Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Nuh Alaihissalam

Umat Islam mengenal adanya 25 Nabi dan Rasul. Salah satunya yaitu Nabi Nuh
Alahissalam. Nabi Nuh merupakan Nabi yang ke 3 setelah Nabi Adam dan Nabi Idris.
Menilik dari kitab Ibnu Katsir tentang kisah para Nabi, Nabi Nuh merupakan keturunan
Nabi Adam yang ke 9. Sehingga jarak antara masa Nabi Adam dengan Nabi Nuh
menurut riwayat sahih ahli sejarah islam adalah 10 abad lamanya.
Banyak kisah nabi nuh yang dapat diceritakan. Salah satunya adalah kisah tentang
bahtera Nuh yang merupakan kapal terbesar dan pertama yang dibuat oleh manusia.
Bahtera Nuh merupakan salah satu salah satu bukti mukjizat Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Nuh dan pengikutnya ketika terjadi malapetaka dahsyat yang
menghancurkan dunia beserta isinya kecuali umat nabi Nuh yang taat.
Ketika itu, kaum Nuh merupakan kaum yang sangat tercela dan menyimpang dari jalan
Allah SWT. Pada mulanya, umat manusia selalu menaati para Nabi sebelumnya yaitu
Adam dan Idris, akan tetapi ketika masa Nabi Nuh, kaumnya kembali berbuat ingkar
dengan meniru orang-orang terdahulu menganggap bahwa patung adalah tuhan kemudian
menyembah patung-patung yang dianggap sebagai tuhan mereka.
Patung-patung tersebut sebenarnya merupakan representasi orang-orang saleh yang
menjadi pewaris Nabi Idris dalam menyebarkan agama Allah. Akan tetapi kaum Nuh
justru salah menilai dan memahami dan menganggap roh tuhan ada di dalam patung
tersebut dan orang-orang saleh penerus Nabi Idris adalah representasi tuhan. Maka
kemudian tersesatlah kaum Nabi Nuh.
Awalnya, pembuatan patung tersebut hanya untuk menghormati orang-orang saleh yang
bernama Wadd dan Shuwa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan memudarnya ilmu
agama, generasi kaum Nuh perlahan mulai meyakini bahwa patung tersebut pantas
disembah. Hanya satu manusia yang masih memiliki fikiran dan akal sehat untuk
menghentikan semua ini yaitu Nabi Nuh.
Kemudian Allah SWT mengangkat Nuh sebagai Nabi dan meneruskan risalah kenabian
serta ditugaskan untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan segala bentuk
kesyirikan dan membebaskan kaumnya dari belenggu iblis yang menghasut untuk terus
menyembah atau mengakui patung-patung tersebut sebagai tuhan mereka serta kembali
ke jalan yang benar dan dirahmati Allah SWT.
Nabi Nuh merupakan Nabi yang istimewa oleh karena itu, salah satu dari 114 surah Al-
Qur’an merupakan surah khusus Nabi Nuh dengan nama Surah yang sama yakni Surah
Nuh. Surah Nuh merupakan surah ke 71 setelah surah Al-Ma’arij dan sebelum surah Al-
Jin. Surah ini tergolong surah Al-Makkiyah yang terdiri dari 28 ayat. Kisah nabi nuh
dimulai dengan diutusnya nabi nuh. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya beliau.
Kisah diutusnya Nabi Nuh Sebagai Rasul Allah
Sumber-sumber dari ahli sejarah yang diriwayatkan oleh para ahli sahih menyatakan
bahwa Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur. Beliau merupakan
putra dari Lamik bin Matta. Ayah Nabi Nuh merupakan putra Nabi Idris hingga Nabi
Nuh merupakan keturunan Nabi Idris. Dengan kata lain, Nabi Nuh merupakan cucu dari
Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Idris.
Nabi Nuh hidup di dunia sangat lama yakni selama 950 tahun. Fakta ini didapat dari
salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Ankabut ayat 14 yang artinya “ Dan
sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.
Ketika usia Nabi Nuh mencapai 480 tahun, beliau diutus menjadi Rasul melalui malaikat
Jibril. Malaikat Jibril menghadap Nabi Nuh dengan wajah yang sangat tampan sehingga
Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia
adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh
untuk umatnya yang membangkang dan zalim.
Perintah pengutusan Nuh sebagai Nabi tertulis pada Al-Qur’an surah Nuh ayat pertama
yang artinya “sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan
perintah): Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”.
Ayat ini tidak hanya menyuratkan pengurusan Nabi Nuh, tetapi peringatan kepada
kaumnya akan azab Allah yang amat pedih.
Malaikat Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju
Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat
pinggang yang disebut ‘Saiful Azmi’ kemudian seraya memberi pesan kepadanya:
“Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin
Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat Jibril.
