Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RUANG LINGKUP DAN KONSEP ESENSIAL POLITIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

1. Kaisah Romadoni Harahap 1221111068


2. Veronika Simangunsong 1223111137
3. Della Malnaria br Sinulingga 1223111138
4. Anggita Aulia 1223111143

Dosen Pengampu : Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd


Mata Kuliah : Konsep Dasar IPS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah kajian kebahasaan dengan
judul “Ruang lingkup dan Konsep Esensial Politik” tepat pada waktu yang ditentukan.
Penyusunan makalah ini dibantu dan didukung oleh berbagai pihak sehingga makalah
ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar IPS yaitu Ibu
Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan kami tugas rutin berupa makalah dengan
judul materi “Ruang lingkup dan Konsep Esensial Politik”. Sehingga kami selaku kelompok
8 mendapat pengetahuan baru yang semoga akan bermanfaat bagi kami di kemudian hari.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.

Medan, Mei 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Pengertian Ilmu Politik ........................................................................................................ 3

B. Sifat Ilmu Politik ................................................................................................................... 4

C. Konsep Dasar Ilmu Politik .................................................................................................... 5

D. Tujuan dan Fungsi Ilmu Politik ............................................................................................ 9

E. Ruang Lingkup Ilmu Politik ................................................................................................ 10

BAB IV..................................................................................................................................... 12

PENUTUP ............................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 12

B. Saran..................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu politik adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, yang berdampingan dengan
cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi, antropologi, dll. Dengan demikian maka ilmu
politik berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial tsb yang objeknya adalah manusia
sebagai anggota kelompok (group). Ilmu-ilmu tsb mempelajari kelakuan manusia serta
cara-cara manusia hidup serta bekerja sama. Namun walaupun ilmu-ilmu tsb saling
berdampingan dan berhubungan erat, tetapi tentu ada batasan-batasan antara ilmu politik
dengan ilmu sosial lainnya dengan melihat kepada sifat-sifat dan ruang lingkup ilmu politik
itu sendiri. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup antara lain,
masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan,
lembaga-lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan lain
sebagainya.

Sistem politik hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem yang terjadi
dalam masyarakat, seperti sistem ekonomi, sistem teknik, sistem komunikasi dll.Setiap
sistem masing-masing mempunyai fungsi tertentu untuk menjaga kelangsungan hidup dan
mencapai tujuan dari masyarakat tersebut. Dalam hal ini, maka sistem politik
menyelenggarakan fungsi-fungsi tertentu untuk masyarakat, yakni membuat keputusan-
keputusan kebijaksanaan yang mengikat mengenai alokasi dari nilai-nilai (baik yang
bersifat materiil maupun non materiil). Maksudnya, sistem politik berfungsi merumuskan
tujuan-tujuan masyarakat dan selanjutnya dilaksanakan oleh keputusan-keputusan
kebijaksanaan untuk kepentingan masyarakat.

Dalam memahami ilmu politik tentu tidak terlepas dari mengkaji konsep konsep ilmu
politik, karena dengan mendalami konsepnya dapat mengetahui berbagai konsep-konsep
dasar dalam politik, seperti masyarakat, kekuasaan dan negara. Dengan memperhatikan
konsep tersebut maka akan tergambarlah sebuah ilmu politik yang sesungguhnya. Konsep-
konsep ilmu seperti misalnya masyarakat akan mengambarkan bagaimana suatu individu
atau kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk membentuk suatu sistem dalam
membangun interaksi dalam masyarakat yang dapat dicirikan dan diklasifikasikan
berdasarkan tingkat sosial di tengah tengah masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Ilmu Politik

2. Apa Saja Sifat Ilmu Politik

3. Apakah Konsep Dasar Ilmu Politik

4. Apakah Tujuan dan Fungsi Ilmu Politik

5. Apakah Ruang Lingkup Ilmu Politik

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Ilmu Politik

2. Mengetahui Sifat Ilmu Politik

3. Mengetahui Konsep Dasar Ilmu Politik.

4. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Ilmu Politik

5. Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu Politik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU POLITIK

Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan
masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang
mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara
dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah
upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan
kekuasaan tersebut dan juga bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan.

Ilmu politik mempelajari beberapa aspek, seperti:

a. Ilmu politik dilihat dari aspek kenegaraan adalah ilmu yang mempelajari Negara,
tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara serta hubungan Negara dengan warga
negaranya dan hubungan antar Negara.
b. Ilmu politik dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari ilmu
kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan
hasil dari kekuasaan itu.
c. Ilmu politik dilihat dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang mempelajari kelakuan
politik dalam sistem politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan dan
kebijakan.

