Anda di halaman 1dari 6

Nabi Yaqub as ( Biografi / Biodata dan silsilah )

Nabi Yaqub dikenal dengan nama Israel merupakan keturunan kedua dari Nabi Ibrahim. Dari
Nabi Yaqub ini lahirlah banyak sekali Nabi dan anak cucu Nabi Yaqub dikenal dengan nama
Bani Israel. Sebelum masuk pada cerita nabi Ya`kub as maka kita perlu sekali mengetahui nasab
atau garis keturunan dari nabi Yakub as, yaitu sebagai berikut ini : Nabi Ya'qub dan Ishau
dilahirkan oleh Rifqah, ketika nabi Ishaq berusia 60 tahun di tanah atau negara Palestina. Kedua
anak kembar ini terlahir dengan tubuh Ishau sebagai yang pertama kali keluar diikuti tubuh nabi
Ya'qub a.s dalam keadaan tangan menggenggam tumit kakaknya. Ishaq sangat menyayangi Ishau
sebab Ishaq menganggap bahwa Ishau sebagai putra sulung akan menerima anugerah waris dari
ayahnya. Sementara itu, Ya'qub merupakan cucu kesayangan nabi Ibrahim sebab Ya'qub senang
tinggal di rumah untuk berada dekat serta belajar dari dirinya. Ya'qub juga menjadi anak
kesayangan ibunya, Rifqah, sebab si putra bungsu gemar membantu serta rajin mengurus rumah
untuk meringankan pekerjaan orang tua, jadi nama ayah dari nabi Yaqub adalah nabi Ishaq
'alaihissalam atau Nabi Yaqub bin Ishak bin Ibrahim

Cerita Tentang Ya'qub dan Ishau


Cerita atau kisah nabi Yakub as berawal dari dua cucu nabi Ibrahim ini, pada awalnya memiliki
kesamaan satu sama lain, keduanya belajar ilmu kepada sang kakek di masa tuanya. Ishau
mengagumi sang kakek karena harta kekayaan berlimpah beserta kedudukan duniawi terhormat
yang disegani oleh banyak orang; sedangkan Ya'qub memuji Allah yang menganugerahkan
banyak karunia untuk sang kakek sehingga ia berdoa kiranya Allah berbuat hal yang sama untuk
dirinya. Seiring waktu berlalu, dalam kisah nabi Ya'qub selanjutnya adalah Yaqub yang waktu
itu belum menjadi nabi menjadi semakin tekun untuk beribadah kepada Allah SWT, sesuai yang
diajarkan oleh nabi Ibrahim. Di sisi lain, Ishau beranggapan bahwa untuk mengikuti kesuksesan
sang kakek, ia harus meninggalkan rumah lalu berangkat mengembara seorang diri namun tetap
berbakti terhadap orang tua sebagaimana perjalanan nabi Ibrahim menuju negeri Palestina.
Dalam kisah nabi ya'kub selanjutnya Akan tetapi Ishau memiliki tujuan berbeda, Ibrahim
meninggalkan tanah leluhur untuk melaksanakan perintah Allah, sedangkan Ishau berniat
mendapat banyak harta serta kemewahan duniawi. Sebagai bukti sikap berbakti terhadap orang
tua, khususnya sang ayah, Ishau memburu banyak hewan untuk diberikan kepada Ishaq, yang
gemar makan daging. Sikap Ishau ini menambah rasa keyakinan pada diri Ishaq bahwa ia akan
menyerahkan anugerah waris untuk Ishau.
Lalu Ketika kematian sang kakek mendekat, Ishau merasa heran dan tidak percaya bahwa orang
sehebat nabi Ibrahim harus menghadapi kematian yang mengakhiri segala pencapaian di dunia.
Ishau memutuskan pergi jauh untuk melupakan kepedihan ini. Ishau menduga ada orang yang
menggunakan sihir untuk menyakiti sang kakek, maka ia bertekad membunuh orang yang
dikenal pernah ingin membunuh Nabi Ibrahim, yakni Raja Namrudz. Ishau pergi berbekal
pedang sambil mencari tempat dimana Raja Namrud berada. Ketika mendapati Namrudz sedang
berburu di padang rumput, Ishau seketika menikam tubuh Namrudz dari belakang kemudian
Namrudz membalas hantaman keras ke tubuh Ishau. Ia terkejut melihat Ishau, yang
mengingatkan dirinya tentang nabi Ibrahim. Ishau mengutuki Raja Namrud seraya menyatakan
diri sebagai seorang keturunan Ibrahim yang melakukan pembalasan atas yang pernah diperbuat
terhadap sang kakek. Meskipun mendapat serangan keras di tubuhnya, Ishau berhasil membunuh
Namrudz, kemudian Ishau melarikan diri terhadap bala tentara Raja Namrud yang datang dan
mengejar dirinya.
Dan dalam kisah nabi ya'qub as selanjutnya bahwa Sementara Ishau memutuskan pergi, Ya'qub
tetap berada di rumah dan ia ditanyai oleh Ibrahim tentang sebab keberadaannya ini. Ya'qub
menjawab bahwa ia percaya bahwa Allah selalu menyertai sang kakek sehingga Ya'qub ingin
berada dekat dengannya. Mendengar ucapan ini, Ibrahim memberkati sang cucu; seraya
menyatakan bahwa ia akan mewarisi berkat anugerah dari Ishaq; berkat anugerah tersebut
merupakan berkat langka dari Allah untuk Ibrahim, yang kemudian diwariskan kepada Ishaq.
Ya'qub merasa terkejut mendengar hal ini, sebab ia bukan anak sulung yang memiliki kelebihan
di mata sang ayah. Namun Ibrahim menenangkan cucunya dengan berkata bahwa anugerah itu
berasal dari sisi Allah, terlebih lagi Allah yang menyampaikan perjanjian bahwa Ya'qub telah
lama ditetapkan sebagai pewaris keluarga Ibrahim, sehingga Ya'qub ditakdirkan memperoleh
anugerah istimewa di dunia dan di akhirat. Ya'qub juga turut bersaksi bersama putra-putra
Ibrahim tentang wasiat agama waris dari Allah begitulah kisah nabi ya'kub as
Ketika Ishau pulang, ia merasa sekarat serta kelelahan akibat pertarungan melawan Raja
Namrudz, kemudian ia menjumpai nabi Ya'qub yang sedang memasak sup kacang merah untuk
menjamu para tamu yang berkabung atas nabi Ibrahim yang telah meninggal dunia. Ishau yang
kelaparan mendesak seraya berteriak meminta makanan kepada Ya'qub bahkan Ishau
menyatakan bahwa ia bersedia memberikan apapun untuk nyawanya. Ya'qub bersedia memberi
makanan apabila Ishau bersedia menjual hak anak sulung kepada dirinya sebagai ganti makanan
tersebut; kemudian Ishau menyetujui persyaratan ini lantaran Ishau belum memahami
keistimewaan hak anak sulung. Setelah menghabiskan makanan, Ishau merasa terlahir kembali
dan bersuka cita, sejak saat itu Ishau menamakan diri sebagai Edom (si merah).

Kisah nabi Yakub as Sebagai Pewaris nabi Ishaq as


Dalam kisah nabi ya'kub selanjutnya bahwa Setelah memiliki hak anak sulung dari Ishau, Ya'qub
secara sah memperoleh keistimewaan sebagai anak sulung Ishaq. Sementara itu, nama Ishau
semakin dikenal di antara penduduk Kana'an atas keberaniannya mengalahkan Namrudz seorang
diri. Makam Ibrahim, yang terletak di wilayah suku Hiti, sering dikunjungi oleh Ishau
disebabkan ia menyesal tidak turut dalam perkabungan. Ketika suku Hiti yang merupakan salah
satu suku keturunan Kana'an mendapati keberadaan Ishau di sekitarnya, mereka hendak
menikahkan putri-putri mereka kepada Ishau yang merupakan seorang cucu Ibrahim, agar Ishau
menjadi sekutu bagi suku Kana'an tersebut dalam perang melawan musuh. Perkawinan ini
menimbulkan kekecewaan mendalam bagi kedua orang tua Ishau. Melalui perkawinan ini, Ishau
telah melanggar amanat dari Ibrahim yang pernah berwasiat supaya keturunannya tidak kawin
dengan orang dari keturunan Kana'an. Sejak Ibrahim meninggal dunia, Ya'qub memutuskan
untuk berpindah ke rumah nabi Sam, putra nabi Nuh, untuk mendalami ilmu agama serta ibadah
kepada Allah.
Selanjutnya dalam cerita nabi ya'qub as bahwa nabi Ishaq sering berduka cita dan menangis
karena tak sanggup melihat putra kesayangannya turut dalam kebiasaan bangsa Kana'an yang
meninggalkan kewajiban ibadah bahkan melanggar pengajaran Ibrahim untuk selalu berpegang
kepada perintah maupun bimbingan Allah. Diliputi kepedihan hati, Ishaq mendapat penyakit
berat disertai penglihatan mata yang memburuk. Menganggap bahwa penyakit ini merupakan
pertanda kematian, Ishaq berniat untuk mewariskan berkat anugerah untuk putra sulungnya,
Ishau, sebelum maut menjemput. Namun Ishaq belum mengetahui bahwa hak kesulungan pada
Ishau telah beralih ke Ya'qub. Sekalipun Ishaq menyebut Ishau sebagai putra sulung; akan tetapi
Allah lebih berkenan terhadap kesalehan Ya'qub, sehingga Allah mengutus sesosok malaikat
yang membantu Ya'qub memperoleh hak sebagai pewaris berkat Ibrahim.
Selanjutnya dalam cerita nabi ya'qub as Ketika Ishau datang menemui sang ayah untuk
menerima anugerah waris, Ishaq terkejut bahwa ia telah memberkati orang yang bukan putra
sulungnya, Ishau. Namun Ishaq berubah pikiran ketika Ishau menyatakan bahwa ia telah menjual
hak anak sulung kepada Ya'qub, dengan demikian Ishaq menyadari bahwa Allah turut mengatur
takdir yang sedang terjadi. Sebagaimana Allah berjanji mengaruniakan berkat ganda berupa
karunia di dunia beserta karunia akhirat untuk Ibrahim, maka Ishaq memperoleh berkat tersebut
sebagai anak sulung Ibrahim, yang kemudian berkat tersebut diwariskan kepada Ya'qub, anak
sulung Ishaq. Mendapati Ishau berupaya keras seraya memohon dan mengemis supaya mendapat
bagian dari berkat waris, pada akhirnya putra Ishaq memperoleh beberapa berkat.
Walaupun dirinya sendiri yang menjual hak kesulungannya, Ishau sangat meratapi bagian
warisan yang menurutnya dirampas oleh Ya'qub. Ishau berniat untuk membunuhnya ketika sang
ayah telah wafat. Sewaktu mendengar ucapan serapah ini, Rifqah menasehati Ya'qub supaya
berpindah sementara waktu di rumah pamannya yakni Laban, di negeri Haran. Ishaq dan Rifqah
melepas keberangkatan Ya'qub dengan mengakui bahwa Allah telah menyertai Ya'qub serta
menegaskan haknya sebagai anak sulung Ishaq yang secara sah mendapat warisan berkat
istimewa dari Ibrahim. Ishaq juga secara khusus berpesan kepada Ya'qub supaya tidak
mengawini wanita keturunan Kana'an melainkan mengawini seorang wanita yang masih
memiliki hubungan kerabat dengan keluarga Ibrahim. Tatkala mendengar kabar bahwa ayahnya
tidak berkenan terhadap wanita-wanita Kana'an, Ishau memutuskan pergi ke rumah pamannya,
yakni nabi Ismail bin Ibrahim, untuk mengawini seorang putri Ismail. Ishau tidak berniat pergi
ke tanah Haran, sebab ia mengetahui bahwa Ishaq pernah dilarang oleh Ibrahim agar tidak pergi
kesana.