Jika dilihat dari telusuran nama, Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4
sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan
manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia
pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas dimana emas merupakan material
yang tidak seharusnya digunakan oleh lelaki.
Raja Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5
berhala yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat
zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan
kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh dan Nabi Nuh diutus untuk
menyampaikan langsung kepada raja Darmasyil. Kisah nabi nuh berlanjut dengan
tantangan yang dihadapi beliau.
Kisah dakwah Nabi Nuh yang mendapat banyak tantangan
Nabi Nuh terus berdakwah kepada umatnya khususnya kepada keluarganya yang tidak
luput dari perbuatan zalim dan menyesatkan. Selama 5 abad semenjak beliau diutus
menjadi Nabi, Nabi Nuh hanya memiliki 70 sampai 80 orang pengikut saja dimana
pengikut tersebut terdiri dari orang-orang biasa yang bukan berasal dari keluarga kaya,
terhormat dan berada atau keturunan terpandang.
Hal ini menyebabkan kaum Nuh yang terdiri dari orang-orang terpandang dan kaya tidak
suka berdekatan bahkan bersama-sama pengikut Nuh yang miskin tersebut. krena
kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menganggap bahwa derajat dan kasta
mereka tidak lah sama bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari Nabi Nuh
hingga tidak mungkin akan mengikutinya.
Kaum nabi Nuh mencemooh dan menghina Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin.
Penolakan dan penghinaan terus terjadi tidak hanya dati kaumnya saja, namun juga dari
kalangan keluarganya. Bahkan Istri dan putranya Kan’an secara terang-terangan menolak
dan menentang ajaran Nabi Nuh. Yang lebih parah lagi bahwa mereka memengaruhi
orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nab Nuh AS.
Kaumnya tidak percaya bahwa Nabi Nuh adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Nabi
Nuh hanyalah manusia biasa, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kelebihan
apapun, bahkan tidak memiliki harta yang lebih banyak dibanding mereka dan mereka
mengatakan bahwa Nabi Nuh telah berdusta. Mereka sangat merendahkan Nabi Nuh
bahkan lebih daripada itu, mereka ingin mengusir beliau.
Salah satu pemimpin kaum Nuh yang zalim tersebut kemudian berkata bahwa mereka
akan dengan rela dan ikhlas menjadi pengikut Nabi Nuh dan taat pada ajaran-ajaran yang
dibawa Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh bersedia mengikuti dengan syarat pengikut Nabi
Nuh yang sudah taat dan dianggap hina karena miskin diusir. Nabi Nuh dengan tegas
menolak persyaratan ini karena tidak ingin meninggalkan umatnya.
Mendengar jawaban Nabi Nuh, para pemimpin kaumnya yang zalim justru merasa kesal
dan balik menantang Nabi Nuh AS. Mereka meminta Nabi Nuh segera mendatangkan
Azab bagi mereka bila memang mereka telah perbuat zalim dan durhaka kepada Allah
SWT sebagai bukti bahwa Nabi Nuh memang benar adanya merupakan utusan Allah
untuk membawa kaumnya ke jalan yang benar.
Nabi Nuh kemudian merasa tidak tahu lagi cara menghadapi dan menyadarkan kaumnya
sementara beliau sudah berusaha semampunya. Sehingga beliau memilih untuk berserah
diri dan meminta pentunjuk pada Allah tuhan semesta alam. Akhirnya Nabi Nuh berdoa
dan meminta Allah agar segera melimpahkan azab kepada kaumnya yang membangkang.
Allah kemudian mendengar doa Nabi Nuh.
Kisah Pembangunan dan Mukjizat Bahtera Nabi Nuh Alaihissalam
Sebelum azab Allah yang amat pedih dan berat ditimpakan pada kaum Nuh berupa banjir
bandang yang menenggelamkan dunia, Allah SWT memberikan petunjuk sekaligus
mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu diperintahkannya oleh Allah SWT untuk membangun
sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat. Bahtera yang mampu menampung pengikut
dari kaum Nuh yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Kisah nabi nuh bagian ini
memberitahu kita tentang seberapa peduli Allah SWT kepada umatnya.
Setelah mendapat petunjuk dan perintah, segera Nabi Nuh dan kaumnya yang taat
membuat bahtera. Bahtera tersebut terbuat dari kayu jati. Pembuatan bahtera tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar 40 tahun hingga bahtera tersebut
dapat digunakan. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus
diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang zalim.
Kaum Nuh yang zalim menganggap bahwa pekerjaan pembuatan bahtera tersebut
merupakan pekerjaan sia-sia dan pekerjaan orang gila. Mereka menganggap tidak ada
gunanya membangun bahtera diatas bukit gurun pasir yang tandus. Jangankan banjir,
hujanpun tidak ada yang turun. Akan tetapi Nabi Nuh dan pengikutnya terus membangun
bahtera tanpa mempedulikan hinaan dan cemoohan kaumnya.
