Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RAMADHAN KELAS 9

Nama : Radithya Arius


Kelas : 9D
No. Absen : 25
● MAKNA IBADAH PUASA
Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan
dan rakhmat serta kasih sayang dari Allah SWT.  Diwajibkan kepada
seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa
pada bulan Ramadhan dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang
bertakwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183:

yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu


berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa”.
Makna ibadah puasa sebagai berikut:
1. Puasa akan memperkuat iman dan keyakinan
Selama menjalani puasa Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk
meningkatkan pembacaan Alquran dan melakukan ibadah sunah
lainnya. Dengan begitu, anak mama bisa semakin menguatkan
keyakinannya dan mengisi waktu kosong di sela-sela aktivitasnya
dengan meningkatkan ibadahnya.

2. Berpuasa adalah waktu untuk saling berbagi


Pada bulan Ramadan ini, ajarilah anak atau kenalan yang lebih muda
untuk saling berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan . Misalnya,
memberikan makanan kepada orang yang tidak mampu atau memberikan
sedekah. Hal ini baik bagi perkembangan mereka agar menjadi pribadi
yang ringan tangan.
3. Puasa melatih mengontrol diri

Selain menahan lapar dan dahaga, tantangan lain dari ibadah puasa


adalah bagaimana menghindari perkataan yang buruk, tidak sabar, dan
berperilaku buruk. 

4. Puasa artinya belajar disiplin


Ramadan bisa dijadikan sebagai sekolah disiplin sebulan penuh
dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif.
Dengan membiasakan diri mengatur waktu untuk melakukan ibadah,
kapan waktu tidur dan bangun tidur, main games, atau belajar, secara
tidak langsung bulan Ramadan bisa mendisiplinkan diri.

5. Belajar simpati kepada orang lain


Berpuasa di bulan Ramadan setidaknya bisa mengajarkan kita untuk ikut
merasakan penderitaan orang orang yang hidup dalam garis kemiskinan
atau bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. 
Menahan lapar dan dahaga dari pagi hingga petang dapat membuat kita
memiliki jiwa yang solider dan bersimpati kepada orang lain yang
kehidupannya kurang.

