Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KISAH NABI NUH AS.

Guru Pembimbing:
Rahman Zaenudin, S.Pd

Disusun Oleh:
1. Meda
2. Iswari
3. Dedi Saputra
4. Rizal Maesa Rames

Kelas:
XI MIPA 3

SMA NEGERI 2 PUJUT 2022-2023


KISAH NABI NUH AS.
Kisah Nabi Nuh as. Lengkap dengan Nilai-nilai Kehidupannya

Tak hanya kisah-kisah yang menyenangkan saja, tapi banyak juga kisah yang menyedihkan pada kisah
Nabi dan Rasul salah satunya yaitu kisah Nabi Nuh as. yang bisa menjadi pelajaran bagi kita umatnya.
Kisah-kisah dari Nabi Nuh as. ini juga mempunyai banyak nilai yang bermanfaat. Salah satu kisah dari
Nabi Nuh as. yang terkenal adalah selamatnya beliau dari banjir bandang yang sangat besar, dan saat ia
membuat perahu untuk para umatnya. Sehingga semua umat dan hewan-hewan yang ada saat itu juga
diselamatkan oleh Nabi Nuh as. Nabi Nuh as. dikenal dengan kesabarannya yang luar biasa walaupun ia
juga banyak dibenci oleh orang-orang saat itu. Namun kesabaran, keteguhan, dan juga ketabahan
hatinya sudah teruji, terbukti dari lama waktunya ia dalam berdakwah hingga 950 tahun lamanya.

1. Dari Patung Berhala

Nabi Nuh as. diutus oleh Allah ketika ada kekosongan diantara dua Rasul yang saat itu dibiarkan begitu
saja. Sehingga ajaran yang telah dibawa oleh nabi yang sebelumnya pun dilupakan oleh banyak orang
saat itu. Ketika ajaran agamanya ditinggalkan para manusia pun kembali melakukan dosa misalnya
melakukan maksiat, meninggalkan segala macam amal baik, dan melakukan segala macam
kemungkaran. Pada masa fatrah itulah Nabi Nuh as. juga memperoleh wahyu akan kenabiannya untuk
memberi ajaran islam pada manusia oleh Allah SWT. Pada zaman tersebut kaum Nabi Nuh juga tidak
menyembah Allah. Tapi mereka menyembah patung berhala yang jelas-jelas dibuat oleh manusia dari
kaum Nabi Nuh as. tersebut. Beberapa patung yang sudah disembah itu juga sudah dipercaya akan
memberi banyak manfaat dan kebaikan. Bahkan mereka percaya patung-patung berhala itu bisa
menolak segala macam bala atau keburukan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dari kepercayaan
kaum Nabi Nuh as. tersebut patung berhala yang sudah dibuat diberi nama dari nama ulama yang hidup
di zaman sebelumnya. Alasannya adalah untuk mengenang jasa dari ulama-ulama tersebut dan
semangat untuk beribadah dari umat yang terdahulu. Nama-nama patung yang dibuat oleh kaum Nabi
Nuh yang belum kenal dengan Allah diantaranya yaitu Wadd, Yatuq, Suda, dan Nasr.

2. Ketika Nabi Nuh as. Berdakwah

Pada masa dan kondisi dari para kaum yang mepercayai patung-patung berhala tersebut, maka Allah
mengutus Nabi Nuh untuk meyakinkan mereka supaya mereka mau mengikuti ajaran Allah dan tak lagi
menyembah patung berhala tersebut. Nabi Nuh juga mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam
melakukan argumentasi dengan orang lain. Hal itu disebabkan oleh akalnya yang cerdas dan
kemampuan bicaranya yang baik, santun dan sabar khususnya dalam adu argumentasi. Nabi Nuh juga
selalu berusaha dalam meyakinkan seluruh umat supaya tidak menyembah patung berhala lagi. Ia juga
mengajak mereka agar kembali ke jalan Allah, ia juga tidak menyerah untuk membuat kaumnya sadar
sehingga selalu melakukan berbagai macam cara untuk berdakwah. Tapi sayangnya kaumnya tersebut
selalu menolak ajakannya. Menurut rangkuman kisah Nabi Nuh mengenai berdakwah, dijelaskan juga
bahwa beberapa dakwahnya adalah ajakan pada kaumnya untuk merasakan sekaligus melihat apa yang
sudah tersedia di muka bumi ini. Ia juga menjelaskan bahwa semuanya adalah ciptaan Allah seperti
matahari, bintang, bulan dan sebagainya. Selain itu air, tumbuhan dan juga hewan yang selama ini sudah
ada dan bisa dinikmati oleh manusia adalah ciptaan Allah. Ditambah lagi dengan perubahan dari siang ke
malam dan sebaliknya, yang juga menjadi bukti nyata bahwa Tuhan Allahlah yang harus disembah bukan
berhala.

