Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


Dosen pengampu : Nurhasanah B., M. Ag

Disusun Oleh :

Ade Nurul Islami

Alya Revian

Anggun Triana

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERGURUAN TINGGI NEGERI UNIVERSITAS RIAU

ANGKATAN 2020/2021
Daftar isi

1. Hakekat manusia menurut islam................................................................ 1


a. Pengertian................................................................................................................... 1

b. Beberapa istilah penyebutan terhadap manusia......................................................... 3

c. Asal Usul Penciptaan Manusia..................................................................................... 5

d. Unsur-unsur dan Potensi Manusia.............................................................................. 9

e. Kebutuhan Dasar Manusia ......................................................................................... 11

f. Tujuan Penciptaan Manusia......................................................................................... 13

g. Kritikan terhadap Teori Darwin................................................................................... 16

H. Daftar pustaka…………………………………………………………………………………………………………..18
Hakekat Manusia Menurut Islam

A. Pengertian

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWtT yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi
derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk
bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran.

Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas
memilih dan bertanggung jawab.

Makhluuq (yang diciptakan)


1. Berada dalam fitrah Fitrah dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati
nurani dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]
2. Lemah Sebagai makhluk, manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan dengan
keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]
Mukarram (yang dimuliakan)
1. Ditiupkan ruh [QS As Sajdah:9]
2. Diberi keistimewaan [QS Al Isra:70]
3. Ditundukkan alam untuknya . Semua alam ini termasuk dengan isinya ini Allah
peruntukkan untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]
Mukallaf (yang mendapatkan beban)
1. Ibadah Manusia secara umum diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagai
konsekuensi dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS Adz Dzaariyaat:56]
2. Khilafah Allah mengetahui siapa sebenarnya manusia, sehingga Allah tetap menjadikan
manusia sebagai khalifah di bumi walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al Baqarah:30]

B. Beberapa istilah penyebutan terhadap manusia:

Dalam Al-Qur’an terdapat berbagai makhluk ciptaan Allah yang telah dijelaskan
didalamnya.Baik itu makhluk mati maupun makhluk hidup.Manusia sebagai makhluk hidup
termasuk yang dijelaskan didalam Al-Qur’an sebagai makhluk ciptaan Allah. Al-Qur’an
menyebutkan bahwa manusia mempunyai tiga istilah nama yaitu insan, basyar dan bani adam
atau dzurriyat Adam.

1. INSAN

Dalam Al Qur’an, istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk yang bernama manusia
iniadalah insan atau al-nas. Insan atau ins atau unas atau al-nas sering diartikan sebagai
jinak, harmonis dan tampak. Hal ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Thariq 86:5

)٥( ‫َفْلَي ْن ُظ ِر اإلْن َس اُنِمَّم ُخ ِلَق‬

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?


Dalam Al-Qur’an istilah insan digunakan untuk diperbandingkan dengan istilah jin atau jan.
Jin merupakan makhluk yang tidak tampak, sementara manusia adalah makhluk yang
tampak.makhluk jenis yang lain yang tidak tampak adalah malaikat. Hal ini seperti yang
tertera didalam Al-Qur’an QS. Adz-Dzariyaat 51:56

)٥٦( ‫َو َم اَخ َلْقُت اْلِج َّن َو اإلْن َس ِإالِلَي ْع ُبُد وِن‬

dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.
Menurut Rifaat Syauqi Nawawi, istilah insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan
semua totalitasnya lahir dan batin. Bila Allah menyeru dengan sapaan “Wahai Manusia" (
‫)يأيهاالناس‬, maka yang dimaksud adalah manusia sebagai totalitas lahir dan batin.

2. BASYAR

Istilah basyar berarti “penampakan sesuatu secara baik dan indah”.Manusia disebut basyar
karena kulitnya tampak jelas.Seperti yang tertutis di dalam Al-Qur’an QS. Al-Kahfi 18:110

( ‫ُقِإْل َّن َم اَأَن اَب َش ٌر ِم ْث ُلُك ْمُيوَح ىِإَلَّي َأَّن َم اِإَلُهُك ْم ِإَلٌهَو اِحٌدَفَم ْن َك اَن َي ْر ُجوِلَقاَءَر ِّب ِه َفْلَي ْع َم ْلَعَم الَص اِلًح اَو الُي ْش ِر ْك ِبِعَب اَد ِةَر ِّب ِه َأَح ًد ا‬
)١١٠