● KISAH PARA NABI


1. Kisah Nabi Adam
Suatu ketika, Allah SWT memberitakan kepada para malaikat bahwa
Ia akan menciptakan makhluk dari bangsa manusia. Makhluk ini
diciptakan dari tanah di Bumi yang nantinya juga akan menjadi
khilafah di Bumi. Allah lalu menciptakan manusia sebagai makhluk
yang paling sempurna. Manusia diberi akal, tubuh, dan jiwa. Allah
melengkapi ciptaan itu dengan meniupkan ruh Nabi Adam.
Allah melengkapi Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan. Para
malaikat pun diminta untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan
pada Adam. Saat semua malaikat bersujud, ada makhluk berupa iblis
dari bangsa jin yang menolak untuk bersujud. Iblis menolak untuk
bersujud karena merasa lebih baik dari manusia karena diciptakan
dari api. Mendengar jawaban itu, Allah lalu mengutuk iblis dan
mengusir mereka dari surga.
Nabi Adam pun berdiam dan hidup di surga selama beberapa
waktu. Suatu ketika Adam merasa kesepian dan Allah pun
menciptakan Hawa untuk menemani Adam. Adam pun menikahi
Hawa dan mengizinkan mereka berdua tinggal di surga dengan
syarat tidak mendekati pohon khuldi.
Bertahun-tahun Adam dan Hawa mematuhi aturan itu hingga setan
perlahan terus mencoba merayu mereka dengan tipu daya. Tipu daya
berhasil, Nabi Adam lalu memetik buah pohon tersebut dan
memakannya bersama Hawa. Namun, setelah itu Adam dan Hawa
langsung dihinggapi rasa bersalah dan aurat mereka tiba-tiba
terbuka. Karena melanggar perintah itu, Allah SWT lalu
memerintahkan Adam dan Hawa turun ke Bumi. Adam dan Hawa
diturunkan di tempat yang berbeda. Selama 40 tahun mereka saling
mencari dan bertemu di Padang Arafah atau Jabal Rahmah, bukit
yang penuh kasih sayang.
Saat turun di Bumi, Adam meratapi kesalahannya. Adam dan Hawa
memohon ampun kepada Allah dengan bertobat. Bumi yang berbeda
dibandingkan surga membuat Adam dan Hawa banyak belajar dari
berbagai tantangan dan kesulitan. Mulai dari bercocok tanam,
beternak, dan melindungi tubuh dari berbagai cuaca. Adam dan
Hawa juga membangun keluarga di Bumi dengan melahirkan hingga
40 anak. "Banyak riwayat yang menyebutkan anak-anak Nabi Adam
dan Hawa dilahirkan secara kembar," dikutip dari Nabi Adam AS:
Manusia dan Nabi Pertama di Bumi oleh Abu M Bintang dan Tim
Divaro. Sebagai khalifah di Bumi, Adam juga diangkat sebagai Nabi
dan Rasul yang bertugas berdakwah di Bumi. Adam menyampaikan
dakwah kepada istri dan anak-anaknya mengenai ajaran keimanan
kepada Allah SWT.
Nabi Adam juga menghadapi persoalan antara anaknya, Qabil, yang
membunuh Habil. Adam sangat murka terhadap Qabil. Allah lalu
mengaruniai Nabi Adam dengan anak laki-laki yang tidak memiliki
saudara kembar, yang diberi nama Syits. Syits merupakan anak yang
cerdas dan berakhlak baik. Keturunan Syits kelak melahirkan Idris.
Nabi Adam lalu jatuh sakit saat berusia 960 tahun dan berwasiat
kepada Syits untuk meneruskan dakwah. Malaikat lalu mencabut
nyawa Adam, memandikannya, mengafani, menyalatkan, dan
menguburkannya.
2. Kisah Nabi Nuh
Nabi Nuh adalah nabi ketiga yang patut diimani setelah Nabi Adam
AS dan Nabi Idris AS. Nuh merupakan keturunan kesembilan dari
Nabi Adam. Nabi Nuh juga masuk dalam rasul Ulul Azmi, yaitu rasul
dengan ketabahan dan keteguhan hati yang luar biasa. Sesuai surat
Al-Ankabut ayat 14, Nabi Nuh bahkan berdakwah selama 950 tahun.
Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah pada
umat Bani Rasib yang menyembah berhala berupa patung-patung.
Kezaliman di masa itu juga tengah meningkat pesat ..
Dengan kesabaran, Nabi Nuh mulai berdakwah kepada umatnya.
Dia mengajarkan untuk menyembah Allah, meninggalkan maksiat,
dan berbuat kebaikan. Namun, bukannya menurut, kaum Nabi Nuh
tetap saja tak percaya dengan ajaran dan peringatan yang
disampaikan. Kaum Bani Rasib bahkan tak percaya bahwa Nabi Nuh
merupakan seorang rasul. Tapi, Nabi Nuh tak patah arang. Ia tetap
melanjutkan dakwah meski menerima banyak celaan. Setiap kali
Nabi Nuh berdakwah, mereka justru memasukkan anak jarinya ke
telinga dan menutup wajahnya dengan pakaian tanda penolakan.
Pengikut Nabi Nuh bahkan sampai diusir oleh para penguasa dan
orang-orang kaya di masa itu. Kaum Nabi Nuh juga menantang Nuh
untuk mendatangkan azab yang selalu disampaikan oleh Nuh. Nuh
lalu menjawab bahwa azab itu hanya bisa didatangkan oleh Allah.
Allah lalu meminta Nabi Nuh tak bersedih dan tetap teguh pada
pendirian. Nabi Nuh lalu berdoa agar Allah memberi hukuman pada
orang-orang kafir tersebut. Allah lantas memerintahkan Nabi Nuh
untuk membuat sebuah bahtera berupa kapal besar untuk
mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah
menyebut orang-orang kafir itu akan ditenggelamkan.

