kisah Nabi Adam yang merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di muka
bumi.
Allah SWT menciptakan Nabi Adam dari tanah, disebutkan dalam sebuah hadits: "Allah menciptakan
Adam dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh permukaan tanah, maka lahirlah anak Adam
yang sesuai dengan asal tanahnya. Di antara mereka ada yang berkulit putih, hitam, dan perpaduan
antara warna tersebut. Di antara mereka ada yang bersifat lembut dan kasar serta perpaduan antara
keduanya serta di antara mereka ada yang baik dan jahat." (HR. Abu Dawud).
Setelah Nabi Adam diciptakan, Allah memerintahkan semua makhluk yang ada di surga untuk
bersujud kepada Nabi Adam, semua mematuhinya terkecuali iblis. Iblis merasa bahwa mereka lebih
mulia daripada Nabi Adam.
Akibat ketidak patuhannya tersebut, iblis diusir dari surga dan dilaknat sampai hari kiamat. Sebagai
bentuk pembalasannya, iblis bersumpah akan menyesatkan Nabi Adam dan keturunannya hingga hari
kiamat kelak.
Nabi Nuh lahir saat umatnya masih dalam kondisi menyembah berhala berupa patung-patung yang diberi
nama Wadd, dan Suda, Yatuq dan Nasr.
Nuh mengajak kaumnya untuk menyaksikan kebesaran Allah melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air
yang mengalir, perubahan siang dan malam serta hal-hal yang ada di muka bumi adalah bukti keesaan
Allah. Nabi Nuh juga menyatakan bahwa setiap amalan perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan ada
ganjarannya dari Allah.
Setelah datang peringatan dari Allah terhadap Nabi Nuh terkait akan ada banjir besar. Dengan dibantu oleh
sejumlah kaum yang menerima ajakan tauhid, Nabi Nuh menciptakan sebuah bahtera yang sangat besar.
Pembangunan kapal ini dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggal kaumnya. Hal ini dilakukan agar
mereka dapat dengan tenang mengerjakan pembuatan bahtera. Tapi ternyata kegiatan tersebut diketahui
oleh orang-orang zalim. Mereka mengejek Nabi Nuh dengan kalimat hinaan.
Kemudian Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah, “Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba
perintah-Ku dan terlihat tangda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu
dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan berlayarlah
dengan izin-Ku,"
Sambil menunggu tanda-tanda datangnya banjir, Nabi Nuh tetap memperingatkan kaumnya. Namun
kaumnya yang zalim, tetap acuh terhadap ajakannya.
Selanjutnya, tanda-tanda yang dimaksud datang. Nabi Nuh dan kaumnya yang taat segera bersiap naik ke
bahtera. Hingga akhirnya hujan menenggelamkan tempat tinggal Bani Rasib.
Kisah Nabi Nuh AS yang di mana air bah membinasakan seluruh kaum kafir terkandung di dalam Al-
Quran Surat Yunus ayat 73:
ۤ
َْالفُ ْل ِك َو َج َع ْل ٰنهُ ْم خ َٰل ِٕىفَ َواَ ْغ َر ْقنَا الَّ ِذ ْينَ َك َّذبُوْ ا بِ ٰا ٰيتِن َۚا فَا ْنظُرْ َك ْيفَ َكان