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Istilah basyar digunakan untuk menggambarkan manusia yang merupakan makhluk yang
telah memiliki kedewasaan yang mampu mengemban tanggung jawab ataupun amanat. QS.
Al-Ruum 30:20 telah menyebutkan penjelasan basyar diatas yang tertulis

)٢٠( ‫َو مْن آَياِتِه َأْن َخ َلَقُك ْمِم ْنُت َر اٍبُثَّم ِإَذ اَأْنُتْم َب َش ٌر َت ْن َت ِش ُروَن‬

dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Melihat ayat diatas manusia yang diistilahkan sebagai basyar adalah manusia yang sudah
dewasa, maka ia mampu bertanggung jawab ataupun mengemban amanat. Karena itulah
setiap basyar ditugasi menjadi khalifah yang memimpin dan bertanggung jawab atas
kekhalifahannya.

3. BANI ADAM

Istilah bani Adam menunjukkan bahwa seluruh manusia adalah anak dari manusia ciptaan
Allah yang pertama yaitu Adam.Hal ini disebutkan didalam QS. Al-A’raaf 7:172

‫َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّب َك ِم ْن َب ِنيآَد َمِم ْن ُظ ُهوِر ِهْم ُذ ِّر َّي َت ُهْم َو َأْش َه َد ُهْم َع َلىَأْنُفِس ِه ْم َأَلْس ُتِبَر ِّب ُك ْم َقاُلواَب َلىَش ِه ْد َن اَأْن َت ُقوُلواَي ْو َم اْلِقَياَمِة ِإَّن اُكَّن اَع ْن َه‬
)١٧٢( ‫َذ اَغ اِفِليَن‬

dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)"
istilah yang mirip dan memiliki pengertian yang sama dengan bani adam adalah dzurriyat
Adam. Adam digambarkan oleh Al-Qur’an sebagai makhloq manusia yang pertama kali
diciptakan oleh Allah.Disampingnya terdapat seorang perempuan yang diciptakan Allah
untuk hidup berdampingan dengan Adam yang bernama Hawa.Dari pernikahan Adam
dengan Hawa maka lahirlah seluruh bangsa manusia.Maka, semua manusia adalah bani
Adam atau keturunan Adam.
Penggunaan istilah bani Adam dimaksudkan untuk menegaskan tentang asal-usul yang jelas
tentang manusia. Manusia bukanlah makhluk yang berasal dari keturunan kera atau dari
yang lain sebagaimana yang telah diungkapkan oleh ilmuan yang menganut paham
evolusionisme.

Allah menciptakan semua makhluk dalam keadaan jadi.Nenek moyang hewan adalah hewan
itu sendiri.Begitu juga dengan manusia yang berasal dari nenek moyang manusia
juga.Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam.Manusia yang kedua adalah
Hawa.Maka, dari pasangan ini lahir bermilyar-milyar umat manusia.

C. Asal-usul penciptaan

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia pertama
yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan
diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah mengangkat
Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut
ini

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu
ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30)
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan dalam Alqur’an
ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya Alqur’an. Ada
lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan
al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan
dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS.
Al-Mu’minun ayat 12-14)

Berdasarkan ayat Al Qur'an dan Al Hadits di atas menunujukkan bahwa Allah SWT menciptakan
manusia melalui fase-fase berikut :

1. Nuthfah

Nuthfatun adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi
pembuahan kemudian terjadi perubahan dari keadaan yang satu kepada yang lain dan dari
bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.

Riset para ahli embriologi menyebutkan bahwa selain mengandung spermatozoa (sperma) air
mani juga tersusun dari berbagai campuran yang berlainan yang mempunyai fungsi masing-
masing, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi
spermatozoa, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar
memudahkan pergerakan sperma. Air mani yang tersusun dari berbagai campuran tersebut
telah disebutkan dalam Al- Qur'an. "Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-
baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari sari pati air yang hina (mani)". (QS. As Sajdah : 7-8).

Kata-kata sulalah (saripati) pada ayat tersebut merupakan bagian yang mendasar atau "bagian
dari satu kesatuan".

2. 'Alaqah

Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh. Pada hari
yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar makin).
Selepas itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.

"Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun : 14'. Alaqah secara bahasa
mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau menempel, sedangkan pada 'alaqah ini
embrio berbentuk segumpal darah sebagaimana ditegaskan Allah SWT : "Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah" (QS. Al 'Alaq : 2)
'Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi sel ini
disebut zigot sebagai "segumpal darah", istilah 'alaqah ini juga tersebut dalam firman Allah SWT
: "kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,dan
menyempurnakannya". (QS. Al Qiyamah : 38).