Atas perintah itu, Nabi Nuh mengumpulkan pengikutnya dan


bergotong royong membuat bahtera dari kayu selama siang dan
malam dalam beberapa tahun. Kerja keras Nabi Nuh ini juga
mendapat cemooh dari orang-orang yang tercela. Setelah bahtera itu
dibuat dan tanda banjir besar bakal datang, Nuh memerintahkan
pengikutnya untuk naik ke kapal. Perlahan, air bah pun mulai
menggenang menenggelamkan daratan. Dalam orang-orang yang
ditenggelamkan itu, termasuk putra sulung Nabi Nuh, Kan'an dan
istrinya yang durhaka. Nabi Nuh sempat mengajak Kan'an naik ke
atas kapal, tapi ia menolak dan yakin dapat menyelamatkan diri dari
air besar itu. Nabi Nuh lalu menyadari bahwa cinta pada anaknya
membuatnya lupa pada Allah. Nuh lalu memohon ampun kepada
Allah dan mengikhlaskan anaknya yang meninggal dan masuk dalam
golongan orang kafir. Kapal Nabi Nuh lalu menepi di pegunungan
Arafat. Setelah air surut, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk turun
dan memulai kehidupan baru.
3. Kisah Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim lahir di Babilonia, dengan Ayah bernama Torakh
(Tarikh) yang terkenal dengan panggilan Azar. Nabi Ibrahim lahir
pada Zaman Raja Namrud. Nabi Ibrahim dilahirkan ditengah hutan,
karena ayahnya khawatir akan dibunuh raja Namrud, sehingga
sampai tumbuh dewasa nabi Ibrahim ditengah hutan.

Nabi Ibrahim suka tadabbur alam, dia perhatikan alam ini untuk
mencari Tuhan. Bulan, Bintang, Matahari dia perhatikan , awalnya dia
mengirah Bulan, Bintang , Matahari itu Tuhan, namun karena Bulan,
Bintang, matahari silih berganti ahirnya Nabi Ibrahim bergumam,
"Tuhan tidak mungkin hilang, pastilah ada dzat yang mengatur silih
bergantinya bulan, bintang, dan matahari itu". menginjak dewasa,
nabi Ibrahim berbaur dengan masyarakat, dan sudah mendapat titik
terang tentang agama yang benar.

Suatu hari nabi Ibrahim mengharapkan pemantapat jiwa kepada


Allah, dan dengan panduan malaikat, nabi ibrahim diperintahkan
membunuh 4 ekor burung dan melumatkan tubuh burung itu menjadi
1, kemudian dibaginya lagi menjadi 4 dan diletakkan ditempat yang
berbeda, atas ijin Allah burung-burung itu hidup kembali, maka
semakin kuatlah iman nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim mulai mensyi'arkan agamanya, dan menentang agama


raja Namrud, sampai suatu hari, dihari sabtu, masyarakat pada pergi
mencari ikan untuk acara sesembahan kepada berhala-berhala di
makkah, nabi Ibrahim pergi ke makkah, dan menghancurkan semua
behala disitu, dan disisakan 1 berhala yang sangat besar, dan kapak
yang digunakan untuk menghancurkan berhala dikalungkan dileher
berhala yang besar tadi.

Setelah masyarakat menyadari apa yang terjadi pada berhala-


berhala mereka, mereka lapor pada raja, dan nabi Ibrahimlah
tersangka utamanya, dan langsung dipanggil untuk disidang.
dalam sidang, nabi Ibrahim dapat mengalahkan hujjah raja, dan
karena raja murka, nabi Ibrahim dihukum bunuh , dengan cara
dibakar, namun atas ijin Allah, api yang membakar nabi Ibrahim tidak
panas, bahkan ,membuat nabi Ibrahim segar, melihat kenyataan itu,
banyak masyarakat mengikuti ajaran nabi Ibrahim.

