Anda di halaman 1dari 19

 Home

 Hubungi Kami
 Sejarah
 Mahluk Ghaib
 Akidah
 Akhlak
 Pengetahuan

Search...

Home » Makhluk Ghaib » Sejarah » Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam


Makhluk Ghaib Sejarah Selasa, 10 September 2013

Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam


Teka-Teki Makhluk Penghuni Bumi Yang DiCiptakan Sebelum Nabi Adam (as)
Akhirnya Terungkap
Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Setelah Allah menyempurnakan penciptaan langit dan bumi dengan segala sifatnya,
gunung-gunung telah ditancapkan, angin telah dilepaskan, di bumi telah ada
binatang-binatang liar dan bermacam-macam burung, maka buah-buahan
mengering dan berjatuhan ke bumi dan di bumi tumbuh rerumputan yang satu sama
lain saling tumpang tindih. Pada saat itu, bumi mengadukan persoalan tersebut
kepada Tuhannya. Atas pengaduan itu, Allah menciptakan umat yang beraneka
ragam dan berlainan jenis, yang diberi nama Jin.

Mereka memiliki jiwa dan aktivitas. Lalu mereka bertebaran seperti debu halus
karena jumlah mereka yang sangat banyak. Tanah datar, pegunungan, dan berbagai
pelosok dunia telah dipenuhi oleh mereka. Mereka menempati permukaan bumi
dalam jangka waktu yang dikehendaki oleh Allah. Di antara mereka ada yang putih,
hitam, merah, kuning, bercak-bercak, totol-totol, tuli, buta, menawan, jelek, kuat,
lemah, perempuan, dan laki-laki. Satu sama lain kawin dan melahirkan keturunan.
Mereka disebut Jin karena mereka samar, tidak kelihatan.

Setelah mereka menyesaki bumi dan dunia kian menyempit karena mereka terus
bertambah, bertambah pula bencana karena mereka, maka Allah mengirimkan angin
topan kepada mereka. Angin tersebut membinasakan mereka. Hanya sedikit dari
mereka yang tersisa. Mereka adalah yang pertama kali membuat rumah, membelah
batu, memburu burung, dan binatang liar.

Semua itu terus-menerus mereka lakukan dalam waktu yang lama. Kemudian satu
sama lain di antara mereka saling berlaku aniaya; akibatnya, mereka saling
berperang. Akan tetapi, perangnya bukan menggunakan senjata. Sebagian di antara
mereka melenyapkan sebagian yang lain dengan memblokade rumah-rumah
sehingga mereka yang terkepung binasa karena lapar dan haus.

Setelah tindakan perusakan yang dilakukan mereka kian memuncak, maka Allah
mengirimkan umat yang berasal dari laut kepada mereka yang jasad-jasadnya lebih
besar daripada mereka dan bentuknya lebih menakjubkan, yang disebut dengan Bin.
Umat tersebut menyerbu mereka sehingga kaum Jin binasa, tidak satu pun yang
tersisa.

Jin tinggal di bumi kurang lebih 500 tahun. Setelah itu, bumi dikuasai oleh Bin.
Mereka menikah satu sama lain, melahirkan keturunan dan berkembang biak
semakin banyak sehingga bumi kian penuh. Sebagian di antara mereka suka
membenam ke bumi lapis ketujuh (menyusul: Penduduk Bumi Lapis Tujuh) dan
menetap di sana untuk beberapa hari. Bagi mereka tidak ada tempat yang terhalang.
Mereka adalah yang pertama kali menggali sumur, membuat sungai, dan
mengalirkan air dari sumber-sumbernya dan dari laut. Mereka adalah yang pertama
kali membuat mesin/roda, membangun jembatan di atas air, menangkapi ikan di
lautan, dan memburu binatang-binatang liar di wilayah yang tidak berpenduduk.

Oleh karena itu, semua binatang, baik di daratan maupun di lautan, mengadukan
urusan tersebut kepada Allah. Dan kerusakan yang disebabkan oleh mereka kian
bertambah. Maka, Allah menciptakan Jan.”

Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah
golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara
mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini
layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka
ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis
yang dikutuk oleh Allah.

Diriwayatkan bahwa Allah menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan


menjadikan Jan sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung
mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah
diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di
bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi
Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang
tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan
keturunan sampai bumi ini penuh.

Selanjutnya, di antara mereka timbul kedengkian dan aniaya. Di antara mereka


banyak terjadi pertumpahan darah. Sebagian dari mereka mengganggu sebagian
lainnya. Atas kejadian ini, bumi mengadu kepada Tuhannya. Maka, ketika itu,
kepada mereka Allah mengutus bala tentara malaikat. Dalam rombongan tersebut
ada Iblis yang dahulunya bernama ‘Azazil. Dahulunya dia merupakan ketua
malaikat. Dia bersama rombongannya mengusir Jan dari bumi. Akibatnya mereka
mengungsi ke gunung-gunung dan tinggal di sana dan Iblis merampas bumi dari
mereka.

