Oleh;
Widia Amelia
NIM: 30300114032
Dian Arnita
NIM: 3030014050
Dosen Pembimbing;
2016
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada bacaan seperti al-Qur’an
yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi
juga kandungan yang tersurat, tersirat bahkan kesan yang ditimbulkannya. Semua
dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi demi generasi. Kemudian apa yang
dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan
mufassir dalam menafsirkan berbagai ayat yang memiliki sifat dan ciri yang sama
hatian.2
Kaidah-kaidah tersebut banyak dan beragam. Ada yang disepakati dan ada
juga yang tidak disepakati. Karena memang kaidah-kaidah itu merupakan bikinan
manusia yang kerap mengalami perubahan. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika kaidah-kaidah tersebut ada yang bersifat umum dan diakui banyak orang serta
mengikat semua mufassir dan ada pula yang diakui oleh seorang mufassir atau
suatu aliran saja. Seperti halnya kaidah nakirah dan ma’rifah yang akan dibahas
B. Rumusan Masalah
1
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Cet. II; Bandung: Mizan Pustaka, 2014), h. 3.
2
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Cet. III; Tangerang: Lentera Hati, 2005), h. 11.
3
Rachmat Syafe’I, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 227.
2
sebagai berikut;
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ma’rifah
3
Kata ma’rifah dalam bahasa Arab berarti kata yang menunjuk pada
sesuatu yang sudah jelas dan terbatas pada suatu pengertian. 4 Dan bisa juga
Sedangkan dalam Mu’jam Maqa>yis{ al-Lughah, kata ma’rifah berasal dari kata
atau sesuatu yang dicapai dari padanya.8 Jadi dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud ma’rifah ialah nama yang menunjuk kepada sesuatu yang telah
Ma’rifah bisa diketahui apabila termasuk salah satu ciri sebagai berikut;9
a. Al-D{ama>ir ()الضامئر
Al-D}ama>ir ( )الضامئرialah kata ganti nama, baik d}ami>r mutakallim
4
Syaikh Mus}t}afa> al-Galayaini, Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah (Beiru>t; Da>r al-
Fikr, 2007), h. 96.
5
Annur Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab (Cet. XIII; Jawa
Timur: Yayasan al-Qur’an al-Islami, 2014), h. 15.
6
Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>’ al-Quzainiy al-Ra>ziy, Mu’jam Maqa>yi>s al-
Lugah, Juz IV (t.tp; Da>r al-Fikr, 1979), h. 281.
7
Muh}ammad ibn Mukrim ibn ‘Aliy Abu> al-Fad}l Jama>l al-Di>n ibn Manz}u>r,
Lisa>n al-‘Arab V (Cet III;Beiru>t; Da>r S}a>dir, 1414), h. 236.
8
Louis Ma’luf, al-Munjid Fi> al-Lughah wa al-I’lam (Cet. XXIX; Beirut: Da>r al-
Masyriq, t.th), h. 500.
9
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 48-49.
10
Jalaluddi>n al-suyu>ti al-Syafi’i>, al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’an, Juz I (Cet. I;
Beirut: al-Kutub al-Siqafiyyah, 1996), h. 557.
4
dalamnya seperti yang terjadi pada kitab-kitab suci terdahulu, maka ayat ini
ditegaskan dengan huruf taukid inna dan disandarkan kepada kata ganti
mutakallim “na” diulangi dengan kata “nah}nu” untuk menenangkan hati orang
b. ‘Alam ( )عمل
‘Alam ( )عمل/tanda yakni kata yang telah dikenal luas bagi sesuatu (yang
jelas zatnya seperti nama kota yang terkenal (Jakarta atau Mekah), nama orang
Terjemahnya:
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.15
Kata Abi> Lahab ( )َأيِب لَه ٍَبdalam ayat di atas ditujukan untuk menghina
dan merendahkan Abu Lahab sekaligus juga berfungsi sebagai kina>yah
11
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2012), h. 262.
12
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi
(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 172-173.