3. Mudghah

Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu keempat.Perkataan mudghah disebut


sebanyak dua kali di dalam al-Quran yaitu surah al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14.

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan
kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi
itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (QS. al-
Hajj ayat 5)

"...lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging,..." ( QS. Al Mukminun : 14)

Mudghah yang mempunyai arti segumpal daging ini merupakan fase yang mana berbentuk
lengkung, dengan penampakan gelembung-gelembung serta alur-alur.

Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari tidak lagi mirip dengan embrio hewan karena sudah
dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang sebagaimana disebutkan
dalam hadits Nabi SAW dari Hudzaifah ibnu Asid : "Ketika nuthfah telah lewat 42 malam dari
penciptaan, Allah Ta`ala mengirim malaikat untuk membentuknya dan menciptakan
pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang. Kemudian malaikat bertanya : Ya Allah, ini
akan dijadikan laki-laki atau perempuan ? Dan Allah memutuskan apa yang dikehendakiNya, .."
(HR. Muslim).

Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota
yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus yang tertanam di dalam otot-
otot ibu kini mempunyai saluran darahnya sendiri.Jantung bayi pula mula berdengup.Untuk
perkembangan seterusnya, darah mula mengalir dengan lebih banyak lagi kesitu bagi
membekalkan oksigen dan pemakanan yang secukupnya.Menjelang tujuh minggu sistem
pernafasan bayi mula berfungsi sendiri.

4. IZAM DAN LAHM


Pada peringkat ini iaitu minggu kelima, keenam dan ketujuh ialah peringkat pembentukan
tulang yang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-
otot akan membungkus rangka tersebut.

Firman Allah SWT :

"Lalu Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami membalutkan
Izam dengan daging" al-Mukminun : 14

Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks. Pada tahap ini perut
dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mula terbentuk. Serentak dengan itu sistem
pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke pau-paru mula
kelihatan.Begitu juga dengan organ pembiakan, kalenjar, hati, buah penggang, pundi air
kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih sempurna lagi.Kaki dan tangan juga mula
tumbuh.Begitu juga mata, telinga dan mulut semakin sempurna.Pada minggu kelapan
semuanya telah sempurna dan lengkap.

5. Peniupan Ruh

Para ulama Islam menyatakan kapan roh ditiupkan ke dalam jasad yang sedang berkembang?
Mereka hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini berlaku selepas empat puluh hari dan
selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks.Nilai kehidupan mereka telah
pun bermula sejak di alam rahim lagi. Ketika di alam rahim perkembangan mereka bukanlah
proses perkembangan fizikal semata-mata tetapi telahpun mempunyai hubungan dengan Allah
s.w.t melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Quran surah
al-A'raf : 172.

dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (al-A'raf : 172.)

Dengan ini entiti roh dan jasad saling bantu membantu untuk meningkatkan martabat dan
kejadian insan disisi Allah SWT.

Ruh merupakan penggerak dan pertanda dari kehidupan seorang hamba, tanpa adanya ruh
maka jasad yang telah terbentuk tidak akan sempurna. Tentang ruh ini Allah Ta`ala berfirman :
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Isra' : 85)

Para ahli ilmu mendefinisikan ruh sebagai organ lembut yang berada pada badan. Proses
peniupan ruh oleh malaikat tersebut diiringi dengan proses penentuan rizkinya, ajalnya,
amalnya dan ia celaka atau bahagia. Proses peniupan ruh pada embrio tersebut ketika berumur
120 hari sebagaimana disebutkan pada hadits dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud RA.
yang sudah tersebut di atas.

Hal lain yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah bahwa embrio terselubungi oleh tiga
kegelapan "dzulumatin tsalats". Para pakar embriologi menyebutkan bahwa maksud dari tiga
tabir kegelapan itu adalah ; 1. Dinding bagian dalam perut ibu, 2.Dinding uterus, dan
3.Membran amniokorionik. Maha benar Allah Ta`ala dengan firmanNya : "…Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan…". (QS. Az Zumar : 6).