Pada awalnya, si Iblis ini menyembah kepada Allah, baik di bumi maupun di langit.
Akan tetapi, kemudian dia ujub dengan dirinya dan dia terasuki ketakaburan (merasa
besar). Dalam keadaan demikian, Allah melihat apa yang ada di dalam hatinya,
maka Zat Yang Maha Agung berfirman:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah:
30).

Kalimat "man yufsidu fiiha" pada penggalan kalimat di atas lebih tepat jika bukan
diartikan sebagai "orang" tetapi akan lebih tepat jika dimaknai sebagai "makhluk".

Sehingga dari penggalan kisah yang diceritakan Ibnu Abbas (ra) tadi, terungkap
sudah pernyataan para malaikat: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu (makhluk) yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah…”, maksudnya seperti makhluk-makhluk yang diceritakan terdahulu, yaitu Jin
dan Bin. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi dan
menumpahkan darah.

Lalu siapakah sosok "manusia purba" yang fosil-fosilnya ditemukan dan diketahui
berumur ratusan juta tahun lalu? (Sumber: Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas,
“Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” (diterjemahkan oleh Abdul
Halim), Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 13-72)

Catatan:
Manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi. Sebagai
pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi,
dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti
makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi
sebelum manusia.

Bentuk basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan
bahwa makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu
banul Jan, anak turun Jin, juga banul Ban anak turun dedemit, maka ketika bumi
rusak oleh mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka
berlari terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.

Kalau Dari Segi Archeology :

Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum


manusia. Mereka seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif.
Otak mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat
terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok
ini dinamakan Neanderthal.

Kemudian datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens.


Menurut Wikipedia, Homo Sapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan
Neanderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga teori
yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homo Sapiens muncul. Tapi yang
pasti, Homo Sapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah
makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo Sapiens)
ada.

Mungkin tidak ada fakta konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori
berdasarkan sumber fosil. Namun yang paling penting mungkin sebagai orang
Muslim kita percaya ada makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang
mengatakan mereka adalah dari kaum Jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3
umat yang utama sebelum Adam. Dua di antaranya dari kaum Jin. Sedangkan kaum
yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah
dan berdaging. Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan sebagai “man
yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa’: golongan yang membuat kerusakan dan
menumpahkan darah” seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam QS. Al-Baqarah:
30. Ini pendapat yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.

MASA LAMPAU

DAHULU kala, ketika jaman Bani Adam belum ada, sedangkan bumi yang baru
dihuni oleh Penghuni Pertama yang diciptakan dari cahaya-Nya. Tuhan telah
membuat makhluk baru yang berada di sisi-Nya, yang bernama Abu Jan atau bapak
seluruh jin. Abu Jan adalah awal mula dari Banul Jan atau anak Jin baik yang lalu
hingga sampai akhir zaman. Banul Jan adalah Penghuni Kedua sebelum Bangsa
Manusia lahir ke bumi. Iblis ketika itu belum lahir ke bumi, kelahiran Iblis generasi
keempat dari bangsa Jin.

Tuhan bertitah kepada Abu Jan ini:

“Dengan apa kamu meminta kepadaku, wahai Abu Jan.”

“Dengan kasih sayang Engkau terhadap hamba ya Tuhan, maka diri Hamba pun
akan berkasih sayang dengan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.

“Apa yang kamu minta dari-Ku, wahai Abu Jan. Apakah kamu tahu bahwasanya
kamu baru saja Aku ciptakan dari sejenis api. Tubuhmu dari inti api dan ruhmu dari
cahaya karena setiap roh yang bernyawa aku ciptakan dari cahaya dari sisi-Ku.”

”Terima kasih oh Tuhanku yang selalu hamba Agungkan. Hamba meminta tubuh
hamba tidak bisa dilihat oleh seluruh makhluk, kecuali yang Engkau kehendaki saja
yang bisa melihat hamba dan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.

“Akan kukabulkan permintaanmu, selain itu apa lagi wahai Abu Jan?”

“Apakah hamba akan hidup di surga yang hamba tempati saat ini wahai Tuhanku.”

“Kamu bisa menempati surga ini, begitu juga untuk dirimu saja bisa terbang sesuka
hatimu dan tinggal sesuka hatimu sampai aku perintahkan dirimu turun ke bumi. Dan
ketika itu keturunanmu tidak akan sanggup mendatangi tempat ‘Surga
Pengangkatan Makhluk’ hanya dirimu saat ini yang kuat. Setelah kamu menyentuh
tanah di bumi, maka kamu menjadi makhluk bumi dan kamupun akan membuat
keturunan dan mati di bumi. Namun, hanya kamu seorang yang bisa terbang di
langit dunia ketika tinggal di bumi.”
Langit dunia adalah Tata Surya seluruh pelosok jagad raya ini. Singgasana Tuhan
berada di luar Tata Surya yang berada di tempat kosong, tidak ada benda apapun.
Itulah disebut sebagai Arsy-Nya Tuhan, karena tempatnya sangat tinggi tidak ada
makhluk yang bisa ke sana kecuali yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Karena
Tuhan Maha Berkehendak, bahkan Iblispun tidak akan sanggup.

“Bolehkah hamba meminta sesuatu ya Tuhanku.”

