Anda di halaman 1dari 10

HUJAN ASAM

Pernah dengar hujan asam atau acid rain? apakah itu? Bukankah hujan itu
adalah air yang turun? Atau kali ini bercampur asam dan rasanya juga asam,
kecut? Mengapa itu bisa terjadi? Apakah hujan asam itu berbahaya bagi
kehidupan di bumi?
Secara alamiah, hujan asam “ringan” terjadi karena air hujan bereaksi
dengan Karbonmonoksida (CO) yang berada di angkasa dan memebentuk asam
lemah. Hujan asam jenis ini bermanfaat bagi bumi karena dapat membantu
melarutkan mineral-mineral di permukaan bumi, yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan binatang.
Istilah hujan asam yang “berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kita
ketahui bersama bahwa pada polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan
bermotor, hingga letusan gunung berapi, terdapat berbagai senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah satunya adalah Sulfur atau
Belerang. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap penjuru bumi.
Di lain pihak, butir-butir uap air yang ada di angkasa juga bereaksi dengan
polutan-polutan tersebut, dan kemudian turun sebagai hujan yang sudah
bercampur dengan senyawa baru “asam” tadi. Itulah yang disebut dengan hujan
asam
Hujan asam tentu akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa di
antarnya rusaknya tanaman, tumbuhan karena mendapat curahan “benda asing”
tadi. Beberapa kasus kerusakan hutan di Amerika serikat, disebebkan oleh
pembangkit listrik batu bara yang beroperasi di negara tersebut, yang ikut
menyebabkan hujan asam.
Hujan asam adalah akibat ikutan dari polusi udara. Mari kita sama-sama
menjaga kelestarian alam, mengendalikan pencemaran udara.
A. Pengertian Hujan Asam
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6)
karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki

1
bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi
ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal
ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
B. Sumber
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas
hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub.


Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5
atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati
akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan
diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang
ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila
kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.

2
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan
bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida
belerang ini. Pembacaan pH di area industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4
(tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi,
merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan


pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas.
Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal
berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan
lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi
sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak
karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya
populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan
untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan
populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva
ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun
seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan
mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas.

3
Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan
lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan
terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat
sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting
menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang
besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada
anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
C. Dampak Hujan Asam
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan
bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam
memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada
lingkungan abiotik, antara lain :
1. Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species
yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling
pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau
memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini
disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak
pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan
asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah
yang dapat membantu menetralkan keasaman.
2. Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu
kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh.
Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan
bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan
akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya
pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau,

4
Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis
batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil
fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun.
Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di
tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap
hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH
tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan
terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan
terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit
juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi.
Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
3. Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun
belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara
khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor
kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang
berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap
pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
4. Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa
material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta
logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument
termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan
melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah
menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
D. Upaya Pengendalian Deposisi Asam

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar


yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar

5
saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan
penghematan energi.
1. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah
sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara,
sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan
belerang yang tinggi.
a. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan
teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara diasanya
dicuci untukk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta
mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida
sampai 50-90%).
b. pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in
multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi
sampai 80% dan NOx 50%.
c. Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran.
Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Prinsip
teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap
dengan absorben, yang disebut scubbing. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang
terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan
tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam
berbagai industri. Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat
pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.