Konsep-konsep pokok yang dipelajari dalam ilmu politik:

a. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
b. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelakunya

3
c. Pengambilan keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa alternatif
sedangkan istilah pengambilan keputusan menunjukkan pada proses yang terjadi
sampai keputusan itu tercapai.
d. Kebijakan umum adalah kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang pelaku atau
kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai
tujuan-tujuan itu.
e. Pembagian adalah pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat, yang
ditekankan bahwa pembagian selalu tidak merata sehingga timbul konflik.

B. SIFAT ILMU POLITIK

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ilmu politik adalah bermacam macam kegiatan
dalam sistem suatu negara, yakni pengambilan kebijakan-kebijakan untuk melaksanakan
tujuan- tujuan tertentu. Idealnya, politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat, dan bukan tujuan pribadi seseorang.

Mengenai sifat dari ilmu politik, dapatlah kita fahami dari beberapa defenisi tentang
ilmu politik. Roger F. Soltau dalam Introduction to Politics berpendapat bahwa: “Ilmu
politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan- tujuan itu; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta
dengan negara-negara lainnya”. Prof. Mr. Moh. Yamin mengemukakan bahwa: “Ilmu
politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaimana jalannya
tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan negara, ilmu politik dengan sendirinya
membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan masyarakat atau kekuasaan”.

Pada dasarnya ilmu politik paling erat kaitannya dengan ilmu negara. Yakni sama-
sama mengupas dan menyelidiki hal-hal mengenai negara. Namun berbeda sifatnya, yakni
ilmu negara menyelidiki dan mengajarkan teori-teori tentang asal mula negara, tujuan dan
tugas negara. Pemerintahan, dan sebagainya. Sedangkan ilmu politik menyelidiki dan
menguraikan hidup negara itu, sikap dan tindak tanduknya dalam kehidupan warganya
serta dalam pergaulan antar negara. Dengan kata lain, ilmu politik bersifat membahas
proses-proses yang berlangsung dalam suatu negara, seperti kekuasaan dan susunan
masyarakat. Sedangkan ilmu negara membahas tentang teori-teori terbentuknya negara
dan struktur negara atau bentuk pemerintahan negara tersebut.

4
Mengenai ilmu politik tersebut, M. Hutauruk, SH dalam bukunya Garis Besar Ilmu
Politik Pelita Keempat, berpendapat bahwa: ilmu politik menyelidiki dan mempelajari
proses-proses dalam pemerintahan dan masyarakat yang berintikan aktivitas, kompetisi
dan kerjasama dalam memupuk dan menggunakan kekuasaan.

Dari beberapa defenisi tersebut maka dapat dirumuskan sifat ilmu politik tersebut:

1. Menentukan prinsip-prinsip yang dijadikan patokan dan yang diindahkan dalam


menjalankan pemerintahan.
2. Mempelajari tingkah laku pemerintah sehingga dapat mengemukakan mana yang
baik, mana yang salah dan menganjurkan perbaikan-perbaikan secara tegas dan
terang.
3. Mempelajari tingkah laku politik warga negara itu, baik secara pribadi maupun
sebagai kelompok mengamat-amati dan menelaah rencana-rencana sosial,
kemakmuran, kerjasama internasional, dan sebagainya.

Sistem politik bersifat terbuka, yakni terbuka untuk pengaruh dari luar sebagai akibat
dari interaksi dengan sistem-sistem lain. Maksudnya politik tersebut dapat berinteraksi
dan berubah dengan lingkungannya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi contohnya
tuntutan serta aspirasi masyarakat dan juga dukungan masyarakat.

C. KONSEP DASAR ILMU POLITIK


1. Negara

Konsep dasar ilmu politik pertama adalah negara. Pengertian negara menurut tokoh
sosiologi Max Weber adalah Association with the legitimate monopoly of coercive force
in a given territorial area. Bagi Weber negara merupakan asosiasi dengan monopoli
kekuatan koersif yang sah di wilayah teritorial tertentu. Oleh sebab itu negara menjadi
pusat kajian ilmu politik yang meliputi lembaga-lembaga kenegaraan sekaligus bentuk
formalnya.

Sedangkan menurut Roger H. Soltau dalam An Introduction to Politics (1951) negara


adalah sebuah agen maupun kewenangan yang mengatur maupun mengendalikan segala
persoalan bersama atas nama masyarakat di dalamnya. Dalam buku The State in Theory
and Practice (1947) Harold J. Laski mendefinisikan negara adalah sebuah masyarakat
yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang sifatnya memaksa.