D.unsur-unsur dan potensi manusia

1.UNSUR-UNSUR
Dalam diri manusia ada lima unsur pokok yang wajib kita ketahui yaitu jasad, akal, hati, jiwa dan
ruh. Kelima unsur pokok ini punya peran masing-masing dan hendaknya sejalan menyatu dalam
satu kesatuan yang utuh.

 Jasad adalah tubuh kasar bersifat lahiriyah, membutuhkan hal-hal yang bersifat materi,
seperti makan, minum, istirahat, kendaraan, tempat tinggal dan lain-lain. Jadi jasad ini
benar-benar diberikan haknya, sehingga tidak mengalami sakit yang parah dan lemah
yang bertambah-tambah.

 Akal adalah perangkat tercanggih yang Allah berikan kepada semua manusia.
Hendaknya difungsikan untuk memikirkan hal-hal yang bersifaf positif, sehingga
melahirkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Orang yang benar-benar menggunakan akal
sehatnya, maka akan menjadi manusia yang berilmu tinggi, menguasai segala tehnologi
dan selalu menemukan hal-hal yang baru dalam hidup.

 Hati adalah perangkat batin yang selalu bersuara membisikkan segala sesuatu. Ketika
hati itu bersih, maka suara yang terdengar adalah suara kebenaran yang dipantulkan
dari rasa iman yang mendalam. Itulah yang disebut hati nurani, hati yang tidak pernah
bohong karena berasal dari nur cahaya Ilahi.

 Jiwa adalah perangkat halus yang memiliki perasaan sangat sensitif, bisa sedih, senang,
tertekan, gelisah dan lain-lain. Tergantung kondisi iman di hati, bila iman kuat maka jiwa
itu akan tegar, tangguh, tidak gampang menyerah dan selalu optimis. Dan bila iman di
hati lemah, maka jiwa itu rapuh yang menyebabkan hilangnya semangat, mengalami
goncangan, tidak bersabar, dihantui perasaan tidak menentu, pesimis dan lain
sebagainya.

 Ruh adalah perangkat manusia yang paling halus tidak terdeteksi oleh alat apapun. Ruh
itu kekuatan terpendam dari Allah ‘Azza Wajalla, yang berfungsi menggerakkan seluruh
tubuh, sehingga tubuh itu dapat bekerja secara sempurna. Suatu saat ruh ini akan
diambil oleh Allah sebagai pemilik tunggal di alam semesta ini. Maka selesailah hidup
kita dimuka bumi. Semoga ruh itu tetap suci kembali kepada Dzat Yang Maha Suci dalam
keadaan husnul khatimah.

2.POTENSI
Potensi merupakan bekal yang dapat digunakan manusia untuk menghadapi dan mengatasi
setiap persoalan hidupnya. Dan tidak seorang pun manusia yang diciptakan Allah tanpa potensi
yang memadai. Itulah sebabnya dalam ayat lain kembali ditegaskan: Allah tidaklah memberi
beban kecuali sesuai kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 267).

Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa setidaknya
manusia dianugerahi 5 potensi, antara lain:

 potensi insting. Dengan potensi ini manusia dapat memberi respon secara otomatis
terhadap apa yang dialaminya. Sehingga seorang anak dapat menangis ketika sedih,
merintih ketika sakit, menjerit ketika takut, mempertahankan diri ketika terancam atau
tertawa saat merasa ada yang lucu. Potensi ini tanpa harus dilatih, insya Allah sudah
langsung dimiliki oleh setiap anak yang terlahir.

 potensi indera. Bukan saja panca indera yang selama ini kita kenal tapi juga meliputi
indera keseimbangan dan kinestetik yang membuat manusia bisa berdiri, bergerak,
berjalan dan beraktivitas. Kemampuan indera ada yang dimiliki secara sempurna, tapi
ada juga yang kurang sempurna. Namun bukan berarti ketidaksempurnaan itu lantas
menjadi suatu kelemahan, lantaran tidak sedikit mereka yang tidak sempurna dalam
satu sisi ternyata diberi keistimewaan pada sisi yang lain. Untuk itu indera yang ada
perlu dilatih agar bisa berfungsi secara maksimal.

 potensi akal. Dengan ini manusia bisa mengetahui mana yang baik dan benar.
Mengekplorasi banyak pengetahuan yang semula tidak diketahui, sehingga dapat
mengembangkan wawasan sekaligus menemukan cara dan solusi untuk mengatasi
persoalan yang dihadapinya. Tapi potensi ini tidak muncul dengan sendirinya, perlu ada
proses pembelajaran serta pelatihan untuk menstimulasi perkembangan kemampuan
akalnya secara bertahap.

