NIM : 215080101111021
Kelas : M04
Mata Kuliah : Oseanografi Terapan
Penyerapan panas oleh lautan ini juga bisa berdampak pada pemanasan di tingkat yang
jauh lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya, baik di permukaan maupun di kedalaman.
Peningkatan suhu lautan ini telah menyebabkan badai yang lebih kuat, mengubah pola cuaca,
dan berdampak negatif pada ekosistem laut. Contohnya, suhu lautan yang hangat pada tahun
2016, yang diperburuk oleh fenomena El Nino, menyebabkan pemutihan massal karang di
Great Barrier Reef. Pemutihan karang dapat mengakibatkan kerusakan ekologi yang signifikan,
dan beberapa bagian dari terumbu karang ini sekarang sudah mati. Selain itu, suhu yang lebih
hangat juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit pada kerang, ikan, mamalia laut,
dan organisme laut lainnya. Perubahan iklim juga mempengaruhi kadar oksigen di lautan. Air
yang lebih hangat dapat menyimpan lebih sedikit oksigen terlarut, yang dapat berdampak
negatif pada organisme laut yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Zona minimum
oksigen di lepas pantai, yang dikenal sebagai "zona mati," telah mengalami peningkatan
jumlahnya sejak tahun 1960, mengancam kehidupan laut di daerah tersebut.Selain itu, lautan
juga menyerap sekitar seperempat dari karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil setiap tahunnya. Proses ini menghasilkan pengasaman laut, yang menyulitkan fitoplankton
dan organisme laut lainnya untuk membentuk cangkang dan kerangka. Hal ini mengancam
terumbu karang, rantai makanan laut, dan juga mengurangi jumlah oksigen yang dihasilkan
oleh lautan. Semua perubahan ini memiliki dampak serius terhadap ekosistem laut, perikanan
komersial, dan masyarakat yang bergantung pada ikan sebagai sumber protein utama.
Keseimbangan planet kita dan kesehatan manusia tergantung pada kesehatan laut.