5
Tokoh ilmuwan politik Indonesia Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu
Politik (2007) mendefinisikan negara sebagai sebuah daerah teritorial yang rakyat di
dalamnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil menuntut dari warga negara di
dalam suatu wilayah ketaatan pada peraturan mengenai undang-undang melalui kontrol
monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.

Dari berbagai pengertian negara di atas maka dapat ditarik kesimpulan negara adalah
suatu organisasi yang memiliki wilayah kekuasaan tertinggi dan sah sekaligus
mendapatkan legitimasi dari rakyat.

Sebagai sebuah organisasi negara yang memiliki struktur diferensiasi dapat


memonopoli kekuasaan yang sifatnya memaksa sebab negara sebagai pembuat keputusan
yang bersifat mengikat. Di sisi lain, negara juga memiliki kewenangan baik secara
struktur maupun infrastruktur untuk memaksa secara fisik di wilayah kekuasaannya.

Maka fungsi dan tujuan adanya negara ada tiga antara lain:

1. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan kelompok menuju


tercapainya tujuan negara.
2. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial
3. Melaksanakan dan mengatur sistem hubungan negara dengan warga negara
serta hubungan dengan negara lain.

2. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi tindakan sosial orang atau


kelompok lain sesuai dengan perintah dan keinginannya. Dalam kekuasaan tidak ada
narasi persamaan karena antara orang yang memerintah dan orang menerima perintah
memiliki kedudukan dan strata sosial yang berbeda. Di samping itu, kekuasaan memang
terbentuk dari relasi yang berbeda antara pemberi perintah dan orang yang menerima
perintah.

Inti dari konsep dasar ilmu politik adalah kekuasaan sebab semua aspek kehidupan
politik berhubungan dengan perebutan atau mempertahankan kekuasaan. Dalam proses
perjuangan merebut dan mempertahankan kekuasaan tersebut tidak ada tujuan lain
kecuali memperjuangkan kepentingan rakyat. Dengan adanya kekuasaan, wilayah,

6
kebijakan, keputusan hingga pembagian kekuasaan maka seseorang dapat
memperjuangkan cita-cita politiknya.

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik (1998:9) Harold D. Laswell dan A. Kaplan
memberikan definisi ilmu politik adalah ilmu mempelajari pembentukan dan pembagian
kekuasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki wawasan ilmu politik yang luas
maka secara sadar dan terbuka memperjuangkan kekuasaan sekaligus mempertahankan
kekuasaan. Apabila sudah berkuasa mereka akan melaksanakan kekuasaan di atas
pengaruhnya terhadap orang lain dengan sebaik-baiknya dan untuk kepentingan bersama.
Sebagaimana pendapat Delliar Noer ilmu politik akan memusatkan pada masalah
kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.

Maka konsep dasar ilmu politik tak bisa lepas dari kekuasaan, seorang ilmuwan politik
Jerman Ossip K. Flechtheim memberi pengertian ilmu politik adalah salah satu ilmu
sosial yang mempelajari sifat dan tujuan dari negara Sejauh negara menjadi organisasi
kekuasaan, beserta sifat tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi yang
dapat mempengaruhi negara.

Terakhir seorang akademisi admintrasi publik dari London School of Economics W.A.
Robson mendefinisikan ilmu politik adalah ilmu sosial yang mempelajari kekuasaan
dalam masyarakat. Kekuasaan dalam kacamata W.A. Robson meliputi sifat hakiki, dasar,
proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil dalam kekuasaan politik.

3. Pengambilan Keputusan

Seorang ilmuwan politik Amerika Austin Ranney mendefinisikan pengambilan


keputusan adalah The process of making government policies. Istilah pengambilan
keputusan (decision making) merujuk pada suatu proses yang terjadi dalam pengambilan
keputusan sedangkan keputusan (decision) adalah membuat pilihan diantara berbagai
alternatif. Pengambilan keputusan menjadi konsep dasar ilmu politik karena dalam proses
pengambilan keputusan tersebut bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat umum.

Selain itu, pengambilan keputusan atas dasar keputusan kolektif dan bersifat mengikat
bagi semua kalangan baik pembuat kebijakan maupun masyarakat umum. Seorang
ilmuwan politik asal Ceko bernama Karl W.Deutsch mendefinisikan politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum. Lebih lanjut, ia menilai keputusan-

7
keputusan semacam ini berbeda dengan pengambilan keputusan-keputusan pribadi oleh
orang seorangan, melainkan pengambilan keputusan mengenai tindakan umum.

