Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“ KEBERADAAN, HAKIKAT, DAN MARTABAT MANUSIA “

Disusun oleh:

KURNIATI TAMHER

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
2019
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunai nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan
penyusunan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah ini berjudul “Keberadaan, Hakikat, dan Martabat Manusia”. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2019/2020
Pembahasan makalah ini berisi tentang makna Keberadaan, Hakikat, dan
Martabat Manusia.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik materi
maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca gunu menambah
wawasan tentang Pendidikan Agama Islam.

Masohi, Juli 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1. 1 Latar Belakang.....................................................................................3
1.2 rumusan masalah..................................................................................3
1.3 tujuan ....................................................................................................3
BAB II ISI ....................................................................................................4
2.1 Keberadaan manusia............................................................................4
2.2 Hakekat manusia..................................................................................5
2. 3 Martabat Manusia….............................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia akan selalu menarik. Dimana saat
membicarakan tentang manusia masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas.
Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi
dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan
sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi
dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan
terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik,
sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi
hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan,
dijadikan manusia di bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang
ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan
kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan keberadaan manusia?
b. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?
c. Apa yang dimaksud dengan martabat manusia?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui keberadaan manusia.
b. Untuk mengetahui hakikat manusia
c. Untuk mengetahui martabat manusia
BAB II
ISI
2.1 Keberadaan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri
dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan
mana yang baik (positif) atau buruk (negartif) untuk diri kita send iri. Bukan
hanya itu saja, pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja
tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah
makhluk pribadi sekaligus mkhluk sosial.
Pada diri manusia terdapat perpaduan sifat yang berlawanan. Manusia
adalah hadits, baru, dari sifat jasmiahnya, dan azali dari roh Ilahiahnya. Oleh
karena itu pada diri manusia terdapat sifat baik, yang menyerupai sifat Tuhan,
dan terdapat sifat buruk. Ketika Allah menyaksikan kesombongan iblis, yaitu
tidak mau sujud kepada Adam , dalam QS. 38 (Shaad): 75.
َ‫ي أَأَ ْستَ ْكبَرْ تَ أَ ْم ُك ْنتَ ِمنَ ْال َعالِين‬ ُ ‫ك أَ ْن تَ ْس ُج َد لِ َما َخلَ ْق‬
َّ ‫ت بِيَ َد‬ َ ‫قَا َل يَا إِ ْبلِيسُ َما َمنَ َع‬ 
Artinya : Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu
sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu
menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang
(lebih) tinggi?"
Kedua tangan dalam ayat tersebut menurut Ibnu al-‘Arabi adalah nama
atau sifat Tuhan yang berlawanan, baik nama aktif ( al –asma’ al-
fa’iliyah ) maupun nama reseptif (al-asma’ al- qabiliyah ). Nama aktif saling
berlawanan sepertial- Anis ( Yang Maha Ramah ) berlawanan dengan al-
Hayaa’( Yang Pemalu ).

2.2 Hakikat Manusia Menurut Ajaran Islam


Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term)yang digunakan
untuk menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al- insan, basyar dan Bani
Adam.
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang
sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah
SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam
Alaihi salam.
Asal Kejadian Manusia
Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses
penciptaan manusia pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah
manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan
dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan
manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat
berikut ini
ِ ِ ِ ‫اع ل يِف ا أْل َ ر‬
ِ ِ ِ ِ ِ َ ُّ‫ال ر ب‬ ِ
َ ‫ض َخ ل َيف ةً ۖ) قَ الُ وا أَجَتْ َع ُل ف‬
‫يه ا‬ ْ ٌ ‫ك ل ْل َم اَل ئ َك ة إ يِّن َج‬ َ َ َ‫َو إ ْذ ق‬
‫ال إِ يِّن‬
َ َ‫ك ۖ) ق‬ ِ ‫م ن ي ْف ِس ُد فِ يه ا و ي س ِف ك ال دِّ م اء و حَن ن نُس ب حِب‬
َ َ‫س ل‬
ُ ِّ‫ِّح َ ْم د َك َو نُ َق د‬
ُ َ ُْ َ َ َ ُ ْ ََ َ ُ َْ
‫ون‬
َ ‫َع لَ ُم َم ا اَل َت ْع لَ ُم‬
ْ‫أ‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat
“Sesungguhya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku mengetahui apa
yan tidak kamu ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30)
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan
penjelasan dalam Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan
yang ditemukan setelah turunnya Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan
manusia yakni al-nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm.
Tujuan Penciptaan Manusia
Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar
manusia dapat menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama
manusia adalah beribadah dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya
serta menjauhi larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah
SWT berikut ini

ِ ‫نس إِال لِ َيعْ ُب ُد‬


‫ون‬ ِ ‫ت ْال ِجنَّ َوا‬
َ ‫ال‬ Lُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah Aku.” (QS Adz Zariyat :56).
Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat
menjaga amanatnya dalam menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya
memiliki akhlak dan perilaku yang baik kepada sesama maupun makhluk
hidup yang lain.
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat
diciptakannnya manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia
berdasarkan pandangan agama islam
a. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah
SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah
SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa
ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima
zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh
keikhlasan dan segenap hati
b. Sebagai al- Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas
dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia
sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan
menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman
Allah SWT berikut
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan
(mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan
peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al
Hujurat :13).
c. Sebagai khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada
hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau
pemimpin di muka bumi.(baca fungsi alqur’an bagi umat manusia). Sebagai
seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung
jawabannya kelak di hari akhir.

d. Sebagai Bani Adam


Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan
hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak
Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).
e. Sebagai al- Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga
disebut sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai
ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan
hal lainnya (baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam
surat Al hud berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian
rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak
berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).
f. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena
manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh,
memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana
ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi
seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis
dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan
pikiran serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di
akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar
manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia
sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak
menghilangkan hakikat utama penciptaannya.
Unsur - unsur yang ada pada manusia yaitu berupa fisik atau jasmani
yang bisa dilihat untuk menunjukkan keberadaannya yang didalamnya
terdapat jantung sebagai pusat hidup dan otak sebagai lembaga pikir, rasa,
dan sikap sebagai pusat kehidipan. Yang kesemuanya itu bisa berfungsi jika
ada ruh di dalamnya,Tidaklah diciptakan manusia melainkan supaya
menyembah atau beribadah kepada Allah, baik sebagai makhluk individual,
makhluk sosial (menjalin hubungan dengan orang lain) ataupun makhluk
ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup)
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan
manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan
yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati
makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang
menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah
berproses dalam rahim ibu.
2.3 Martabat manusia menurut ajaran Islam
Menurut kamus bahasa Indonesia, martabat adalah harga diri atau
tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Martabat
adalah kehormatan, dan martabat ini merupakan bagian dari sifat manusia.
Allah SWT menempatkan manusia sebagai khalifah dimuka bumi dan
memberikan kedudukan kemuliaan dan martabat kepada manusia hingga
memiliki derajad yang tinggi dan bahkan lebih tinggi dari malaikat sehingga
malaikat pun bersujud dihadapan manusia.
Martabat adalah harga diri tingkatan harkat kemanusiaan dan
kedudukan yang terhormat, Dan martabat saling berkaitan dengan maqam,
maksudnya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat
seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu
keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam
perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari
beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di
wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara
umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7
(tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba
yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari
seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya,
seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan tahapan
maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam
tersebut.
BAB III
PENUTUP
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah dengan segala
kesempurnaan dari makhluk yang lainnya karena manusia dilengkapi dengan akal
dan fikiran walaupun manusia dengan makhluk lainnya sama - sama makhluk
ciptaan Allah dan Allah menjadikan manusia tidak sia - sia karena manusia tersebut
dengan akal dan potensi yang dimilikinya dapat menjadi khalifah dan ‘abdun.
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan
cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Martabat manusia adalah harga diri/kedudukan manusia di muka bumi yaitu
sebagai makhuk ciptaan Allah yang paling sempurna dan derajatnya lebih tinggi
daripada makhluk yang lain. Martabat manusia yang paling sempurna dan lebih
tinggi disebabkan karena manusia diberi akal dan hati nurani oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al- Qur’an, PT Kuala
Musi Raharja, Palembang

Azra, Azyumardi. 2004. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.

Mensoer, Adam. 2004. Materi Instruksional di Perguruan Tinggi, Jakarta:


Departemen Agama

Malik, Abduh. 2009. Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam, Jakarta:


Departemen Agama.

Anda mungkin juga menyukai