Tatacara hidup Adam-Hawa di bumi mulai tertib apalagi saat Hawa akan melahirkan
anak. Ternyata lahir yang pertama kembar-dampit diberi nama Qabil dan Iqlima. Lahir
kedua juga kembar dampit dan diberi nama Habil serta Labuda. Semuanya selamat dan
tumbuh berkembang di bawah naungan kasih sayang kedua orang tuanya. Qabil memilih
ikhtiar hidup dari pertanian dan Habil dari peternakan. Sementara Iqlima dan Labuda
membantu ibunya mengurus rumah tangga hingga cukup dewasa. Allah SWT
mengilhamkan kepada Adam untuk mengawinkan Qabil dengan Labuda serta Habil dengan
Iqlima. Saat hal itu disampaikan ternyata ditolak langsung oleh Qabil karena menurutnya
Iqlima lebih cantik daripada Labuda. Guna menghindari paksaan, perpecahan dan
kekerasan diusulkannyalah agar kedua anaknya mempersembahkan kurban kepada Tuhan
sebagai solusi perjodohan ini. Mereka sepakat dan benarlah, Habil memilih berkurban
kambing terbaiknya serta Qabil memilih berkurban gandum terjeleknya. Ternyata yang
diterima oleh Tuhan hanya kurban dari Habil. Putusan dari langit ini jelas meniadakan
harapan Qabil untuk berjodoh dengan Iqlima. Qabil tidak puas dan mendendam Habil.
Ketika Adam bepergian dan menyerahkan amanat rumah-tangga keluarga-besar itu
kepada Qabil maka kesanggupan untuk menjaga amanat dicederai oleh pelampiasan dendam
pada Habil. Habil dibunuh Qabil. Sekembalinya dari bepergian Nabi Adam terkejut menghadapi
musibah itu. Adam menerima apa yang sudah terjadi sebagai takdir dan kehendak-Nya seraya
memohon diberi kesabaran dan keteguhan iman baginya; selain itu juga kesadaran untuk
bertaubat-beristighfar bagi Qabil atas kejadian yang telah lewat. Hal yang telah terjadi tak perlu
disesali apalagi secara berlebihan. Sebagai bahan pelajaran hidup, bagaimana Habil
menghadapi ancaman Qabil dan bagaimana pula sikap yang benar sesuai ajaran Islam?
QS al-Maidah [5]: 27-32 menginformasikan hal tersebut. Ada 6 ayat, ini utamanya, ayat 28-29:
28."Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-
kali tak akan gerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya Aku takut
kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." 29. "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali
dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi
penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Secara rinci alur peristiwanya menurut al-Quran adalah sbb.:
Ayat Muatan Dasar Redaksi Ayatnya
Persembahan Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
27 sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah
kurban, satu
yang diterima seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata
(Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
Nafsu anggap Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
30 ringan pembunuh
sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.
Mengubur Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
31 memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
diajari burung
gagak saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena
itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.
32 Ketentuan Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
hukum barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu
pembunuhan (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan di muka
bumi, maka seakan-akan dia tlah membunuh manusia seluruhnya. dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah
dia tlah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan sesungguhnya telah
datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas, Kemudian banyak di antara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.
Dalam tarikh tercatat, salah satu anak Nabi Adam juga diangkat Tuhan sebagai Rasul, Nabi Syith AS.
Manusia Pemakmur Bumi
Pelengkap Tafsir Ringkas Penciptaan Khalifah Adam
Setelah alam raya khususnya bumi lengkap fasilitas maka Allah SWT menciptakan
makhluk baru yang ditugasi menjaga-memakmurkan bumi ini. Malaikat spontan memprotes
sebagai makhluk taat beribadah yang khawatir bila makhluk baru itu justru merusak bumi.
Tetapi demikianlah kehendak Allah. Diciptakan makhluk baru itu dari tanah yang ditiupi ruh Allah
dan dinamai dengan Adam. Allah perintahkan malaikat untuk bersujud menghormati kepada
Adam, lantas bersujudlah mereka itu tetapi iblis membangkang lagi sombong. Ketika malaikat
ditanya tentang benda-benda tentu tidak diketahuinya. Namun Adam yang memang diajari
mampu menerangkan semuanya. Adam lolos uji pengetahuan. Masih di surga diciptakanlah
Hawa pendamping Adam. Keduanya digoda iblis dan serius tergoda. Keduanya menyesal,
mohon ampun. Diturunkanlah keduanya di bumi untuk beranak-pinak dengan mengemban
amanah kekhalifahan sebagai pemakmur bumi.
