Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENCEMARAN

Magnifikasi

Magnifikasi biologis atau biomagnifikasi atau akumulasi biologis terjadi ketika zat
berbahaya yang tidak dapat terurai oleh pencernaan menjadi terakumulasi seiring dengan
naiknya zat tersebut di rantai makanan. Ini misalnya terjadi ketika plankton di bagian bawah
rantai makanan kemasukan sedikit zat berbahaya seperti merkuri atau raksa. Karena planton
tidak bisa mencerna merkuri maka merkuri itu mengendap di plankton ini. Kemudian ketika
plankton-plankton ini dimakan oleh hewan seperti ikan, zat berbahaya merkuri tersebut
masuk ke dalam tubuh ikan dan akhirnya mengumpul di ikan itu. Karena ikan juga tidak bisa
mencerna merkuri maka merkuri pun tidak bisa dikeluarkan dan mengendap juga di tubuh
ikan itu. Karena ikan ini mengonsumsi ribuan bahkan jutaan plankton, maka kandungan
merkuri di ikan pun meningkat tajam. Ketika ikan kecil ini dimakan oleh ikan besar seperti
hiu, merkuri pun masuk ke tubuh hiu. Sama seperti kejadian sebelumnya, seekor hiu bisa
memakan beberapa ikan. Akibatnya kandungan merkuri di hiu menjadi lebih tinggi lagi.
Meningkatnya kadar merkuri saat bergerak naik di rantai makanan inilah yang dimaksud
magnifikasi biologi.

Magnefikasi biologi ini sangat berbahaya karena makhluk hidup yang berada di posisi
atas rantai makanan seperti hiu, paus, dan burung laut, sangat rentan mengalami penumpukan
zat berbahaya. Dan kemudian ketika manusia memakan daging binayang ini, maka zat
berbahaya ini akan masuk ke tubuh manusia. Pada kadar tinggi zat berbahaya seperti merkuri
yang menyebabkan kerusakan syaraf pada manusia. Selain merkuri, zat berbahaya lainya
yang mengalami magnifikasi biologis adalah DDT dari sisa pupuk, PCB dari limbah
elektronik dan arsenik dari limbah pabrik. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan
pembersihan lingkungan yang terpapar zat berbahaya. Kita juga perlu melakukan pencegahan
dengan mengolah dan memisahkan limbah berbahaya agar tidak dibuang langsung ke
lingkungan. Selain itu perlu diberi peringatan agar daging binatang di daerah yang rawan zat
berbahaya ini agar tidak dimakan.

(www.brainly.com)

Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah salah satu masalah lingkungan hidup yang disebabkan oleh limbah
fosfat (PO43-). Secara mendasar, definisinya adalah pencemaran air yang disebabkan karena
munculnya nutrisi yang berlebihan pada ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi
total phosporus di dalamnya berada dalam rentang 35-100 ug/L. Eutrofikasi ialah rangkaian
proses alamiah, misalnya pada danau air tawar yang mengalami penuaan secara bertahap dan
menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Proses air tawar sampai pada kondisi
eutrofik memerlukan proses hingga ribuan tahun.

Akibat kondisi eutrofik sebuah kawasan air tawar akan memperbesar peluang alga
serta tumbuhan air berukuran mikro tumbuh lebih pesat (blooming). Pertumbuhan pesat
tersebut terjadi karena ketersediaan fostat yang berlebihan. Kondisi ini juga akan
mengakibatkan sejumlah hal lain, seperti:

 Warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap, hingga kekeruhan yang meningkat
menjadi pertanda adanya kondisi eutrofik.
 Banyaknya enceng gondok di rawa dan danau-danau juga disebabkan karena fostat yang
berlebihan. Kualitas air di banyak ekosistem air pun menjadi menurun.
 Ikan dan makhluk hidup air lainnya juga tidak dapat bertahan karena konsentrasi oksigen
terlarut rendah bahkan sampai batas nol.
 Rantai makanan akan terganggu karena komponen dalam rantai makanan hilang sehingga
memutus mata rantai di ekosistem air tawar.
 Pertumbuhan alga secara pesat juga bisa menyebabkan hilangnya nilai estetika,
konservasi, reaksional, serta pariwisata. Tentu saja perlu biaya sosial dan ekonomi yang
tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan tersebut.
(https://rimbakita.com/eutrofikasi/)
Global warming
Global warming ini adalah fenomena meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, daratan
bumi, lautan secara menyeluruh. Selain itu pemanasan global ini juga dapat diartikan sebagai
naiknya suhu bumi secara menyeluruh. Biasanya fenomena ini juga ditandai dengan es di
Kutub yang perlahan mencair dan temperatur di berbagai tempat di seluruh dunia cenderung
naik. Tentu amat susah dihindari dan dihentikan secara menyeluruh apabila sudah dihadapkan
dengan kondisi seperti ini, karena pola hidup manusia yang terus berkembang dan berubah.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah mengurangi dampak yang lebih parah dari
global warming.
Penyebab Global Warming :
 Polusi udara karena bahan bakar
Bahan bakar mesin dari kendaraan bermotor seperti mobil dan motor atau kendaraan lain
akan menghasilkan gas karbondioksida. Adanya gas tersebut akan menjadikan panas tidak
bisa diteruskan ke luar angkasa sehingga akan mengendap di dalam bumi.
 Meningkatnya gas rumah kaca
Gas rumah kaca ini terjadi lantaran pembakaran minyak bumi. Bahkan bahan bakar batu
bara serta pembakaran gas alam. Semua hal itu menyebabkan adanya pemanasan yang
terpantul tidak diteruskan ke luar angkasa namun justru malah kembali lagi ke bumi.
 Penggunaan CFC yang berlebihan
CFC adalah salah satu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai peralatan rumah
tangga. Misalnya seperti AC atau pendingin serta kulkas. Penggunaan CFC ini mampu
membuat global warming terjadi lantaran zat kimia yang terus-menerus digunakan.
 Efek rumah kaca
Efek rumah kaca menjadikan panas yang berada di bumi tak dapat dipantulkan ke luar
angkasa, namun menjadi terperangkap di dalam atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini
dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Akan tetapi apabila penggunaannya
berlebihan mampu menjadikan efek pada iklim dan cuaca yang ada di muka bumi.
 Penggundulan hutan
Seperti diketahui bahwa hutan menjadi salah satu di antara penyadap karbondioksida yang
ada di muka bumi. Nah, apabila hutan sudah semakin gundul, maka lama-kelamaan tidak
ada yang bisa mengurangi karbondioksida lagi.
 Polusi Metana karena Pertanian, Peternakan dan Perkebuna.
Selain karbodiokasi, ada pula yang berperan paling besar dalam menyebabkan global
warming yakni adalah metana. Adanya gas metana ini berasal dari bakteri yang
kekurangan oksigen untuk memecah bahan-bahan organik. Selain itu juga karana adanya
pemupukan yang terlalu berlebihan sehingga terjadi polusi gas metana.
(www.merdeka.com)
Hujan asam
Hujan asam adalah sebuah fenomena alam akibat dari pencemaran udara yang sudah
kelewat buruk. Fenomena ini menyebabkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi.
Penting untuk diketahui bahwa hujan asam tidak selalu hujan yang turun dalam bentuk
butiran air saja. Fenomena alam ini juga bisa terjadi dalam bentuk kabut, hujan es, salju,
bahkan gas dan debu yang mengandung asam.Hujan asam, yang turun dalam bentuk kabut,
hujan es, atau salju disebut dengan deposisi basah. Sementara hujan asam dalam bentuk debu,
gas, dan partikel padat lainnya disebut deposisi kering.Secara umum, hujan asam digunakan
untuk menggambarkan semua material asam yang turun ke bumi, entah itu yang bersifat
basah atau kering.

Fenomena alam ini disebabkan oleh pencemaran udara yang bisa dipicu oleh aktivitas
manusia maupun alam. Sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NOx) merupakan
senyawa kimia utama yang menyebabkan terbentuknya hujan asam.Kedua senyawa tersebut
kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya lain untuk membentuk
larutan sulfurik dan asam nitrat, yaitu polutan yang memiliki sifat asam tinggi. Nah, polutan
ini lah yang dikenal sebagai hujan asam. Aktivitas vulkanik dari gunung berapi, asap pabrik
dan kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batu bara, peleburan logam, pembakaran
minyak bumi, semua hal tersebut melepaskan SO2 dan NO2 ke udara, yang pada akhirnya
memicu terjadinya fenomena alam ini.

Dampak terhadap kesehatan

Partikel-partikel kecil yang dihasilkan hujan asam, seperti sulfur dioksida dan nitrogen
dioksida, jika terhirup dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma atau bronkitis.
Pada orang yang sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit tersebut, fenomena alam ini
dapat memicu kekambuhan atau bahkan memperburuk gejala yang ada.

Lebih jauh, fenomena alam ini juga bisa menyebabkan kerusakan paru-paru permanen
apabila Anda terpapar partikel asam dalam jumlah yang berlebihan dan dalam jangka waktu
panjang.
Dampak terhadap lingkungan

1. Hutan: air hujan yang merembes ke tanah dapat melarutkan nutrisi penting yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pohon. Fenomena ini juga
menyebabkan pelepasan zat berbahaya seperti alumunium ke tanah, serta menghilangkan
lapisan pelindung lilin dari daun. Alhasil, daun tidak dapat berfotosintesis dengan benar.
Berbagai hal tersebut tak hanya menyebabkan kerusakan pohon, tapi juga sekaligus
mematikan ekosistem yang ada di dalam hutan tersebut.
2. Perairan : fenomena ini juga dapat memengaruhi habitat perairan. Di habitat perairan
inilah efek hujan asam paling jelas terasa. Danau dan sungai yang terkontaminasi dengan
dengan hujan asam dapat menyebabkan berbagai spesies biota air mati karena tidak
mampu bertahan di lingkungan yang asam. Jika spesies dalam air mati, maka hal ini tentu
akan berpengaruh terhadap rantai makanan makhluk hidup lainnya, termasuk spesies non-
perairan seperti burung.
3. Kerusakan bangunan : hujan asam juga dapat menyebabkan kerusakan pada banyak objek,
termasuk bangunan, patung, monumen, dan kendaraan. Bahan kimia yang dihasilkan dari
fenomena ini dapat menyebabkan korosi, alias perkaratan pada benda-benda logam.
Logam yang mengalami korosi akan menjadi lebih rapuh dan keropos. Jika yang
mengalami korosi adalah fasilitas umum seperti jembatan dari besi, maka hal tersebut
tentu akan berbahaya. Sementara pada bangunan yang terbuat dari batu, korosi dapat
membuat batuan menjadi tampak usang dan lapuk.

(https://hellosehat.com/)

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi
memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer
bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari
sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Normalnya, pada siang hari
matahari menyinari bumi sehingga permukaan bumi menjadi hangat, dan pada malam hari
permukaan bumi mendingin. Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas
yang harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di
atmosfer. Inilah mengapa bumi menjadi semakin hangat dari tahun-ketahun.

penyebab timbulnya efek rumah kaca adalah adanya panas yang ditimbulkan cahaya
matahari dari kumpulan gas-gas di permukaan bumi yang terperangkap dalam atmosfer bumi.
Beberapa aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya efek rumah kaca di antaranya, sebagai
berikut:

 Hasil pembakaran bahas bakal fosil seperti minyak bumi, batu bara, asap pabrik, dan
hasil pembakaran bahan bakar dari kendaraan bermotor.

 Tingginya pemakaian pupuk kimia dalam bidang pertanian.

 Adanya penebangan liar disertai dengan pembakaran hutan (Deforestation).

 Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) pada alat pendingin seperti AC, secara


berlebihan.
 Adanya emisi gas metana dari aktivitas lahan sawah pertanian, hewan, dan lain-lain.