13
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 49. Lihat juga Annur Rofiq bin Gufron,
Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 18.
14
Syaikh Manna’ al-Qaththan, Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 246.
15
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, 603.
5
(sindiran) terhadap dirinya. Dan juga di dalamnya terkandung pula arti bahwa
al-Fath}/48:2917\
ُ ْ ُم َح َّم ٌد َر ُس
…ول
Terjemahnya:
Muhammad adalah utusan Allah...18
Nama Nabi Muhammad saw. yang disebutkan pada awal ayat di atas
Ikhla>s}/112:1-2
merupakan salah satu bentuk kata ma’rifah yaitu ‘alam adalah untuk menjawab
dan menentang terhadap orang-orang yang ingkar akan keesaan Allah swt.
menggambarkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt. bukan dengan kata yang lain
16
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab
al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 105.
17
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006), h. 246.
18
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 515.
19
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, 604.
6
jala>lah.20
mengandung makna isyarat.22 Baik kata penunjuk itu jauh maupun dekat seperti
…ه ََذا َخلْ ُق اهَّلل ِ فََأ ُرويِن َما َذا َخلَ َق اذَّل ِ َين ِم ْن ُدو ِن ِه
Terjemahnya:
Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah
diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah...25
Kata ه ََذاdalam ayat di atas menunjukkan bahwa sesuatu yang ditunjuk itu
dekat sehingga untuk memahami hal yang dimaksud menjadi mudah.
20
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
173.
21
Achmad Mufid, Belajar Bahasa Arab dari Nol sampai Mahir (Cet. I; Yogyakarta: Suka
Buku, 2013), h. 43.
22
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 49.
23
Annur Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 17.
24
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 246.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, 411.
26
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 283.
7
kepada jalan lurus sehingga ditunjuk dalam ayat ini dengan kata tunjuk ه ََذاyang
menunjuk pada sesuatu yang dekat dengan tujuan sebagai bentuk pengagungan
terhadap al-Qur’an dan memberi isyarat akan manfaatnya yang dekat bagi yang
ingin mengambil manfaat dari al-Qur’an. Semakin dekat petunjuk itu maka akan
seperti QS al-Baqarah/2:5
seperti QS al-‘Ankabu>t/29:64
…َو َما َه ِذ ِه الْ َح َيا ُة ادلُّ نْ َيا اَّل لَه ٌْو َولَ ِع ٌب
ِإ
Terjemahnya:
Dan kehidupan dunia ini hanya menjadi gurau dan permainan…29
4.Dengan maksud memuliakan dengan memakai ism isya>rah jauh seperti QS
al-Baqarah/2:2
27
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
176.
28
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 2.
29
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 404.
30
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 2.
8
Yu>suf/12:23
tidak menyebut langsung namanya dan juga tidak menyebut kedudukannya, tetapi
Selain itu, penyebutan ism maus}u>l dalam ayat ini untuk menghindari
bukanlah perbuatan yang terpuji, sehingga lidah terasa kaku untuk menyebutkan
nama pelakunya atau menyebutkan nama raja yang memiliki kedudukan yang
mulia.35
31
Annur Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 17.
32
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 246-247.
33
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 504.
34
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 238.
35
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
174-175.
9
…اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا اَل تَ ُكون ُوا اَك ذَّل ِ َين آ َذ ْوا ُموىَس فَرَب َّ َأ ُه اهَّلل ُ ِم َّما قَالُوا
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang
yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-
tuduhan yang mereka lontarkan…37
Kata اذلين dalam ayat di atas menunjukkan sebuah ringkasan kalimat
)ال. 38
Seperti kata al-T}a>lib ()الطالب, al-Kita>b ( )الكتابatau al-Ma’had ( املعه
)د. 39
… الس َم َاو ِات َواَأْل ْر ِض َمث َُل ن ُِور ِه مَك ِ ْشاَك ٍة ِفهيَا ِم ْص َب ٌاح الْ ِم ْص َب ُاح يِف ُز َجا َج ٍة
َّ اهَّلل ُ ن ُُور
Terjemahnya:
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-
Nya seperti lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu ada di dalam tabung kaca …41
36
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 404.