“Apa itu permintaanmu wahai Abu Jan?”

“Jika hamba Engkau angkat sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi pada masa
hamba, maka hamba meminta salah satu keturunan hamba nantinya yang bernama
Iblis agar Tuhan berkenan dia tinggal di ‘Surga Pengangkatan Makhluk’. Wahai
Tuhanku, jadikanlah dirinya menggantikan hamba dan berikanlah kecerdasannya
seperti yang hamba punya saat ini.”

“Baiklah jika nanti Iblis lahir di bumi, maka akan Aku angkat dia di sisi-Ku dan akan
aku beri hikmah dari ilmu-Ku sehingga diapun pandai. Kekuatannya seperti
Penghuni Pertama dan kecerdasannya melebihi makhluk-Ku yang nanti Aku
ciptakan.”

Maka Abu Jan turun dengan kekasihnya, menghasilkan keturunan yang sangat
banyak. Sambil beribadah kepada Tuhan, beliau juga menjadi guru bagi anak
keturunannya sampai beliau wafat. Setelah keturunan bertambah banyak, generasi
inilah yaitu generasi Banul Jan yang kuat-kuat dan cerdas-cerdas. Ilmunya sangat
hebat, karena zaman dari Abu Jan sampai Banul Jan yang kuat belum ada
pembinasaan dari Tuhan. Jadi ilmu mereka bertambah terus sesuai bertambahnya
umur mereka. Ketika generasinya Iblis lahir di bumi, para Banul Jan berkoloni
menjadi beberapa bagian. Maka terciptalah delapan kerajaan di bumi dan satu
kerajaan di surga, total kerajaan itu adalah delapan kerajaan yang sangat besar dan
megah di bumi. Sedangkan Iblis belum mempunyai kerajaan, walaupun dia disebut
seorang raja karena dia mendiami ‘Surga Pengangkatan Makhluk’.

Zaman dahulu kala ketika jaman pertengahan Banul Jan, bumi masih kering dan
tandus. Zaman ini sendiri ketika bumi belum terbentuk seperti sekarang, seperti air
laut yang melimpah dan oksigen yang banyak. Air tawarpun masih sedikit, namun air
di laut melimpah tapi tidak semelimpah seperti sekarang yang sangat-sangat
melimpah. Bahkan saat ini lautnya lebih luas dibandingkan dengan tanahnya sendiri.

Dahulu oksigen sangat tipis karena Banul Jan adalah makhluk yang menghirup
oksigen sangat sedikit. Walau bagaimanapun jika api ingin menyala tetap saja
membutuhkan udara walaupun itu sangat sedikit sekalipun. Begitulah kehidupan
Banul Jan yang membutuhkan sedikit oksigen untuk bernafas. Berbeda dengan
manusia yang boros sekali dengan udara dan air.

Setelah kerajaan terbentuk menjadi delapan kerajaan, yaitu kerajaan kakak-


kakaknya Iblis. Karena Iblis sendiri diangkat ke surga seperti permintaan Bapaknya
iblis. Kerajaan ini dibagi menjadi delapan wilayah di muka bumi yaitu kerajaan
bagian selatan, kerajaan bagian utara, kerajaan bagian timur, kerajaan bagian barat,
kerajaan bagian bawah atau dasar bumi karena mereka bisa menembus ke tanah
bahkan bermandikan dengan magmapun tidak apa-apa karena tubuhnya lebih
panas dibandingkan dengan magma bumi. Kerajaan bagian atas atau langit bumi
yaitu yang tinggal di sekitar atmosfer bagian atas bumi. Kerajaan bagian darat atau
di atas tanah dan kerajaan di air seperti di laut, danau dan aliran sungai. Dan yang
kesembilan kerajaan Iblis yaitu berada di sisi Tuhan tepatnya ‘Surga Pengangkatan
Makhluk’, Kerajaan Iblis di luar alam semesta dunia.

Namun sungguh ironi, kerajaan Banul Jan di muka bumi sungguh disayangkan.
Mereka sangat suka perang dan saling membantai dengan yang lainnya. Tidak
hanya itu, mereka juga suka membantai makhluk lain di bumi. Kerajaan satu dengan
kerajaan yang lainnya saling menyerang, mereka berkeinginan menguasai kerajaan
yang lain. Beribu-ribu tahun kerajaan ini melakukan peperangan dan penindasan
dengan kerajaan lain. Ketika terjadi peperangan dari delapan kerajaan ini, Iblis yang
keturunannya paling dimuliakan dari mereka lahir ke dunia dan seketika itu juga Iblis
diangkat ke surga-Nya Tuhan. Iblis hidup di surga dengan para Penghuni Pertama,
karena Penghuni Pertama telah diciptakan dari cahaya. Penghuni Pertama juga
menempati dari bumi sampai langit paling atas. Kehidupan mereka mengabdi
kepada Tuhannya, salah satunya adalah mengangkat Arsy-Nya agar menggantung.
Inilah yang akan ditiru oleh Iblis dengan istana yang menggantung di atas
permukaan bumi yang salah satunya berada di Segitiga Bermuda.