 potensi hati. Potensi ini menjadikan manusia bisa merasa dan berempati. Sehingga
dengannya manusia bisa menghormati, menghargai dan menunjukkan kepeduliannya
terhadap kondisi orang lain. Selain itu, hati juga bisa menjadi filter atas segala bentuk
kebohongan, karena hati tidak bisa berdusta.
 Kelima, potensi agama. Potensi ini akan membimbing seluruh potensi yang ada
sehingga sesuai dengan kehendak Allah, memberikan batas yang boleh dan dilarang,
sekaligus membantu manusia bangkit dari berbagai masalah yang dihadapi dengan
keyakinan bahwa di balik segala kelemahan yang dimiliki masih ada Allah Yang Maha
Kuasa yang mampu menjadikannya mampu menghadapi segala macam ujian dan
tantangan. Tanpa potensi ini, seluruh potensi yang dimiliki seakan bisa menjadi tidak
berarti sehingga banyak orang mudah menyerah serta putus asa.

E. kebutuhan dasar manusia

A. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat mencapai
kesejahteraan, sehingga bila kebutuhan tersebut ada yang tidak atau belum terpenuhi maka
pastilah manusia akan merasa kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah
suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya
kurang sejahtera.

Konsep kebutuhan dalam Islam yaitu bersifat dinamis melihat pada tingkat ekonomi yang ada
di masyarakat.Konsep kebutuhan dasar dalam Islam bersifat sangat dinamis mengacu pada
tingkat keadaan ekonomi pada masyarakat.Pada tingkat keadaan ekonomi tertentu barang
yang tadinya dikonsumsi karena motivasi keinginan, pada tingkat keadaan ekonomi lebih baik,
barang tersebut telah berubah menjadi kebutuhan. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh: Al-
Syathibi yaitu:

Kebutuhan Dharuriyat Kebutuhan dharuriyat ialah tingkat kebutuhan primer. Bila tingkat
kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terancam keselamatan umat manusia baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Kebuthan dharuriyat mencakup:

a. Menjaga Din Agama

Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga din (agama) dari kerusakan, karena din merupakan
dharuriyat yang paling besar dan terpenting, maka syari’at juga mengharamkan riddah
(murtad), memberi sanksi kepada orang yang murtad dan dibunuh. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Hadis nabi yang artinya “Barangsiapa yang mengganti
agamanya, maka bunuhlah dia” [HR Bukhari] Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang lain.yang artinay “Tidak halal darah seorang muslim (tidak boleh dibunuh, Red.),
kecuali dengan salah satu di antara tiga sebab yaitu jiwa dengan jiwa, orang tua yang berzina
(dibunuh dengan dirajam, Red.), orang yang murtad meninggalkan agamanya dan jama’ahnya”
[HR Bukhari]

b. Menjaga Jiwa (Hifzhun-Nafsi).


Menjaga jiwa juga termasuk dalam dharûriyatul-khamsi, dan agama tidak akan bisa tegak, kalau
tidak ada jiwa-jiwa yang mampu menegakkannya. jika kita ingin mencoba menegakkan din,
artinya, kita harus mampu menjaga jiwa-jiwa yang ingin menegakkan agama ini.

c. Menjaga Akal (Hifzhul-Aqli).

Salah satu sarana untuk menjaga akal yaitu ilmu.Kalimat wahyu yang pertama kali sampai
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyentuh telinga Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah kalimat iqra’ (bacalah!) setelah itu adalah kalimat:

‫َع َّلَم ٱِإْل نَٰس َن َم ا َلْم َيْع َلْم‬

Artinya: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (AlAlaq: 96: 5)]
Karena membaca merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan ilmu, meskipun bukan dari
jalan satu-satunya, akan tetapi merupakan jalan terpenting.

d. Menjaga Keturunan (Hifzhun-Nasli).