Menurut Ibnu Abbas, seorang Thaif yang memiliki pengetahuan yang amat luas
menyatakan bahwa bahtera Nuh ini memiliki ukuran panjang seluas 1.200 hasta atau
sekitar 550 meter dan lebar 600 hasta atau sekitar 275 meter. Bahtera tersebut terdiri dari
3 tingkat yakni tingkat pertama diperuntukkan khusus untuk hewan-hewan, tingkat ke
dua untuk pengikut Nabi Nuh, dan tingkat ketiga untuk bangsa burung.
Desain bahtera di bagian atasnya ditutup dengan penutup kayu agar seluruh penumpang
dan isinya nantinya aman dan selamat ketika Allah melimpahkan azab kepada kaum Nuh
yang durhaka kepada Allah SWT. Dinding bahtera dibuat sekuat mungkin untuk
menahan derasnya air banjir yang akan membinasakan seluruh umat manusia yang zalim
dan tidak beriman kepada Allah SWT.
Kemudian Nabi Nuh juga berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar nantinya setelah
azab diturunkan, Allah tidak membiarkan seorang dari kaum maupun pemimpinyang
zalim tersebut selamat dan tetap tinggal di muka bumi. Nabi Nuh tidak ingin nantinya
mereka yang selamat akan kembali menyebabkan banyak umat manusia yang tersesat,
berbuat maksiat, dan akan lebih zalim lagi.
Kemudian setelah bahtera Nuh selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk
bersiap-siap dan mengumpulkan umatnya serta perbekalan selama akan terjadinya banjir.
Allah memberikan tanda berupa munculnya air dari dalam tannur atau sebuah Oven
tradisional di dapur rumah Nabi Nuh. Hingga bila dimasukkan ke dalam logika, tidak
mungkin sebuah oven dapat mengeluarkan sumber air. Kisah nabi nuh berikutnya tentang
datangnya azab.
Datangnya azab bagi Kaum Nabi Nuh yang Zalim
Maka suatu hari ketika tannur di dalam dapur Nabi Nuh menunjukkan tanda-tanda
keluarnya air, Nabi Nuh kemudian segera mempersiapkan diri dan membuka bahteranya.
Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan
masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-
pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga semut.
Pada hari itu pula malaikat Jibril turun ke bumi dan membantu Nabi Nuh mengumpulkan
serta menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar nantinya setelah azab
melanda seluruh dunia dan menenggelamkan daratan beserta isinya, setiap spesies
binatang tidak punah dan bisa berkembang biak untuk generasi umat manusia
selanjutnya. Peristiwa ini juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Menurut beberapa riwayat, hewan yang pertama kali dinaikkan adalah sepasang burung
kakak tua sedangkan hewan terakhir yang dinaikkan adalah sepasang keledai.
Diceritakan pula bahwa di pundak keledai, iblis ikut bergelantungan agar bisa masuk ke
dalam bahtera Nuh dan mengganggu umat Nabi Nuh yang taat agar tidak masuk ke
dalam. Peristiwa ini sudah tertulis dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 40
Istri dan putra nabi Nuh Kan’an tidak beriman bahkan turut serta emncemoh bahtera
Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang
mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur
segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah
menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya turun.
Setelah semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu
masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Dengan kuasa Allah SWT, pemilik langit dan
bumi, maka turunlah air hujan dari langit dan memerintahkan bumi mengeluarkan air
dari berbagai penjuru dan celah-celah bumi. Seluruh celah bumi seolah seperti mata air
yang mengeluarkan air dengan sangat deras tanpa hentinya.
Air hujan yang sangat deras terjadi dan belum pernah terjadi selama bumi diciptakan
termasuk pula sesudahnya sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan
begitu hebatnya. Air lautan kemudian bergejolak dan ombak dahsyat menerpa serta
menyapu bumi beserta isinya. Dalam sekejap saja debit air semakin meninggi dan
terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri bumi.
Seluruh permukaan bumi dipenuhi dengan air sehingga seluruh isinya tenggelam
bersama kaum Nuh yang zalim. Bumi tenggelam dalam air sampai permukaan bumi
tertinggi untuk pertama kalinya dan tidak pernah terjadi lagi sampai saat ini. Itulah azab
berupa bencana yang Allah SWT kepadakaum Nabi Nuh yang sudah sangat menyimpang
dari jalan Allah dan telah berbuat musyrik kepada Allah SWT.
Putra Nabi Nuh yang tenggelam banjir
Nabi Nuh dikaruniai 4 orang putra yakni putra tertua bernama Kan’an kemudian yang
kedua bernama Yafith, Sam dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim
dan durhaka kepada Nabi Nuh. Dia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri
dan mula-mulanya berpura-pura beriman. Bahkan dia dan ibunya yang merupakan istri
Nabi Nuh sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh. Kisah nabi nuh bagian ini cukup
sedih untuk dibaca.
Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya
yaitu Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikutnya yang
lain. Namun dengan angkuhnya Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya tidak ingin
beriman kepada Allah. Oleh karenanya, Kan’an termasuk golongan orang-orang yang
merugi dan tidak diselamatkan oleh Allah SWT.
Ketika air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh sebagai seorang ayah terus membujuk
sang anak agar menaiki bahtera dan berkata “Hai anakku, naiklah ke kapan ini agar
engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang
kafir” (Q.S. Hud: 43) Akan tetapi Kanan justru menganggap bahwa bencana tersebut
merupakan peristiwa alam biasa.
Kan’an kemudian menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memelihara ku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh: “Tidak ada yang
melindungi hari ini dari azab Allah selai Allah (saja) yang Maha Penyayang.”
Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 43.
Banjir kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal
dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju puncah gunung yang belum
tersentuh air. Kan’an menganggap bahwa air tidak akan sampai ke puncak gunung
tersebut. namun dugaannya ternyata salah, air banjir bahkan menenggelamkan puncak
gunung tertinggi sekalipun.
Disela percakapan antara keduanya, muncullah gelombang besar yang memisahkan
antara bahtera Nabi Nuh dengan Kan’an. Seketika Kan’an lenyap dari penglihatan Nabi
Nuh. Nabi Nuh berusaha mencari keberadaan putra sulungnya akan tetapi sia-sia.
Sebagai seorang ayah dan darah dagingnya, beliau sangat sedih karena putra yang amat
disayanginya tenggelam oleh azab Allah.
Pada saat Kan’an tenggelam, Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya
diselamatkan karena Nabi Nuh mengingat bahwa Allah telah menjanjikan keselamatan
bagi seluruh keluarganya. Nabi Nuh kemudian bertanya-tanya mengapa putranya tidak
selamat dari azab tersebut dan Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan
termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk selamat.
Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT dimuat dalam surah Hud yang artinya “Ya
Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau
itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” (QS. Hud :45).
Kemudian Allah menjawab: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu
(yang dijanjikan akan selamat) sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik.
sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui
(hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan
termasuk orang-orang yang tidak berpengathuan” (QS. Hud: 46).
Nabi Nuh kemudian menyadari kesalahannya dan segera memohon pengampunan kepada
Allah SWT. Nabi Nuh kemudian mengikhlaskan kepergian putra dan istrinya yang zalim
serta seluruh umatnya yang tidak percaya padanya dan lebih memilih menyembah
berhala yang merupakan perbuatan musyrik yang sangat tidak disukai Allah SWT.
Subhanallah, semoga dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT. Kisah nabi nuh berlanjut
dengan selamatnya bahtera nuh.

Selamatnya Bahtera Nuh beserta seluruh isinya dari azab Allah SWT
Sementara Allah menenggelamkan seluruh permukaan bumi dari manusia, pohon, bahkan
sampai melebihi puncak gunung, Allah SWT memberikan perlindungan dan memilihara
bahtera Nuh yang berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda
bersama umat mukmin yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum
Nuh yang zalim tidak tersisa.
Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi
menghisap seluruh air yang dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras yang
begitu dahsyat tersebut. Maka surutlah air bah yang telah menenggelamkan bumi dan
tidak menyisakan satupun kaum Nuh yang zalim selamat dari satu-satunya bencana
terbesar dan berdahsyat yang pernah terjadi di bumi Allah.
Setelah air banjir surut, bahtera Nabi Nuh kemudian terdampar di Gunung Judi. Di
sanalah pengikut Nabi Nuh beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan
bertakwa kepada Allah SWT. Banyak perselisihan pendapat yang terjadi mengenai letak
gunung Judi karena beberapa sumber menyatakan bahwa gunung Judi yang dimaksud
berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki.
Kisah setelah Banjir dan keturunan Nabi Nuh
Setelah bahtera mendarat, keluarlah Nabi Nuh beserta ketiga putranya yang bertakwa
dan seluruh pengikutnya yang berjumlah 80 orang. Kemudian turun juga hewan-hewan
yang selamat. Di gunung inilah terjadi kehidupan baru dengan seluruh umat yang taat
dan beriman kepada Allah serta jauh dari perbuatan tercela, musyrik, dan durhaka
kepada Allah SWT.
Menurut riwayat, dikisahkan bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam
bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-
putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Hingga
didapatkan kesimpulan bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini
merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan.
Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum (Romawi) dan kini berkembang pesat menjadi
bangsa Eropa. Sam dan keuturannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab
yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra
terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan
keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika.

Anda mungkin juga menyukai