Anda di halaman 1dari 17

NABI

ADAM
 Filza Arianti
 Neva Judhanti
 Putri Dhika Savitri
 Reyhan Zahwa Samodra Putri

XI IPA
BAB I.
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sebagai agama yang diridhoi Allah SWT, agama islam memiiki 25 nabi. Nabi adalah
manusia yang diberi wahyu oleh Allah untuk melanjutkan syariat yang di emban oleh
rasul sebelumnya.
Dalam bentuk syariat yang inti dari ajarannya adalah :
Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada nabi Adam manusia pertama yang
dijadikan oleh Allah secara langsung dan menyuruh agar para malaikat tunduk
kepadanya.
agar memenuhi tugas nilai agama islam mengenai topic nabi. Kami memilih topic
nabi adam. Makalah ini dibuat juga dengan latar belakang agar kami dapat belajar
dan mengetahui kisah dan sejarah nabi Adam a.s serta perjalanan – perjalanannya.
Hukum yang terdapat didalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan manusia di
akhirat. Demikian juga pembahasan makalah ini yang berusaha mengetahui
bagaimana kisah nabi Adam a.s.
2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang ada beberapa
masalah yang dibahas, yaitu:
- bagaimana sejarah nabi adam
- perjalanan nabi adam
- syariat nabi adam
- bagaimana penciptaan nabi adam
- adam dan hawa
- bagaimana sehingga adam dan hawa diturunkan ke bumi
- mukzizat
3. TUJUAN PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, kita mengetahui
tujuan makalah ini dibuat.
Untuk menjawab dari rumusan masalah yang sebagai berikut;
- Dapat mengetahui biografi nabi adam
- Dapat mengetahui sejarah nabi adam
- Dapat mengetahui perjalanan nabi adam
- Dapat mengetahui syariat nabi adam
- Dapat mengetahui mukzizat nabi adam
Demikian lah tujuan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi kita semua
BAB II.
PEMBAHASAN

1. Sejarah
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan
dalam Al-Qur'an:

“ “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat;


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka
bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah
Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan
membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal
Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu
tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30) ”

Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan


dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai
Khalifah (pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai
makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan
kata lain adalah Adam 'bukanlah makhluk berakal pertama' yang
memipin di Bumi.
Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan
Allah yaitu manusia, jin, dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan
penciptaan yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang
dinamis dan nafsu namun hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan
malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena
tujuan penciptaanya sebagai pesuruh Allah. Tidak tertutup kemungkinan
bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga makhluk ini.
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah
makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat
di atas. Dalam Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada
makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi
memiliki karakteristik yang primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu,
kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara
vowel yang mampu mereka bunyikan.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900
cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak
kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan
bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang
memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia
pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Surah Al Hijr ayat 27 berisi:

“ Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas. (Al Hijr 15:27) ”

. Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal
yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan
adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan."
Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani,
salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah
dari golongan jin.
Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin
hidup pada dimensi yang berbeda. Sehingga tidak mungkin manusia
menjadi pengganti bagi Jin.

Penciptaan Adam

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak


untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi,
serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengumumkan
para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir
makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan
melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikatkepada Allah:

“ Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30) ”

Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

“ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-


Baqarah [2]:30) ”
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat yang kering
dan lumpur hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan
bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan
menjadi manusia yang sempurna. Adam menghuni surga

Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di surga dulu sebelum


diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk
mendampinginya. Adam memberinya nama, Hawa. Menurut cerita para
ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam
sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa
sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

“ Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah


makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35) ”
Tipu daya Iblis

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat


pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang
hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai dengan menggoda mereka untuk
mendekati pohon yang dilarang oleh Allah kepada mereka.

Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa Allah melarang mereka


memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila
memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga
akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah
mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke
bumi. Allah berfirman:

“ Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah [2]:36) ”

Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah


terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu
bertaubat kepada Allah dan setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

“ Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku ”


kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak
ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Peristiwa ini hanyalah skenario yang dirancang oleh Allah. Tujuannya adalah untuk
memberikan pengetahuan kepada Adam dan Hawa mengenai apa yang boleh mereka
kerjakan dan apa yang tidak boleh mereka kerjakan. Adam dan Hawa diturunkan ke
Bumi bukan karena hukuman melainkan karena sebelum mereka diciptakan, Allah
memang akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka Bumi. Oleh karena itu
jika mereka tidak memakan buah terlarang pun mereka tetap akan diturunkan ke
Bumi.