3. Dakwah yang Berlangsung Lama

Tak hanya memberikan bukti dan juga tanda-tanda kesabaran dari Allah, tetapi Nabi Nuh juga memberi
dakwahnya dengan amalan-amalan perbuatan yang sudah dilakukan oleh manusia dan semua itu akan
ada ganjarannya dari Allah baik atau buruk. Jika amal perbuatan yang dilakukan adalah amal kebaikan
dengan menuruti perintah Allah maka manusia akan mendapat ganjaran berupa surga. Tapi jika amal
perbuatannya berupa keburukan dengan tidak menjalankan perintah Allah maka ganjarannya pun
berupa neraka. Ketabahan, kesabaran dan juga keteguhan hati yang dimiliki oleh Nabi Nuh dalam
berdakwah mengajarkan ajaran agama Allah, selalu ditolak dan penolakannya pun sebagian besar
dilakukan oleh kaum Nabi Nuh. Walaupun banyak menolak ajaran Islam saat itu tapi ada juga orang-
orang yang menerima ajakan Nabi Nuh untuk ikut menyembah Allah. Dalam waktu 950 tahun lamanya
Nabi Nuh berdakwah dengan tujuan supaya seluruh kaumnya tidak berada di jalan yang sesat. Apabila
itu terjadi maka hal itu hanya akan merugikan diri mereka sendiri karena Allah akan memberinya azab.
Ajakan dari Nabi Nuh di dalam setiap dakwahnya selalu berkaitan dengan tidak bolehnya menyembah
berhala seperti dulu, dan harus menyembah Allah kembali. Dengan mengajak seluruh kaumnya untuk
kembali menyembah Allah, Nabi Nuh juga berharap agar semua kaumnya kembali pada jalan yang
terang dan benar.

4. Ajaran dan Ajakan Nabi Nuh as.

Nabi Nuh juga selalu mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk saling menolong dan saling
menyayangi. Ia juga berjuang dengan sangat keras supaya sifat-sifat sombong yang biasanya ada di diri
manusia, dengan kedudukannya yang tinggi saat itu supaya bisa menghilangkan segala sifat buruk dan
menggantinya dengan kasih sayang. Tapi perjuangan yang ia lakukan dengan sikap tabah dan sabar yang
sudah dilakukan oleh Nabi Nuh, untuk menyadarkan semua kaumnya untuk kembali pada jalan yang
benar masih tidak berhasil. Kebanyakan kaumnya masih tidak percaya dengan ajakan dari Nabi Nuh
tersebut untuk selalu beriman pada Allah dan menyembah Allah. Hanya ada sebagian manusia saja yang
saat itu untuk menerima ajakan dari Nabi Nuh, itupun jumlahnya tidak sampai 100 orang.

5. Nabi Nuh as. Membuat Kapal


Perahu Nabi Nuh

Kisah Nabi Nuh As lengkap selanjutnya adalah tentang Nabi Nuh yang membuat kapal. Setelah Nabi Nuh
berjuang untuk menyadarkan seluruh kaumnya untuk mengajak mereka agar tidak menyembah berhala
dalam waktu ratusan tahun atau hampir 1000 tahun lamanya, Allah pun memerintahkan Nabi Nuh lagi
untuk membuat kapal. Kapal ini ukurannya sangat besar dan bisa menampung banyak orang dan juga
hewan-hewan. Allah juga memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal dengan mengumpulkan
semua bahan yang diperlukan dalam pembuatan kapal. Orang-orang yang membuat kapalnya memilih
tempat yang jauh dari ramainya masyarakat dan jauh dari daerah perkotaan. Mereka bersemangat
sekali dalam membuat kapal tersebut, sehingga proses pembuatannya dilakukan siang dan malam untuk
menyelesaikan kapal berukuran besar yang sudah diberi perintah oleh Allah. Alasan Nabi Nuh untuk
membuat kapal jauh dari wilayah perkotaan dan keramaian, adalah supaya tidak banyak orang yang
tahu dan Nabi Nuh bersama dengan orang yang hanya menerima ajakannya untuk membuat kapal
sehingga prosesnya dilakukan dengan tenang. Tapi walaupun Nabi Nuh sudah berusaha menjauh dari
keramaian dan berharap tidak ada gangguan, tetap saja ada yang terlihat oleh orang yang tak mau
menerima ajakannya. Mereka pun mengejek sekaligus menghina pembuatan kapal besar tersebut. “Bagi
kalian yang mengejek dan menghina kapal ini, akan tiba waktunya kalian diberi azab oleh Allah atas amal
perbuatan yang dilakukan.”

6. Banjir Bandang

Walaupun Nabi Nuh dihina dan diejek oleh kaumnya tetapi pembuatan kapal besar tetap dilakukan.
Para pengikutnya pun tetap semangat dalam menyelesaikan pembuatan kapal tersebut karena hal itu
adalah perintah dari Allah SWT. Ketika orang-orang menghina dan juga mengejek Nabi Nuh, saat itu nabi
sudah memberi tahu mereka bahwa akan ada banjir bandang yang melanda wilayah tersebut. Banjir
bandang ini bahkan sangat besar dan akan menenggelamkan semua manusia yang ada di sana. Tapi
kaum kafir tetap tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Nabi Nuh, anak Nabi Nuh pun tak
percaya dengan hal itu dan ia lebih memilih menjadi kaum kafir saja. Anaknya menerima bisikan dari
syaitan dan juga hasutan yang berasal dari kaum kafir yang lainnya. Kapal pun akhirnya selesai dibuat
oleh Nabi Nuh dan semua pengikutnya. Setelah itu nabi menerima wahyu kembali dari Allah. Allah
memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap dan menunggu tanda-tanda perintah dari Allah. Jika sudah
muncul tanda-tanda perintah itu maka Nabi Nuh harus segera mengangkut semua kaumnya dengan
kapal. Bawa juga dua pasang manusia atau hewan dari bumi kemudian berlayarlah dengan kapal
tersebut atas izinNya.

7. Kapal Nabi Nuh as.

Kapal Nabi Nuh


Setelah wahyu itu diterima oleh Nabi Nuh maka nabi pun menunggu hari di mana banjir bandang
tersebut akan tiba, dengan hujan yang turun sangat lebat maka hal itu menjadi tanda-tanda banjir
bandang akan terjadi. Sebelum banjir bandang ini terjadi nabi pun mengajak seluruh pengikutnya untuk
langsung naik ke kapal. Sampai tiba waktunya hujan pun turun dengan derasnya, kemudian air
menggenang wilayah daratannya terlebih dulu. Secara perlahan air yang menggenangi area dataran
rendah naik dan meninggi, lalu menuju ke dataran yang lebih tinggi. Sampai akhirnya air bah pun
menggenangi semua bagian daratan dan hanya orang mukminlah yang berada di kapal Nabi Nuh.
Ditambah lagi dengan pasangan makhluk hidup yang ada di bumi yang juga berhasil diselamatkan dari
air bah, yang saat itu sudah membuat seluruh dataran tenggelam. Kapal Nabi Nuh pun mulai berlayar
kembali dan berhasil melewati air bah tersebut dengan baik. Ketika sedang berlayar, terlihat orang-
orang kafir yang dulu tidak mau mengikuti ajakan nabi untuk menyelamatkan diri mereka supaya tidak
terbawa oleh air bah yang lebih jauh lagi dari area tersebut. Saat Nabi Nuh sedang berlayar di bagian
tengah air bah, nabi pun melihat anaknya yang juga ikut menolaknya.

8. Banjir Bandang Surut

Kan’an nama anaknya itu, terlihat oleh nabi timbul dan tenggelam di tengah air bah karena ia menerima
azab dari Allah dari perbuatan yang dilakukannya. Banjir bandang pun menenggelamkan kaum-kaum
yang zalim pada Allah termasuk anak nabi yang juga meninggal karena belum beriman dan tidak
mengenal Allah. Nabi Nuh pun turut bersedih akan hal itu. Tiba-tiba banjir bandang pun surut yang
awalnya memiliki air yang banyak tiba-tiba surut dengan cepatnya, karena diserap langsung oleh bumi.
Sesudah air bah itu surut kapal pun ikut berhenti di Bukit Judie. Lalu orang mukmin dan pasangan
makhluk hidup lain di dalam kapal itu turun dari sana, dan mereka benar-benar selamat dari air bah.

Mukjizat Nabi Nuh

Mukjizat yang diberikan oleh Allah untuk Nabi Nuh sangat luar biasa. Banyak juga beberapa bagian
mukjizat tersebut yang diceritakan kembali di Al Quran dan Hadist, yang diantaranya yaitu sebagai
berikut:

1. Nabi Nuh Memiliki Umur yang Sangat Panjang

Salah satu keutamaan yang dimiliki oleh cerita Nabi Nuh yang dalam hal ini disebut dengan mukjizat
adalah, usia yang sangat panjang. Usia Nabi Nuh saat itu mencapai 950 tahun dan selama itu pula ia
berdakwah untuk kaumnya. Hal itu membuktikan bahwa umurnya memang sangat panjang dan
jumlahnya bisa puluhan kali lipat dibandingkan dengan usia rata-rata manusia di zaman sekarang. Kaum
Nabi Muhammad SAW pun rata-rata hidup hingga usia 60 tahun, bahkan Nabi Muhammad sendiri. Jika
ada umatnya yang hidup lebih dari usia 60 tahun di masa itu tentulah sangat jarang, dan hal itu adalah
pemberian dari Allah SWT. Dari hasil penelitian dijelaskan juga bahwa usia dan juga ukuran tubuh dari
manusia semakin lama akan terus mengalami kekurangan. Hal ini berhubungan dengan teori bottleneck
yang intinya, menjelaskan bahwa ada pengaruh dari usia, genetik, dan ukuran tubuh yang memang terus
berkurang.

2. Mampu Membuat Bahtera Kapal yang Kokoh dan Besar

Salah satu mukjizat lainnya yang juga terkenal dari Nabi Nuh dan menjadi bagian dari kisah Nabi Nuh
dan mukjizatnya adalah, nabi yang diberi karunia oleh Allah dengan kemampuannya membangun
bahtera kapal yang kokoh dan sangat besar. Allah memberinya keutamaan dengan kemampuan
membangun bahtera tersebut, yang pada akhirnya menyelamatkan nabi dengan semua kaumnya pada
saat Allah menurunkan azab pada orang kafir dan zalim. Pada sebuah naskah kuno disebutkan juga
bahwa ukuran dari kapal ini mencapai panjang 300 hasta, lebar 30 hasta dan tinggi 50 hasta. Apabila
dikonversikan ke ukuran meter menjadi panjang 137,1 m lalu lebarnya 13,7 m dan tingginya 22,86 m.
Tentu ukuran bahter tersebut sangatlah besar dan menunjukkan bahwa itu menjadi mukjizat yang
diberikan Allah SWT untuk Nabi Nuh. Apalagi dalam membangunnya diperlukan kayu serta peralatan
dalam jumlah banyak, dan Nabi Nuh bisa membangunnya sendiri. Hal itu juga menunjukkan bahwa
mukjizat yang diberikan oleh Allah padanya sangat besar dan luar biasa. Nabi mampu membangun
bahtera karena menerima wahyu dari Allah, sehingga walaupun saat itu sedang di musim kemarau yang
kering tetapi ia yakin bahwa wahyu dari Allah itu benar adanya.

3. Selamat Dari Azab dan Menjadi Nenek Moyang Umat Manusia

Mukjizat membangun sebuah kapal yang sangat besar dan kokoh itu pun akhirnya benar-benar selesai.
Allah pun menurunkan wahyuNya kembali pada nabi untuk memasukkan seluruh umat dan beragam
jenis makhluk hidup yang berpasang-pasangan. Jumlah umat Nabi Nuh kala itu mencapai 80 orang. Nabi
Nuh adalah orang yang sangat sederhana sekaligus tidak terpandang di masa itu. Sehingga banyak kaum
kafir yang menjauhi beliau dan tak mau bergabung dengannya. Bahkan ia dianggap sebagai orang yang
hina sekaligus juga rendah. Mengapa Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk mengajak makhluk yang
berpasang-pasangan? Jawabannya karena Allah akan menurunkan azab pada orang kafir yang hina dan
sesat di bumi. Azab yang pada saat itu diturunkan oleh Allah memang sangat luar biasa, karena
kemunculan banjir bandang yang luar biasa besar. Sedangkan pada saat itu sedang musim kemarau tapi
dalam waktu singkat bumi menjadi seperti tersapu dan tertutup air bah. Allah juga menurunkan hujan
yang sangat besar dengan sumber air yang tiba-tiba memancar dari segala arah, yang akhirnya
membinasakan semua makhluk di bumi.

Permukaan bumi seperti ditutup air dan yang tersisa hanya Nabi Nuh dengan seluruh kaumnya. Dari
sejumlah penelitian yang ada, dan dijelaskan dari rujukan kitab Allah bahwa kapal besar nabi akhirnya
berhenti di atas Pegunungan Ararat yang lokasinya berada di Turki. Beragam mukjizat yang diberikan
Allah pada Nabi Nuh menjadi tanda-tanda kenabiannya dan kekuasaan Allah. Kekuasaan Allah atas
semua yang Ia ciptakan di muka bumi ini. Sebagai seorang manusia yang bertakwa dan juga beriman
pada Allah SWT harus percaya pada kisah ini, dan menjadikan beberapa kisahnya sebagai hikmah yang
baik untuk kita semua. Salah satu sikap dan amalan perbuatan baik dari kisah Nabi Nuh yang juga harus
diamalkan adalah, melakukan sedekah.

Anda mungkin juga menyukai