Sementara Joyce Mitchell mendefinisikan politik adalah pengambilan keputusan


kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat umum. Aktor
pengambilan keputusan tidak lain adalah pihak penguasa dan pemerintah oleh sebab itu
kebijakan umum masuk dalam konsep dasar ilmu politik

a. Kebijakan Umum

Kebijakan umum menjadi dasar konsep ilmu politik karena dalam kebijakan umum
terdapat tujuan dan cita-cita demi kepentingan bersama Di samping itu, kebijakan umum
merupakan sebuah proses usaha serta rencana yang dituangkan dalam bentuk kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah atau pihak berwenang.

Tujuan dari pembuatan kebijakan umum adalah untuk membangun masyarakat yang
lebih terarah melalui pemakaian intrumen kekuasaan.Dalam prakteknya biasanya
kebijakan berlaku tidak hanya kepada masyarakat umum namun berlaku juga untuk pihak
yang memiliki kekuasaan.

Seorang pemikir politik Amerika David Easton mendefinisikan ilmu politik adalah
studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum.Sedangkan Hoogerwerf
mendefisinisikan ilmu politik adalah kebijakan pemerintah, proses terbentuk kebijakan
hingga akibat-akibat dari kebijakan tersebut. Oleh karena itu, dalam kebijakan umum hal-
hal yang perlu diperhatikan bagaimana proses pembuatan kebijakan, apa tujuan
kebijakan, bagaimana implementasi kebijakan dan apa akibat yang ditimbulkan dari
kebijakan.

b. Pembagian/Alokasi

Pembagian atau alokasi adalah proses pembagian dan penjatahan nilai-nilai dalam
masyarakat. Pembagian menjadi konsep dasar ilmu politik karena berhubungan dengan
pembagian wewenang, nilai dan kekuasaan

David Easton menggambarkan sistem politik adalah keseluruhan dari interaksi-interaksi


yang mengatur pembagian nilai-nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk

8
dan atas nama masyarakat Sedangkan Harold D. Laswell mendefinisikan ilmu politik
adalah masalah siapa mendapat apa kapan dan bagaimana.

Maka pembagian atau pengalokasian nilai secara mengikat yang sering kali tidak
dilaksanakan secara merata sehingga menyebabkan konflik, berkaitan dengan kekuasaan
dan kebijaksanaan pemerintah. Artinya pembagian dan alokasi ialah pembagian dan
penjatahan nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai dapat bersifat abstrak seperti penilaian
atau azas seperti kejujuran, kebebasan berpendapat, kebebasan mimbar. Dan nilai dapat
yang bersifat kongkret seperti rumah, kekayaan, properti, mobil dan lain sebagainya.

D. TUJUAN DAN FUNGSI ILMU POLITIK


a. Perspektif Intelektual

Tujuan politik adalah untuk tindakan politik. Agar dapat bertindak dengan baik secaea
politik, orang perlu mempelajari asas dan seni politik dan nilai-nilai yang dianggap
penting, Jadi, perspektif intelektual dalam politik adalah perspektif yang mempergunakan
diri sendiri sebagai titik tolak. Sebab perspektif itu bertolak dan dibangun berdasarkan
apa yang dianggap salah oleh individu itu, dan individu tersebut yang memperbaikinya.

b. Perspektif Politik
Bahwa pandangan intelektual mengenai politik tidak banyak berbeda dengan
pandangan politisi. Jika politisi bersifat segera, sedangkan intelektual dapat menjadi
politisi jika ia mampu memasukkan masalah politik dalam pelayanan suatu kepentingan
atau tujuan. Jika tujuan pertama politisi adalah memperoleh kekuasaan, maka tujuan yang
kedua adalah mempertahankan kekuasaan.

c. Perspektif Ilmu Politik


Dalam hal ini, politik dipandang sebagai ilmu. Ia menilai dari sisi intelektual dengan
pertimbangan kritis serta memiliki kriteria yang sistematis. Pendirian ini memandang
pada kebutuhan ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik maupun
kebijaksanaan para politisi. Para politisi memandang politik sebagai pusat kekuasaan
publik, kaum intelektual memandang politik sebagai perluasan pusat moral dari diri.

9
Dengan demikian, politik sebagai ilmu menaruh perhatian pada dalil- dalil, keabsahan,
percobaan, hukum, dan keragaman.

E. RUANG LINGKUP ILMU POLITIK

Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan anggota-anggota kelompok lainnya, seperti sosiologi, antropologi,
ekonomi, dan psikologi. Semua ilmu sosial mempunyai obyek penyelidikan yang sama,
yaitu manusia sebagai anggota kelompok (group). Mereka mempelajari tingkah laku
manusia serta cara-cara manusia hidup serta bekerja sama.

1. Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosiologi

Semua ilmu sosial pada dasarnya mempelajari kelakuan manusia serta cara-cara
manusia hidup serta bekerja sama. Ilmu politik berhubungan erat sekali dengan ilmu
sosiologi, karena ilmu sosiologi mempelajari latar belakang, susunan dan pola kehidupan
sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat yang nantinya akan
mempengaruhi keputusan kebijaksanaan dalam ilmu politik. Baik ilmu sosiologi maupun
ilmu politik mempelajari negara.

Namun bagi ilmu politik negara merupakan obyek penelitian pokok, sedangkan dalam
sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga
pengendalian masyarakat.

2. Hubungan ilmu politik dengan ilmu antropologi

Antropologi mempelajari pengertian-pengertian dan teori-teori tentang kedudukan


serta peranan satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana dalam
masyarakat, khususnya dalam menunjukkan perbedaan struktur sosial serta pola-pola
kebudayaan yang berbeda-beda pada tiap-tiap masyarakat. Sedangkan ilmu politik lebih
memusatkan pada kekuasaan dan kebijakan dengan memahami struktur sosial pada
masyarakat.

3. Hubungan ilmu politik dengan ilmu ekonomi

10
Politik juga berhubungan erat dengan ilmu ekonomi, dimana prinsip yang tercakup
dalam ilmu ekonomi akan diadopsi oleh ilmu politik yakni pengambilan kebijakan dalam
sistem politik yakni bertujuan untuk kemakmuran ekonomi dalam pembangunan suatu
masyarakat.

Seorang sarjana politik misalnya, dapat meminta bantuan sarjana ekonomi tentang
syarat- syarat ekonomis yang harus dipenuhi guna memperoleh tujuan-tujuan politis
tertentu, khususnya yang menyangkut pembinaan kehidupan demokrasi.

4. Hubungan ilmu politik dengan ilmu psikologi

Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal


balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia
untuk berperan dalam ikatan kelompok atau golongan. Psikologi sosial mengamati
kegiatan manusia dari segi-segi ekstern (lingkungan sosial, fisik, peristiwa-peristiwa,
gerakan-gerakan massa) maupun dari segi intern (kesehatan fisik perorangan, semangat,
dan emosi).

Dengan demikian psikologi sosial mempengaruhi suatu hasil keputusan dalam


kebijaksanaan politik dan kenegaraan dengan memperhatikan sikap dan tindakan-
tindakan sosial masyarakat yang melahirkan tuntutan-tuntutan terhadap kebijakan politik
suatu pemerintahan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu politik adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, yang berdampingan dengan
cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi, antropologi, dll. Dengan demikian maka ilmu
politik berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial tsb yang objeknya adalah manusia
sebagai anggota kelompok (group).

Ilmu-ilmu tersebut mempelajari kelakuan manusia serta cara-cara manusia hidup serta
bekerja sama. Namun walaupun ilmu-ilmu tsb saling berdampingan dan berhubungan erat,
tetapi tentu ada batasan-batasan antara ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya dengan
melihat kepada sifat-sifat dan ruang lingkup ilmu politik itu sendiri. Konsep-konsep yang
dibahas dalam teori politik mencakup antara lain, masyarakat, kelas sosial, negara,
kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara,
perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan lain sebagainya.

A. Saran

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta
dapat menambah wawasan kita semua tentang Ruang lingkup dan Konsep Esensial Politik
serta dapat menggunakannya didalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar Muhammad Nashar, R Yuli Akhmad Hambali. 2021. Kejujuran Dan Etika Dalam
Konsep Politik Machiavelli. Jurnal Perspektif 5 (1).

Asmika Rahman. 2018. Dasar Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula melalui Pendidikan
Kewarganegaraa. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Konsep Ilmu-Ilmu Sosial 10 (1).

Akbar Muhammad Nashar, R Yuli Akhmad Hambali. 2021. Kejujuran Dan Etika Dalam
Konsep Politik Machiavelli. Jurnal Perspektif 5 (1).

13

Anda mungkin juga menyukai