Iblis sangat cerdas dan pandai, dia mempunyai kehebatan yang luar biasa tiada
tandingannya tentunya selain Tuhan sendiri. Bahkan Penghuni Pertama pun merasa
takjub dengan kehebatan yang dimiliki Iblis. Suatu ketika mereka, dua golongan
yaitu Iblis dengan Golongan Pertama mengadakan paling lama ibadahnya kepada
Tuhan. Misalnya Jika Golongan Pertama kuat puasa satu hari tanpa makan, maka
Iblis kuat dalam tujuh hari tanpa makan. Bayangkan ibadah Iblis kepada Tuhannya
sungguh alim luar biasa. Karena alimnya dia, maka ilmu-ilmu kegaiban maupun ilmu
materi di kuasai Iblis sangat cepat.

Iblis bersumpah di dalam darahnya dan jiwanya, bahwasanya dia akan bersumpah
menjadi penghulu bagi seluruh makhluk di alam semesta ini. Dia terus berusaha
mencari ilmu-ilmu baru dan mencoba ilmu itu sampai mana keberhasilan dalam
mencapai ilmu tersebut. Ilmu Iblis yang paling disukai dari sekian ilmunya adalah
ilmu untuk mengetahui masa depan dari alam semesta ini. Bahkan diapun tahu
dengan ilmu ini jika nantinya bakalan ada penghulu baru menggantikan bangsanya.
Diam-diam dia mempelajari dan mengumpulkan informasi siapa dia sebenarnya dan
kehebatan apa yang dimilikinya maupun kelemahan dia itu apa saja. Memang Iblis
adalah makhluk yang pandai bahkan dia bisa memprediksi apa yang akan terjadi di
bumi bagi kerajaan kakak-kakaknya di bawah sana.

Kerajaan-kerajaan Banul Jan kebanyakan hancur bahkan akan menjadi neraka bagi
bangsa Jin yang tidak tahu apa-apa. Mereka adalah bangsa yang bergolong lemah
dan menjadi budak dari bangsa Jin yang lebih kuat. Kehancuran mereka adalah
peperangan dan penindasan yang tidak akan pernah berakhir. Kezaliman mereka di
luar batas, bahkan mereka tidak mengakui jika ada Tuhan yang menciptakan
mereka. Sungguh durhaka mereka kepada Tuhannya yang telah mengasihi mereka
selama ini yaitu tidak adanya kebinasaan bagi mereka. Tuhan telah marah, bumi
bergoyang hebat disebabkan akan hancurnya bumi itu oleh siksaan para Banul Jan
yang telah mengotori bumi dari kedurhakaan. Maka Tuhan mengutus Penghuni
Pertama untuk menghukum mereka dan membantai mereka.

Delapan kerajaan ini telah diserang dan diporak-porandakan oleh Penghuni


Pertama. Seluruh pengikut Delapan Kerajaan ini melarikan diri bahkan ada yang
melawan Penghuni Pertama. Namun, bukan tandingannya untuk melawan Penghuni
Pertama, mereka telah dikalahkan. Banyak yang mati di antara mereka. Tubuh
mereka yang mati dibuang ke tengah laut bahkan ada yang dibuang ke pulau-pulau
kecil. Sedangkan Banul Jan yang pintar yang telah melarikan diri bersembunyi di
pulau-pulau yang kecil beriklim tropis. Seperti untuk saat ini bersembunyi di wilayah
Indonesia karena negaranya berpulau. Untunglah yang bersembunyi ini selamat
walaupun tidak mempunyai kerajaan lagi, karena kerajaan mereka hancur luluh.
Sedangkan Bangsa Jin yang lemah, mereka di beri kebebasan untuk hidup. Mereka
hidup damai dan tenang dengan terlepasnya bangsa Banul Jan yang lebih kuat dan
sombong. Walaupun mereka dibantai, akan tetapi dari sebagian golongan yang
masih kuat dan sombong bersembunyi dari incaran para Penghuni Pertama. Mereka
selalu berpatroli mengitari bumi untuk mengetahui keberadaan para Banul Jan yang
durhaka untuk melawan kepada Tuhan. Banul Jan yang pintar pandai sekali
berkamuflase sesuai dengan kepandaian mereka yang mengubah bentuk apapun
itu. Kebanyakan mereka berubah bentuk menyerupai hewan di masa itu dan juga
menyerupai tumbuh-tumbuhan yang rimbun.

Pada waktu Banul Jan yang durhaka dihukum oleh Tuhan Semesta Alam, Iblis
ketika itu melihat mereka dari singgasananya yaitu di luar alam semesta. Dia melihat
bangsanya yang telah dibantai. Iblis tampak sedih karena walau bagaimanapun,
mereka yang menguasai Delapan Kerajaan adalah kakak-kakak Iblis yang sangat
pintar dan kuat. Maka sejak saat itu, Iblis bersumpah jika nanti ada bangsa lain yang
lebih rendah kemampuan dari dirinya, maka dia tidak akan mengakui sebagai
Penghulunya. Karena saat ini Iblis mengakui dirinya sendiri sebagai Penghulu atau
Pemimpin bagi seluruh makhluk Tuhan.

