Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya, Kesabaran Berdakwah

Memerangi Kemungkaran serta Kesyirikan

Melalui kisah Nabi Nuh, anak bisa belajar banyak nilai yang akan menjadikannya semakin
beriman
Menceritakan kisah nabi dan rasul, termasuk juga kisah Nabi Nuh AS kepada anak termasuk
bagian dari memberikan pengetahuan agama pada Si Kecil.
Kisah Nabi Nuh AS penting untuk diceritakan kepada anak karena Nabi Nuh AS adalah salah
satu dari lima nabi yang mendapat gelar ulul azmi.
Ini berarti Nabi Nuh AS termasuk dalam nabi dan rasul pilihan Allah SWT karena ketabahan
dan keteguhan hatinya yang luar biasa.
Bahkan Nabi Nuh AS telah berdakwah selama 950 tahun untuk menegalan agama Allah.
Nabi Nuh juga dikaruniai oleh Allah beberapa sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi,
yakni fasih dan tegas dalam kata-katanya.
Nabi Nuh juga pandai bersyukur, bijaksana, dan sabar dalam berdakwah. Nabi Nuh juga
dikenal sebagai nabi yang membela dan melindungi kaum yang lemah, miskin, dan tertindas.
Periode waktu yang tepat ketika Nabi Nuh hidup tidak diketahui, tetapi menurut tradisi,
diperkirakan hidup sepuluh generasi atau usia setelah Nabi Adam AS.
Kisah Nabi Nuh AS sendiri dijelaskan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

َ‫ٱلطوفَانُ َوهُ ْم ٰظَلِ ُمون‬


ُّ ‫ث فِي ِه ْم َأ ْلفَ َسنَ ٍة ِإاَّل خَ ْم ِسينَ عَا ًما فََأ َخ َذهُ ُم‬
َ ِ‫َولَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا نُوحًا ِإلَ ٰى قَوْ ِمِۦه فَلَب‬
Artinya:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.
Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim (QS. Al
Ankabut (29): 14)."
Mengutip artikel di Learning Religions, diyakini bahwa Nabi Nuh dan umatnya tinggal di
bagian utara Mesopotamia kuno.
Ini merupakan daerah yang gersang dan kering, beberapa ratus kilometer dari laut.
Alquran juga menyebutkan bahwa bahtera itu mendarat di "Gunung Judi" (Qur'an 11:44),
yang diyakini banyak Muslim berada di Turki.
Semasa hidup, Nabi Nuh sendiri juga menikah dan memiliki 4 orang putra. Mari kita simak
lebih lengkap tentang kisah Nabi Nuh AS yang bisa menjadi teladan bagi Si Kecil!
Kisah Nabi Nuh AS Berdakwah Memerangi Kemungkaran dan
Kesyirikan

Foto: freepik.com
Di dalam kisah Nabi Nuh AS, ia diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan tauhid kepada
Bani Rasib, yang pada saat itu dikisahkan telah terjerumus ke dalam kesyirikan.
Bangsa ini hidup dengan menyembah berhala berupa patung-patung, yang mereka yakini
akan memberikan mereka harta dan keberkahan.
Kaum Bani Rasib juga dikisahkan kerap melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Pada awalnya, Bani Rasib adalah kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di antara mereka
ada lima laki-laki saleh yang jadi panutan dan sangat dihormati oleh penduduk di sana.
Kelima orang tersebut bernama Wadd, Suwaa', Yaghut, Yauq, dan Nasr.
Namun, saat suatu waktu kelimanya meninggal, orang-orang Bani Rasib ini merasa
kehilangan, sehingga mereka berinisiatif membuatkan patung atau berhala.
Namun, semakin lama, perlakuan Bani Rasib ini malah semakin menyimpang pada ajaran
Allah SWT, dan mereka menjadikan patung-patung tersebut sesembahan.
Bahkan, hingga beberapa generasi, Bani Rasib telah kehilangan iman kepada Allah SWT.
Kesesatan Bani Rasib tersebut pun telah diperingati oleh Nabi Nuh AS, yang hidup di antara
mereka untuk mengajak kembali beriman kepada Allah SWT.
Namun, ajakan Nabi Nuh AS tidak membuahkan hasil dan hanya sedikit pengikut Nabi Nuh
AS pada saat itu.
Bahkan Bani Rasib malah semakin tenggelam pada kesesatan dan kesombongan.
Pada saat Nabi Nuh AS mengajak orang-orang Bani Rasib untuk kembali ke jalan Allah
SWT, Nabi Nuh malah mendapat hinaan dan dakwahnya dicemooh.
Tantangan berdakwah Nabi Nuh AS pun kian hari kian berat.
Hingga akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera atau
kapal yang sangat besar untuk menghindarkan Nabi Nuh AS dan orang-orang Bani Rasib dari
bencana hebat.
Peringatan Nabi Nuh justru dianggap permainan oleh Bani Rasib.
Mereka menentang Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami.
Kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Nuh kemudian menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika
Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.”

Kisah Nabi Nuh dan Bahteranya

Foto: freepik.com
Usai menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, Nabi Nuh kemudian
mengumpulkan para pengikutnya dan mereka mulai membuat kapal.
Namun, apa yang dilakukan oleh Nabi Nuh dan pengikutnya ternyata malah menjadi bahan
ejekan dan cemoohan.
Nabi Nuh berkata kepada mereka yang mencemoohnya, “Jika sekarang kalian mengejekku
dan orang-orang yang bersamaku, sebentar lagi kami akan mengejek kalian karena aku tahu
siksaan dan kebinasaan yang bakal menimpa kalian.
Sehingga kalian tahu siapa yang akan ditimpa siksaan yang menghinakan di dunia seperti
siksaan yang kekal akan menimpa di akhirat.”
Bantera pun kemudian usai dibuat dan Nabi Nuh dan pengikutnya menyiapkan semua
perbekalan.
Tak hanya itu saja, Allah juga memerintahkan Nabi Nuh untuk membawa berbagai hewan
yang berpasangan, jantan, dan betina.
Pada saat semua perbelakan sudah siap, Nabi Nuh pun berkata kepada pengikutnya,
“Naiklah ke dalam kapal dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh.
Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Allah kemudian berfirman, “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air yang tercurah.
Kami jadikan bumi memancarkan beberapa mata air, lalu bertemulah air-air itu untuk suatu
urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
Tak lama, hujan pun turun selama 40 hari 40 malam yang kemudian membuat bencana banjir
besar melanda seluruh kota dan desa.
Akibat bencana ini, jeritan dan tangisan manusia terdengar di mana-mana.
Karena meluapnya air, mereka kemudian panik karena ke mana pun mereka berlari, air
mengejar dan menenggelamkan mereka.
Pada saat itu, tak ada tempat berlindung dari banjir yang dahsyat itu, kecuali kapal Nabi Nuh
yang telah terisi penuh orang Mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi
Nuh atas perintah Allah.
Bani Rasib pun benar-benar telah hancur tersapu banjir yang maha dahsyat tersebut.
Namun, pada saat bencana besar ini, Nabi Nuh juga kehilangan anaknya yang bernama
Kan’an.
Anaknya tersebut bahkan telah ia perintahkan untuk segera menaiki kapal, bersama kerabat
dan pengikutnya.
Namun, Kan'an malah menolaknya dan memilih mencari perlindungan ke gunung yan ia
yakini mampu menyelamatkannya dari air bah.
Nabi Nuh begitu sedih dengan sikap keras kepala anaknya. Akhirnya, Kan’an pun tenggelam
bersama Bani Rasib yang zalim. Mereka semua tewas tersapu banjir yang maha dahsyat
tersebut.
Meskipun merasa sedih melihat Bani Rasib lainnya yang zalim telah tewas menjadi korban
banjir besar, Allah memberi perintah kepada bumi dan langit agar berhenti melaksanakan
tugasnya,
“Hai bumi, telanlah airmu; dan hai langit (hujan), berhentilah."
Air kemudian surut, dan bahtera tersebut pun berlabuh di atas Bukit Judi dan memulai
kehidupan yang baru.
Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh

Foto: freepik.com
Dari kisah Nabi Nuh AS, kita bisa mengajarkan kepada anak tentang kesabaran dan
keteguhan Nabi Nuh AS dalam beribadah kepada Allah SWT.
Tak hanya itu, sebagai umat Islam, semua manusia harus percaya bahwa janji Allah SWT
adalah benar dan Allah SWT hanya akan menyelamatkan umatnya yang bertakwa.
Selain itu, selamat atau tidaknya seseorang tergantung rahmat Allah SWT, dan bukan karena
keturunan atau anak Nabi.
Jika seseorang tak bertakwa kepada Allah SWT, maka nasibnya akan seperti Kan'an, anak
Nabi Nuh yang menjadi korban banjir maha dahsyat.

Anda mungkin juga menyukai