Di antara dharûriyyâtul-khams yang dipelihara dan yang dijaga dalam syari’at, yaitu dengan
menjaga keturunan. Allah Azza wa Jalla berfirman :

‫َو َك ۡم َاۡه َلۡك َنا ِم َن اۡل ُقُر ۡو ِن ِم ۢۡن َبۡع ِد ُنۡو ٍحؕ‌ َو َك ٰف ى ِبَر ِّبَك ِبُذ ُنۡو ِب ِع َباِدٖه َخ ِبۡي ًۢر ا َبِص ۡي ًرا‬

Artinya: dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. dan cukuplah
Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-hamba-Nya. [Al-Isrâ/17: 32]

e. Harta (mal)

1) Menjaga Harta (Hifzhul-Mali). Bagian terakhir dari dharuriyâtul-khams yang dijaga oleh
syari’at yaitu sesuatu yang menjadi penopang hidup, kesejahteraan serta kebahagiaan, yaitu
dengan menjaga harta. Sebagaimana dalam firman Allah Azza wa Jalla yang artinya :

Artinya: dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-
kata yang baik. [An-Nisâ‘/4 : 5]

2) Mencari Harta

Kerja keras Dalam hal mencari harta kita disuruh bersungguh-sunggu dan penuh keyakinan
tidak pantas jika umat Islam bermalas-malasan dalam bekerja dengan alasan sudah terlalu sibuk
beribadah. Mengenai hal ini Allah SWT berfirman dalam QS Al Jumuáh ayat 10 yang artinya :

“apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”
F. Tujuan Penciptaan Manusia

Segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah SWT. Termasuk dari
segala apa yang di ciptakan-Nya tidak satu pun tidak memiliki tujuan dan manfaat. Begitupun
dengan proses penciptaan manusia yang ada di muka bumi ini beserta segala isi alam semesta.
Air yang mengalir dengan siklus di kehidupan manusia, hewan-hewan yang terus berkembang
sebagai pengelengkap hidup manusia, dan lain sebagainya.Penicptaan tersebut Allah ciptakan
semata-mata untuk kebaikan hidup manusia.

Kita sebagai manusia perlu mengetahui apa tujuan penciptaan kita atau tujuan hidup
kita menurut islam sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Allah. Dengan mengetahui hakikat
penciptaan manusia, maka manusia akan mengarahkan hidupnya pada tujuan hidup yang telah
Allah tentukan serta berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan akhir terbaik dari tujuan
hidupnya. Berikut adalah penjelasan tentang tujuan penciptaan manusia :

1.Beribadah kepada Allah SWT

Allah Ta’ala berfirman :

‫َو َم اَخ َلْقُت اْلِج َّن َو اإلْن َس ِإالِلَي ْع ُبُد وِن‬


”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.”
(QS Adzariyat : 54)

Contohnya seperti bersedekah, berpuasa, menyapa orang lain ketika bertemu, dan
saling tolong menolong antar sesama.

Allah SWT adalah Zat Yang Maha Agung yang menciptakan manusia.Allah SWT
menciptakan manusia dengan kekuasaanya.Maka dari itu kita harus taat kepadanya. Konsep
manusia menurut islam semata-mata untuk mengabdi atau melaksanakan ibadah kepada
Allah SWT. Ibadah sendiri berasal dari kata Abada yang artinya adalah sebagai budak.Untuk
itu manusia hakikatnya adalah sebagai budak atau hamba dari Allah. Seoranghamba tidak
lain tugasnya adalah mengikuti apa kata Allah, menggantungkan hidup pada Allah, dan
senantiasa menjadikan perkataan Allah sebagai tuntunan hidupnya. Perintah Allah untuk
taat dan menyembah Allah SWT adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah agar manusia
tidak merugi.

2.Mengilmui Tentang Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman :

‫الَّلُهاَّلِذيَخ َلَقَس ْب َع َسَم اَو اٍتَو ِم َن األْر ِض ِم ْث َلُهَّن َي َتَن َّز اُل ألْم ُر َب ْي َن ُهَّن ِلَت ْع َلُمواَأَّن الَّلَهَع َلىُك ِّلَش ْي ٍء َقِد يٌر َو َأَّن الَّلَه َقْد َأَح اَط ِبُك ِّلَش ْي ٍءِع ْلًما‬
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).