DINASTI kerajaan para Banul Jan telah hancur dan musnah. Mereka terpecahbelah
menjadi beberapa golongan dan tidak mempunyai pemimpin yang kuat. Mereka
menjadi kelompok kerajaan yang kecil-kecil, wilayahnya pun menjadi sempit seperti
kelompok suku. Banul Jan yang pintar dan pandai telah musnah, karena kepintaran
dan kepandaian bagi mereka ditentukan dengan umur. Barang siapa yang umurnya
paling panjang maka dialah yang paling kuat. Karena bagi mereka, setiap detiknya
mengasah kemampuan menjadi yang terkuat.

Selama ribuan tahun itu, para Banul Jan yang terkuat telah musnah. Mereka telah
tergantikan dengan Bangsa Jin yang lebih kecil kemampuannya dan juga
kemampuan kegaibannya tidak seberapa. Mereka adalah generasi yang lemah,
karena mereka masih muda dan umurnya tidak panjang lagi sepanjang umurnya
Banul Jan yang lama. Jika para penghuni Delapan Kerajaan dahulu umurnya beribu-
ribu tahun. Sekarang hanya ribuan tahun, kebanyakan seribu tahun itupun dianggap
remaja. Sedangkan umur empat ratus tahun dianggap untuk ukuran manusia sekitar
sepuluh sampai empat belas tahun, betapa masih kecilnya mereka.

Untuk menjadi yang terkuat pun susah, karena mereka adalah generasi baru tidak
seperti generasi lama. Namun generasi lama yang bisa menyelamatkan diri dari
kebinasaan telah bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Sehingga mereka bisa
hidup dan selamat, umurnya juga sangat panjang dibandingkan dengan generasi
baru dari keturunan Bangsa Jin sekarang. Banul Jan yang selamat ini masa lalunya
tidak mempunyai kekuasaan, sekarang mereka bisa bernafas lega karena mereka
membawahi jin-jin yang baru lahir dan masih bodoh.

Bangsa Jin sekarang tidak seperti mereka yang ilmunya sangat banyak terutama
ilmu kegaiban. Namun tidak ada yang seperti Iblis, apalagi menandingi kekuatannya
pada zaman kemusnahan saudaranya. Karena dia adalah satu-satunya penguasa
kerajaan yang masih utuh. Apalagi dia menguasai kerajaan di surga bersama
dengan Penghuni Pertama. Iblis saat ini adalah golongan Banul Jan yang paling
kuat dari penguasa jin setelah kehancuran delapan kerajaan yang berada di muka
bumi. Delapan pemimpin kerajaan beserta para menteri dan penduduknya musnah,
sebagian kecil saja yang selamat itupun dianggap lemah pada zamannya.

Iblis mengetahui kejadian ini karena dia pandai meramal dan berhitung apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun dia bisa berhitung untuk masa
depan nantinya seperti apa. Ramalan Iblis itu jauh dari kesempurnaan karena
sifatnya bisa benar dan bisa juga salah, namun ramalan Iblis hebat karena dialah
Raja dari segala Raja Jin. Ketika dia sedang meramal untuk masa depan itu, dia
masih berada di singgasananya dekat dengan Tuhan dan Penghuni Pertama.
Setelah puas dengan ramalan-ramalan yang dia punyai dan yang dia ketahui
nantinya seperti apa, maka Iblis turun ke bumi untuk melihat Delapan Kerajaan
Banul Jan di bumi yang telah hancur.

Dia telah menemukan kesenangan dan kebahagiaan yang luar biasa berada di
bumi. Mulai saat itu yang dinantikannya yaitu ketika kakinya menginjakkan ke bumi,
maka Iblis telah meninggalkan tahta kerajaan dan menanggalkan Mahkota Raja di
Surga Pengangkatan Makhluk-Nya. Dia merasa bangga di muka bumi karena ada
makhluk yang sama dengan dia yang nantinya dapat dijadikan pasukan serta anak
buah dari golongannya. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tuhan dan Penghuni
Pertama, Iblis membuat kerajaan baru di muka bumi. Kerajaan Iblis menggantung di
atas air, kerajaaannya sangat besar dan sangat luar biasa megahnya. Walaupun
begitu Tuhan tahu juga karena Tuhan Maha Tahu.

Karena kebesaran dan kekuatan kharisma yang dimiliki Iblis, maka seluruh Jin di
muka bumi baik itu Jin masa lampau yang umurnya sangat tua dan mempunyai
kehebatan yang tidak patut lagi dipertanyakan. Sampai Jin yang muda-muda yang
lemah dan pengalaman hidupnya masih sedikit walaupun itu umurnya ratusan tahun.
Seluruh bangsa Jin tunduk dan takluk di hadapan Iblis, mereka berikrar akan selalu
setia kepadanya. Mereka pun merasa terhormat jika bersama Iblis, karena Iblis
kesohor sebagai keturunan Banul Jan satu-satunya yang berada di luar alam
semesta. Seluruh bangsa Jin merasa bangga dan gembira jika mengangkat Iblis
sebagai raja baru mereka. Dialah junjungan yang bisa menyatukan seluruh Jin
menjadi kerajaan Jin yang baru di muka bumi.

