Anda di halaman 1dari 15

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS

(PLC)

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD ALFIKAR MARPAUNG


5142121003
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

1. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (PLC)


Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic
Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA), PLC
didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsifungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang
diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel
masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga
nilai keluaran tetap terkontrol. (Sumber: http://ndoware.com/apa-itu-plc.html)
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
a. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
b. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan

logic

(ALU),

yakni

melakukan

operasi

membandingkan,

menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan


lain sebagainya.
c. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output
yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol

(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut


pada operator.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya. Adapun salah satu contoh dari PLC adalah PLC Omron.
2. PLC OMRON
A. PLC Omron CPM1A
PLC Omron CPM1A merupakan salah satu tipe PLC yang memiliki
kecepatan yang tinggi yang dirancang untuk operasi kontrol yang memerlukan
jumlah I/O dari 10 sampai 100 buah I/O. Selain itu, PLC ini memiliki kemudahan
dalam

penginstalan,

pengembangan,

dan

pemasangan

Gambar 1. PLC OMRON SYSMAC CPM1A

Sumber: https://agussupriyanto27.files.wordpress.com/

sistem.

Setiap PLC yang digunakan memiliki spesifikasi khusus yang dijadikan


pedoman dalam pengaplikasiannya. Berikut ini adalah tabel spesifikasi khusus
PLC Omron CPM1A 40CDR:

Tabel 1. Spesifikasi Umum PLC Omron CPM1A 40CDR


SPESIFIKASI UMUM
Nama

Tipe

Spesifikasi

Power Supply

100 - 240 VAC ; 50/60 Hz

Operating Voltage Range

85 264 VAC

Inrush Current

30 A max.

Power Consumption

60 VA max.

External Power Supply

CPM1A CPU

24 VDC ;

(Output Capacity)

40

(300mA)

Dimension

150 x 90 x 85 mm
(Width x Heightx Depth)

Weight

700 gram max.

Communication connector

RS 232C

B. Jalur-jalur Masukan dan Keluaran PLC OMRON CPM1A


1. Jalur Masukan
Berbagai macam sensor, saklar dan komponen lain yang mengubah status
bit dari memori status masukan PLC dapat langsung dipasang sebagai masukkan
PLC. Untuk bisa mengubah memori status masukan tersebut, diperlukan sumber
tegangan sebagai pemicu masukan (pada PLC Omron CPM1A telah tersedia
sumber tegangan (24 VDC).

Gambar 2. Rangkaian Pengawatan PLC OMRON CPM1A 40 CDR

Sumber: https://agussupriyanto27.files.wordpress.com/
2. Jalur Keluaran
Jalur keluaran PLC jenis ini berupa relay, dengan relay koneksi dengan
piranti eksternal akan semakin mudah dilaksanakan.

Gambar 3. Rangkaian Keluaran PLC OMRON CPM1A

Sumber: https://agussupriyanto27.files.wordpress.com/

C. Struktur Memory PLC OMRON CPM1A


Beberapa bagian dalam memori PLC Omron CPM1A memiliki fungsi
khusus.

Masing-masing

lokasi

memori

memiliki

ukuran

16

bit

atau

1 word, beberapa word membentuk daerah atau region. Daerah tersebut terdiri
atas:

Daerah IR
Memori ini berfungsi sebagai tempat menyimpan status keluaran dan

masukan PLC. Beberapa bit berhubungan langsung dengan terminal masukan dan
keluaran PLC. Bit IR 000 berhubungan dengan terminal masukan ke-I, sedangkan
terminal ke-IV berhubungan dengan IR000.5. daerah IR ini terdiri dari 3 macam
area diantaranya, Area masukan, keluaran, dan Area kerja.
Tabel 2. Tabel Pembagian Area IR
Area Memori
Area masukan

Area keluaran
Area IR

Area kerja

Word

Bit

Fungsi

IR000-

IR000.00-

Bit ini dapat

IR009

IR009.15

dialokasikan

(10 word)

(16 bit)

dalam terminal

IR010-

IR010.00-

IR019

IR019.15

(10 word)

(160 bit)

IR200-

IR200.00-

Bit ini bebas

IR231

IR231.15

dipakai dalam

(32 word)

(512 bit)

program.

I/O.

Daerah SR
Daerah ini merupakan bagian khusus digunakan sebagai bit kontrol dan

status, biasanya digunakan sebagai fungsi pencacah. Misal, SR250 memiliki bit
nomor 00 hingga 15 yang digunakan sebagai pengatur kontrol analog 0.
sedangkan

SR251

digunakan

sebagai

pengatur

analog

1,

SR

251,13

adalah Always ON Flag berarti kondisinya selalu aktif selama PLC menyala.
SR251.14 adalah Always OFF Flag berarti kondisinya tidak akan pernah aktif
selama PLC menyala.

Daerah TR
Merupakan daerah memori tang bertugas sebagai penyimpan data hingga

batasanreturn saat dipindahkan ke sub-program selama proses eksekusi program.

Daerah HR
Bit pada daerah ini digunakan untuk menyimpan data dan tidak akan

hilang meski PLC telah dilepas dari catu daya atau PLC telah dimatikan, karena
menggunakan baterai.

Daerah AR
Daerah ini digunakan umtuk menyimpan bit-bit kontrol dan status (flag)

seperti status PLC, kesalahan, waktu sistem dll. Daerah ini dilengkapi baterai
pula, sehingga dat-data kontrol tetap tersimpan walaupun PLC tetap dimatikan.

Daerah LR
Daerah ini digunakan senagai pertukaran data saat dilkakukan konelsi atau

hubungan dengan PLC yang lain. Daerah ini terdiri dari 16 word, LR000 hingga
LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15.

Daerah Pencacah dan Pewaktu


Daerah ini digunakan untuk menyimpan nilai pewaktu atau pencacah.

Lokasinya terdapat sebanyak 128 lokasi (mulai TC000 sampai dengan TC127).

Daerah DM
Daerah ini berisikan tentang data-data yang terkait pada pengaturan

komunikasi dengan komputer dan data saat terdapat kesalahan. Pembagian area
dalam DM ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tebel 3. Pembagian Area DM


Area Memori
Read/Write

Word

Fungsi

DM000-

Area DM dapat diakses dalam satuan Word.

DM009

Nilai yang ada tersimpan walau PLC mati

DM1022DM1023
(1002 Word)
Error Log

DM1000-

Untuk menyimpan kode kesalahan yang

Are

DM1021

muncul. Word ini digunakan DM untuk

(22 Word)

baca/tulis jika fungsi pencatat kesalahan tidak


dipakai.

DM
Read Only

DM6144-

Tidak dapat ditumpangi data lain untuk

DM6599

program.

(456 Word)
PC Setup

DM6600-

Digunakan untuk menyimpan berbagai

DM6655

parameter yang mengontrol operasi PLC.

(56 Word)
D. Intruksi-Intruksi Dasar PLC
Intruksi dibawah ini merupakan intruksi dasar yang digunakan oleh PLC
OMRON System C-Series dimana setiap akhir program harus diberi intruksi
dasar END yang menandakan data akhir program.
1.

Intruksi LOAD (LD)


Intruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kontrol hanya

membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk mengeluarkan satu
output. Logikanya seperti kontak NO relay.

2. Intruksi LOAD NOT (LDNOT)


Intruksi ini dibutuhkan apabila urutan kerja pada suatu sistem kontrol
hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut mengeluarkan
output. Logikanya seperti kontak NC relay.
E. Perancangan Sistem
1. Perancangan Perangkat Keras
a)

Sketsa Sistem Otomatisasi Traffic Light


Sketsa sistem traffic light dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 1.

b)

Diagram Blok Rangkaian Input/Output PLC

Gambar 4. Diagram Blok Rangkaian Input Output PLC

Sumber: https://agussupriyanto27.files.wordpress.com/
2. Perancangan Perangkat Lunak
a)

Desain Pemrograman Dengan PLC


Untuk desainLadder diagram traffic light menggunakan pemrograman

software CX-Programmer 9.0.


b)

Kemungkinan Kondisi (State)


Untuk cara kerja dari traffic light dapat menggunakan pendekatan kondisi

(state) atau juga sering disebut metode Finitie State Machine (FSM). Hal ini
dimaksudkan agar lebih mudah dalam mendesain ladderdiagram pada PLC
Kemungkinan kondisi (state) yang ada untuk aplikasi traffic light adalah sebagai
berikut.

Tabel 4. Kemungkinan State

Catatan: hidup bernilai 1 (satu), mati bernilai 0 (nol)


Keterangan:

S0 : Kondisi mati

S1 : Kondisi dimana arah utara-selatan stop, pejalan kaki arah utaraselatan stop, dan arah barat-timur go.

S2 : Kondisi dimana arah utara-selatan stop, pejalan kak arah utaraselatan stop, dan arah barat-timur standby

S3

: Kondisi dimana arah

barat-timur

stop, pejalan kaki arah utara-

selatan go, dan arah utara-selatan go.

S4

: Kondisi dimana arah

barat-timur

stop, pejalan kaki arah utara-

selatan go, dan arah utara-selatan standby


3. State Diagram
Setelah didapatkan kemungkinan kondisi (state), yang diperlukan untuk
memudahkan dalam pembuatan program adalah perancangan state diagram.
Dengan demikian dapat dibuat state diagram sebagai berikut :

Gambar 5. State Diagram Program

Sumber: https://agussupriyanto27.files.wordpress.com/

State S0
State S0 merepresentasikan kondisi ketika sistem mati, dimana lampu traff

ic light sebagai indicator belum ON. State ini jg merupakan kondisi dimana ketika
sistem sedang ON, dan kemudian tiba-tiba terjadi kondisi emergency pada traffic
light, maka dapat digunakan PB Stop untuk membuat sistem menjadi OFF.

State S1
Dari state S0 akan berpindah ke state S1 bila ditekan PB Start. State S1

merupakan

kondisi

dimana arah utara-selatan stop dan pejalan kaki arah utara-

selatan stop ON selama 300 ms sedangkan arah barat-timurgo ON selama 200 ms.
Adapun untuk lampu indikator yang ON yaitu O3, O5, O6, O10, O11, dan O16.

State S2
Dari state S1 akan

berpindah ke state S2 ketika TIM0001 (timer arah

barat-timur go) selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke


TIM0002 (timer arah barat-timur standby) selama 100 ms. Sedangkan TIM0000
(timer arah utara-selatan stop dan timer pejalan kaki utara-selatan stop) tetap
menghitung selama 300 ms. Adapun untuk lampu indicator yang ON yaitu O3,
O5, O7, O10, O15.State S2 ini merupakan kondisi dimana arah utara-selatan stop
dan pejalan kaki arah utara-selatan stop selama 300 ms. Sedangkan arah barattimur standby selama 100 ms.

State S3
Dari state S2 akan berpindah ke state S3 ketika TIM0000 (timer arah utara

selatan stop dan timer pejalan kaki utara-selatan stop) selesai menghitung selama
300 ms yang kemudian beralih ke TIM0003 (timer arah barat-timur stop) yang
menghitung selama 300 ms. Sedangkan TIM0002 (timer arah barat-timur standby)
juga selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke TIM0004
(timer arahutara-selatan go) yang menghitung selama 200 ms.Adapun untuk
lampu indicator yang ON yaitu O1, O4, O8, O9, O13, O14.State S3 ini
merupakan kondisi dimana arah barat-timur stop dan arah pejalan kaki utaraselatan go selama 300 ms. Sedangkan arah utara-selatan go selama 200 ms.

State S4

Dari state S3

akan berpindah ke state S4 ketika TIM0004

(timer

arah

utara-selatan go) selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke


TIM0005 (timer arah utara-selatan standby) selama100 ms. Sedangkan TIM0003
(timer arah barat-timur stop) tetap menghitung selama 300 ms. Adapun untuk
lampu indicator yang ON yaitu O2, O4, O8, O9, O12, O14.
State S4 ini merupakan kondisi dimana arah barat-timur stop dan pejalan
kaki arah utara-selatan stop selama 300 ms. Sedangkan arah utara-selatan standby
selama 100 ms.
3. PENGUNAAN PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Gambar 6. Lampu Lalu Lintas

(Sumber: http://shelswas.blogspot.co.id/2015/12/media-pembelajaran-tunarungulampu-merah.html)
Ternyata Lampu lalulintas atau trafight light dapat dibuat menggunakan
PLC. Dengan memanfaatkan timer yang terdapat pada PLC .kita dapat membuat
lampu

lalulintas

tersebut.

Untuk

membuat

satubuah

lampu

lalulintas.

Menggunakan PLC Omron dan software simulasinya. Berikut ini diagram


laddernya

Gambar 7.Diagram Ladder

(Sumber: http://etekno.blogspot.co.id/2011/11/diagram-ladder-lalu-lintas.html)
Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis
timer sebagai berikut:
1) ON delay timer, timer akan aktif jika hitungan timer terpenuhi setelah
pemicu (trigger) masukan timer aktif.
2) OFF delay timer, timer tetap aktif ketika masukan trigger aktif, setelah
trigger tidak aktif dan setelah hitungan terpenuhi maka timer tidak aktif.
3) One-shoot pulse timer, hitungan tetjap berlangsung ketika masukan trigger
aktif.
4) Flashing pulse timer, selama masukan trigger aktif maka timer akan aktif
dan tidak aktif secara berulang-berulang sesuai dengan set hitungan.
Timer Diatas merupakan timer yang terdapat pada PLC Omron. Untuk
PLC merk lain kemungkinan akan berbeda jenis timernya. untuk simulasinya pada
omron sebagai berikut:

Gambar 8.Simulasi

(Sumber: http://etekno.blogspot.co.id/2011/11/diagram-ladder-lalu-lintas.html)
4. DAFTAR PUSTAKA
Ndoware.Com/,Apa Itu Plc.Html
Agussupriyanto27. Files. Wordpress.Com/
Shelswas.Blogspot.Co.Id/2015/12/. Media Pembelajaran Tunarungu Lampu
Merah.Html
Etekno.Blogspot.Co.Id/2011/11/. Diagram Ladder Lalu Lintas.Html)

Anda mungkin juga menyukai