37
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 427.
38
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 49.
39
Annur Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 15.
40
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 247.
41
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 354.
10
Kata ( )الْ ِم ْص َب ُاحpada ayat di atas sama yang dimaksud dengan kata () ِم ْص َب ٌاح
pada kata sebelumnya. Hal ini dapat dipahami dari penggunaan alif lam pada kata
Rasulullah bersama Abu Bakar ketika keduanya dikejar oleh kafir Quraisy
sewaktu hijrah ke Madinah. Itu sebabnya kata ( )الغار diterjemahkan dengan gua S|
u>r.
3. Untuk menunjuk yang sudah diketahui karena kehadirannya pada saat itu
ال
dipahami dari ( ) yang digunakan pada kata ( )الْ َي ْو َمkarena ayat di atas diturunkan
pada hari Arafah ketika Nabi bersama para sahabatnya menunaikan ibadah haji.
42
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 193.
43
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 107.
11
Terjemahnya:
44
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 601.
45
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2010), h. 50.
46
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 2.
47
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 324.
48
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 49.
49
Annur Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 19.
12
tetapi disebut dengan kata ‘abdi yang disandarkan kepada kata ganti hi yang
Sebagai hamba Allah swt. Makna tersebut tidak dapat dirasakan jika langsung
g. Al-Muna>da> ( )املنادي
Al-Muna>da> ( )املن اديyaitu kata yang mengandung makna panggilan.
2. Pengertian Nakirah
Nakirah merupakan lawan dari ma’rifah yang berarti nama yang belum
jelas bendanya (masih umum)53 atau tak tentu.54 Jadi nakirah ialah kata yang
menunjukkan pada sesuatu secara umum tanpa memberikan batasan yang jelas
Ism nakirah bercirikan dengan tanwin (dua dammah, dua fathah atau dua
berikut;57
a. Menunjukkan arti satu atau sesuatu yang belum jelas batasannya. Seperti
50
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 282.
51
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
178.
52
Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 15.
53
Rofiq bin Gufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, h. 15.
54
A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Cet. XIV;
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1461.
55
Mus{tafa al-Gulayaini, Jami’u al-Durus al-‘Arabiyyah, h. 278.
56
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
171.
57
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
179-181. Lihat juga Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur
Rafiq El-Mazni, h. 245-246. Lihat juga Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-
Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar, h. 101-104.
13
perempuan.60
tidak dikenal oleh manusia. Penutup itu dapat menghalangi penglihatan seseorang
58
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 387.
59
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 441.
60
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
179.
61
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 3.
62
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab
al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar, h. 102.
63
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 15.
14
Nu>r/24:45
itu terlalu mulia untuk dibatasi dan diperinci. Seperti QS al-Baqarah/179 dan
279
64
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 245.
65
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 356.
66
Tengku Muahammad Hasbi As-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Edisi Ketiga (Cet. VII;
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2014), h. 275.
67
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 27.
15
menunjukkan bahwa kehidupan itu merupakan sesuatu yang kecil yang agung dan
sangat berharga.68
setimpal.73
68
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi, h.
180-181.
69
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 47.
70
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab
al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar, h. 103.
71
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 245.
72
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 369.
73
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 245.
74
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 435.
75
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 245.
16
mengisyaratkan makna dan pesan bahwa setetes mani merupakan sesuatu yang
kecil, olehnya itu seharusnya mereka menyadari akan hal itu dan malah tidak
merasa angkuh dan sombong yang menyebabkan mereka kufur dan ingkar
terhadap pencipta-Nya. 79
Selain itu, Ibn Nasir Sa’adi mengatakan bahwa apabila terletak ism
Terjemahnya:
(yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong
orang lain…81
Kata syay’a> ( ) َشيْئًاyang terdapat pada ayat di atas merupakan nakirah
yang dinafikan maka ia menunjuk pengertian umum yaitu pada hari kiamat
apapun tidak dapat diberikan kepada orang lain, baik sesuatu yang berguna
ataupun yang dapat menghindarkan bahaya siksa yang akan menimpa orang lain.82
sesuatu yang mengandung unsur syirik baik berbentuk niat, perkataan, perbuatan,
makhluknya.86
81
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 587.