Adam dan Hawa turun ke bumi

Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru
yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh
kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan
keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

Menurut kisah Adam diturunkan di (Sri Lanka) di puncak bukit Sri Pada dan Hawa
diturunkan di Arabia. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di
dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan
Hawa menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip
dengan keadaan surga.[4] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran
raksasa.

Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.


Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian
pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam
mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil
dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian
menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam
untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih
jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi
di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang
paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan
demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

Waktu terus berlalu, Pada tahun pertama sejak Adam dan Hawa dipertemukan
Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki dinamakan
Qabil, dan yang perempuannya dinamakan Iqlima. Pada tahun berikutnya lahir lagi
sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa dari ke empat
anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak mengisi
bumi Allah.Dibawah asuhan ayah dan ibunya yang penuh cinta kasih, tumbuhlahlah
keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan
kasih sayang di antara anak-anaknya. Yang perempuan di didik sesuai dengan kodrat
wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal
yang menjadi tugas wanita. Sedang yang lelaki mencari nafkah sesuai dengan bakat
masing-masing. Qabil berusaha dalam bidang pertanian, Habil berusaha di bidang
peternakan.

Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam
agar mengawinkan putra putrinya. Qabil di kawinkan dengan adik Habil yang
bernama Labuda. Sedang Habil di kawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima.
Inilah syariat yang telah di tentukan Allah. Cara ini di sampaikan kepada putra
putrinya. Namun Qabil menolak mentah-mentah. Ia tidak mau di kawinkan dengan
Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik adiknya sendiri yaitu Iqlima. Rupanya
Qabil telah termakan bujukan Iblis, Ia lebih memperturutkan  hawa nafsu dari pada
akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yang di tetapkan Nabi Adam.

Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. Ia terus menasihati Qabil agar
menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya
Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban.

Maka dengan di saksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil
mempersembahkan qurban diatas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya.
Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek.

Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia


sayangi. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. tak lama kemudian
nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum
persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak di terima. Qabil sangat kecewa
melihat kenyataan itu. Ia terpaksa menerima kenyataan itu. Padahal hatinya tetap
tidak mau menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda,
Habil dengan Iqlima.

Hari-hari berlalu. Iblis datang meraksuki pikiran Qabil. Ia membisikan


sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan mengawini Iqlima
yang cantik jelita. Hal ini terus menerus di lakukan oleh Iblis tanpa jemu dan bosan.
Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan
iblis itu. Pada suatu hari, ketika Habil mengembalakan ternaknya di tempat yang sepi.
Jauh dari permukima Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa sepengetahuan Habil
saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali. Maka matilah Habil. Inilah
pembunuhan pertama atas umat manusia di bumi. Iblis tertawa kesenangan, ia telah
mempunyai teman.
Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan. di guncang-guncangkan tubuh
saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa kesana kemari. Ia benar-
benar kacau, tak tau harus di kemanakanmayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal,
air matanya berlinangan. Pada saat Qabil kebingan, Allah memberikan ilham melalui
burung gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat
Habil. Burung gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan itu. Lalu
burung gagak yang masih hidup menggali tanah. Burung gagak yang mati di tarik ke
dalam tanah dan di timbuninya.

Demikianlah, Qabil meniru perbuatan burung gagak itu. Ia menggali tanah


dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai menguburkan mayat
sudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus di katakannya kepada bapaknya-
Nabi Adam. Ia tidak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya merasa ketakutan
sendiri. Lebih-lebih ketika ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampiri.
Qabil makin panik, Ia melarikan diri. Masuk hutan, mendaki gunung dan menuruni
jurang. Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau hanyalah
manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan.

Beliau pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-
Nya. Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar di karuniai kesabaran dan
keteguhan iman. Serta bertaubat, beristighfarmohon pengampunan Allah. Selama
beberapa tahun Ibu Hawa melahirkan putra-putri kembar. sehingga anak turunannya
demikian banyak. Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam. Setelah
manusia berkembang banyak, dan Nabi Adam meninggal dunia. Banyak umat
manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian
maka Allah mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.

2. Syariat
Syariat – syariat dari nabi Adam : sebagaimana syariat Nabi Adam adalah
bolehnya saudara laki-laki menikahi saudara perempuan kandung yang bukan
kembarannya, dan ulama telah sepakat atas keharaman hal ini setelah Nabi Adam As
sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad Aljauhari, adapun dalil tentang
penusahan syariat Nabi Adam adalah firman Allah :

“Dalam syariat para nabi, termasuk dalam syariat nabi Adam AS, ada tiga perintah
utama yang menjadi sendiri ajaran Allah SWT. Pertama, beriman kepada Allah
(bertauhid). Kedua, mendirikan shalat (beribadah mahdhah). Ketigam menunaikan
zakat (beribah sosial). Dua amal ibadah furu’iyah (rincian ibadah), yakni shalat dan
zakat telah sudah ada sejak zaman Adam AS hingga zaman syariatnya nabi
Muhammad SAW. Hanya, teknis pelaksanaan keduanya berbeda-beda pada setiap
syariat para nabi. Hal ini sebagaimana disinggung dalam Al-Qur’an surat Al-
Bayyinah:”

3. Silsilah Nabi Adam


Nabi Adam a.s.
Nabi Tsits a.s.
Sa'id Anwas
Qoyyid
Malik
Qusai
Nabi Idris a.s.
Ramal Lamak
Nabi Nuh a.s.
Bisma
Nabi Shalih a.s.
Kabiran
Ra'u
Rakhsan
Manteri Azar
Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ismai'il a.s.
Tsabit
Sabiqah
Sya'rak
Faqar
Muqawa
Ra'u
Halat
Kalur
Mahluz
Nabi Ilyas a.s.
Malik
Najjar
'Abbas
Tafakur
Khalif
Alit
Abdu Manaf
Hasyim
Abdul Muthalib
Abdullah
Nabi Muhammad SAW.
Siti Fathimah
Husain

4. Mukjizat
Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada nabi Adam manusia
pertama yang dijadikan oleh Allah secara langsung dan menyuruh agar para
malaikat tunduk kepadanya. Allah mengajarinya nama-nama berbagai benda,
menciptakan istrinya dan menempatkannya di dalam surga serta
memperingatkan kepada mereka agar tidak mendekati sebuah pohon tertentu.
Akan tetapi setan menggoda mereka hingga mereka memakan buah pohon itu.
Allah menurunkan mereka ke bumi dan membekali mereka dengan sarana-
sarana kehidupan. Mereka berdua diminta untuk beribadah hanya kepada Allah
dan mengajak orang lain berbuat demikan pula. Ia dijadikan khalifah Allah di
muka bumi dan juga sebagai rasul kepada anak-anaknya. Dia adalah nabi
pertama di atas bumi.

BAB III.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Nabi Adam a.s adalah Nabi pertama yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini.
Nabi Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM).
Allah menciptakan nabi Adam dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam
yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka
ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang
sempurna. Nabi Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di surga dulu
sebelum diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk
mendampinginya. Nabi Adam memberinya nama, Siti Hawa. Menurut cerita para
ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam sebelah
kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di
sampingnya. Suatu saat Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa
mengapa Allah melarang mereka memakan buah terlarang itu karena mereka akan
hidup kekal seperti Tuhan apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan
kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari
pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia
menurunkan mereka ke bumi.

Nabi Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup
baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh
kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan
keturunan yang beraneka ragam bentuknya. Nabi Adam dan Hawa kemudian
diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan
keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan
beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam
bentuknya.
Menurut kisah Nabi Adam diturunkan di (Sri Lanka) di puncak bukit Sri Pada dan
Hawa diturunkan di Arabia. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di
dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Nabi Adam
dan Hawa menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip
dengan keadaan surga.[4] Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran
raksasa.

Di bumi pasangan Nabi Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.
Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian
pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam
mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil
dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

b. Saran
Kita sebagai generasi muda harus tetap melestarikan sejarah, mengetahui, dan
memahami sejarah atau kisah agama. Karena itu sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai