Anda di halaman 1dari 2

a.

Hakikat Manusia
1. Pengertian
- Hakikat ad/ sebagai ungkapan untuk menunjukkan makna yang sebenarnya dan
paling mendasar dari suatu benda.
- Hakikat manusia ad/ makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. (Umum)
- Hakikat manusia ad/ abstract, yakni makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT,
memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada
kesempurnaan. (Islam)
2. Al-Qur’an
- Al-Insan
Jika dilihat dari aspek bahasa, kata ‫( إنسان‬Insân) menurut Ibn Mandzhur diambil dari
tiga akar kata, yaitu; ‫َس‬ َ ‫( َأن‬anasa), ‫س‬
َ َّ‫( َأن‬annasa) serta ‫( ن َِس َي‬nasiya). Istilah al-Insân
dalam Alquran umumnya digunakan untuk menggambarkan keistimewaan manusia.
Kata al-Insân dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dalam 43 surat. Salah
satunya terdapat dalam surah……
- Al-Basyar
Kata ‫( البَ َش ٌر‬al-Basyar) berasal dari kata ba’, syin, dan ra’. Sehingga ‫بشر‬ memiliki arti
menguliti/ mengupas (buah). Kata al-Basyar dalam Alquran umumnya digunakan
dalam menggambarkan manusia sebagai makhluk biologis yang mempunyai sifat-
sifat biologis seperti makan, minum, hubungan seksual, dll. Penamaan kata ini
menunjukkan makna bahwa secara biologis manusia didominasi pada kulitnya
dibandingkan dengan hewan yang lebih didominasi oleh bulu atau rambut. Kata al-
Basyar dalam Alquran dinyatakan sebanyak 38 kali dalam 26 surat. Berikut salah
satu contoh ayat yang didalamnya terdapat kata al-Basyar:
- Al-Nâs
Kata al-Nâs ‫ النَاس‬merupakan bentuk jamak dari kata al-Insân ‫إنسان‬. Dalam Alquran
kata al-Nâs digunakan untuk menyatakan manusia sebagai makhluk yang memiliki
suatu komunitas masyarakat (makhluk sosial). Kata al-Nâs dalam Alquran disebutkan
sebanyak 241 kali dalam 55 surat. Kata al-Nâs inilah merupakan istilah kata yang
paling banyak digunakan dalam Alquran untuk mengistilahkan manusia. Berikut
merupakan salah satu contoh ayat Alquran yang di dalamnya terdapat kata al-Nâs:
- Banî Ȃdam
Kata ‫( بني أدم‬Banî Ȃdam) atau ‫( ذرّية أدم‬Dzurriyat Ȃdam) memiliki arti anak cucu atau
keturunan Adam. Secara umum, penggunaan kata ini dalam Alquran yaitu untuk
menunjukkan bahwa setiap manusia merupakan keturunan dari Nabi Adam dan asal
usul setiap manusia pun berasal darinya. Kata Banî Ȃdam disebutkan sebanyak 7 kali
dalam 4 surat, sedangkan Dzurriyat Ȃdam disebutkan hanya sekali dalam surah
Maryam ayat 58. Berikut merupakan salah satu contoh ayat Alquran yang di
dalamnya terdapat kata Banî Ȃdam.
b. Kedudukan dan Tujuan Penciptaan Manusia
Allah SWT berfirman dalam surah Adz-Zariyat ayat 56 yang berbunyi…..
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa, kedudukan manusia dalam sistem
penciptaannya adalah sebagai hamba Allah. Kedudukan ini berhubungan dengan hak dan
kewajiban manusia di hadapan Allah sebagai penciptanya. Dan tujuan penciptaan manusia
adalah untuk menyembah kepada Allah SWT. Bukan hanya itu, tujuan penciptaan manusia
juga untuk mengemban Amanah, Tujuan ini berupa kesanggupan manusia memikul beban
taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik orang-orang
beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut. Hal ini sesuai
dengan QS al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi:
ۙ ‫انُ ِانَّهٗ َكانَ ظَلُوْ ًما َجهُوْ اًل‬ ۗ ‫ت وااْل َرْ ض و ْالجبَال فَاَبَ ْينَ اَ ْن يَّحْ ِم ْلنَهَا واَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا و َحملَهَا ااْل ِ ْن َس‬
َ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ ‫اِنَّا َع َرضْ نَا ااْل َ َمانَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو‬
Artinya
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat zalim dan sangat bodoh.” Tujuan penciptaan manusia berikutnya ialah sebagai
pengurus bumi atau khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke-
maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang dalam ayat Al Qur'an yang berbunyi:
QS al-Baqarah ayat 30
ٰۤ
ُ‫ك َونُقَ دِّس‬ َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ ِ ْ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬
َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬َ َ‫ل‬
Artinya
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
c. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Secara umum, aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku manusia terbagi menjadi 2 yakni
factor personal dan factor situasional. Factor personal adalah sesuatu/aspek yang melekat
pada diri seorang individu yang mempengaruhi perilakunya. Maksudnya factor yang datang
dari diri sendiri. Nah, factor personal sendiri terbagi menjadi 2 yaitu factor biologis yang
berarti faktor yang hadir saat anak dilahirkan atau setelahnya. Dimana factor ini meliputi
struktur genetic, system saraf, dan system hormon. Berikutnya factor sosiopsikologis,
Sebagai makhluk sosial, manusia akan memperoleh beberapa karakteristik yang
memengaruhi tingkah lakunya. Aspek yang mempengaruhi perilaku manusia yang ke-2
yakni, factor situasional yaitu factor yang berasal dari luar individu, termasuk lingkungan.
d. Ikhtiar Merealisasikan Tugas Hidup Manusia
Ikhtiar ad/ usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa yang
dikehendakinya. Nah, Sebelumnya tadi saya sudah jelaskan bahwa ada beberapa tujuan
ataupun tugas diciptakannya manusia diantaranya beribadah, mengemban Amanah, dan
menjadi khalifah. Disini saya akan menjelaskan lebih lanjut apa saja sih ikhtiar yang dapat
kita lakukan untuk merealisasikan tugas kita sebagai seorang hamba.
1. Berilmu
Tentu saja kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, terutama pembeda
dengan makhluk lainnya ialah berakal seharusnya senantiasa menuntut ilmu. Inilah juga
merupakan salah satu ikhtiar kita sebagai khalifah atau pengurus bumi.
2. Bertindak yang nyata
3. Mencari lingkungan yang baik
4. Berdoa
5. Menjaga hati
6. Bertawakal

Anda mungkin juga menyukai