pendidikan dengan baik. Untuk mencapai tujuan
pendidikan maka diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan modern dalam hal
tujuan-tujuan dan metode-metode dasar; prinsip prinsip mengenai struktur kurikulum dan pokok
persoalan yang sesuai dengan perencanaan; dan filsafat dari pendidikan umum dan pendidikan tinggi.
Belajar dari fakta empiris bahwa puncak prestasi dari sistem pendidikan Islam pada abad pertengahan di
masa kejayaan kebudayaan dan kebangkitan Islam adalah wahana riset dan ijtihad8 dilakukan secara
simultan oleh kalangan ilmuan seraya merekonstruksi sains, filsafat dan teknologi yang sudah ada
debgan ideologi dan perspektif sosiologis Islam, yakni sesuai dengan garis-garis kebijaksanaan Islam;
menggunakan pendidikan untuk mengajarkan dan menegakkan pola-pola ideal dari kultur Islam sesuai
dengan pandangan-pandangan para alim ulama, untuk merealisasikan aspirasi-aspirasi kultural dengan
mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan Islam; pengintegrasian sains syar’iyyah dengan sains
“filosofis” di dalam sistem pendidikan.

2.4 Hubungan Politik Dan Pendidikan


Hubungan politik dan pendidikan adalah dua elemen penting dalam system sosial politik
5
disetiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai
bagian–bagian yang terpisah, yang satu sama lain tidak memiliki hubungan apa–apa. Padahal, keduanya
bahu membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat disuatu Negara. Lebih dari itu,
keduanya saling menunjang dan saling mengisi lembaga–lembaga dan proses pendidikan berperan
penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat di Negara tersebut. Ada hubungan erat dan
dinamis antara pendidikan dan politik disetiap Negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang
telah terjadi sejak awal perkembangan peradaban manusia dan menjadi perhatian para ilmuan.
PendidIkan sering dijadikan media dan wadah untuk menanamkan ideology Negara atau tulang yang
menopang kerangka politik. Di Negara – Negara barat kajian tentang hubungan antara pendidikan dan
politk dimulai oleh Plato dalambukunya Republic yang membahas hubungan antara ideology dan
institusi Negara dengan tujuan dan metode pendidikan.
Plato mendemonstrasikan dalam buku tersebut bahwa dalam budaya Helenik, sekolah adalah salah
satu aspek kehidupan yang terkait dengan lembanga – lembaga politik. Plato menggambarkan adanya
hubungan dinamis antara aktivitas kependidikan dan aktivitas politik. Keduanya sakan dua sisi dari satu
koin, tidak mungkin terpisahkan. Analisis Plato tersebut telah meletakkan fundamental bagi kajian
hubungan politik dan pendidikan di kalangan generasi ilmuwan generasi berikutnya.
Dalam ungkapan Abernethy dan Coombe (1965), education and politics are inextricably linked
(pendidikan dan politik terikat tanpa bias dipisahkan). Hubungan timbal balik antara politik dan
pendidikan dapat terjadi melalui tiga aspek, yaitu pembentukan sikap kelompok (group attitudes),
masalah pengangguran (employment), dan peranan politik kaum cendikia (the political role of the
intelligentsia).
Dalam masyarakat yang lebih maju dan berorientasi teknologi, dan mengadopsi nilai–nilai dan
lembaga barat, pola hubungan antara pendidikan dan politik berubah dari pola tradisional ke pola
modern. Dibanyak Negara berkembang, dimana pengaruh modernisasi sangat kuat. Jika politik dipahami
sebagai praktik kekuatan, kekuasan, dan otoritas dalam masyarakat dan pembuatan keputusan–keputusan
otoritatif tentnag alokasi sumber daya dan nilai–nilai sosial (Harman, 1974), maka jelaslah bahwa
pendidikan tidak lain adalah sebuah bisnis politik.
Hal tersebut menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan
saling mempengaruhi. Dengan kata lain, berbagai aspek pendidikan senantiasa mengandung unsur–unsur
politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan aspek – aspek
kependidikan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ada 5 pengaruh politik dalam dunia pendidikan di indonesia yaitu sebagai berikut: 1) Yang mana
politik sangat berpengaruh terhadapaktivitas pendidikan dalam menciptakan nilai serta harapan
masyarakat seperti yang di butuhkan oleh suatu negara yaitu salah satunya negara indonesia. 2)
Kemudian politik juga berpengaruh terhadap biaya atau anggran pendidikan diindonesia. 3) Yang ketiga
yaitu politik juga mempengaruhi sumber daya pendidikan seperti gaji guru sarana dan prasarana yang
akan menjadi penunjang kegiatan belajar. 4) Yang ke empat ini di jelaskan bahwa politik juga
mempengaruhi pada sistem persekolahan yang mana hal ini berbentuk seperti penerimaan siswa baru,
sistem penghargaan terhadap guru. 5) Kemudian yang terakhir yaitu di sini juga di jelaskan bahwa
politik mempengaruhi pata mutu sumber daya manusia pada suatu instansi persekolahan yang mana di
llihat dari bagaimana lulusan pendidikan berperilkaku politik, berperilaku budaya serta berperilaku
ekonomi dan sosial.

Tantangan pembangunan politik pendidikan yang sudah ada di depan mata, kata M. Amin Abdullah,
yaitu tantangan di era globalisasi, adalah menuntut respons tepat dan cepat dari sistem pendidikan Islam
secara komprehensif, karena untuk tetap eksis di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat,
maka perjuangan yang paling dasar mengumpulkan kemampuan untuk tampil dalm persaingan dan suatu
keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi adalah melakukan reorientasi pemikiran mengenai
pendidikan Islam dan rekonstruksi sistem kelembagaan.

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini kami sadar masih banyak kesalahan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sekalian agar dapat
memacu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. (1996). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Bumi Aksara.
H.A.R. Tilaar. (2003). Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera.
Mansour fakih. (2001). Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Jogjakarta:Insist/Pustaka Pelajar.
Mastuhu. (2004). Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21. Yogyakarta: Safiria
Insania Press.
Munro. R.G. (1977). Innovation Success or Failure?. Bristol: J.W. Arrowss Smith Cambride English
Dictionary
Sindhunata,Editor. (2000), Menggagas Paradigma baru Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius.
Wayne K. Hoy & Cecil G. Miskel. (2001). Educational Administration. New York: McGrawHill.
Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masadepan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Anda mungkin juga menyukai