Anda di halaman 1dari 18

Kisah 25 Nabi dan Rasul Lengkap

Kisah 25 Nabi dan Rasul Lengkap

Berikut kami sajika sekelumit kisah 25 (dua puluh lima) nabi dan rosul yang harus
diyakini oleh Umat Islam. Kami sertakan pula ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan
dengan mereka.

1. Nabi Adam as.

Ialah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah, lalu ditiupkan roh
kepadanya. Adam juga dijadikan nabi dan rosul yang pertama. Kemudian dari tulang
rusuk Adam, Allah menciptakan manusia kedua berjenis kelamin wanita untuk
menemaninya. Adam memberi nama wanita itu: Hawa, artinya orang yang kurindukan.
Selanjutnya Allah menikahkan keduanya dengan saksi para Malaikat.

Adam dan Hawa juga diizinkan menetap di surga, dan diberi kebebasan menikmati
segala isinya, kecuali memakan buah khuldi. Kami berfirman, "Wahai Adam, tinggallah
engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan)
yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini nanti kamu
termasuk orang-orang yang zalim." (QS. 2/ Al-Baqoroh: 35) Pohon tersebut tidak dapat
dipastikan, sebab Al-Qur'an dan hadits tidak menerangkannya. Ada yang menamakan
pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thoha ayat 120, tapi itu nama yang
diberikan oleh setan. Zalim artinya aniaya. Orang yang zalim ialah orang yang
melakukan perbuatan aniaya, yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Larangan memakan pohon itu dimaksudkan guna menguji sejauh mana kemampuan
Adam dan Hawa menahan hawa nafsu dan ketaatan mereka kepada Allah SWT. Atas
bujuk-rayu iblis yang telah bersumpah akan menyesatkan umat manusia, Adam dan
Hawa melanggarnya. Itulah dosa pertama yang dilakukan oleh umat manusia.

Atas pelanggaran tersebut, Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam dan Hawa
dengan menurunkan mereka ke dunia. Dia (Allah) berfirman: "Turunlah kamu berdua
dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika
datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah ) barang siapa mengikuti
petunjuk-Ku itu, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka". (QS. 20/Thoha: 123)
Adam dan Hawa diperintahkan oleh Allah SWT turun ke bumi dengan diberi petunjuk
supaya mereka dan keturunannya tidak sesat.

Adam dan Hawa menyadari kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka bertaubat.
Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 7/ Al-A'rof: 23)

Adam as. dan Hawa dikarunia empat orang anak. Keturunan mereka yang pertama
lahir kembar, Qobil (lelaki) dan Iglima (perempuan). Sesudah itu lahir pula anak
kembar, Habil (lelaki) dan Labuda (perempuan). Sesudah keempat anaknya dewasa,
Nabi Adam AS mendapat petunjuk dari Allah SWT agar menikahkan Qobil dengan
Labuda dan Habil dengan Iglima. Tetapi Qobil menolak pernikahan itu karena Iglima
lebih cantik dari Labuda. Lalu Adam as. menyerahkan masalah tersebut kepada Allah
SWT yang menyuruh kedua putra Adam itu berkurban. Barangsiapa yang kurbannya
diterima, maka dialah yang berhak menentukan jodohnya.

Untuk berkurban itu, Qobil mengambil sekarung gandu yang paling jelek dari yang
dimilikinya, sebaliknya Habil mengambil seekor kambing yang paling disayanginya di
antara binatang peliharaannya. Maka Allah SWT menerima kurban Habil, dan dialah
yang berhak menentukan jodohnya.

Qobil yang tidak puas atas kejadian itu, berkeinginan membunuh Habil. "Maka nafsu
(Qobil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar)
membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi." (QS. 5/ Al-Ma'idah: 30)

Itulah pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Melihat saudaranya meninggal


dunia, Qobil merasa bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap jenazah
saudaranya. Allah SWT yang tidak ingin mayat hamba-Nya yang saleh itu tersia-sia,
maka ia memberi petunjuk kepada Qobil cara memperlakukan mayat Habil. Kemudian
Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya
(Qobil), bagaimana seharusnya dia menguburkan mayat saudaranya. Qobil berkata,
"oh, celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga
aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah ia termasuk orang yang
menyesal. (QS. 5/ Al-Ma'idah: 31)

2. Nabi Idris as.

Di antara anak cucu Adam terdapat salah satu suku yang sesat. Mereka berasal dari
garis keturunan Qobil. Guna meluruskan mereka, Allah mengutus Nabi Idris as. Ia
merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam as. Selisih waktu antara Nabi Adam as,
dan nabi Idris as. sekitar enam abad. "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di
dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran
dan seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 56)

Nabi Idris as. adalah seorang nabi yang pandai menjahit, menunggang kuda, menulis,
dan mengerti ilmu perbintangan. Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris as. hidup di
Mesir. Dakwahnya mengajak umat manusia bertauhid dan menyembah Allah SWT,
mengalami kegagalan. Ia wafat pada usia 82 tahun, dan Allah SWT mengangkat beliau
ke tempat yang lebih tinggi. "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
(QS. 19/ Maryam: 57)

3. Nabi Nuh as.

Beberapa abad sepeninggal Nabi Idris as., ada lima pemuka masyarakat yang sangat
bijak dan terpandang. Mereka ialah wadd, suwa', yaghuts, ya'uq, dan nasar. Setelah
kelima orang itu meninggal, untuk mengenang jasa-jasa mereka, masyarakat
mengabadikannya dalam bentuk patung yang akhirnya dijadikan sesembahan. Mereka
berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu, dan jangan kamu
tinggalkan (berhala-berhala) wadd, suzva', yaghuts, ya'uq, dan nasar." (QS. 71/Nuh:
23)

Pada masa itulah untuk pertama kalinya manusia menyembah berhala. Guna
menyelamatkan mereka dari kesesatan, Allah SWT mengutus Nabi Nuh as. Ia adalah
keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, (karena) tidak
ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?" Maka berkatalah
para pemuka orang kafir dari kaumnya, "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu, yang ingin menjadi orang lebih mulia dari kamu. Dan seandainya Allah
menghendaki, niscaya Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan
yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dulu" (QS. 23/Al-Mu'minun: 23-24)

Menurut Al-Qur'an usia Nabi Nuh as. mencapai 950 tahun. Ia diangkat menjadi rosul
pada usia 480 tahun. Berarti sekitar 500 tahun Nabi Nuh berusaha menyadarkan
kaumnya, namun boleh dibilang tidak berhasil. Dalam waktu selama itu, jumlah
pengikutnya hanya antara 70 sampai 80 orang.