Beberapa dampak yang timbul akibat adanya efek rumah kaca adalah:

 Adanya perubahan temperatur bumi yang semakin tinggi, menyebabkan perubahan


iklim di berbagai daerah di dunia.

 Kegagalan panen secara besar-besaran, akibat perubahan iklim yang drastis.

 Mencairnya glasier (bongkahan es), sehingga menyebabkan naiknya kadar air laut.

 Meningkatkan risiko kepunahan berbagai spesies makhluk hidup. Penelitian dalam


majalah Nature, mengungkapkan peningkatan suhu dari adanya efek rumah kaca,
dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies.

 Menipisnya lapisan ozon pada atmosfer, yang melindungi bumi dari bahaya radiasi
sinar ultra violet (UV).

Nah, itu dia penjelasan mengenai efek rumah kaca. Semakin tinggi tingkat konsentrasi
gas rumah kaca, maka semakin besar pula efek yang ditimbulkan.
(https://apps.detik.com/detik/)

ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah sekumpulan infeksi yang menyerang
saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan ini merujuk pada kondisi yang mendadak
muncul dan bisa saja memburuk dengan cepat. Biasanya, ISPA dapat sembuh sendiri, tanpa
perawatan apa pun. ISPA dibagi menjadi dua, yaitu infeksi saluran pernapasan atas (Upper
Respiratory Tract Infection/URTI) dan infeksi saluran pernapasan bawah (Lower Respiratory
Tract Infection/LRTI). Saluran pernapasan dimulai dari lubang hidung ke pita suara di laring,
termasuk sinus paranasal dan telinga tengah. Sementara itu, saluran pernapasan bawah
merupakan kelanjutan saluran udara atas, mulai dari trakea, bronkus, bronkiolus, sampai ke
alveoli.
Ada beberapa jenis virus yang sering menyebabkan ISPA, yaitu:
 Rhinovirus
 Respiratory syntical viruses (RSVs)
 Adenovirus
 Parainfluenza virus
 Virus influenza
 Virus Corona

Penyebab ISPA
Penyebab ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Walaupun lebih
sering disebabkan oleh infeksi virus, ada beberapa jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan
ISPA, yaitu:
 Streptococcus
 Haemophilus
 Staphylococcus aureus
 Corynebacterium diphteriae
 Mycoplasma pneumoniae
 Chlamydia
ISPA dapat menyerang saluran napas atas maupun saluran napas bawah. Beberapa penyakit
yang termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut,
laringitis akut, pneumonia, dan COVID-19.
Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air
liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui
udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain.
Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.
Walaupun penyebarannya mudah, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan tertular
ISPA, yaitu:
1. Anak-anak dan lansia

2. Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah

3. Penderita gangguan jantung dan paru-paru

4. Perokok aktif

Gejala ISPA
Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar
penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:
 Batuk
 Bersin
 Pilek
 Hidung tersumbat
 Nyeri tenggorokan
 Sesak napas
 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri otot
(www.alodokter.com)
Asfiksi
Asfiksia adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh yang
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh.
Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Pada orang yang tenggelam,
alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali
sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti.
Asfiksi disebabkan oleh Adanya bakteri Diplococcus pneumonia sehingga alveolus
terisi oleh cairan limfa. Penyebab lain yaitu Adanya gas racun karbon monoksida yang
memiliki daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih besar daripada Oksigen. Akibatnya tubuh
kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi zat makanan.
Ada empat tahap gejala asfiksi, pertama adalah fase dispneu / sianosis asfiksia
berlangsung kira-kira empat menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan
tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla
oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan
terlihat cepat, berat, dan sukar. pada fase ini tekanan darah pun terukur meningkat. Fase
kedua adalah Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira dua menit. Awalnya berupa kejang
klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut
jantung lambat, dan tekanan darah turun.
Kemudian fase ketiga dinamakan Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira satu
menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah),
kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter. Fase akhir asfiksia ditandai oleh
adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu
napas terhenti kemudian meninggal dunia.
(https://id.wikipedia.org)

Anda mungkin juga menyukai