4. Kisah Nabi Musa


Nabi Musa lahir di Mesir pada masa pemerintahan Fir'aun yang saat
sangat zalim. Salah satu kezalimannya adalah menyembelih anak laki-
laki yang baru saja lahir. Hal ini dilakukannya karena percaya akan
ramalan bahwa takhtanya akan digantikan oleh seorang laki-laki bukan
keturunannya. Oleh karena itulah, kedua orang tua Nabi Musa a.s.
menghanyutkannya di sungai dan ditemukan oleh pembantu Fir'aun,
dan dijadikan anak angkat oleh istri Fir'aun.
Nabi Musa a.s. kemudian menyadari dirinya bagian dari bangsa Bani
Israil dan ingin membebaskan bangsanya dari Fir'aun. Setelah
mendapatkan wahyu di Lembah Tuwa, Nabi Musa a.s. berangkat ke
Mesir untuk berdakwah. Wahyu ini terdapat pada Qs. an-Nazi'at 16-17).
Ketika menghadapi Fir'aun, Nabi Musa a.s. diminta menunjukkan
dirinya adalah seorang nabi. Tangan Nabi Musa a.s. mengeluarkan
cahaya untuk menunjukkan dirinya adalah utusan Allah, dan mengubah
tongkatnya menjadi ular raksasa. Fir'aun tidak bisa menerima Nabi
Musa a.s. dan mengejarnya. Ketika Fir'aun mengejar Nabi Musa a.s.
hingga Laut Merah, Nabi Musa a.s. mengetukkan tongkatnya hingga
Laut Merah terbelah sehingga Nabi Musa a.s. dapat menyeberanginya.
Ketika Fir'aun menyeberanginya, tiba-tiba Laut Merah tertutup sehingga
Fir'aun dan pasukannya hilang di dalam laut.
Pada abad ke-12 SM, Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa a.s.
Nama Taurat berart hukum atau syariat. Kitab Taurat ini diperuntukkan
sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu.
Bahasa yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.

5. Kisah Nabi Isa


Nabi Isa a.s. dilahirkan pada 622 sebelum Masehi. Nabi Isa diangkat
menjadi nabi ketika berumur lebih dari 30 tahun dan ditugaskan
berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Allah memberikan Nabi Isa
nabi Isa mukjizat-mukjizat, seperti bisa berbicara sewaktu masih bayi
dalam pangkuan ibundanya, atas izin Allah Swt. beliau menghidupkan
burung yang terbuat dari tanah liat, menyembuhkan orang yang terkena
lepra, dan menyembuhkan orang buta atau tuna netra.

Nabi Isa a.s menerima kitab Injil dari Allah pada permulaan abad
pertama Masehi. Sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa menyampaikan
kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan
Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s.
ialah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad Saw.

