Makalah
Dosen pengampu:
oleh:
Darmawan 202101012172
0
Mubham Al-Dalālah
A. Pendahuluan
Kaidah yang akan dibahas kali ini adalah kaidah dari segi keadaan lafal.
Pada kaidah ini terbagi menjadi dua. Pertama wādih dan yang kedua ghair al-
wādih.1
Pada makalah kali ini akan dipaparkan mengenai bagian keduanya yaitu
ghair al-wādih. Para ulama dalam kitabnya menyebutkan bagian ini dengan
mubham al-dalālah. Selanjutnya, akan dibahas mubham al-dalālah ini mulai
dari pengertian dan lain sebagainya.
من إنسان أو غريه,كل ما ورد يف القرآن غري مسًم ى بامسه الذي ُيعرف به
1
Khālid ‘Abd ar-Rahmān al-‘Ak, Ushūl al-Tafsīr wa Qawā’iduhu (Damaskus: Dār al-Nafāis,
1986),321
2
Khālid bin Usman al-Sabt, Qawāid al-Tafsīr Jam’an wa Dirāsatan (T.tp.: Dār Ibnu ‘Affān,
T.th.), 717
1
َو ُقْل َن ا َي ا آ َد ُم ا ْس ُك ْن َأْنَت َو َز ْو ُج َك ا ْل َج َّن َة َو ُك اَل ِم ْنَه ا َر َغ ًد ا َح ْي ُث ِش ْئُتَم ا َو اَل
ِلِم ِم ِذِه
َتْق َر َبا َٰه الَّش َج َر َة َفَت ُك و َنا َن ال َّظا ي َن
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim.
Pada ayat ini lafadz زوجكtermasuk kata yang mubham, karena nama istri
Nabi Adam ‘Alayhis Sallam tidak di sebutkan secara jelas. Jadi bagi orang
yang membacanya pertama kali tidak akan mengetahui siapa nama istri Nabi
Adam ‘Alayhis Sallam. Kemudian baru setelah mencari beberapa sumber dia
akan mengetahui bahwa nama istri Nabi Adam ‘Alayhis Sallam adalah Hawa.3
1. Al-khāfī.
2. Musykil.
3
Az-Zarkasyi, Al-Burhān Fī ‘Ulūm al-Qur`ān (Kairo: Dār al-Hadīts, 2006), 112.
4
Muhammad Abu Zahrah, Ushūl al-Fiqh (Dār al-Fikr, 2015), 124.
5
Abdullah bin Yusuf al-Judā’ī, Taisīri ‘Ilm Ushūl al-Fiqh (Beirut: Mu`assasah al-Rayyān, 1418),
302.
6
Khālid ‘Abd ar-Rahmān al-‘Ak, Ushūl al-Tafsīr wa Qawā’iduhu, 346.
2
Musykil ialah lafal yang artinya tersembunyi dikarenakan aspek lafal itu
sendiri serta tidak bisa dikenal tanpa melalui qarīnah. Ada hal yang
membedakan antara al-khāfī dan musykil. Al-khāfī itu sebabnya bukan
pada lafal tersebut namun pada pelaksanaan tersebut. Sebaliknya, musykil
sebabnya pada lafal itu sendiri serta maknanya tidak dapat dikenal tanpa
melalui qarīnah yang memperlihatkan tujuan lafal tersebut. Hukumnya
sebagaimana dalam pengertian bahwa musykil boleh diamalkan setelah
dilakukan perenungan, perhatian dan telaah dengan menggunakan qarīnah
atau petunjuk.7
3. Mujmal.
Mujmal lafal yang maknanya tersembunyi dengan lafal yang sama, tidak
dimengerti kecuali dari uraian mutakallim-nya dan tidak dapat dipahami
menggunakan akal. Lafal mujmal lebih samar daripada lafal sebelumnya.
Karena, dari bentuk shigah nya saja tidak memperlihatkankan makna yang
ditujukan dan tidak ada juga qarīnah yang bisa menjelaskan makna lafal
tersebut. Hukum mujmal kita menyikapinya dengan tawaqquf atau diam
dalam memastikan tujuan makna lafal tersebut sehingga tidak boleh
mengerjakannya kecuali bila terdapat penjelasan dari syari’at.8
4. Mutasyābih.
7
Wahbah al-Zuhaili, al-Wajīz fī Ushūl al-Fiqh (Beirut: Dār al-Fikr, 1999), 183-184.
8
Ibid, 185-186.
9
Ibid, 187.
10
Muhammad Abu Zahrah, Ushūl al-Fiqh, 134.