Dalam Al-Quran kisah dan dialog tersebut tertera di enam tempat yakni pada al-
Baqarah 30-38, al-Isra’ 61-64, al-Kahfi 50, Shad 72-88, al-A’raf 11-25 serta al-Hijr 29-
40. Isi dan pokok permasalahannya sama tetapi dengan konteks dan penekanan yang
berbeda-beda. Awalnya adalah firman Allah SWT:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi." Mereka berkata: "Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Ayat 30)
Ya’kub dan Ishu/Esau/Edom adalah saudara kembar anak Nabi Ishak. Meskipun
kembar mereka tidak rukun, tidak akrab, bahkan konon Ishu membenci, mendengki, iri-dendam
kepada Ya’kub yang katanya karena pilih-kasih ibunya. Saat Nabi Ishak memahami
persoalannya lantas menyarankan agar Ya’kub bersedia berhijrah saja ke Fadan A’raam, Irak
ke tempat mukim saudara ibunya yang terpandang di sana. Demikianlah, Ya’kub bersedia dan
mengarungi padang pasir berminggu-minggu sendirian hingga sampailah di kediaman Laban
bin Batu’il yang kaya sebagai pengusaha ternak. Setelah menyampaikan maksudnya maka
Laban menyetujui untuk menikahkan Ya’kub dengan putrinya dan dengan maskawin berupa
kontrak kerja selama tujuh tahun kepadanya.
Putri pertama Laban adalah Laiya, dan sesuai tradisi-adat inilah yang ditunjuk
Laban untuk dinikahkan dengan Yakub. Namun Yakub spontan meminta untuk boleh
memilih anak keduanya saja, Rahil, yang lebih dahulu dikenalnya. Akhirnya mereka
bersepakat pada tujuh tahun pertama Yakub menikahi Laiya lantas kelak dalam kontrak
tujuh tahun kedua menikah dengan Rahil sebagai isteri keduanya. Syariat saat itu
membolehkan hal itu terjadi, berbeda dengan zaman kita syariat periode Nabi Muhammad
SAW justru diharamkan. Kita ketahui dari sejarah bahwa Laiya lantas menurunkan sepuluh
orang anak Nabi Yakub [anak yang ke-4 bernama Yahuda]; serta dari Rahil menurunkan
dua orang anak yang dikenal dengan nama Yusuf dan Bunyamin.
Dalam al-Quran tidak terdapat kisah rinci Nabi Yakub ini selain sekadar penyebutan
namanya. Penyebutan nama Yakub sendiri selalu disertai nama lain yakni Nabi Ibrahim, Nabi
Yusuf dan lainnya. Nama Ya’kub kemudian lebih dikenal sebagai Israil, sehingga anak-
keturunannya dinamai dengan Bani Israil. Sementara Ishu saudara sulung kembaran Ya’kub,
akhirnya menikah dengan Mahalat binti Ismail, dan beranak-keturunan banyak yang kemudian
dikenal dengan nama Bani Ishak. Dua puak-besar, dua bani kuat inilah, Bani Israil dan Bani
Ishak, yang kelak bertempur-berhadapan secara frontal, dalam perang besar sesaat menjelang
kiamat (al-Malhamah al-Kubra/armageddon), sesuai Hadits Nabi riwayat Ibn Umar.