Allah SWT menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui
tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah SWT lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu
Allah yang sempurna.Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena
ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

3. Mengejar Tujuan Akhirat

Kehidupan di dunia adalah sementara.Untuk itu, dunia bukan tujuan akhir dari
kehidupan manusia dan juga bukan tujuan dari penciptaan manusia untuk tinggal di
bumi.Kehidupan sejati adalah di Akhirat nanti.Untuk itu Allah senantiasa menyuruh melakukan
kebaikan untuk mendapatkan pahala akhirat, menyampaikan kebahagiaan surga dan
penderitaan neraka, serta memotivasi di setiap ibadah dan perilaku kebaikan dengan balasan
pahala.Untuk itu Allah menuntun manusia menuju akhirat dengan memberikan petunjuk
agama.Fungsi agama adalah untuk menuntun manusia agar tidak terlena dengan kehidupan
sementara dan senantiasa mengejar akhirat.Allah Menyuruh untuk Berlomba-lomba Mengejar
Pahala Akhirat :

“Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamuberada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS.Al
Baqarah : 148)

Manusia juga mempunyai fungsi diciptakannya ke dunia ini, yaitu :

 Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi


Bentuk pengabdian manusia kepada Allah salah satunya adalah menjalankan misi
hidupnya sebagaimana yang telah Allah berikan untuk menjadi Khalifah fil Ard.Khalifah
artinya adalah pemimpin. Tugas pemimpin adalah mengelola dan memperbaiki agar hal
yang diatur dan dipimpinnya menjadi baik. Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka
bumi.Khalifah sendiri bisa bermakna pemimpin atau pengganti. Ini adalah hakikat manusia
menurut islam yang harus dilakukan. Tugas manusia terdiri dari :

1. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Kebenaran (Hakikat) dari kehambaan Allah adalah ketaatan, kepatuhan, dan


ketundukan. Hamba Allah adalah manusia yang taat, tunduk, dan patuh kepada Allah
SWT. Jadi, sebagai hamba Allah manusia harus beribadah kepada Allah, menjauhi
segala larangan-Nya dan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya (Taqwa).

2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Kholifah Allah


Kholifah menjadi pengganti yang memegang kekuasaan setalah wafatnya
Rosulullah. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia itu bersifat kreatif. Karena
dirinya (kholifah) akan mengelola segala sesuatu yang ada di bumi tentunya dengan
ketentuan yang ditetapkan Allah.Allah mengajarkan kepada manusia tentang
kebenaran dengan segala penciptaan-Nya melalui pemahaman terhadap hukum-
hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya.Manusia adalah mahkluk sempurna di
banding mahkluk Allah yang lain. Manusia diberi akal agar dapat memakmurkan bumi,
dan manusia juga disebut dengan mahkluk yang serba dimensi.

 Manusia sebagai Warosatul Anbiya’

Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan rembulan pada
malam purnama atas seluruh bintang.Para Ulama adalah pewaris para nabi (al-’ulama
warasatul anbiya).Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyamewariskan
ilmu.Warisan nabi yang sangat berharga dan mulia di sisi Allah SWT adalah ilmu, karena
dengan ilmu bisa membuat manusia hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.

Kesalehan dan kebahagiaan seseorang ditentukan oleh kualitas ilmu yang


dimilikinya.“Siapa yang ingin bahagia di dunia, maka mesti dengan ilmu, siapa yang ingin
bahagia di akhirat, maka mesti dengan ilmu, dan siapa yang ingin bahagia pada keduanya,
maka mesti dengan ilmu.”Ulama juga berfungsi sebagai perantara antara Allah SWT
dengan hamba-Nya, melalui rahmat dan pertolongan-Nya.Allah SWT juga menjadikan para
ulama sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama, sehingga ilmu agama terus terpelihara
kemurniannya sebagaimana awalnya.

Pascawafatnya Rasulullah SAW, ulamalah yang menggantikan posisi beliau dalam


membina umat sebagaimana sabdanya, “Ulama adalah pewaris para Nabi.”Memberi
perlindungan kepada umat dan merawat ukhuwah demi meninggikan Islam dan
memajukan peradaban bahagian dari rutinitas keseharian para ulama, karena ulama
memikul amanah Allah sebagai penerus risalah sesudah para nabi.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah


ulama.”(QS. Fathir: 28). Allah memilih ulama dalam memikul amanah dikarenakan
ilmunya, sebab ilmu Allah menjadikan ulama itu sebagai hamba-Nya yang spesial.