3
1. Istignā`.
Yaitu dicukupkan dengan penjelasan ayat yang lain.
Contoh:
ِب ِه ِه َّلِذ ِص
َر ا َط ا ي َن َأْنَعْم َت َع َل ْي ْم َغ ْي ِر ا ْل َم ْغ ُض و َع َل ْي ْم َو اَل الَّضا ِّلي َن
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Pada ayat di atas kalimat َأْنَعْم َت adalah kalimat mubham yang
11
Al-Suyūthi, al-Itqān Fī ‘Ulūm al-Qur`ān (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2006), 698.
4
disebutkan secara jelas tapi semua orang sudah mengetahui bahwa
nama kedua putra nabi adam ini adalah Habil dan Qabil.12
3. Menutupi Dengan Tujuan Untuk Mengasihi.
Al-Qur`an juga menyinggung manusia tanpa menyebut namanya
dengan tujuan untuk mengasihinya.
Contoh:
lafal “tiga orang yang ditangguhkan” ini tertuju pada Ka’āb bin
Mālik, Hilāl bin umayyah dan Murarah bin Rābi’. Mereka adalah
tiga orang yang tidak ikut serta perang hunain padahal mereka
mampu. Padahal tidak mengikuti perang sedangkan seseorang
dalam keadaan mampu adalah dosa. Tetapi mereka dikenal sebagai
muslim yang ta’at dan akhirnya bertaubat. Al-Qur`an tidak
menyebutkan nama mereka karena untuk mengasihi mereka.
4. Tidak Ditemukan Faedah.
Maksudnya dalam penjelasan lafalnya tidak terdapat manfaat yang
signifikan.
Contoh:
َو َٔۡسۡل ُه ۡم َعِن ٱۡل َق ۡر َيِة ٱَّليِت َك اَنۡت َح اِض َة ٱۡل َبۡح ِر
َر
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat
laut
Maksud dari lafal “negri yang terletak di dekat laut” adalah daerah
Thabariyyah.
5. Pengingat Untuk Umum.
Maksudnya peringatan untuk manusia secara umum dan tidak
ditujukan pada seseorang secara khusus.
Contoh:
12
Az-Zarkasyi, Al-Burhān Fī ‘Ulūm al-Qur`ān, 112.
5
ۡك ۡل ِلِه ِه ِم ِتِه ِج
َو َم ن َيُر ۡج ۢن َبۡي ۦ ُمَه ا ًر ا ِإىَل ٱلَّل َو َرُس و ۦ َّمُث ُيۡد ِر ُه ٱ َم ۡو ُت َفَق ۡد َو َق َع َأۡج ُر ۥُه
َلى ٱلَّلِه
َع
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai
ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah
Maksud ayat ini adalah siapapun orang yang ingin pergi dengan
tujuan yang baik dan karena Allah Subhānahu Wa ta’āla, maka dia
akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah Subhānahu Wa ta’āla.
6. Mengagungkan Seseorang.
Maksudnya mengagungkan dengan sifat yang baik bukan dengan
namanya.
Contoh:
ٱَّلِذي ٓا ِبٱلِّص ۡد ِق َّد َق ِبِه
َو َص َج َء َو
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya
13
Ibid, 112-114.
6
1. Al-khāfī.
Contoh:
Pencuri merupakan orang yang mengambil harta milik orang lain secara
sembunyi. Namun dari segi dalalahnya pada orang yang dianggap seorang
pencuri itu ditemukan sesuatu yang tersembunyi. Dengan kata lain lafal
“pencuri” memiliki persamaan makna yakni pencopet dan perampok.14
Misalnya seseorang pencopet ialah orang yang mengambil harta milik
orang lain dengan tangan terbuka dan memiliki skill yang mumpuni serta
terampil. Dari segi watak perampok dan pencopet mempunyai perbandingan
sebab pencopet mempunyai kelebihan watak dari pada pencuri. Pencuri ialah
memiliki keberanian dan skill yang mumpuni,
contoh lain seperti seseorang pencuri kain kafan ataupun benda kuburan
seseorang disini tercantum lafal Khafi yang mempunyai kekurangan dari segi
watak. Sebab benda yang di curi berbentuk kain kafan yang notabenya tidak
diminati banyak orang. Jadi para Ulama berpendapat bahwasannya perampok
sebagai jenis tindak pencurian yang di sampingnya terdapat kelebihan dalam
segi sifatnya. Sebab pencuri itu mengambil harta orang lain Ketika dalam
kondisi tidur ataupun secara sembunyi dan sebaliknya perampok mengambil
harta orng lain Ketika orang dalam kondisi terpelihara. Jadi hukum perampok
ialah hukum potong tangan. Sebaliknya orang yang mencuri kain kafan tadi
tidak di katagorikan pencurian sebab suatu yang dicuri bukan sesuatu harta
yang bernilai serta tidak di minati orang banyak.15
14
Wahbah Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami (Damaskus:Dār al-Fikr, 1986).
