DISUSUN OLEH
KELOMPOK
1. ANDIKA
2. BIMA SETIAWAN
3. NAOMI CHRISTY BUDIANTO
4. RAISYAH RAMADANTI
KELAS
X.2
3. Mencairnya Es di Kutub
Bukti perubahan lingkungan juga dapat dilihat dari mencairkan es di kutub.
Sekitar 90% bagian hamparan daratan es berada di Antartika, sedangkan 10% bagian
sisanya berada di lapisan es Greenland. Keduanya berperan peran sebagai penutup
pelindung Bumi dan lautan.
Apabila dicitrakan dari luar angkasa, es Antartika dan Greenland nampak seperti
hamparan atau bintik berwarna putih cerah.
Putih merupakan warna yang dapat memantulkan gelombang atau panas dengan baik,
sehingga fungsi hamparan putih es tersebut adalah untuk memantulkan kembali panas
berlebih menuju ke luar angkasa agar suhu bumi terjaga.
Hal tersebut juga menyebabkan kutub utara lebih dingin dibandingkan bagian Bumi
lainnya, sehingga hilangnya es di kutub dapat memperburuk kondisi peningkatan suhu
permukaan Bumi.
Perubahan kondisi gletser es di kutub dapat memengaruhi keberlangsungan hidup
mahkluk hidup yang hidup di daerah tersebut.
Salah satu hewan yang tinggal di daerah kutub dan terdampak perubahan kondisi
gletser es di kutub adalah beruang es.
Beruang es kehilangan wilayah berburu karena es di atas lautan banyak yang telah
mencair sehingga mencari makanan di daratan.
Jika hal ini terus terjadi secara terus menerus, maka beruang es bisa mengalami
kepunahan
c. Netral
Kondisi netral ini bukan merupakan keadaan El Niño atau La Niña. Kondisi ini
merupakan kondisi ketika suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis umumnya
mendekati rata-rata. Fenomena El Niño dan La Niña ini berdampak pada makhluk
hidup. Di sisi lain, pada daerah yang perubahan musim kemaraunya panjang,
mengakibatkan intensitas kebakaran hutan meningkat. Hal ini dapat terjadi karena
tumbuhan banyak yang kekeringan karena kekurangan air sehingga mengurai populasi
tumbuhan.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup memiliki peranan penting dalam mengelola
lingkungan hidup, apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup maka akan sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Kerusakan
lingkungan hidup dapat terjadi di darat, udara, maupun air. Faktor penyebabnya yaitu
bisa dari faktor alam dan juga faktor manusia itu sendiri.
1. Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming merupakan bencana penipisan lapisan ozon
yang diakibatkan meningkatnya karbondioksida dan menipisnya oksigen.
Karbondioksida semakin meningkat karena adanya penggundulan hutan, pembakaran
hutan, dan penggunaan batu bara yang berlebihan.
2. Pencemaran
Pencemaran terjadi akibat adanya pembuangan limbah pabrik yang sembarangan.
Limbah pabrik akan mempengaruhi lingkungan udara dengan asapnya dan lingkungan
air dengan pembuangan ke aliran sungai. Dampak dari pencemaran akan
mempengaruhi kesehatan warga sekitar pabrik, seperti gangguan pernafasan.
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dapat berakibat fatal pada persediaan oksigen. Selain itu,
keberadaan flora dan fauna di hutan akan semakin terancam punah. Kebakaran hutan
terjadi karena faktor cuaca yang panas dan pembakaran lahan untuk pendirian pabrik.
4. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan bencana pengikisan tanah oleh air hujan. Hal tersebut
karena kurangnya penyerapan air oleh pohon sehingga mengakibatkan terjadinya
erosi. Penyebab utama dari tanah longsor adalah penebangan liar tanpa diiringi
reboisasi yang tepat.
5. Banjir
Banjir merupakan bencana akibat terhambatnya penyerapan air dan aliran sungai
sehingga air membludak ke daratan. Selain karena curah hujan yang tinggi, kurangnya
kesadaran manusia akan kebersihan lingkungan dan menyebabkan menggunungnya
sampah pada aliran sungai.
1. Perpindahan Penduduk
Perpindahan penduduk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan karena
perpindahan penduduk mengakibatkan daerah yang didatangi menjadi padat. Semakin
padat jumlah penduduk, maka membutuhkan pemukiman yang semakin luas. Namun,
banyak daerah seperti perkotaan tidak memiliki jumlah pemukiman yang cukup.
Sehingga, muncul pemukiman kumuh yang tidak memenuhi kualitas yang baik dan
dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem akibat pencemaran lingkungan.
2. Perusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia.
Misalnya, menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, pengambilan karang
untuk hiasan, dan kegiatan lainnya. Perusakan terumbu karang tersebut dapat
mengganggu ekosistem laut.
3. Penggunaan Kendaraan Bermotor Berlebihan
Kendaraan bermotor mengeluarkan bahan bakar yang dapat menyebabkan polusi
udara. Polusi udara menjadi salah satu bentuk pencemaran yang dapat merusak
lingkungan.
4. Perburuan Liar
Alasan mengapa perburuan liar sampai saat ini masih berusaha untuk terus dihentikan
adalah karena memicu kerusakan lingkungan. Sebab, perburuan liar dapat
menyebabkan populasi hewan dan tumbuhan menjadi langka. Kelangkaan hewan dan
tumbuhan akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan daur hidup.
5. Penebangan Hutan Besar-besaran
Tak hanya perburuan liar, penebangan hutan besar-besaran juga membuat kerusakan
ekosistem.
Karena populasi hutan yang terus menurun, semakin sulit untuk mendapat kualitas
udara yang baik. Hewan pun juga menjadi sulit untuk mendapatkan makanan.
6. Eksploitasi Sumber Daya Laut
Ekspoloitasi sumber daya laut seperti kegiatan pengeboran minyak di laut dapat
berdampak pada pencemaran air laut dan ekosistem laut.