● Sejarah Perkembangan Islam di Mekkah


Sejak zaman Rasullah SAW, kebudayaan Islam berkembang
terus menerus sejalan dengan perkembangan pemikiran dan
meluasnya kekuatan politik dan daerah penganut Islam, terbentuk
bermacam-macam struktur, ide, dan lembaga-lembaga dalam
politik, lapangan ibadat, lapangan hukum, lapangan seni, lapangan
ekonomi, lapangan sosial dan bermacam-macam lapangan
kebudayaan yang lain.
Yang jelas benar menonjol dalam perkembangan kebudayaan
Islam yang berpusat pada al-Qur'an itu adalah kedinamisannya
menyerbu keluar dari keterbelakangan kebudayaan bangsa Arab,
yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus, dan
keluasan berfikir yang mendorongnya.
Yang sangat menarik dalam perkembangan kebudayaan Islam
dari abad ketujuh sampai ketiga belas adalah bagaimana
kebudayaan dan agama yang berasal pada bangsa Arab di gurun
pasir yang miskin dan terpencil dengan pimpinan Nabi Muhammad
SAW dan khalifah-khalifah rasyidin dan khalifah raja-raja, dan
yang disebut pertama kali dari kebudayaan saat itu adalah ilmu.
Sejarah peradaban Islam dimasa Nabi Muhammad SAW banyak
melewati rintangan-rintangan dan penganiayaan diluar batas
manusia. Namun demikan orang muslim selalu bersabar dan
istiqamah di jalan-Nya. Begitu juga dengan Nabi Muhammad SAW
selalu bersabar dan istiqamah dalam menyiarkan agama islam
dari periode Makkah hingga periode Madinah.
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah
yang di utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga
sebagai pemimpin negara yang pandai dalam berpolitik, sebagai
seorang panglima perang serta seorang administrator ytang
cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah bisa
menaklukan seluruh Jazirah Arab.
Tiap tahunnya Rasulullah SAW melakukan 3 tahapan dakwah
yaitu, Pertama, tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yaitu
pada awal mulanya Rasullah SAW menampakkan Islam kepada
orang yang paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga dan
sahabat-sahabat karib beliau. Dalam tarikh Islam, mereka disebut
As-Sabiqunal Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama amsuk
Islam).
Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti
Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman beliau,
Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup
dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar As-
Shiddiq.AA. Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan scara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini
telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang
mengharuskan Rasullah SAW menampakkan dakwah kepada
kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-
berhala sesembahan mereka.
Kedua, tahapan dakwah secara terang terangan, yaitu sekitar
tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-
diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara
terbuka kepada masyarakat Makkah, respon yang ia terima sangat
keras dan massif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa
olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya
dan pola piker masyarakat Makkah saat itu.
Pemimpin Makkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad
adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang
Makkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat
jahiliyyah di Makkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para
pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak
pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan
dikucilkan dari pergaulan masyarakat Makkah. Dari hari ke hari
penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy
semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya
untuk hijrah dan berdakwah keluar Makkah.
Ketiga, tahapan dakwah di luar Makkah, yaitu karena keadaan
semakin mendesak, tekanan disana sini terhadap pengikutmya,
Rasulullah memerintahkan agar kaumnya hijrah dan
mendakwakan Islam ke Habasyah. Pada bulan Rajab tahun keima
dari nubuwah, sekelompok sahabat hijrah yang pertama kali ke
Habasyah, terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang
wanita, yang dipimpin Ustman bin Affan.
Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang
Quraisy semakin mejadi-jadi, Nabi SAW tidak melihat cara lain
kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua kalinya.
Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan
delapan belas wanita. Sementra itu, Rasulullah SAW tetap berada
di Makkah untuk terus mendakwakan agama Allah buat penduduk
Makkah. Dalam beberapa waktu, sampailah Islam ke penjuru
jazirah Arab, hingga ke Madinah, Islam di Madinah disanbut baik
oleh penduduk. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib ini. Semua
ketentuan Allah membuat Islam semakin bercahaya dan bersinar.

