Penyebab Penyakit
Mengapa tubuh manusia dapat menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan
mikroorganisme?
Tubuh manusia memiliki suhu yang relatif stabil, mendekati pH netral, menyediakan
pasokan makanan secara konstan, dan selalu menyediakan oksigen. Keadaan yang
seperti itu sangat ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
Mikroorganisme ini sebagian dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit disebut sebagai patogen. Mikroorganisme dapat dikatakan
sebagai patogen dengan syarat mampu masuk ke dalam tubuh, tumbuh berkoloni di
dalam tubuh, tahan terhadap pertahanan tubuh, dan menyebabkan kerusakan pada
jaringan tubuh yang ditempati.
Kuman penyakit dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang yang masih sehat.
Sebagai bentuk pencegahan, Anda disarankan untuk selalu berhati-hati dan menjaga
kesehatan dengan melakukan beberapa usaha berikut.
1. Penyakit AIDS
Perhatikan Gambar 11.10. Virus ini mampu menyerang dan merusak sel darah putih
sehingga kemampuan tubuh dalam memerangi kuman penyakit menjadi berkurang.
Orang yang terinfeksi virus HIV tidak selalu dikatakan positif mengidap penyakit
AIDS tetapi bisa saja hanya sebagai pembawa (karier).
HIV dapat ditularkan oleh penderita ke orang lain melalui darah atau semen (sperma)
dan cairan vagina. Apabila orang yang sehat melakukan hubungan seksual dengan
orang karier
HIV maka besar kemungkinan akan tertular virus HIV. Selain dengan hubungan
seksual, virus HIV juga dapat menular dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang
dikandungnya melalui plasenta.
Jarum suntik yang dipergunakan secara sembarangan juga berpotensi menjadi sarana
penularan virus HIV. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pengidap virus HIV
menggunakan jarum suntik yang selanjutnya digunakan kembali oleh orang lain.
Biasanya ini terjadi pada orang-orang pengguna obat-obat terlarang yang
menggunakan jarum suntik secara bersama-sama. Jarum suntik yang telah dipakai
dapat terkena darah orang yang memakainya, sedangkan darah dapat menjadi sarana
penularan virus HIV.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memakai kondom saat berhubungan seks, selalu
menggunakan jarum suntik yang steril dan berhati-hati pada saat melakukan transfusi
darah.
HIV menginfeksi sel yang permukaannya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor.
Infeksi dimulai ketika glikoprotein pada HIV membentuk tempelan ke reseptor CD4.
Virus masuk ke sel dan memulai replikasi (memperbanyak diri). Sel terinfeksi dapat
menghasilkan bentuk virus yang baru. Sel T menjadi target utama dari virus ini,
sehingga efek utamanya adalah pada sistem imun. Selanjutnya sel-sel lain yang
memiliki CD4 (beberapa makrofag), subklas sel B, juga dapat terinfeksi. Perhatikan
Gambar 11.11.
Sebenarnya pada awal-awal terjadi infeksi, sistem imun masih bekerja dengan baik
sampai beberapa tahun. Akan tetapi sistem imun dalam tubuh menurun seiring dengan
terakumulasinya varian baru dan antigen yang berbeda. Gambar 11.12 berikut dapat
memperjelas apa yang sudah dipelajari sebelumnya.
HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T dan masuk sel secara
endositosis, kemudian memperbanyak diri. Selanjutnya keluar dari sel T dengan cara
melisiskan sel atau dapat juga dengan cara eksositosis.
Setelah masa delapan tahun terinfeksi maka penderita HIV dapat menderita AIDS,
dan mudah terserang penyakit jenis lainnya, seperti tuberculosis, kanker, melemahnya
ingatan, dan kehilangan sistem koordinasi tubuh.
Mengapa orang yang terinfeksi virus HIV baru dapat mengetahuinya setelah beberapa
tahun? Hal ini karena selama kurang lebih 8 tahun setelah terinfeksi HIV, penderita
tidak merasakan gejala sakit. Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia, tetapi
apabila berhubungan seks dengan orang lain, maka virus ini akan tertular pada orang
lain.
Seseorang dapat mengetahui apakah terinfeks atau tidak dengan melakukan tes darah
dan cairan tubuh. Harus diperhatikan juga bahwa HIV tidak ditularkan melalui kontak
fisik.
Virus HIV akan cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia, sehingga untuk
dapat menular pada manusia lain, sperma, cairan vagina, dan darah harus segera
berpindah pada tubuh orang lain tersebut.
Alzheimer
Normal brain
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat.
Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
3. Autoimunitas
b. Lupus erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara
umum) sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena gejalanya sangat
umum. Ketika kondisi lingkungan berubah dan kondisi tubuh melemah, maka
serangan antibodi meningkat.