15
Iyadl bin Nami as-Sullami, Ushûl al-Fîqh al-Ladzi Lâ Yasa’u al-Faqîh Jahluh, (Riyadh: Dār at-
Tadmuriyyah, 2005), 403.
7
2. Musykil.
Contoh al-Musykil adalah lafal yang mempunyai dua makna atau lebiih
tanpa ada kepastian mana makna yang lebih kuat. 16 Misalnya lafal ( )إىنpada
surat al-Baqarah ayat 223:
ِنَس آُؤ ُك ْم َحْر ٌث َّلُك ْم َفْأُتوْا َحْر َثُك ْم َأىَّن ِش ْئُتْم َو َقِّد ُموْا َألنُفِس ُك ْم َو اَّتُقوْا الّلَه َو اْع َلُم وْا َأَّنُك م
ِمِن
ُّم َالُقوُه َو َبِّش ِر اْلُم ْؤ َني
Lafal ()إىن diatas termasuk lafal musytarak yang bermakna ()كيف. Dan pada
َقاَلْت َأىَّن َيُك وُن يِل ُغالٌم َو ْمَل ْمَيَسْس يِن َبَش ٌر َو ْمَل َأُك َبِغًّيا
3. Mujmal.
Lafal Mujmal ini lebih samar dibandingkan sama lafal sebelumnya
17
karena dari segi shighahnya saja tidak ada arti yang dimaksud. Ada dua
sebab lafal tersebut merupakan lafal mujmal:
a. Lafal-lafal asing
Missal lafal ( )اهللوعdalam firman Allah pada surat al-Ma’arij ayat 19,20
dan 21:
16
Muhammad Abu Zahrah, Ushûl al-Fîqh, 121.
17
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushûl al-Fîqh, (Kairo: Dār al-Hadits, 2003), 161.
8
ِإَّن اِإْل نَس اَن ُخ ِلَق َه ُلوعًا ِإَذا َم َّس ُه الَّش ُّر َجُز وعًا َو ِإَذا َم َّس ُه اَخْلْيُر َم ُنوعًا
Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir. Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir.
Pada ayat 19 diatas terdapat lafal ()اهللوع yang tidak dapat dipahami
ِاَّن اَّلِذ اِي َنَك ِاَمَّنا اِي َن الّٰل ۗ ُد الّٰلِه َق َا ِد ِه ۚ َف َّنَك َث َفِاَمَّنا ْنُك ُث ٰل ى ْف ِس ِه
َع َن َي َفْو ْي ْي ْم َمْن ُيَب ُعْو َه َي ْيَن ُيَب ُعْو
َو َمْن َاْو ىٰف َمِبا ٰع َه َد َعَلْيُه الّٰل َه َفَس ُيْؤ ِتْيِه َاْج ًر ا َعِظ ْيًم ا
18
Abdul Karim Zaidan, al-Wajîz fî Ushûl al-Fîqh, (Beirut: Muassasah ar-Risalah Nasyirun,
2012),280.
9
siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya
pahala yang besar.
Daftar Pustaka
Alquran
10
‘Abd ar-Rahmān al-‘Ak, Khālid, Ushūl al-Tafsīr wa Qawā’iduhu (Damaskus: Dār al-Nafāis,
1986).
Usman al-Sabt, Khālid bin, Qawāid al-Tafsīr Jam’an wa Dirāsatan (T.tp.: Dār Ibnu ‘Affān,
T.th.).
Abdullah bin Yusuf al-Judā’ī, Taisīri ‘Ilm Ushūl al-Fiqh (Beirut: Mu`assasah al-Rayyān,
1418).
Zaidan, Abdul Karim, al-Wajîz fî Ushûl al-Fîqh, (Beirut: Muassasah ar-Risalah Nasyirun,
2012).
Iyadl bin Nami as-Sullami, Ushûl al-Fîqh al-Ladzi Lâ Yasa’u al-Faqîh Jahluh, (Riyadh: Dār
at-Tadmuriyyah, 2005).
Khallaf , Abdul Wahhab, Ilmu Ushûl al-Fîqh, (Kairo: Dār al-Hadits, 2003).
11