 Menegakkan Keadilan Antar Sesama Manusia


Sebagaimana yang disampaikan di ayat berikut, bahwa keadilan dan hak-hak manusia
perlu dijaga keadilan dan keseimbangannya oleh umat manusia. Menjadi khalifah fil ard
bukan hanya mengurus alam dan kondisi sendiri, melainkan juga memperhatikan hak-hak
hidup orang lain dan berlaku adil. Hal ini menjaga kedamaian di muka bumi serta
melangsungkan keadilan adalah nilai-nilai dasar dari ajaran islam yang Rasulullah SAW
ajarkan kepada umat islam.Dan Syu’aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat
kerusakan”. (QS. Hud [11] : 85)

G. Kritikan Terhadap Teori Darwin

Teori Evolusi adalah sebuah teori pengetahuan yang di tulis oleh Carles Darwin pada
abad ke 19.Carles Darwin adalah seorang llmuan yang berkebangsaan Inggris.Menurut Darwin
bahwa nenek moyang manusia adalah kera yang berevolusi menjadi manusia seperti sekarang
ini.Teori ini didasarkan pada teori seleksi alam. Seleksi alam yang dimaksud dalam Teori Evolusi
Darwin ini adalah bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi, lama kelamaan akan
punah.Makhluk hidup yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya dan sesama mahluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan
hidupnya.

Pada Teori Darwin ini menyatakan bahwa jika kera yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya tentu dia akan menjadi menjadi manusia-manusia kera seperti Meganthropus
Erectus, Pithecantropus Ercetus, dan Homo Sapiens.Manusia kera lama-kelamaan postur
tubuhnya akan berubah mulai dari posisi membungkuk hingga mampu berdiri tegak seperti
manusia saat ini

Terkait dengan manusia, Charles Darwin dalam buku berjudul ‘On the Origin of Species
by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life’
menganggap manusia berasal dari kera yang berevolusi.Dalam teorinya, Charles Darwin
mengatakan, "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju
kepada kesempurnaan."Lalu, diperluas teorinya hingga sampai kepada asal usul manusia.

Tetapi, teori ini memiliki kelemahan dan kekurangan, karena ada beberapa jenis
tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula, contohnya
ganggang biru yang diperkirakan telah ada sejak satu miliar tahun lalu dan hingga saat ini masih
sama.Begitu juga dengan hewan lainnya seperti sejenis komodo atau biawak yang telah ada
sejak berjuta-juta tahun lalu dan sampai saat ini masih ada.Sehingga, bisa dikatakan bahwa
teori yang dianggap ilmiah ini ternyata tidak mutlak, karena antara teori dengan kenyataan
tidak dapat dibuktikan.
Berbeda dengan yang tertulis dalam Alquran. Jika hasil penelitian ilmiah dipadukan dengan
Alquran, akan menemukan titik temu mengenai asal usul penciptaan manusia. Dalam buku
'Alquran vs Sains Modern menurut Dr. Zakir Naik' karya Ramadhani , Alquran menyatakan
proses penciptaan manusia dalam dua tahapan.

 Tahapan pertama disebut tahapan primordial, yaitu manusia pertama ialah Adam AS.
 Tahapan kedua ialah tahapan biologi, yakni bercampurnya air mani (nuthfah) yang
tersimpan dalam tempat yang kukuh (rahim).Kemudian nuthfah itu menjadi darah beku
(alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut lalu oleh-Nya dijadikan
segumpal daging (mudghah) dan dibalut dengan tulang belulang, serta ditiupkan roh
kepadanya.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14)

H. Daftar pustaka

http://konselingberbagi.blogspot.com/2016/04/istilah-manusia-dalam-al-quran.html#:~:text=Al
%2DQur'an%20menyebutkan%20bahwa,bani%20adam%20atau%20dzurriyat
%20Adam.&text=Menurut%20Rifaat%20Syauqi%20Nawawi%2C%20istilah,semua
%20totalitasnya%20lahir%20dan%20batin.
https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam

http://jurnalilmiyah.blogspot.com/2017/11/pengertian-hakikat-manusia-menurut-
islam.html#:~:text=Para%20sarjana%20islam%20sepakat%20bahwa,rohani%20atau%20jiwa
%20dan%20raga.&text=Hakikat%20manusia%20menurut%20Allah%20adalah,bebas
%20memilih%20dan%20bertanggung%20jawab.

https://www.kompasiana.com/alqurthubi/553127176ea834ff5b8b456c/tahapan-penciptaan-
manusia

https://sinar5news.com/unsur-pokok-dalam-diri-manusia/

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/2126

http://punyalembak.blogspot.com/2017/01/potensi-manusia-menurut-pandangan-islam.html

https://muslimah.or.id/7109-2-tujuan-penciptaan-manusia.html

https://aceh.tribunnews.com/2016/07/02/warasatul-anbiya.

https://republika.co.id/berita/lz64n3/ilmuwan-muslim-tak-ada-evolusi-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai