Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dariradiasi UV-B ini
semakin menipis. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat pencemar udarayang merusak lapisan ozon.
Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak Ozon (BPO), contohnya yaitu : 1.
Chlorofluorocarbon
(CFC)
dan
Hydrochlorofluorocarbons
(HCFC). CFC yang berlebihandikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-puluh tahun
yanglalu.
CFC
dapat melepaskan atom
Chlorine
dan dapat merusak lapisan ozon. CFC digunakanoleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira
banyaknya, misalnya denganpenggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin lainnya
merupakan salah satubentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon.2.
Banyaknyavolume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif pada lapisan ozon.Karbon
monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak lapisan ozon. Semakinlama, volume
kendaraan semakin banyak, semakin banyak pula gas karbon monokida yang dikeluarkan, bisa
dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila volumekendaraan semakin hari semakin
bertambah3.
Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas udara yang ada dibumi. Gas2
karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi diserap oleh tumbuhan. Sehinggaapa lagi yang harus
diandalkan untuk menyerap gas2 tersebut untuk membantu mengurangikerusakan ozon dan tentunya
menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup?4.
Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam memperparahkerusakan lapisan
ozon. Sama hal nya seperti asap kendaraan. Gas yang dikeluarkan dapatmerusak lapisan ozon,amat
mencemari udara, belum lagi limbah cair dan limbah padat yangdihasilkan pabrik, dapat merusak
lingkungan.
Home › Sains
(Beberapa Dampak Hujan Asam terhadap: Danau, Tumbuhan, Hewan dan Manusia) –
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global
dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem.
Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada
lingkungan abiotik, antara lain:
Dampak Hujan asam Terhadap Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis
Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh
pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari
spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002).
Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada
keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi
pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu
menetralkan keasaman.
Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan
mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan
dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan
asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan
pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan
energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk.
Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian
pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon
menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari
tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga
penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara
serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah
tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa
keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun,
jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan
tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam
menunjukkan kadar magnesium yang rendah.
Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan
magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan
kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam.
Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena
sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan
yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen
(tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya
terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat
bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana
partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit
pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa
sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu
kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat
terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung.
Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan
kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan
merusak batuan.