Karena kerajaan di surga kosong, maka Tuhan Semesta Alam menciptakan makhluk
baru lagi untuk menggantikan Iblis sebagai Raja Baru. Makhluk baru ini juga
menggantikan kepemimpinan bangsa Jin di muka bumi yang nantinya akan
membawahi seluruh makhluk bumi. Karena Iblis tidak terima dengan keputusan
Tuhan, maka Iblis beserta para pengikutnya yang setia mendapatkan kutukan dari
Tuhan Semesta Alam. Seketika itu bangsa Jin terpecah menjadi dua golongan yaitu
golongan yang pertama menjadi pengikut Iblis yang mempunyai kekuasaan dan
kekuatan maupun kerajaan yang sangat besar. Sedangkan golongan yang kedua
melepaskan diri dari pengaruh Iblis, mereka menjadi golongan Jin yang lemah yang
telah mempunyai kerajaan yang kecil-kecil dan bersuku-suku. Mereka sering dijajah
dengan pengikut Iblis yang lebih kuat. Peperangan di antara dua golongan saling
berkecamuk karena berbeda keyakinan dan idiologi dari bangsa Jin sampai akhir
zaman.

PENDAPAT LAIN (Lemah):

AL-BASYAR ADALAH MANUSIA SEBELUM ADAM?

Ada sebuah thread yang berjudul Teori evolusi manusia vs doktrin agama. Ketika
saya buka, di dalamnya ternyata adalah sebuah diskusi hangat dengan dialog-dialog
cerdas yang terjadi di antara para anggota forum. Terutama dialog antara sang
penulis thread, arihaz99 dan bang duto. Sayangnya diskusi ini tidak menghasilkan
titik temu dan ditutup tanpa penyelesaian.

Sebagian orang mungkin menganggap arihaz99 telah lancang membandingkan


doktrin agama dengan teori ilmiah. Apakah Arihaz99 salah?

Allah menciptakan manusia dengan akal pikiran yang lebih baik dibandingkan
makhluk lain. Untuk apa? Supaya manusia lebih mengandalkan akalnya daripada
kekuatannya. Tidak seperti hewan yang lebih mengandalkan kekuatan. Allah
menginginkan manusia untuk lebih banyak berfikir untuk kebaikan peradaban
manusia itu sendiri. Islam dan Al-Qur’an memang tidak perlu lagi dipertanyakan
kebenarannya. Tetapi tetap perlu dikaji, dipelajari dan dipahami!

Al-Qur’an itu adalah buku petunjuk bagi umat manusia agar berjalan sesuai ajaran
Islam hingga selamat dunia akhirat. Ibaratnya jika anda membeli ponsel keluaran
terbaru, anda juga akan mendapatkan buku petunjuk penggunaannya. Pemakaian
ponsel harus sesuai dengan buku petunjuk tersebut agar tidak cepat rusak. Tetapi
kadangkala salah satu fitur yang ada pada ponsel tersebut tidak berjalan sesuai
yang kita inginkan, padahal kita merasa sudah menjalankan semua langkah sesuai
buku petunjuknya. Apakah itu berarti buku petunjuknya salah?

Kita tidak akan menyalahkan buku petunjuk tersebut. Yang kita lakukan adalah
menyalahkan diri sendiri karena mungkin kurang memahami petunjuk-petunjuk yang
ada. Selanjutnya kita akan menghubungi orang lain yang lebih mengerti tentang
penggunaan ponsel tersebut, apakah itu vendor ponsel baru anda atau teman-teman
anda.

Itulah yang terjadi pada Arihaz99. Dia merasakan adanya kejanggalan tetapi dia
tidak menyalahkan agama. Kalau dia menyalahkan agama, forum yang dia buka
tidak akan berbentuk diskusi. Dia menginginkan pencerahan. Sesuatu yang dapat
menghilangkan perasaan janggal dari pikirannya.
Manusia purba memang pernah hidup ratusan juta tahun yang lalu. Tetapi manusia
purba ini bukanlah Nabi Adam, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak sampai
8000 tahun yang lalu (sekitar tahun 5872 SM). Manusia purba ini memang disebut
Al-Basyar sementara Nabi Adam dan keturunannya disebut Al-Insan atau Bani
Adam.

Al-Basyar ini awalnya diciptakan oleh Allah sama dengan makhluk lainnya. Yaitu
hanya dengan mengucap: “Qun Fayaquun”, atau “Jadilah….”. Tidak seperti Nabi
Adam yang dibentuk satu demi satu dengan ‘Tangan’-Nya, lalu ditiupkan Ruh-Nya
hingga Adam pun hidup.

