Berikut ini penjelasan ringkas tentang hakikat manusia, “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu (dalam
semoga kita semakin sadar diri: syariat), dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-
Nisa, 4: 28)
Pertama, manusia adalah makhluqun -makhluk ciptaan /hasil
kreasi Allah Ta’ala-. Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam
keadaan jahil (bodoh). Allah Ta’ala mengungkapkan kondisi
Ia diciptakan oleh-Nya ‘alal fitrah (berada di atas fitrah ). manusia ini dengan firman-Nya,
Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS.
tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum, 30: 30) Al-Ahzaab, 33: 72)
Manusia diciptakan ‘alal fithrah maksudnya adalah diciptakan Ayat ini menyebutkan bahwa Allah Ta’ala telah
oleh Allah Ta’ala berada dalam kecenderungan kepada mengemukakan amanat -yaitu tugas-tugas ibadah- pada langit,
kebenaran dan patuh kepada-Nya. bumi dan gunung-gunung. Seumpamanya Allah menciptakan
pada masing-masing makhluk itu pemahaman dan dapat
berbicara, maka semuanya pasti enggan untuk memikul
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, amanat itu dan mereka khawatir, yakni merasa takut akan
mengkhianatinya, lalu dipikullah amanat itu oleh Nabi Adam
“Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa yang sesudah terlebih dahulu ditawarkan kepadanya. Sungguh
telah diceritakan Allah kepadaku dalam Kitab-Nya? manusia itu amat zalim terhadap dirinya sendiri -disebabkan
Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dan anak apa yang telah dipikulnya itu- dan amat bodoh, yakni tidak
cucunya cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada mengerti tentang apa yang dipikulnya itu.[2]
Allah. Allah memberi mereka harta yang halal tidak yang
haram. Lalu mereka menjadikan harta yang diberikan kepada Manusia menyanggupi amanat yang ditawarkan kepadanya -
mereka itu menjadi halal dan haram.” (H.R. Iyad bin Himar) apabila dikerjakan akan mendapat pahala, dan apabila
ditinggalkan akan disiksa- karena itulah
Dalam hadits lain beliau shalallahu ‘alaihi wa ia disebut jahula, karena tidak mengetahui kemampuan
sallam bersabda, dirinya sendiri.
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah; Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam
orangtuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau keadaan faqir (butuh/berkehendak) kepada pemberian-Nya.
majusi.” (HR. Bukhari)
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan
Sebagian ulama mengatakan bahwa arti fitrah adalah “Islam”. Allah Dia- lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
Hal ini dikatakan oleh Abu Hurairah, Ibnu Syihab, dan lain- lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir, 35: 15)
lain. Pendapat tersebut dianut oleh kebanyakan ahli tafsir.[1]
Manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan tidak
Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam memiliki apa pun, kecuali apa-apa yang dianugerahkan
keadaan dhaif (lemah). Kelemahannya terutama dalam Allah Ta’ala kepadanya. Semua yang dinikmati manusia
menghadapi godaan hawa nafsunya. Kadangkala mereka sepanjang hidupnya adalah berasal dari-Nya. Maka manusia
selalu dalam keadaan berkehendak dan berkepentingan
kepada-Nya.
Kedua, manusia adalah makhluk Di ayat yang lain diterangkan bahwa Allah Ta’ala menjadikan
yang mukarramun (dimuliakan). bumi dan semua isinya untuk manusia.
Allah Ta’ala memuliakan anak-anak Adam karena nafkhur “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
ruhi -telah ditiupkan ruh ciptaan Allah Ta’ala kepadanya-. untuk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu
Dia berfirman, dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al Baqarah, 2: 29)
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu Allah Ta’ala telah menciptakan bumi dan memudahkannya
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit untuk manusia, sehingga manusia dapat mengambil manfaat
sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah, 32: 9) yang tidak terhingga untuk kepentingan hidup dan
kehidupannya. Dia menciptakan bumi itu bulat, terapung-
apung di angkasa luas, tetapi manusia tinggal di atasnya
Di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
seperti berada di tempat yang datar terhampar, tenang dan
sallam disebutkan,
tidak bergoyang.
Wallahu a’lam.