Terdapat 16 kali penyebutan kata Yakub dalam al-Quran, yang terincikan pada sepuluh
surah, QS al-Baqarah [2]: 132, 133, 136 dan 140; QS Ali Imran [3]: 84; QS An-Nisa [4]: 163; QS
al-An’am []: 84, QS Hud [11]: 71, QS Yusuf [12]: 6, 38, dan 68; juga QS Maryam [19]: 6, 49; QS
Anbiya []: 72, QS al-Ankabut []: 27, serta QS Shad [38]: 45. Kita pilih tiga di antaranya:
Pengantar : Surah Yusuf [12]: 1-111 ini diturunkan pada waktu ‘am ul-huzn (tahun-berkabung) saat
dua orang terdekat Rasul, Abu Thalib dan Khadijah, wafat. Ini merupakan penghibur, berisi teladan yang
bersifat mendidik, sebagai penawar hati, juga solusi mencapai ketenangan batin. Hidup dijalani tidak
perlu berboros energi-batin, selalu memandang lurus ke depan bersama Maha kuasa-Nya.
فنممه من يرخج. كم يرخب احدك ذهبه بلنار-ان ا ليجرخب احدك بلبلءا – و هو اعل به
ومنممه من يرخج كلاهب دون,فذل الايذ ناه ا تعال من السيئات,كلاهب ابالرخيز
. ومنممه من يرخج كلاهب اسالود فذل قدافتت,فذل الايذ يشك بعض الشك,ذل
Sesungguhnya Allah mengujimu dengan berbagai cobaan dan ujian sebagaimana engkau menguji
emasmu dengan panasnya api. Maka di antara kamu ada yang muncul sebagai emas murni, dialah
orang yang mendapatkan pertolongan Allah karena bisa menghindari dosa-dosa. Ada pula yang keluar
berupa emas tetapi bukan emas murni, dialah orang yang ragu-ragu dan tidak pernah tegas terhadap
dosa. Sedangkan yang lain keluar sebagai logam berwarna hitam; orang seperti ini adalah orang yang
senantiasa gagal dan tercebur ke dalam cobaan yang dihadapinya (HR al-Hakim).
5. QS as-Shaff [61]: 6
6. Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang
nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
Menurut Israiliyat, Qarun itu sepupu Nabi Musa AS. Awalnya dikenal mu’takif ‘ahli i’tikaf’ dan paling
hafal Kitab Taurat, al-munawar hingga berumur 40 tahun. Namun iblis berhasil menggoda dengan cara jitu
beribadah melebihinya sehingga Qarun terpikat-percaya. Secara perlahan ikut godaan lewat kesenangan duniawi;
maka hartanya pun bertambah, simpanannya banyak dan Qarun sibuk mengurusi usaha dan pertumbuhan
kekayaannya hingga meninggalkan ibadah. Mulai mengelak dari kewajiban zakat. Bahkan ia merancang tipu-daya
agar Nabi Musa ‘jatuh’. Seorang pelacur dibayar 1000 dinar untuk mengaku dizinai Musa. Saat Bani Israil berkumpul
dan Nabi Musa bersabda, saat itulah pelacur diminta tampil bersaksi. Oleh Nabi Musa ditanya, terlebih dahulu
disumpah atas nama Allah, lantas berkatalah si pelacur secara jujur bahwa dirinya dibayar untuk mengaku-aku itu.
Hadirin terdiam. Nabi Musa berdoa, ”Ya Allah sungguh musuhku ini telah menyakitiku. Ia mencelaku dan mau
cemarkan diriku. Ya Allah, jika aku utusan-Mu marahlah karena aku dan hukumlah dia serta jadikan aku berkuasa
terhadapnya.” Lantas Allah berfirman, ”Angkatlah kepalamu dan perintahkan bumi sesuka hatimu niscaya akan
menaatimu!” Kemudian Nabi Musa berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada
Qarun sebagaimana aku diutus kepada Firaun. Barangsiapa mengikutiku maka menjauhlah darinya.” Demikianlah
di hadapan kumpulan Bani Israil itu, bumi pun memendam Qarun dan segala harta-bendanya. Muncul kemudian
ungkapan harta yang terpendam adalah harta karun
Kisah hanya singkat dari melahirkan bayi hingga menyusuinya. Namun itu
penggalan waktu yang penting-menentukan bagi perjalanan hidup panjang berikutnya.
Situasi yang penuh risiko dan keadaan yang mencekam penuh ancaman menjadi latar
dominan kisah ini. Alur berjalan lambat, penuh suspense bahkan berliku dan
mendebarkan hati. Ya, ini sepotong kisah ibunda Nabi Musa AS dengan episode
terbaiknya ketika harus menyelamatkan bayinya dari kejaran dan kekejaman Firaun.