Seperti halnya hewan, Al-Basyar tidak memiliki ruh. Jadi jika dia mati, tidak ada ruh
yang tertinggal untuk diadili di akhirat. Tetapi Al-Basyar memang memiliki otak yang
sekelas Al-Insan. Hanya saja Allah tidak membekali Al-Basyar dengan ilmu
pengetahuan seperti halnya Nabi Adam. Al-Basyar mencari tahu sendiri bagaimana
caranya membuat api, membuat senjata, membuat tempat perlindungan, berburu
dan menyembah azimat. Tetapi pada akhirnya adalah, mereka hidup dari perang
yang satu ke perang yang lainnya. Mereka tidak mengerti cara berdiplomasi, karena
memang tidak ada buku panduan yang mengajarkan mereka cara berdiplomasi.
Sehingga akhirnya Allah mentakdirkan mereka untuk punah puluhan ribu tahun
sebelum diciptakannya Nabi Adam (saya tidak tahu bagaimana mereka punah,
apakah karena perang, zaman es atau ditelan T-Rex).

Lalu seperti kita tahu, Allah mengatakan niat-Nya untuk menciptakan manusia Al-
Insan sebagai khalifah di bumi. Para malaikat mempertanyakan niat tersebut,
mengingat keberadaan Al-Basyar di dunia hanyalah menumpahkan darah. Tetapi
Allah sudah mempersiapkan segalanya. Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi
berbekal ilmu pengetahuan dan berbagai aturan dari Allah. Adam menurunkan ilmu
berkebun kepada Qabil dan ilmu beternak kepada Habil. Adam mengajarkan anak-
anaknya untuk bersyukur kepada Allah dengan membagi hasil jerih payah mereka
kepada makhluk lain. Dan Adam menikahkan anak-anaknya sesuai perintah Allah.
Bagaimana cara Allah membekali Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan, bisa anda
baca pada Surat Al-Baqarah ayat 30 – 33. Tapi kalau tidak mau repot mencari, anda
bisa membaca ayat-ayat tersebut di postingan saya yang lain, yang berjudul ‘Apakah
Alien itu ada?‘. Saya harap tulisan ini bisa menjawab pertanyaan Arihaz99 pada
thread tersebut di atas.

Untuk anda yang ingin tahu lebih banyak tentang Al-Basyar, ada baiknya anda
membaca buku Dr. Abdul Shabur Syahin yang berjudul: Adam bukan manusia
Pertama?

Yang Keren Lainnya :

PERBEDAAN MALAIKAT, IBLIS, JIN DAN SETAN


JIN dan QORIN

Diposkan oleh Nur Hasan di 14.17


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

6 Responses to "Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam"

1.

putra anak kebuli18 September 2014 21.09

makasih ya buat info ny.saya senang sekali membacanya.

Balas

2.

Wong Fey Hung20 Oktober 2014 09.14


Cerita Dongeng, ga ada dalil quran dan hadits

Balas

3.

Lawaz Maraz14 November 2014 13.47

Cerita yang menarik, akan tetapi terlalu mengada-ada, bahkan saya meragukan anda
mempunyai referensi yang kuat tentang cerita anda ini. Satu lagi yang membuat saya
miris adalah kata-kata yang anda pakai dalam cerita tersebut "Diam-diam tanpa
sepengetahuan Tuhan dan Penghuni Pertama, Iblis membuat kerajaan baru di muka
bumi." Kita semua tahu bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang Maha Mengetahui
segala sesuatu, tidak ada sesuatupun yang luput dari pengawasan Allah Swt...terlalu
bodoh jika ada orang yang menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak diketahui oleh
Tuhan !!!!

Balas
4.

Amrin Amrillah8 Desember 2014 15.48

nabi adam memiliki tinggi 30 meter

Mhd mengajar bhw ketika Adam diciptakan Allah, maka tinggi Adam adalah setinggi
60 hasta (Hadis Sahih Bukhari vol.IV/no.543). Waduh!! ini gila, apa mungkin Adam
tingginya 60 hasta/90 kaki/30 meter?(*) Tidak ada ilmu pengetahuan anatomi
manusia mengajarkan bahwa tinggi Adam seperti itu, tidak mungkin setinggi 30 meter
atau setinggi bangunan kantor 10 lantai??!!
Ada fakta yang menarik nih. Tahu tidak kalau tinggi nabi Adam as adalah sekitar 30
meter. Fakta ini ada disebut dalam sebuah hadist shahih. Tidak sedikit orang
menertawakan kandungan hadist ini, karena menganggap hal itu tidak terbukti secara
ilmu pengetahuan. Benarkah begitu? Ini hadist yang menyatakan tinggi nabi Adam as.
[Al-Bukhariy/ 6227] Telah bercerita kepada kami Yahya bin Ja`far: Telah bercerita
kepada kami `Abdu r-Razzaq, dari Ma`mar, dari Hammam, dari Abi Hurayrah, dari
Nabi, dia berkata: “Allah menjadikan Adam tingginya 60 hasta, kemudian (Allah)
berfirman: Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan
dengarkanlah mereka memberi hormat kepada engkau. Itulah kehormatan engkau dan
keturunan engkau, lalu (Adam) mengucapkan: Assalamu ‘alaikum, maka (para
malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa rahmatullah, (para malaikat)
menambahkan: warahmatullah, maka setiap orang yang masuk surga serupa dengan
Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa
bertambah kecil sampai sekarang“.
Maksudnya jaman dulu nama Adam as tingginya adalah 60 hasta (1 Kaki = 30 cm, 1
hasta = 1,5 kaki, jadi 60 hasta = 90 kaki = 30 meter), sedangkan keturunannya makin
lama makin pendek hingga akhirnya sampai kepada tinggi manusia yang sekarang.
Apa fakta sains kalau itulah yang terjadi? Cerita nyata berikut ini secara tidak
langsung mendukung kebenaran hadis di atas tersebut.
Ada seorang doktor ahli biologi dari Universitas Hebrew berdialog dengan seorang
Rabbi Yahudi yang bernama Dovid Brown. Doktor yang bernama Lesser itu bertanya
kepada Rabbi tersebut berapa sesungguhnya tinggi manusia pertama.
Rabbi itu menjawab bahwa tinggi manusia pertama adalah sama dengan rata-rata
tinggi manusia sekarang menurut “Jewish sages”. Tapi Dr. Lesser membantah
pendapat Rabbi tersebut. Dr. Lesser menunjukkan fakta bahwa apabila manusia yang
ada sekarang ini dianggap berasal dari hanya sepasang manusia pada awalnya, maka
tinggi manusia yang terawal itu harusnya sekitar 90 kaki. Ini berdasarkan penelitian,
manusia mengalami penyusutan tinggi badan secara terus-menurus yang disebut
“genetic bottelneck”. Seandainya tidak ada terobosan di bidang gizi pada abad ke 17
dan 18, niscaya manusia yang ada sekarang lebih pendek lagi dari tinggi rata-rata
sekarang ini.
Informasi di atas dikutip dari “the English section of the September 2001 issue of the
Hebrew-English Israeli popular science journal “Ha-Mada Ha-Yisraeli B’Angleet
V’Ivreet.”
Sebenarnya doktor itu menolak klaim yang mengatakan bahwa asal-usul manusia
berasal dari nabi Adam as, dengan cara menunjukkan fakta bahwa nabi Adam as itu
tingginya adalah sekitar 30 meter. Hal menjadi bahan tertawaan ahli-ahli biologi
tersebut. Padahal yang sebenarnya terjadi, fakta yang ditunjukkan oleh doktor tersebut
malah menunjukkan kebenaran hadist di atas.
Kalau saya menjadi anda, maka saya akan berusaha menjelaskan kepada anak saya
bahwa asal-usul manusia itu berasal dari nabi Adam as walaupun di sekolahnya diajar
teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari monyet. Saya akan
katakan kepada anak saya bahwa mempercayai teori evolusi manusia berasal dari
monyet dapat mencemarkan kemurnian tauhid kita. Ini dikarenakan teori evolusi yang
merupakan aqidah penting kaum atheis berusaha menghapuskan keterlibatan Tuhan
yang Maha Pencipta.

Tambahan sedikit. Seandainya tidak ada pembuktian ilmiah pun, kita wajib percaya
bahwa tinggi nabi Adam as adalah 30 meter, karena sumber informasi berasal dari
sebuah hadist yang shahih.

Balas
5.

Puser Murni26 Desember 2014 15.10

jika semua informasi itu datangnya dari nabi muhammad saw ( hadits ) apapun
habarnya saya percaya betul.

Balas
6.

Chandra Pratama2 Februari 2015 00.17

Thanks gan.. Jdi tau skrang urutan kehidupan di bumi ini? Dan juga misteri segitiga
permuda (kerajaan iblis)

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Translate

Powered by Translate

Entri Populer
 Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam
 JIN dan QORIN
 DEFINISI SIHIR
 Allah SWT Beragama Apa, dan Siapa Pemberi Nama Nabi Adam
 KONSULTASIKAN MASALAH ANDA PADA KAMI
 JASA YANG KAMI BERIKAN
 Siapa Pemberi Nama Tuhan YME ?
 PANDANGAN ISLAM TERHADAP SIHIR
 ADILKAH TUHAN DENGAN CIPTAANNYA YANG MEMBEDA-BEDAKAN
MANUSIA, DIMANA DAN APA PEKERJAAN TUHAN SEKARANG
 PERBEDAAN MALAIKAT, IBLIS, JIN DAN SETAN

Label
 Ahklak
 Akidah
 Hubungi Kami
 Makhluk Ghaib
 Pengetahuan
 Sejarah

Arsip Blog
 ► 2015 (5)

 ▼ 2013 (9)
o ► Oktober (1)
o ▼ September (7)
 Allah SWT Beragama Apa, dan Siapa Pemberi Nama Nab...
 Siapa Pemberi Nama Tuhan YME ?
 JIN dan QORIN
 KONSULTASIKAN MASALAH ANDA PADA KAMI
 Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam
 DEFINISI SIHIR
 PANDANGAN ISLAM TERHADAP SIHIR
o ► Agustus (1)

Diberdayakan oleh Blogger.

 Beranda
 SOLUSI
 TENTANG KAMI

Lokasi
kpwisenggani.com
Kampung Baru RT 002 RW 04
Jurumudi - Benda
Tangerang - Banten 15124

Inti Sari
Hanya Allah SWT yang patut di sembah

Mengenai Saya

Nur Hasan
Lihat profil lengkapku
Copyright 2014 Indonesia Paranormal Spiritual Advisor
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates

Anda mungkin juga menyukai