● Sejarah Perkembangan Islam di Madinah


Tahun Islam dimulai dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari
Mekah ke Madinah di tahun 622 M. Umat Islam di waktu itu masih dalam
kedudukan lemah, tidak sanggup menentang kekuasaan yang dipegang
kaum pedagang Quraisy yang ada di Mekkah. Akhirnya Nabi bersama
sahabat dan umat Islam lainnya meninggalkan kota dan pindah ke
Yasrib, yang kemudian terkenal dengan nama Madinah, yaitu kota Nabi.
Bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman
dan tekanan orang kafir Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak
menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka,
tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun
srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti
terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersinar kembali mutiara
tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad
SAW melalui wahyu Allah SWT,di kota ini keadaan Nabi dan umat Islam
mengalami perubahan yang besar. Islam mendapat lingkungan baru di
kota Madinah. Lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad
SAW untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan
menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau di Mekkah mereka sebelumnya merupakan umat lemah yang
tertindas, di Madinah mereka mempunyai kedudukan yang baik dan
menjadi umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri.Nabi sendiri menjadi
kepala dalam masyarakat yang baru dibentuk itu dan yang akhirnya
menjadi sebuah Negara.
Dengan beradanya kekuasaan di tanggan Nabi, Islam pun lebih mudah
disebarkan dan sehingga akhirnya Islam dapat menguasai daerah-
daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah barat sampai ke Filipina di
sebelah timur dan Afrika Tengah di sebelah selatan sampai Danau Aral
di sebelah utara.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru, Nabi
Muhammad SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat.Adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid
Dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang
berupa masjid dan diberi nama masjid “Nabawi”, Selain untuk tempat
salat, juga sebagi sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin
dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat
bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid
pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
2. Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Persaudaraan sesama Muslim. Nabi mempersaudarakan
antara Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah ,
dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut
membantu kaum Muhajirin tersebut. Dengan demikian diharapkan,
setiap Muslim merasa terikat dalam satu persaudaraan dan
kekeluargaan.Apa yang dilakukan Rasulullah ini berarti menciptakan
suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan
agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
3. Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non
Muslim.
Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak memeluk
agama Islam. Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga
terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang
masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas
masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan
ikatan perjanjian dengan mereka.Sebuah piagam yang menjamin
kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas
dikeluarkan.Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaan.Kemerdekaan beragama dijamin dan
seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan
negeri itu dari serangan luar.Dalam perjanjian itu jelas disebutkan bahwa
Rasulullah menjadi kepala pemerintah karena sejauh menyangkut
peraturan dan tata tertib umum, otoritas mutlak diberikan kepada
beliau.Dalam bidang sosial, dia juga meletakkan dasar persamaan
antara sesama manusia.Perjanjian ini dalam pandangan ketatanegaraan
sekarang sering disebut dengan Konstitusi Madinah.

● Sejarah Islam di Nusantara


Sebelum menjadi agama yang paling banyak dianut oleh orang
Indonesia, Islam adalah salah satu agama yang diperkirakan datang
karena adanya pedagang yang singgah di Nusantara Squad. Lalu,
bagaimana awal mula Islam masuk ke Nusantara? Simak penjelasan
tentang 4 teori masuknya Islam ke Nusantara.

1. Teori Gujarat
Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam dibawa
oleh para pedagang dari daerah Gujarat, India yang berlayar melewati
selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan Islam ke
Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kontak para pedagang dan
kerajaan Samudera Pasai yang menguasai selat Malaka pada saat itu.

Teori ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera


Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini
dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J. Pijnapel.

2. Teori Persia

Umar Amir Husen dan Hoesein Djadjadiningrat berpendapat bahwa


Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal dari
Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah kerajaan yang saat ini
kemungkinan besar berada di Iran.

Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Nusantara di


abad ke 13, ajaran yang marak saat itu adalah ajaran Syiah yang
berasal dari Persia. Selain itu, adanya beberapa kesamaan tradisi
Indonesia dengan Persia dianggap sebagai salah satu penguat.
Contohnya adalah peringatan 10 Muharam Islam-Persia yang serupa
dengan upacara peringatan bernama Tabuik/Tabut di beberapa wilayah
Sumatera (Khususnya Sumatera Barat dan Jambi).

3. Teori China

Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al


Qurtuby, mereka berpendapat bahwa sebenarnya kebudayaan Islam
masuk ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China.
Teori ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China
dari Kanton ke Nusantara, khususnya Palembang pada abad ke
9 menjadi awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini
dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak)
adalah keturunan China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah
China, dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang China lah yang
pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

4. Teori Mekkah

Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa langsung


oleh para musafir dari Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan
Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini diperkuat dengan adanya
sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yang dikenal
dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah mahzab
Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu.
Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-
raja Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang
paling benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur,
Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

● Kerajaan Kerajaan Islam yang ada di Nusantara


1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera


Pasai. Kerajaan ini berada di Kabupaten Lhokseumawe, Aceh
Utara dan berdiri sejak tahun 1267- 1521. Sultan Malik Al-Saleh
menjadi pendiri sekaligus raja pertama Samudera Pasai yang
kerajaan Islam tertua di Indonesia.

2. Kerajaan Demak
Selain di Aceh, kerajaan Islam muncul di Demak, Jawa Tengah.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah pada 1478. Kerajaan
Demak memberikan peran besar dalam peradaban Islam di Jawa.
Selama berdiri, Kerajaan Demak dipimpin oleh 5 raja yakni: Raden
Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan Arya
Penangsang.

3. Kerajaan Aceh Darussalam


Kerajaan ini didirikan di Banda Aceh pada 1496. Pemimpin
pertama Kerajaan Aceh Darussalam yakni Sultan Ali Mughayat
Syah.Kerajaan Aceh Darusalam vokal menunjukkan perlawanan
terhadap imperialisme Eropa. Sementara ketika berjaya, kerajaan
Islam ini juga dikenal menjadi pengasil lada terbesar.
4. Kerajaan Islam Banjar
Raden Samudra mendirikan kerajaan Islam bertama di
Kalimantan bernama Kerajaan Banjar pada 1520. Setelah wafat,
tahta Raden Samudra digantikan oleh Sultan Rahmatullah.

5. Kerajaan Mataram Islam


Jejak peradaban Islam juga ditemukan di Kota Yogyakarta
dengan kemunculan Kerajaan Mataram. Kerajaan tersebut berdiri
sejak 1582 di Kotagede. Tercatat, ada 6 raja yang pernah
memimpin Kerajaan Mataram. Salah satunya Raden Mas
Rangsang (Sultan Agung) yang berhasil membawa Kerajaan
Mataram di puncak kejayaan.
6. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan penerus dari Kerajaan Demak.
Kerajaan ini didirikan oleh Jaka Tingkir pada tahun 1568 di
Kelurahan Pajang, Kota Surakarta. Kerajaan Pajang berkuasa
dalam waktu cukup singkat dari 1548-1586.

● 99 Asmaul Husna beserta artinya


Berikut ini 99 bacaan Asmaul Husna tulisan arab dan Latin yang dilengkapi
dengan artinya:

● Makna dan Hakikat Zakat Fitrah


Secara bahasa zakat berarti suci, tumbuh, bertambah. Dalam
surat Maryam ayat 13, digunakan kata zakat dengan arti suci.
Kemudian dalam QS An Nur ayat 21 menggunakan kata zaka
yang berarti bersih dari keburukan dan kemungkaran. QS At
Taubah ayat 103 menggunakan kata tazakki dengan arti
menyucikan dan dapat berarti menyuburkan dan mengembangkan
karena mendapatkan berkah dari Allah
Hakikat zakat adalah proses penyucian diri yang berdimensi
kemanusiaan. Di satu sisi, zakat merupakan wujud ketaatan pada
perintah Allah SWT sebagai konsekuensi pernyataan keimanan.
Selain itu juga merupakan penegasan bahwa dalam islam, setiap
ritual selalu mempunyai dimensi sosial yang menyentuh sisi
kemanusiaan secara langsung.Berbicara tentang zakat, ada
sesuatu yang special dengan zakat fitrah.
● Makna dan Hakikat Idul Fitri
Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang
akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia
yang bertaqwa. Idul fitri berasal dari dua kata "id" dan "al-fitri". Id
secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya
kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara
berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.
Ada juga yang mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-
Adah, yang artinya kebiasaan. Hal ini karena masyarakat telah
menjadikan kegiatan ini menyatu dengan kebiasaan dan adat
mereka. Sementara kata fitri memiliki dua makna yang berbeda
menurut beberapa pendapat. Kata fitri bisa berarti "berbuka
puasa" dan "suci".

Anda mungkin juga menyukai