Firaun itu penguasa yang telah kehilangan perikemanusiaannya, peneror, perusak, pemburu bayi
dan penyembelih bayi lelaki secara sadis. Seluruh rakyat Mesir menjadi ketakutan. Di mana pun tidak ada
tempat yang aman atau bebas dari ancaman, kecuali justru di istana Firaun sendiri! Inilah ayat hebat dan
unik yang memuat 2 berita, 2 perintah, 2 larangan dan 2 penggembiraan soal itu.
Demikianlah Kami wahyukan kepada ibu Musa: “Susuilah (anakmu), tapi kalau kau takut kepadanya,
lemparkanlah ia ke dalam sungai; janganlah kau merasa takut dan jangan bersedih; Kami akan
mengembalikannya kepadamu dan akan Kami jadikan dia salah seorang Rasul”. (QS al-Qashash [28]: 7)
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak
kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Setelah ibu Musa menghanyutkan
Musa di sungai Nil, Maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia
berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa
adalah anaknya sendiri. (Ayat 10)
Konteks: Nabi Musa AS pandai dan menguasai semua pengetahuan orang Mesir, tetapi itu
belum segalanya. Ia ingin belajar sesuatu dari pengetahuan khusus yang dianugerahkan Allah
kepada Khidir. Namun pengetahuan rohani tertinggi sering tampak paradoks bagi orang yang
tidak menguasai kuncinya. Khidir tidak menyalahkan Musa. Dalam membuat penilaian, setiap
orang hanya mengikuti pandangannya sendiri yang tidak sempurna, sejauh mungkin, tetapi
kalau kita beriman akan diselamatkan dari segala langkah yang salah. Begitulah.
Nama Khidir disebut dalam Hadits, secara harfiah bermakna hijau, lambang pengetahuan yang
selalu bergerak, segar, berkembang dan senantiasa berhubungan dengan kehidupan. Khidir disebut
berbapa, beribu, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan. Muncul secara misterius dan
rupanya ia hidup sepanjang zaman. Ini wacana yang beredar di lingkungan muslim.
Lima episode Musa dengan Khidir: (1) Mencari hamba Misterius Khidir, ayat 60-65; (2)
Bertemu dan bersepakat dengan Khidir, ayat 66-70; (3) Peristiwa melubangi perahu, ayat 71 dan 79; (4)
Peristiwa membunuh remaja, ayat 74 dan 80-81; (5) Peristiwa menegakkan rumah, ayat 77 dan 82
Perjalanan kembali ke tempat hilangnya ikan, ditempuh oleh Nabi Musa as bersama pembantunya
itu lalu ketika mereka sampai di tempat ikan mencebur ke laut, mereka berdua bertemu dengan
seorang hamba mulia lagi taat di antara hamba-hamba Kami yang taat dan mulia yang telah Kami
anugerahkan kepadanya rahmat yang besar dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan
kepadanya dari sisi Kami secara khusus lagi langsung tanpa upaya manusia ilmu yang banyak.
Dalam pertemuan kedua tokoh itu Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu secara
bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa yakni ilmu-ilmu
yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?” Dia
menjawab, “Sesungguhnya engkau hai Musa sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.”
Yakni peristiwa-peristiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar (65-67)
Konteks dan situasi Tindakan Khidir Musa as Penjelasan mengapa lakukan tindakan
Perahu baik-bagus milik si Perahu dirusak Protes Ada raja zalim yang mau merampas
miskin perahunya
Remaja perusak-nakal Remaja dibunuh Protes Khawatir paksa orang-tuanya jadi sesat;
dari orang-tua yang Agar ada pengganti yang lebih baik
mukmin
Rumah roboh milik dua Rumah ditegakkan Usulkan Amankan harta di bawah rumah hingga
anak yatim di kota upah kelak mereka dewasa
Ilmu didapatkan manusia dengan dua cara, yaitu (i) dengan belajar setahap demi setahap
lewat pena/tulisan/tanda-tanda atau bi at-taallum; serta (ii) dengan mendekatkan diri
kepada Allah SWT sehingga diajari-Nya langsung ilmu ladunniy, bi at-taqarrub.