6
CONTOH INSTRUMEN

A. Literasi Sains
Hujan Asam
Secara alamiah, hujan asam ”ringan” terjadi karena air hujan bereaksi
dengan Karbonmonoksida (CO) yang berada di atmosfer, dan memebentuk asam
lemah. Istilah hujan asam yang ”berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kita
ketahui bersama bahwa pada polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan
bermotor, hingga letusan gunung berapi, terdapat berbagai senyawa kimia yang
dilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah satunya adalah Sulfur atau
Belerang. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap penjuru bumi.
Hujan asam tentu akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa di
antarnya rusaknya tanaman karena mendapat curahan benda asing, mematikah
hewan serta menimbulkan penyakit bagi manusia. Beberapa kasus kerusakan
hutan di Amerika serikat, disebebkan oleh pembangkit listrik batu bara yang
beroperasi di negara tersebut, yang ikut menyebabkan hujan asam.
1. Dari artikel diatas, identifikasi salah satu penyebab pencemaran lingkungan
dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan di bumi.
Jawaban:
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah hujan asam dan
memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan di bumi yakni merusak
tumbuhan, mematikan hewan serta menimbulkan penyakit bagi manusia.
2. Dari artikel diatas, apakah yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Jawaban:
Hujan asam terjadi disebabkan oleh polusi udara yakni dari kegiatan industri,
kendaraan bermotor hingga letusan gunung berapi yang melepaskan senyawa
kimia yang berbahaya.

7
Proses Terjadinya Hujan Asam

3. Dari gambar diatas, jelaskan fenomena hujan asam yang terjadi di atmosfer.
Jawaban:
Hujan asam terjadi sebagai dampak pertemuan antara polutan sulfur
dioksida dan nitrogen oksida dengan butir- butir air di atmosfer tepatnya
dilapisan troposfer dimana fenomena cuaca terjadi. Fenomena ini masuk dalam
lingkaran siklus hidrologi. Semua unsur polutan ini merupakan hasil
sampingan dari proses pembakaran bensin maupun solar baik dari pabrik
industri maupun kendaraan. Senyawa tersebut akan terkumpul di udara dan
akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat senyawa
tersebut bercampur dengan uap air maka akan membentuk zat asam sulphuric
dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut membawa partikel ini dan
terjadilah hujam asam.
4. Dari artikel diatas, jelaskan bagaimana dampak hujan asam terhadap komponen
biotik.
Jawaban:
Hujan asam memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan biotik yakni
tumbuhan dan hewan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan
hewan dan tumbuhan. Hal ini menyebabkan kepunahan pada spesies hewan

8
dan tumbuhan, spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit.
B. Keterampilan Berpikir Kritis
1. Berikut adalah data mengenai kondisi lingkungan biotik dan abiotik dari dua
daerah yang berbeda:
Pembanding Daerah A Daerah B
Jernih dan Tidak
Air Keruh dan Berbau
Berbau
Subur dan Tidak Cepat
Tanah dan Batuan Kering dan Cepat Lapuk
Lapuk
Suhu Panas dan Kering Sejuk
Tanaman Layu dan Sedikit Subur dan Banyak
Spesies tetap bertahan
Hewan Spesies banyak yang punah
hidup
Dari data diatas, daerah manakah yang menampakan kondisi yang mengalami
fenomena hujan asam? Jelaskan.
2. Dari soal nomor 1 diatas, cukupkah data-data tersebut digunakan untuk
mendukung identifikasi masalah fenomena hujan asam? Jika tidak, apa saja
yang perlu ditambahkan pada tabel tersebut. Jelaskan.
3. Hujan asam terjadi di lapisan atmosfer, identifikasi lapisan-lapisan atmosfer
berikut dimanakah proses hujan asam itu terjadi. Jelaskan.
Lapisan Atmosfer Fenomena yang Terjadi
Troposfer Peristiwa cuaca
Stratosfer Terbentuknya lapisan ozon
Mesosfer Suhu turun ketika ketinggian bertambah
Terbentuknya lapisan bermuatan listrik yang
Termosfer
dikenal dengan nama ionosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang
Eksosfer
dipantulkan oleh partikel debu meteoritik

4. Perhatikan data lingkungan berikut.


Lingkungan Biotik Lingkungan Abiotik
Manusia Suhu
Hewan Air
Tumbuhan Cahaya matahari
Tanah
Batuan

9
Dari data diatas, definisikanlah apa yang dimaksud lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik?
5. Bacalah artikel berikut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen
oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar
fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida
belerang . Pembacaan pH di area industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4
(tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi,
merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Dari informasi diatas, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh manusia untuk
menanggulangi dampak dari fenomena hujan asam?

10

Anda mungkin juga menyukai