82
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, h. 54-55.
83
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 84.
84
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, h. 56.
85
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 434.
86
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, h. 57.
18
Dalam konteks ma’rifah dan nakirah para pakar mengemukakan rumusan kaidah
Pengulangan kata yang sama dalam satu rangkaian kalimat yang keduanya
yang kedua sama dengan yang pertama. 88 Sebab alif lam yang terdapat pada awal
ism dan bentuk id}afah pada awalanya mengandung arti sesuatu yang telah
disebutkan terdahulu.89
ِ ُ رِص َ َاط اذَّل ِ َين َأنْ َع ْم َت عَلَهْي ِ ْم غَرْي ِ الْ َمغْض. ا ْه ِداَن الرِّص َ اطَ الْ ُم ْس َت ِق َمي
وب عَلَهْي ِ ْم َواَل الضَّ ا ِل ّ َني
Terjemahnya:
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.90
Lafal s}ira>t} ( )رِص َ َاطyang pertama dima’rifahkan dengan al ()ال dan
lafal s}ira>t} ( )رِص َ َاطyang kedua dima’rifahkan dengan id}a>fah kepada ism
maus}u>l ()امس املوص ول. Sehingga lafal s}ira>t} (اط َ َ )رِصyang pertama
mengandung makna yang sama dengan lafal yang kedua.91
Namun, kaidah ini tidak selalu demikian, tetapi kebanyakan demikian itu
duniawi berbeda dengan yang ukhrawi. Namun demikian, sebagai patokan umum
dalam ayat ini kata al-insa>n memiliki maksud berbeda, yang pertama yang
dimaksud adalah Adam, sedangkan yang dimaksud oleh kata al-insa>n ( )الانسان
yang kedua adalah keturunannya.95
92
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 533.
93
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 51-52.
94
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 578.
95
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab
al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar, h. 113.
96
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 247.
20
Ru>m/30:54
kesulitan pada kata pertama sama dengan kedua. Sedangkan kemudahan yang
disebut pada kata yusran pertama berbeda dengan kemudahan pada kata yusran
kedua, sehingga ini berarti bahwa setiap ada satu kesulitan, maka di celahnya
…اهَّلل ُ اذَّل ِ ي َخلَ َقمُك ْ ِم ْن ضَ ْع ٍف مُث َّ َج َع َل ِم ْن ب َ ْع ِد ضَ ْع ٍف ُق َّو ًة مُث َّ َج َع َل ِم ْن ب َ ْع ِد ُق َّو ٍة ضَ ْع ًفا َو َشيْ َب ًة
Terjemahnya:
Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian
dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali)…99
Dalam hal ini pada umumnya kata nakirah yang kedua dan selanjutnya
memiliki makna yang berbeda dengan kata nakirah yang pertama. Di dalam ayat
dengan kata d}a’f (ض ْع ٍفَ ) pertama adalah nuthfah, yang kedua adalah kanak-
kanak dan yang ketiga adalah kelemahan pada usia bangka. 100
dalam QS al-Zukhru>f/43:84
.الس َما ِء هَل ٌ َويِف اَأْل ْر ِض هَل ٌ َوه َُو الْ َح ِك ُمي الْ َع ِل ُمي
َّ َوه َُو اذَّل ِ ي يِف
ِإ ِإ
97
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 596.
98
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 50.
99
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 410.
100
Rusydi Khalid, Qawa’id al-Tafsir: Kaidah-kaidah untuk Menafsirkan al-Qur’an, h. 16-
17.
21
:Terjemahnya
Dan dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah)
di bumi dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.101
ٌ هَل
Pada ayat di atas kata ila>h ( ) berulang dua kali, sekali dalam kaitannya
ِإ
al-sama> ( الس َما ِء
َّ )/langit dan dikali kedua dalam kaitannya dengan al-ard} (
)اَأْل ْر ِض/bumi. Jika kaidah di atas diterapkan, maka itu dapat berarti bahwa Tuhan
yang di langit berbeda dengan Tuhan di Bumi. Karena itu, salah satu jalan keluar
yang diberikan oleh pakar adalah memahami kata ila>h dalam arti “Ketuhanan”
bukan “Tuhan”.
Apabila yang pertama nakirah dan yang kedua ma’rifah maka yang kedua
itu adalah yang pertama karena sudah diketahui (ism kedua adalah yang dimaksud
ism pertama).102
Muzammil/73:15-16
…َأ ْر َسلْنَا ىَل ِف ْر َع ْو َن َر ُسواًل فَ َعىَص ِف ْر َع ْو ُن َّالر ُسو َل فََأخ َْذاَن ُه َأ ْخ ًذا َو ِبياًل
ِإ
Terjemahnya:
…Sebagaimana kami Telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada
Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan
siksaan yang berat.104
101
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 495.
102
Syaikh Manna’ al-Qaththan,Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 248.
103
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 487.
104
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 574.
22
ma’rifah, maka yang kedua sama dengan yang pertama yaitu sama-sama
Sekali lagi bahwa kaidah ini tidak berlaku umum. Seperti dalam QS
Hu>d/11:52
…ويَ ِز ْدمُك ْ قُ َّو ًة ىَل ُق َّو ِتمُك ْ َواَل تَ َت َول َّ ْوا ُم ْج ِر ِم َني
َ
ِإ
Terjemahnya:
…Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah
kamu berpaling dengan berbuat dosa."106
Kata Quwwah ( )قُ َّو ًة terulang dua kali. Kata quwwah pertama adalah
nakirah sedangkan kata kedua yaitu ma’rifah. Jika kita mengikuti kaidah maka
sedangkan kata quwwah kedua bermakna kekuatan fisik yang kamu miliki
sekarang.107
Jika ism yang pertama ma’rifah sedangkan ism yang kedua nakirah maka
merumuskan maknanya.109
Ga>fir/40:53-54
َ ََول َ َقدْ آتَيْنَا ُموىَس الْهُدَ ى َوَأ ْو َرثْنَا بَيِن رْس َ ائِي َل ْال ِكت
. هُدً ى َو ِذ ْك َرى ُأِلويِل اَأْللْ َب ِاب.اب
105
ِإ
Rusydi Khalid, Qawa’id al-Tafsir: Kaidah-kaidah untuk Menafsirkan al-Qur’an, h. 17.
106
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 227.
107
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Cet. IV; Jakarta: Lentera Hati, 2011) , h. 652.
108
Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari Kitab
al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar, h. 111.
109
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 50.
23
Terjemanhya:
Dan sesungguhnya telah kami berikan petunjuk kepada Musa dan kami
wariskan kepada Bani Israil. Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi
orang-orang yang berfikir.110
Kata al-huda> ( )الْهُدَ ىyang pertama ma’rifah maksudnya adalah petunjuk
yang diberikan kepada Nabi Musa dengan sempurna, baik itu agama, mukjizat dan
Sedangkan kata al-huda> ( )الْهُدَ ىyang kedua nakirah maksudnya adalah sebagai
petunjuk bagi Ulul al-Ba>b, yakni orang-orang yang memiliki pikiran yang cerah
.111
Zumar/39:27-28
َ َول َ َقدْ رَض َ بْنَا ِللنَّ ِاس يِف ه ََذا الْ ُق ْرآ ِن ِم ْن لُك ِ ّ َمث ٍَل لَ َعلَّه ُْم ي َ َت َذكَّ ُر
ٍ ق ُْرآاًن َع َر ِب ًّيا غَرْي َ ِذي ِع َوج.ون
. ون َ لَ َعلَّه ُْم يَتَّ ُق
:Terjemannya
Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur’an ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (ialah) Al-Qur’an
dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya
mereka bertakwa.112
110
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 473.
111
Rusydi Khalid, Qawa’id al-Tafsir: Kaidah-kaidah untuk Menafsirkan al-Qur’an, h. 18.
112
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, h. 461.
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.Ma’rifah ialah nama yang menunjuk kepada sesuatu yang telah diketahui
yang jelas dan tegas peruntukannya. Ism nakirah bercirikan dengan tanwin
(dua dammah, dua fathah atau dua kasrah. Seperti rajulun ( ) َر ُج ٌل.
2.Adapun kaidah-kaidah yang berhubungan dengan nakirah dan ma’rifah ada
empat yaitu pengulangan kata yang sama dalam satu rangkaian kalimat
bukan yang kedua, Apabila yang pertama nakirah dan yang kedua
ma’rifah maka yang kedua itu adalah yang pertama karena sudah diketahui
dan Jika ism yang pertama ma’rifah sedangkan ism yang kedua nakirah
yang berada pada ayat yang bersangkutan. Namun, kaidah di atas tidak
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Kari>m.
Agama RI, Kementerian. Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata,
Terjemah Inggris. Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2012.
al-Galayaini, Syaikh Mus}t}afa>. Ja>mi’ al-Duru>s al-‘Arabiyyah. Beiru>t;
Da>r al-Fikr, 2007.
al-Hasni, Muhammad bin Alawi al-Maliki. Mutiara Ilmu-Ilmu al-Qur’an Intisari
Kitab al-Itqan al-Qur’an al-Suyuti, terj. Rosihan Anwar. Cet. I; Bandung:
Pustaka Setia, 1999.
al-Qaththan, Syaikh Manna’.Studi Pengantar Ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq
El-Mazni. Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006.
al-Ra>ziy, Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>’ al-Quzainiy. Mu’jam Maqa>yi>s
al-Lugah, Juz IV. t.tp; Da>r al-Fikr, 1979.
al-Syafi’i>, Jalaluddi>n al-suyu>ti. al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’an, Juz I. Cet.
I; Beirut: al-Kutub al-Siqafiyyah, 1996.
As-Shiddieqy, Tengku Muahammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Edisi Ketiga
(Cet. VII; Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2014), h. 275.
Dahlan, Abd. Rahman. Kaidah-Kaidah Tafsir (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2010.
Haniah. Al-Balagah al-Arabiyyah:Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan
Ilahi. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Khalid, M. Rusydi. Qawa’id al-Tafsir: Kaidah-kaidah untuk Menafsirkan al-
Qur’an. Cet. I; Makassar; Alauddin University Press, 2013.
M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir . Cet. III; Tangerang: Lentera Hati, 2005.
-------.Wawasan al-Qur’an. Cet. II; Bandung: Mizan Pustaka, 2014.
-------.Tafsir al-Mishbah. Cet. IV; Jakarta: Lentera Hati, 2011.
Ma’luf, Louis. al-Munjid Fi> al-Lughah wa al-I’lam. Cet. XXIX; Beirut: Da>r al-
Masyriq, t.th.
Manz}u>r, Muh}ammad ibn Mukrim ibn ‘Aliy Abu> al-Fad}l Jama>l al-Di>n
ibn. Lisa>n al-‘Arab V. Cet III;Beiru>t; Da>r S}a>dir, 1414.
Mardan. Al-Qur’an Sebuah Pengantar. Cet. IX; Jakarta: Mazhab Ciputat, 2014.
26
Mufid, Achmad. Belajar Bahasa Arab dari Nol sampai Mahir. Cet. I;
Yogyakarta: Suka Buku, 2013.
Munawwir, A.W. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Cet. XIV;
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Rofiq, Annur bin Gufron. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. Cet. XIII;
Jawa Timur: Yayasan al-Qur’an al-Islami, 2014.
Syafe’i, Rachmat. Pengantar Ilmu Tafsir. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2006.