(Nuh as.) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku," (QS.
23/ Al-Mu'minun: 26) Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutinya
membuat kapal. Setelah kapal itu jadi Allah memerintahkan agar Nabi Nuh as. dan
pengikutnya menaiki kapal tersebut berikut hewan ternak mereka dan segala macam
barang yang mereka butuhkan. Setelah itu Allah menenggelamkan orang-orang zalim
dari umat Nabi Nuh as. dalam banjir bandang. "Ingatlah kaum Nuh, ketika mereka
mendustakan rosul-rosul, lalu mereka Kami tenggelamkan dan kami jadikan mereka
sebagai pengajaran kepada manusia. Dan Kami sediakan azab yang pedih bagi orang-
orang zalim." (QS. 25/ Al-Furqon: 37)

Nabi Nuh as. dikarunia dua orang anak lelaki, ialah Sam, dan Yapis. Putra kedua nabi
Nuh as termasuk yang tidak mau diajak naik ke kapal ketika banjir menenggelamkan
orang-orang kafir.
4. Nabi Hud as.

Nabi Hud as diutus meluruskan akidah Kaum 'Ad yang terkenal memiliki fisik kuat dan
menempati wilayah yang subur, sehingga hidup makmur. Hanya saja mereka
menyembah dan mempertuhankan berhala. Selain itu kehidupan mereka menganut
hukum rimba, yang kuatlah yang berkuasa. Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) Hud,
saudara mereka. Dia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagimu
selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. 7/ Al-A'rof: 65)

Kaum 'Ad selalu menganggap Nabi Hud as. pendusta yang tidak patut didengar tutur
katanya. Karena itu Allah SWT menurunkan adzab dalam dua tahap. Pertama, berupa
kekeringan hebat. Lalu Nabi Hud as. meyakinkan kaumnya bahwa itu awal siksaan yang
diturunkan Allah SWT dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada-
Nya. Namun mereka tidak percaya, maka turunlah azab berikutnya berupa angin topan
yang dasyat selama tujuh malam delapan hari yang memusnahkan Kaum 'Ad yang zalim
beserta harta kekayaan mereka. "Ingatlah, Kaum 'Ad itu ingkar kepada Tuhan mereka.
Sungguh, binasalah kaum 'Ad, umat Hud itu." (QS. 11/Hud: 60)

5. Nabi Sholeh as.


Setelah Kaum 'Ad musnah akibat kedurhakaan mereka, negeri mereka menjadi tandus.
Kemudian negeri itu dihuni dan dibangun kembali oleh Kaum Tsamud hingga subur dan
makmur. Mereka menempati rumah-rumah bak istana dengan kekayaan yang
melimpah-ruah. Dan sebagaimana kaum 'Ad, mereka juga menyembah berhala. Untuk
meluruskan aqidah mereka, Allah SWT mengutus Nabi Sholeh as. Dan kepada kaum
Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh. Dia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah
Allah. Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah)
dan menjadikanmu pemakmurnya." (QS. 11/ Hud: 61).

Kaum Tsamud mengabaikan dakwah Nabi Sholeh as., bahkan mereka menantangnya
untuk menunjukkan mukjizat kenabiannya. Atas izin Allah SWT, Nabi Sholeh as. dapat
mendatangkan seekor unta betina yang besar. (Nabi Sholeh berkata) "Wahai kaumku,
inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Sebab itu biarkan dia makan di
bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang
menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)." (QS. 11/Hud: 64)

Tetapi Kaum Tsamud mengabaikan peringatan tersebut. Bahkan mereka menantang


dengan menyembelih unta itu. Dia (Sholeh) berkata, "Bersukarialah kamu semua di
rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. 11/Hud:
65) Setelah tiga hari Allah SWT menimpakan azab kepada mereka. Satu hari sebelum
diturunkannya azab tersebut, Nabi Sholeh as. beserta keluarganya dan orang-orang
yang beriman mengungsi ke sebuah tempat di Palestina. "Kemudian suara yang
mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, sehingga mereka mati
bergelimpangan di rumahnya." (QS. 11/Hud: 67)

6. Nabi Ibrohim as.

Ia lahir di Babylonia (bagian selatan Mesopotamia, sekarang Irak) pada masa


pemerintahan Namrud bin Kan'an bin Kusy, seorang raja yang menyatakan diri sebagai
Tuhan. Bapak Nabi Ibrohim as. bernama Azar, seorang pembuat patung untuk
sesembahan. Pada masa itu kaumnya memang menyembah patung.

Ketika Nabi Ibrohim as. menginjak dewasa, Allah SWT meresapkan wahyu ke kalbunya.
Mulailah terbuka pikirannya, bahwa hanya Allah-lah Tuhan seru sekalian alam yang
patut disembah. Sejak itu ia berusaha meluruskan akidah orangtua dan kaumnya. Dia
(Ibrohim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah?" Mereka
menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun
menyembahnya." Dia (Ibrohim) berkata, "Apakah mereka mendengarmu ketika kamu
berdoa kepadanya? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan
kamu?" Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat
begitu." (QS. 26/Asy-Syuaro: 70-74)

Setelah ajakannya tidak didengar, pergilah Nabi Ibrohim as. ke tempat pemujaan dan
menghancurkan semua berhala yang ada. Atas perbuatannya itu, Nabi Ibrohim as.
dikenakan hukuman bakar hidup-hidup oleh Raja Namrud bin Kan'an bin Kusy,
penguasa negeri Babilon saat itu. Atas kehendak Allah SWT, Nabi Ibrohim tidak
terbakar api, beliau malah keluar dari tumpukan abu sisa pembakaran dalam keadaan
kedinginan.
(Ingatlah) tatkala Ibrohim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrohim melaksanakannya dengan baik. (QS. 2/ Al-Baqoroh: 124) Ujian
yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrohim as., cukup banyak dan beragam.
Beberapa di antaranya yang terasa sangat berat adalah menghadapi kekafiran
bapaknya sendiri, dan raja Namrud, kemudian turunnya perintah menyembelih
anaknya sendiri, Ismail. Sekalipun itu hanya sebagai peristiwa disyariatkannya
berkurban.

Ketaatan Nabi Ibrohim as. yang luar biasa menjadikannya hamba yang terpilih. Tidak
ada orang yang membenci agama Ibrohim melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri. Dan sungguh Kami telah memilihnya*) di dunia, dan sesungguhnya di akhirat
kelak dia termasuk orang-orang yang saleh. (QS. 2/ Al-Baqoroh: 130) Yang dimaksud
"Kami telah memilihnya" adalah Allah SWT menjadikan Ibrohim as. memiliki banyak
kelebihan, antara lain: ia menjadi imam, rosul, beberapa keturunannya menjadi nabi,
dan mendapat gelar kholilullah

7. Nabi Ismail as.

Ia putra Nabi Ibrohim as., dari istri keduanya yang bernama Hajar. Dengan kelahiran
bayi Ismail, istri pertama Nabi Ibrohim yang bernama Siti Sarah cemburu. Lalu ia
meminta kepada suaminya agar memindahkan Hajar dan anaknya ke tempat yang
jauh. Atas petunjuk Allah SWT, Ibrohim as. menempatkan Hajar dan anaknya di tengah
Padang Pasir Mekah, dekat bangunan suci yang sekarang dikenal Ka'bah. Beliau sendiri
kembali ke Palestina untuk menemui Siti Sarah.

Ketika bekal makanan dan minumannya habis, Hajar bersusah-payah ke sana ke mari
mencari air. Berkat pertolongan Allah SWT melalui Malaikat Jibril, seketika muncullah
mata air yang jernih di dekat Ismail. Mata air yang bernama sumur zam-zam itu, sejak
ditemukannya hingga kini tidak pernah mengalami kekeringan.
"Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab(Al-Qur'an). Sungguh dia
seorang yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi. Dan dia menyuruh umatnya
(mendirikan) sholat dan (membayar) zakat, dan dia sorang yang diridhoi di sisi
Tuhannya" (QS. 19/Maryam: 54-55)

Semasa Nabi Ismail masih anak-anak, Nabi Ibrohim as mendapat perintah dari Allah
SWT agar menyembelihnya. Baginya perintah tersebut merupakan ujian yang teramat
berat. Sekalipun begitu dia bertekad melaksanakannya. Atas kehendak Allah SWT jua,
Nabi Ismail mendukungnya. Maka tatkala anak itu (mencapai umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrohim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?" Dia (Ismail)
menjawab, " Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu.
Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS. 37/Ash-
Shoffat: 102)

Setelah nyata ketaatan dan kesabaraan Nabi Ibrohim as dan Nabi Ismail as., maka
Allah melarang menyembelih Nabi Ismail as. Untuk meneruskan kurban, Allah
menggantinya dengan seekor sesembelihan (Kambing). "Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. 37/ Ash-Shoffat: 107). Peristiwa ini
menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji (Idul Adha).
Nabi Ismail as menikah dengan seorang wanita yang berasal dari Suku Jurhum, anak
pendatang baru di kawasan sumur zam-zam itu. Ia menjadi penjaga sumur zam-zam
yang semakin hari semakin banyak pengunjungnya. Menurut riwayat, Nabi Ismail wafat
pada usia 137 tahun.

8. Nabi Luth as
Nabi Luth menetap dikota Sodom, Yordania. Pada masa itu kota ini menjadi tempat
maksiat. Perjudian, perzinahan, sampai kekejian yang belum pernah dilakukan anak-
anak Adam sebelumnya, yakni liwath (homo seks) terjadi di sana. Nabi Luthlah yang
ditugaskan menyadarkan mereka dari perbuatan menyesatkan itu. Dan (Kami telah
mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan
perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di
dunia ini). Sungguh kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan
kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas." (QS. 7/A1-A'rof:
80-81)

Seperti orang-orang kafir umumnya, kaum Luth juga tidak mau tahu dengan ajaran
Tuhan. Kian hari kekejian mereka kian menjadi, dan ditujukan kepada siapa saja.
Orang-orang kafir dari kaum Nabi Luth termasuk istri beliau sendiri yang tidak beriman
kepadanya dan sangat zalim, akhirnya disiksa Allah SWT dengan hujan batu sampai
meninggal.

Sebelum menurunkan azab, Allah SWT mengutus beberapa malaikat bertamu ke rumah
Nabi Luth as dengan menyamar sebagai lelaki yang tampan sebagaimana diceritakan
dalam ayat-ayat berikut ini. Dan ketika utusan Kami (Para malaikat) itu datang kepada
Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia
(luth) berkata, "Ini hari yang sangat sulit." (QS. 11/ Hud: 77)
Maksudnya Nabi Luth merasa susah atas kedatangan para utusan Allah yang menjelma
menjadi pemuda yang rupawan, sebab kaum Luth sangat menyukai pemuda-pemuda
yangrupawan untuk melakukan homoseksual. Dia merasa tidaksanggup melindungi
mereka jika ada gangguan dari kaumnya.

Kaumnya segera mendatanginya. Dan dari dulu mereka selalu melakukan perbuatan
keji. Luth berkata, "Wahai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci
bagimu, maka janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak
adakah di antaramu orang yang pandai?"
Mereka menjawab, "Sungguh engkau pasti tahu bahwa kami tidak memiliki keinginan
(syahwat) terhadap putri-putrimu. Dan engkau tentu mengetahui apa yang
(sebenarnya) kami kehendaki."
Dia (Luth) berkata, "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku
dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)."

Mereka (para malaikat) berkata, Wahai Luth, sesungguhnya kami adalah para utusan
Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama
keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang
menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sungguh dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang
menimpa mereka. Sungguh saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh.
Bukankah subuh itu sudah dekat?"

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan
Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar yang diberi
tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiada jauh dari orang yang zalim. (QS. 11/Hud:
77-83)

Nabi Luth as. beserta anak-anak dan para pengikutnya diselamatkan Allah SWT.
"Kemudian kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya)
termasuk orang-orang yang tertinggal. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu).
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat dosa itu." (QS. 7/
Al-A'rof: 83-84)

9. Nabi Ishaq as.

la putra Nabi Ibrohim dari istri pertama, Sarah. Nabi Ishaq menikah dengan wanita dari
kota Haran, Rifqoh yang tidak lain cucu dari saudara kandung Nabi Ibrohim as. sendiri.
Mereka dikaruniai dua orang putra, Al-Ish dan Ya'kub. Selanjutnya Al-Qur 'an tidak
banyak menceritakan riwayatnya. Hanya diterangkan bahwa Ishaq seorang nabi. "Dan
Kamimenggembirakannya (Ibrohim) dengan (kelahiran) Ishaq sebagai nabi yang
termasuk orang-orang saleh." (QS. 37/Ash- Shoffat: 112)

10. Nabi Ya'qub as.

Suatu hari tejadilah pertengkaran antara Ya'qub dan kakaknya, Al-Ish. Agar tidak
berkelanjutan, atas anjuran istrinya, Nabi Ishaq mengizinkan Ya'qub pergi ke Laban,
paman dari ibunya yang tinggal di Haran, Irak. Di sanalah akhirnya Ya'qub menetap.

Setelah dewasa Ya'qub ingin menikahi putri Laban tercantik, bernama Rahil. Namun ia
terpaksa dikawinkan lebih dulu dengan putri Laban yang tertua bernama Laiah. Syariat
ketika itu memang tidak melarang seorang lelaki menikahi dua wanita sekandung.
Laiah dan Rahil, masing-masing memiliki seorang budak wanita pemberian orang-
tuanya, yaitu Zulfa dan Balha. Kedua budak tersebut kemudian dihadiahkan kepada
Ya'qub untuk dinikahi.

Dari keempat istrinya itu, Ya'qub dikaruniai 12 orang putra. Mereka adalah 1) Rubil, 2)
Yahuda; 3) Syam'un; 4) Lawi; 5) Yusuf; 6) Benyamin; 7) Yasakho; 8) Zabulun; 9) Dana;
10) Naftali; 11) Kal; dan 12) Asyar.
Tentang Nabi Ya'qub as., Al-Qur'an menceritakan, "Dan ingatlah hamba-hamba Kami:
Ibrohim, Ishaq, dan Ya'qub yang memiliki kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu
(yang tinggi). Sungguh Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan)
akhlak yang tinggi kepadanya, yaitu selalu mengingatkan (manusia)ke negeri akhirat."
(QS. 38/Shod: 45-46).

Adakah kamu menyaksikan ketika Ya'qub mendekati kematian berkata kepada anak-
anaknya, "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu Ibrohim, Ismasil, dan Ishaq, (yakni)
Tuhan Yang Esa dan kami hanya Islam (berserah diri) kepada-Nya." (QS. 2/ Al-Baqoroh:
133)

11. Nabi Yusuf as.

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku sungguh aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud
kepadaku." (QS. 12/Yusuf: 4)

Yusuf teramat tampan, dan berbudi luhur. Selain itu ia dan Benyamin adalah anak
yatim, sehingga Nabi Ya'qub lebih menyayangi keduanya. Kasih sayang Nabi Ya'qub
yang berlebihan membuat anak-anaknya yang lain iri hati. Akibatnya sepakatlah
mereka membuang Yusuf ke telaga Jub yang menyerupai sumur.

Yusuf akhirnya ditemukan oleh Musafir yang singgah di sana dan diperjualbelikan di
pasar budak Mesir. Lalu ia dibeli oleh seorang Raja Mesir saat itu dan dibawa pulang ke
istana. Melihat tanda-tanda kemuliaan pada diri Yusuf, Raja berpesan kepada
permaisurinya, Zulaiha, agar memperlakukannya sebagai keluarga sendiri meski ia
dibeli di pasar budak.

Menginjak dewasa, Yusuf kian gagah dan tampan. Segala gerak-geriknya mempesona.
Zulaiha, ibu angkatnya, terpikat padanya. Kasih sayangnya yang semula berupa kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya, berubah menjadi kasih sayang seorang wanita
terhadap dambaan hatinya. Zulaiha pun selalu berusaha agar Yusuf bersedia melayani
nafsu birahinya, namun tidak pernah berhasil.

Luapan keinginan Zulaiha mencumbu Yusuf yang tidak terpenuhi, membuatnya sangat
tersiksa. Maka memohonlah Zulaiha kepada Raja agar memenjarakan Yusuf.
Permintaannya dikabulkan, dan Yusuf pun tidak keberatan. Yusuf berkata, "Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak
Engkau hindarkan dari tipu-daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh." (QS.
12/Yusuf: 33)

Suatu malam Raja bermimpi melihat 7 ekor sapi gemuk-gemuk, dimakan oleh 7 ekor
sapi kurus-kurus serta melihat 7 batang gandum hijau dan 7 ekor batang gandum
kering. Tidak seorang pun yang dapat menafsirkan makna mimpi tersebut, selain
Yusuf.

Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok-tanam tujuh tahun (berturut-turut)


sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di
tangkainya (disimpan), kecuali sedikit untuk kamu makan." (QS. 12/Yusuf: 47) Ayat ini
mengemukakan isyarat untuk berhemat dan menyimpan yang baik untuk menghadapi
masa sulit yang akan datang. "Kemudian sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang
amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan." (QS. 12/Yusuf: 48)
Maksudnya tujuh tahun masa amat sulit adalah kemarau panjang yang menghabiskan
seluruh simpanan makanan yang ada, kecuali sedikit untuk bibit gandum.

Akhirnya Yusuf dibebaskan dari penjara. Kemudian dia diberi jabatan. Dia (raja)
berkata, "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi di lingkungan kami dan dipercaya." Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku
bendaharawan negeri (Mesir) karena sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga dan
berpengetahuan." Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri
ini (Mesir), untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. (QS. 12/Yusuf: 54-56).

Nabi Yusuf as akhirnya dapat membawa Mesir mengatasi masa-masa sulit dengan baik.
Bahkan penduduk dari negeri sekitarnya saat itu, termasuk saudara-saudaranya, juga
meminta bantuan bahan pangan kepadanya. Dari situlah Nabi Yusuf as. oleh Allah SWT
dipertemukan kembali dengan orang-tuanya dan saudaranya sekandung, Benyamin.
Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku yang dulu itu Dan
Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh Tuhanku telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia membebaskanku dari penjara dan ketika membawa kamu dari
dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku." (QS.
12/Yusuf: 100).

12. Nabi Syu'aib as.


Ia salah seorang Nabi dari bangsa Arab, terkenal sebagai juru pidato di antara para
nabi, karena kebolehan dan kefasihannya dalam berdakwah, Allah mengutusnya untuk
membimbing penduduk Madyan, sebuah desa di daerah Ma'an, di pelosok negeri Syam.

Penduduk Madyan yang rata-rata pedagang, selain kafir juga sangat curang dalam
mu'amalat. .Mereka tidak segan-segan mengurangi timbangan dalam menjual barang.
Tapi Nabi Syu'aib tidak mampu mengubah keadaan ini sepenuhnya. Selain tidak mau
mendengar ajarannya, orang-orang kafir juga mengancam sesamanya apabila
mengikuti Nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib sendiri tidak lepas dari ancaman kejahatan
mereka.

Allah SWT tidak pernah membiarkan orang-orang beriman dalam kesulitan. Maka
diselamatkanlah Nabi Syu'aib dari para pengikutnya. Kemudian Allah SWT mengazab
penduduk kafir Madyan. "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu'aib
dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang
zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan
di rumahnya." (QS. 11/Hud: 94)

13. Nabi Ayyub as.

Ia seorang yang kaya raya. Tanah, ternak, dan keturunannya teramat banyak.
Walaupun begitu Nabi Ayyub luar biasa takwa kepada Allah SWT sampai para Malaikat
sepakat menggelarinya sebagai manusia terbaik pada zamannya.

Karena Allah SWT menghendaki Nabi Ayyub lebih suci agar dapat dijadikan contoh
ketaatan oleh umat manusia, maka Iblis diizinkan merampas semua harta kekayaan
Ayyub. Secara berangsur-angsur habislah kekayaan Ayyub. Namun beliau hanya
berkata: "Wajarlah Allah mengambil kekayaanku, karena semua itu, milik-Nya."

Atas izin Allah, Iblis kemudian memusnahkan seluruh keturunan Nabi Ayyub, namun
beliau tetap bersabar. "Sudah sepantasnyalah Allah SWT mematikan, karena Dialah
yang menghidupkan." Terakhir kali iblis menebarkanberbagai macam penyakit ke
tubuh Nabi Ayyub hingga ia lumpuh dan hanya terkapar di pembaringan. Dan ingatlah
akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu
setan dengan penderitaan dan bencana." (Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu,
inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum." (QS. 38/ Shod: 41-42)

Maka memancarlah air dari tempat Nabi Ayyub menghentakkan kakinya. Lalu beliau
mandi dengan air itu dan meminumnya. Sembuhlah penyakit yang dideritanya.
Kemudian Allah SWT juga mengganti semua miliknya yang telah musnah. "Dan Kami
anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat-gandakan
jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang
berpikiran sehat." (QS. 38/Shod: 43)

Melihat kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya
Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba. Sungguh dia
sangat taat (kepada Allah)." (QS. 38/Shod: 44)

14. Nabi Zulkifli as

Al-Qur'an tidak banyak mengisahkan riwayat Nabi Zulkifli, dan kepada siapa ia diutus.
Ahli tarikh hanya menyebutkan, bahwa beliau putra Ayyub. Allah SWT menamakan
Zulkifli, karena ia selalu melaksanakan beberapa perbuatan baik yang dibebankan
kepadanya. "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli, mereka termasuk orang-
orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh mereka
termasuk orang-orang yang saleh." (QS. 21/Al-Anbiya': 85-86) Dan ingatlah Ismail,
Ilyasa, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (QS. 38/Shod:
48)

15. Nabi Musa as, dan 16. Nabi Harun as.

Fir'aun, Raja Mesir saat itu bermimpi kerajaan dan rakyatnya habis dilalap api, sedang
Bangsa Israil sebagai pendatang masih utuh. Ahli nujum kerajaan menafsirkan, akan
lahir seorang anak lelaki keturunan Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya.
Mendengar ramalan itu Fir'aun memerintahkan pasukannya membunuh setiap bayi
lelaki yang lahir dari keturunan Bangsa Israil. Karena itu Yakabad, istri Imron yang
keturunan Israil, terpaksa menghanyutkan bayi lelaki yang baru dilahirkannya dalam
sebuah peti di sungai Nil.
Atas kehendak Allah SWT bayi tersebut terdampar di dekat taman istana dan
ditemukan Asyiah, istri Fir'aun. Melihat ketampanannya, Asyiah meminta kepada
suaminya untuk mengangkatnya sebagai anak, sebab mereka belum dikaruniai anak.
Fir'aun mengabulkan, dan bayi itu diberi nama Musa.

Setelah Musa dewasa, Allah SWT mengangkatnya sebagai rosul. Lalu memberinya
mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular raksasa. Tongkat itu pun bisa
membelah laut. Kemudian ia diperintahkan menyadarkan Fir'aun yang men-Tuhan-kan
dirinya. Untuk tugas berat ini, Allah SWT mengangkat Harun, saudara Musa ini menjadi
Nabi guna membantunya.

Dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun tidak berhasil meluruskan akidah Fir'aun, meski
mendapat banyak pengikut. Melihat kenyataan itu Fir'aun takut kehilangan wibawanya.
Maka dia memimpin langsung bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan Harun serta
pengikut mereka yang diam-diam berangkat hijrah ke Palestina guna menghindari
kekejaman Fir'aun.

Semula jarak antara pasukan Fir'aun dan rombongan Nabi Musa sangat jauh, namun
mereka berhasil hampir mengejarnya. Akhirnya rombongan Nabi Musa terhadang oleh
lautan luas. Saat itu Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya pada
laut, maka terbentanglah jalan penyeberangan.

Setelah rombongan Nabi Musa sampai di seberang laut, sedangkan pasukan Fir'aun
masih di tengah jalan penyeberangan, Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan
tongkatnya kembali. Maka jalan penyeberangan itu berubah menjadi laut seperti
keadaannya semula. Musnahlah Fir'aun bersama pasukannya ditelan gelombang lautan.

Berikut di antara ayat Al-Qur'an yang menceritakan tentang Nabi Musa as. dan Harun
as. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung." (QS. 4/An-Nisa': 164) Allah berfirman
langsung dengan Musa as. merupakan keistimewaan Nabi Musa as. Karenanya ia
disebut "Kalimullah" . Sedangkan para rosul lainnya mendapat wahyu dari Allah melalui
Malaikat Jibril as. Nabi Muhammad saw. pernah berbicara secara langsung dengan
Allah pada malam hari waktu mi'roj.

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Musa di dalam Kitab (Al-Qur'an). Dia benar-benar
orang yang terpilih, seorang rosul dan nabi. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah
kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap. Dan Kami telah
menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya,
Harun, menjadi seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 51) Dan Allah telah berbicara kepada
Musa dengan pembicaraan yang terang (langsung)."

17. Nabi Dawud as

la seorang raja yang besar, dan mempunyai 99 istri. Suatu waktu, Nabi Dawud
mewajibkan semua pemuda di negerinya turut serta berperang, karena kerajaan dalam
keadaan terancam. Salah seorang pemuda yang dikirim ke medan perang, ialah Orie
bin Hannan. Sebenarnya ia keberatan meninggalkan istrinya yang amat jelita dan baru
dinikahinya, namun tidak dapat mengelak dari kewajiban.

Alkisah, Nabi Dawud tertarik kepada Sabid binti Sya'ik, istri Orie bin Hannan. Beliau
pun segera menikahinya. Sebab sudah cukup lama Orie bin Hannan tidak terdengar
beritanya, apakah masih hidup atau sudah mati. Padahal sesungguhnya Orie bin
Hannan masih hidup. Hal itu diketahui dari kedatangan Malaikat yang menyamar
sebagai manusia dan menegur Nabi Dawud, bahwa ia telah merebut istri orang.

Mendengar teguran itu, seketika Nabi Dawud gemetar. Lantas ia sujud memohon
ampun kepada Allah SWT atas kekhilafannya. Ahli tafsir berpendapat, sekalipun suami
wanita itu masih hidup tapi karena tidak pernah memberi kabar dalam sekian waktu
lamanya, maka telah jatuh talaq. Sehingga siapa pun boleh menikahinya. Hanya
karena kesucian seorang nabi, maka kejadian itu dianggap satu kesalahan, sampai
malaikat datang memberi teguran. Lalu Nabi Dawud minta ampun dengan sujud siang-
malam sampai akhir hayatnya.

Berikut beberapa ayat Al-Qur'an yang memberitakan tentang Nabi Dawud as. "... dan
Kami memberikan zabur kepada (nabi) Dawud." (QS. 17 / Al-Isro': 55) Dan Kami
ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi
kamu dalam peperanganmu. (QS. 21/ Al-Anbiya': 80) Dan sungguh Kami telah
memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, "Segala puji
bagi Allah yang telah melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman."
(QS. 27 /An-Naml: 15)

18. Nabi Sulaiman as

Ia anak Nabi Dawud as. Satu-satunya Nabi yang menerima segala kenikmatan dari Allah
SWT secara sempurna. Pertama, Nabi Sulaiman mewarisi tahta kerajaan ayahnya.
Kedua, ia bisa bicara dengan segala macam binatang. "Dan Sulaiman telah mewarisi
Dawrid, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai manusia, kami telah diajari bahasa burung
dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata."
Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu
mereka berbaris dengan tertib. (QS. 27/An-Naml: 16-17)

Ketiga, ia memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan angin. Allah SWT juga


menundukkan jin, dan setan untuk melayaninya. Itulah sebabnya, ia dapat mengikat
setan-setan kafir guna mencegah kejahatan mereka. "Dan (Kami tundukkan) untuk
Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke
negeri yang Kami berkahi padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan
(Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam
laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami yang
memelihara mereka itu." (QS. 21/Al- Ambiya': 81-82)

Suatu ketika Nabi Sulaiman diberitahu oleh burung Hudhud, bahwa di Yaman terdapat
kerajaan Saba' yang istana dan singgahsananya sangat megah penuh permata. Namun
penguasanya, Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah matahari. Maka Nabi Sulaiman
mengutus burung itu mengantarkan surat yang isinya mengajak Ratu Bilqis tunduk
kepada Allah SWT. "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong
terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. 27/
An-Naml: 30-31) Surat Nabi Sulaiman berisi: a) ajakan menyembah Allah Yang Maha
Esa;
b) larangan berlaku sombong karena mempunyai pasukan yang kuat dan hebat; dan
c) memanggilnya menghadap untuk menyatakan penyerahannya kepada Allah SWT.

Selang beberapa waktu kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis membawa hadiah-
hadiah besar, namun semua itu ditolak oleh Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Bilqis, para
utusan itu menceritakan kemegahan istana Nabi Sulaiman, dan ajakan beliau untuk
menyembah Allah SWT. Mendengar penuturan para utusannya, yakinlah Ratu Bilqis
bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi. Lalu Ratu Bilqis mengajak para pejabat penting
kerajaan menghadap Nabi Sulaiman untuk menyatakan keimanan mereka.

Mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis ke negerinya, Nabi Sulaiman meminta kepada


para stafnya untuk mengambil istana ratu Bilqis. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai
pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku
sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?" Ifrit dari golongan jin berkata,
"Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat
dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya." Seorang yang
mempunyai ilmu dari kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip." (QS. 27/ An-Naml: 38-40)

Lalu Nabi Sulaiman meminta pembantunya untuk mengubah sedikit singgasana itu.
Ketika Ratu Bilqis tiba, bertanyalah Nabi Sulaiman, "Beginikah istanamu?"

"Agaknya, itulah," Ratu Bilqis tercengang keheranan. Yakinlah ia bahwa Nabi Sulaiman
benar-benar seorang utusan Tuhan terbukti dengan mukjizatnya itu. Maka tunduklah
Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, dan sejak saat itu ia menyatakan keimanannya.

19. Nabi Ilyas as.

Ia diutus Allah SWT memperbaiki akidah salah satu suku dari Bani Israil yang mendiami
sebuah kota Ba'labak. Mereka ini menyembah berhala bernama Ba'i. Namun, betapa
pun gigih Nabi Ilyas berdakwah, kaumnya tidak mau mendengarkannya.

Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rosul. (Ingatlah) ketika dia
berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah
Ba'i? Dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-sebaik pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?" Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas),
maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang
disucikan (dari dosa). Dan kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang
yang datang kemudian, "selamat sejahtera bagi Ilyas". (QS. 37/Ash-Shoffat: 123-130)
20. Nabi Ilyasa as

Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan Dakwah setelah Nabi Ilyas pulang ke
Rahmatullah. Karenya dalam berdakwah ia berpegang pada syari'at dan metode Nabi
Ilyas. Al-Qur'an tidak menguraikan panjang lebar tentang Nabi Ilyasa. Hanya
diberitakan, Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth, masing-masing Kami lebihkan
(derajatnya) di atas manusia lain (pada masanya). (dan Kami lebihkan pula derajat)
sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka.
Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rosul) dan mereka Kami beri petunjuk
ke jalan yang lurus" (QS. 6/Al-An'am: 86)

21. Nabi Yunus as.

Ia diutus oleh Allah SWT menyampaikan kebenaran kepada penduduk kota Niwana yang
terkenal sangat makmur. Karena dakwahnya tidak membawa hasil, akhirnya Nabi
Yunus pergi meninggalkan mereka dengan marah. Kemudian ia ikut berlayar pada
sebuah kapal. Kepergian Nabi Yunus tanpa seizin Allah itu membuat kapal yang
ditumpanginya diombang-ambingkan gelombang.

Para awak kapal dan nelayan di kapal itu yakin, ada orang berdosa beserta mereka.
Untuk mengetahui siapa yang berdosa maka diadakanlah undian dengan ketentuan
yang namanya keluar akan dibuang ke laut. Secara kebetulan Nama Nabi Yunus yang
keluar. Mereka semua tidak percaya, karena ia seorang Nabi. Untuk itu diulanglah
undian sampai tiga kali, namun yang keluar tetap nama Nabi Yunus. Maka Nabi Yunus
dibuang ke laut, dan ditelan ikan hiu.

Dalam perut ikan Hiu itulah Nabi Yunus bersujud dan i'tikaf, memohon ampun kepada
Allah. Beberapa hari kemudian, ia dikeluarkan Allah SWT dari perut ikan Hiu dalam
keadaan sakit. Setelah sembuh, kembalilah ia berdakwah kepada kaumnya. Atas
kehendak Allah, berimanlah semua kaum Nabi Yunus yang berjumlah sekitar seratus
ribu orang. "Dan (ingatlah kisah) Zunnun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan
marah. Lalu dia mengira bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa
dalam suasana yang sangat gelap (maksudnya di dalam perut ikan), "Tidak ada Tuhan
selain Engkau, Mahasuci Engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka
Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah
Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. 21/ Al-Anbiya': 87)

22. Nabi Zakaria as., dan 23. Nabi Yahya as.

Nabi Zakaria as. mengabdikan hidupnya untuk berdakwah dan memelihara heikal (yang
disucikan) di Baitul Maqdis. Salah satu keinginan yang selalu mengganggunya, adalah
kapankah akan dikaruniai seorang putra untuk melanjutkan dakwah sepeninggalnya
nanti? Semakin bertambah usia Nabi Zakaria, semakin tipislah harapannya untuk
memperoleh keturunan. Tapi ia percaya, jika Allah SWT menghendaki, sekalipun
istrinya tetap mandul ia akan memperoleh anak jua.

Suatu ketika Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrob (tempat sholat) menemui
keponakannya, Maryam yang sedang beribadah. Beliau memandang heran makanan,
minuman, serta buah-buahan yang lezat terhidang di meja keponakannya. Sebab
sepengetahuannya, Maryam sepanjang waktu bersujud kepada Allah SWT. Maka
bertanyalah ia, "Dari mana engkau mendapatkan rezeki ini?"
"Allah SWT," jawab Maryam. "Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki."
Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT ditampakkan kepada Maryam, maka
Nabi Zakaria mohon kepadaNya agar dianugerahi keturunan. Dan (ingatlah kisah )
Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan
aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris terbaik". Maka
Kami kabulkan (doa)nya dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan
istrinya (mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan)
kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan
mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (QS. 21/Al-Anbiyai: 89-90)

Kehendak Allah SWT terbukti. Tidak seberapa lama, istri Nabi Zakaria hamil. Setelah
cukup usia kehamilannya, lahirlah seorang putra dan diberi nama Yahya. Allah
memberkahinya dengan menjadikannya seorang Nabi yang dijauhkan dari nafsu
kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya.

Mengenai Nabi Yahya as., Al-Qur'an mengutarakan, (Allah berfirman), "Wahai Yahya,
ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurot) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan
hikmah (pemahaman Taurot dan pendalaman agama) kepadanya selagi dia masa
kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih-sayang (kepada sesama) dari Kami dan
bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa dan sangat berbakti kepada
kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong, (bukan pula) orang yang
durhaka." (QS. 19/Maryam: 12-14)

24. Nabi Isa as.

Maryam yang hanya membaktikan diri untuk beribadah kepada Allah SWT dalam
mihrobnya di Baitul Maqdis, terkejut mendengar pemberitahuan Malaikat bahwa ia
akan dikaruniai anak. Sebab ia masih perawan dan tidak seorang lelaki pun yang
pernah menjamahnya. Malaikat juga memberitahunya, bahwa Allah akan menciptakan
anak itu tanpa proses sebagaimana mestinya. Hanya dengan berkata kun fayakun
(jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya).

Kehamilan Maryam berawal saat Malaikat Jibril meniupkan sesuatu ke perutnya. Satu
ketakutan yang menghantui Maryam kala itu, adalah bagaimana ia menyembunyikan
kenyataan tersebut dari tuduhan yang bukan-bukan. Maka bersembunyilah ia di sebuah
tempat terpencil yang tidak diketahui oleh manusia lainnya. Baru setelah melahirkan
ia membawa bayinya, Isa Al-Masih ke tengah-tengah masyarakat. Sesuai petunjuk
Jibril, Maryam hanya bungkam setiap ada orang yang menanyakan siapakah ayah si
bayi dan hanya memberi isyarat agar orang-orang itu bertanya kepada bayinya. Tentu
saja orang-orang semakin marah atas jawabannya. "Bagaimana mungkin, seorang bayi
dapat bicara?"

Atas kehendak Allah SWT, bayi itu menjawabnya. Dia (Isa) berkata. "Sesungguhnya aku
hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan kepadaku sholat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada
ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" (QS.
19/Maryam: 30-32)

Sekitar usia 30 tahun, Isa as diangkat menjadi Nabi. Mukjizat yang diperolehnya dari
Allah SWT, antara,lain, bisa menyembuhkan orang buta sejak lahir, dan mampu
menghidupkan orang mati. "Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa
mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus." (QS. 2/ Al-Baqoroh: 253)
Namun bukti-bukti kebenarannya bahwa ia seorang Nabi mendapat tantangan keras
dari pemuka-pemuka Yahudi. Bahkan mereka mempengaruhi penduduk Roma, bahwa
dakwah Isa meremehkan Kaisar, dan berusaha menghancurkan kerajaan. Akhirnya
hakim-hakim di Roma memerintahkan menangkap dan menghukum Isa di tiang salib.

Sejak itu tentara Roma dikerahkan untuk menangkap Isa as Di tengah pengejaran yang
dilakukan, Allah SWT menghadirkan seseorang yang menyerupai Isa. Maka ditangkaplah
orang itu dan dihukum salib. Sedangkan Isa as diselamatkan oleh Allah sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan bahwa Isa selalu dianugerahi keselamatan.

Kisah Hidup Nabi Muhammad

Kisah Hidup Nabi Muhammad - Muhammad Rosulullah Saw.

Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat
manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. 34/Saba': 25) Ayat ini membantah
adanya anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. hanya diutus untuk orang Arab saja.
Sebab ajaran yang dibawanya adalah untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Muhammad saw. adalah putra dari Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul
Mutholib (wafat sewaktu Nabi masih dalam kandungan). Ia dilahirkan di Mekah,
tepatnya sekitar 200 meter dari Masjidil Haram, pada hari Senin menjelang terbit
fajar, 12 Robiul Awal tahun Gajah (20 April 571 M). Tempat kelahiran Nabi itu kini
dijadikan perpustakaan "Maktabah Makkah Al-Mukarromah."

Penamaan tahun Gajah itu sendiri karena pada waktu itu bala tentara pimpinan
Abroha, Gubernur Yaman menyerang Ka'bah dengan mengendarai gajah. Namun
Abroha beserta pasukannya berhasil dihancur-lumatkan oleh pasukan burung ababil
yang diperintahkan oleh Allah SWT menghujani mereka dengan batu-batu dari tanah
yang terbakar (simaklah QS. 105/ Al-Fil: 1-5)

Sebagaimana anak-anak bangsawan lainnya pada masa itu,Muhammad disusukan pada


wanita Badiyah (sebuah dusun diPadang Pasir) bernama Halimah Abi Dzubaidah As-
Sa'diyah dariSa'ad Kabilah Hawazin. Di perkampungan Bani Sa'ad inilah ia dibesarkan
sampai usia lima tahun. Setelah itu Muhammad diasuh sendiri oleh ibunya. Satu tahun
kemudian, sewaktu Muhammad berumur enam tahun, Aminah meninggal dunia. Sejak
itu Muhammmad diasuh oleh kakeknya, Abdul Mutholib. Tidak lama kemudian
kakeknya juga meninggal dunia, maka ia dibesarkan oleh pamannya, Abu Tholib.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak pamannya berdagang ke negeri Syam.


Sesampainya mereka di kota Bushro, ada seorang pendeta Kristen bernama Buhiro
yang memperhatikan Muhammad dan terperanjat menyaksikan adanya tanda-tanda
kenabian padanya sesuai benar dengan yang diceritakan dalam Injil. Karena itu
Pendeta Buhiro menyarankan Abu Tholib agar segera membawa Muhammad pulang
kembali. Sebab ia khawatir jika orang-orang Yahudi mengetahuinya, mereka akan
mencelakakannya. Pendeta Buhiro juga berpesan supaya Abu Tholib memelihara dan
menjaga keponakannya itu baik-baik, karena ia calon pemimpin umat.

Sejak masa kanak-anak, Muhammad saw telah menunjukkan sifat-sifat seorang


pemimpin. Ia melaksanakan pekerjaannya sebagai penggembala kambing dengan
sebaik-baiknya. Berbagai catatan sejarah, termasuk yang ditulis oleh pakar-pakar
Barat, mengakui bahwa Muhammad saw seorang figur yang sangat cerdas, dan
memiliki daya ingat sangat kuat. Lebih dari itu ia seorang yang rendah hati, penuh
kasih sayang kepada sesamanya, senantiasa menjauhi perbuatan keji dan kotor, jujur
dalam setiap tindaklakunya, serta lembut dan benar perkataannya. Pantaslah jika
masyarakat memberinya gelar Al-Amin (artinya orang yang dapat dipercaya).

Sewaktu berusia 25 tahun, Muhammad dipercaya oleh seorang wanita terhormat yang
kaya-raya bernama Khodijah binti Khuwalid untuk menjual barang-barang dagangannya
ke Syiria. Ketika itu Muhammad saw. ditemani oleh pembantu Khodijah bernama
Maisaroh. Perilaku dan tuturkata Muhammad yang terpuji menyebabkan ia berdagang
dengan mudah. Seluruh barang dagangan terjual Nabis dalam waktu relatif singkat dan
mendapat untung besar. Semua itu Maisaroh ceritakan kepada Khodijah.

Sejak itulah Khodijah terpikat oleh kepribadian Muhammad, dan tidak lama kemudian
Allah SWT mentakdirkan keduanya menjadi suami istri. Status Khodijah saat itu adalah
seorang janda berusia 40 tahun. Lima belas tahun lebih tua dari Muhammad saw.
Pernikahan mereka dikaruniai anak tiga putra, dan empat putri. Ketiga putranya Al-
Qosim, Abdullah, dan Thoyyib, semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil. Empat
putrinya, ialah Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kaltsum, dan Fatimah.

Sewaktu Muhammad saw. berusia 35 tahun, Mekah dilanda banjir besar sehingga
merobohkan Ka'bah. Setelah musibah banjir tersebut, kaum Quraisy membangun
Ka'bah kembali. Ketika pembangunan Ka'bah telah usai, para pembesarnya bertengkar
tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad pada posisinya semula. Untuk
menghindari permusuhan di antara mereka, akhirnya disepakati bahwa siapa yang
masuk Masjidil Haram lebih dulu, maka dialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad.
Ternyata, yang memasuki Masjidil Haram lebih dulu adalah Muhammad saw.

"Inilah Muhammad Al-Amin. Kami rela kepadanya," komentar sebagian pembesar


Quraisy gembira, karena yang mereka setujui adalah orang yang jujur dan benar
tuturkatanya.

Muhammad saw. menyambut baik penunjukan atas dirinya. Sekalipun ia satu-satunya


yang dipercaya melakukan tugas tersebut, namun Muhammad selaku orang muda
merasa perlu memberikan penghormatan kepada para pembesar Quraisy. Untuk itu
Muhammad saw. membentangkan kain sorbannya di tanah, lalu meletakkan Hajar
Aswad di atasnya, kemudian memanggil empat kepala suku dari bangsa Quraisy untuk
mengangkat empat sudut kain sorban itu, sedangkan ia yang memegangi Hajar Aswad
dan meletakkannya di tempat semula.

Pada usia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu pertama ketika berkholwat (menyepi
untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah) di Gua Hiro'. Sejak itulah ia
diangkat menjadi seorang nabi dan mulai menyiarkan agama Islam secara diam-diam,
sesuai dengan perintah Allah SWT.

Orang-orang pertama yang beriman kepadanya, ialah: Abu Bakar, dari kalangan orang
tua;Khodijah binti Khuwalid, dari kaum wanita;Ali bin Abi Tholib, dari golongan anak-
anak; dan Zaid bin Haritsah, dari golongan budak.

Beberapa waktu kemudian, kalangan elit kaum Quraisy pun menyatakan memeluk
Islam, antara lain: Utsman bin Affan, Zubair bin Al-Awam, Abdurrohman bin Auf,
Abdullah bin Mas'ud, Sa'ad bin Abi Waqos, dan Tholha bin Ubaidillah.

Kurang lebih selama tiga tahun Nabi Muhammad berdakwah secara diam-diam, sampai
"turun" wahyu yang memerintahkannya untuk berdakwah secara terang-terangan..
"Maki sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang musyrik." (QS. 15/Al Hijr: 94)

Sambutan penduduk Mekah pada mulanya menggembirakan. Hanya saja para pemimpin
dan bangsawan Quraisy terhina oleh seruan Nabi untuk meninggalkan kebiasaan
menyembah berhala karena itu bukan Tuhan. Sedangkan Tuhan yang patut disembah
ialah Allah SWT Yang Maha Esa. Sejak itu mereka melakukan penganiayaan terhadap
Nabi dan para pengikutnya.

Guna menghindari penganiayaan orang-orang kafir Quraisy lebih jauh, Nabi saw.
memerintahkan pengikutnya hijrah (pindah) ke Habsyah (Habsyi). Di sana ada raja
Najasyi yang mengakui kebenaran ajaran Nabi karena datang dari zat yang
menurunkan risalah Isa as. Yang pergi pada saat itu 15 orang, terdiri dari 11 pria dan 4
wanita. Kelompok kedua yang menyusul berhijrah 76 orang, terdiri dari 63 pria dan 13
wanita.
Dari hari ke hari pengikut Nabi saw. semakin bertambah. Untuk menghentikan dakwah
beliau, kaum Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi saw. Berkat usaha
Abu Tholib, Nabi dapat diselamatlkan. Orang-orang kafir Quraisy akhirnya memboikot
keluarga Nabi dan para pengikutnya. Semua orang kafir dilarang mengadakan
hubungan kekeluargaan dan dagang dengan orang-orang Islam, hingga Nabi beserta
seluruh pengikutnya memakan dedaunan sampai selama sekitar tiga tahun.

Masa pemboikotan itu berakhir pada tahun ke 10 kenabian. Pada waktu itulah Abi
Tholib yang membela beliau mati-matian meninggal dunia. Dengan sendirinya semakin
bertambah hebat gangguan kaum Quraisy kepadanya. Selanjutnya Nabi bersama Zaid
bin Haritsah berdakwah ke Thoif, tepatnya kepada kabilah Tsaqif. Namun sambutan
kabilah Tsaqif sangat tidak manusiawi. Mereka melempari Nabi saw. dengan batu,
hingga tumit beliau terluka.

Keadaan di Mekah semakin mengancam jiwa Nabi saw, oleh karena itu beliau
memutuskan hijrah ke kota Yastrib, kemudian diganti namanya dengan Madinah Al-
Munawaroh, sebab Islam sudah berkembang di sana melalui orang-orang Yastrib yang
ketika mengunjungi Ka'bah bertemu Nabi dan menerima ajarannya. Itu terjadi pada
tahun ketiga belas kenabian.

Sebelum sampai di Kota Madinah, Nabi Muhammad saw singgah di kota kecil, Kuba
untuk beberapa waktu lamanya. Di Kuba beliau sempat mendirikan Masjid. Setelah
cukup lama tinggal di Kuba, Nabi saw. melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di kota ini
pun Nabi membangun Masjid bersama-sama dengan kaum Muhajirin (sebutan bagi
orang Islam yang berasal dari Mekah) dan kaum Anshor (sebutan bagi orang Islam yang
berasal dari Madinah).

Pada Hari Sabtu, 25 Dzul Qo'dah, tahun Hijriyah, Nabi beserta para pengikutnya yang
telah mencapai jumlah ribuan menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya sekaligus
sebagai haji wada'. Sekalipun umat Islam kala itu sudah sangat kuat, namun Nabi
Muhammad Rosulullah saw. tidak menyimpan dendam terhadap orang-orang kafir
Quraisy yang pernah menganiaya beliau dan para pengikutnya. Bahkan beliau
menjamin hak-hak hidup mereka. Beberapa bulan setelah haji wada' beliau sakit keras
dan wafat. Tepatnya pada hari Senin, 12 Robiul Awal, dalam usia 63 tahun.

Anda mungkin juga menyukai