Kisah Keberangkatan Nabi Yakub as ke negeri Haran


Dalam kisah nabi ya'kub selanjutnya Sewaktu meninggalkan negeri Palestina, Ishaq
memperbekali banyak harta benda beserta hewan ternak untuk Ya'qub sebagai bagian warisan
anak sulung. Sementara itu, Ishau merasa geram ketika mendengar kabar bahwa Ya'qub
berangkat sambil mengangkut perbekalan berlimpah dari kedua orang tuanya, Ishau berkata:
"Tidakkah cukup bagi Ya'qub untuk memperoleh bagian berkat kekayaan akhirat sehingga
hendak pula mengambil bagian kekayaan duniawi? sebagaimana ia telah bersiasat terhadapku
untuk memperoleh bagian akhirat milikku, maka aku akan membalas siasatnya untuk
memperoleh bagian duniawi miliknya!" Ishau mengatur siasat dengan mengutus budak-budak
Ishaq supaya pergi menyampaikan pesan kepada Ya'qub.
Sewaktu gerombolan ini menyusul Ya'qub, mereka berkata: "Tuan kami, Ishaq, telah menitipkan
pesan untuk putranya, Ya'qub, agar menyerahkan kembali muatan perbekalan kepada Ishau
melalui kami supaya Ishau tidak mendengki ataupun supaya Ishau tidak berangkat memburu
Ya'qub ke negeri Haran." Di sisi lain, Ya'qub telah bersyukur menerima berkat Allah yang
disampaikan melalui orang tuanya; yang cukup menjadi bekal jaminan untuk hidup di dunia serta
di akhirat.Ya'qub bersedia menyerahkan seluruh harta perbekalan ini untuk Ishau sehingga
kemudian ia harus berjalan seorang diri tanpa mengangkut bekal apapun ketika sampai di rumah
pamannya selain perlindungan Allah yang selalu menyertai Ya'qub dimanapun ia berada.
Dalam cerita nabi ya'kub selanjutnya ketika di tengah-tengah perjalanan ini, Ya'qub mendapat
sebuah mimpi nubuat dimana Allah berjanji bahwa kelak keturunan Ya'qub berjumlah sangat
banyak memenuhi bumi apabila ia tetap setia melaksanakan perintah-perintah Allah. Kemudian
Ya'qub mendirikan tanda peringatan di tempat itu sambil berikrar kepada Allah bahwa ia akan
bersegera mengadakan persembahan khusus di tempat itu apabila kelak ia diizinkan pulang ke
negerinya dalam keadaan selamat.

Cerita Kehidupan di negeri Haran


Dalam kisah tentang nabi ya'qub juga tidak terlepas dari negeri Haran, Tatkala tiba di negeri
Haran, Ya'qub melihat Rahil, anak perempuan pamannya, yang seketika membuat Ya'qub
terpikat dan ingin menjadikan perempuan itu sebagai istri. Laban, paman Ya'qub, memberi syarat
bahwa Ya'qub harus terlebih dahulu bekerja selama tujuh tahun demi mendapat Rahil. Ketika
Laban menyadari bahwa negerinya mendapat kelimpahan karena kehadiran Ya'qub yang
diberkati Allah, maka Laban mengadakan berbagai tipu muslihat untuk menghalangi Ya'qub
pulang ke rumah ayahnya.
Bertahun-tahun kemudian, Ya'qub memiliki harta kekayaan yang berlimpah di negeri Haran
karena senantiasa berpegang kepada perintah-perintah Allah dimanapun ia berada dan ia tidak
mengikuti kebiasaan penduduk negeri di sekitarnya. Selama hidup di negeri ini pula, Ya'qub
mendapat dua belas anak dari keempat istrinya. Nama-nama sebelas putra Ya'qub adalah Rubin,
Simeon, Lawwy, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Jad, Asyer, Naftali dan Yusuf beserta
seorang putri bernama Dinah. Ketika Allah berfirman supaya kembali ke rumah ayahnya, Ya'qub
menjadi seorang hartawan kaya raya dengan banyak anak, banyak ternak, banyak budak serta
muatan harta benda berlimpah sewaktu meninggalkan Haran, meskipun ia hanya seorang diri
tanpa membawa muatan perbekalan ketika pertama kali tiba di negeri Haran.

Kisah Kehidupan di negeri Palestina


Dalam kisah cerita nabi ya'kub as ketika dalam perjalanan pulang, Ya'qub harus bertarung
melawan sesosok malaikat yang berniat menghadangnya pulang ke Palestina, namun atas izin
Allah, Ya'qub berhasil menang melawan malaikat tersebut meski Ya'qub menerima hantaman di
pangkal pahanya. Sejak saat itu Ya'qub melarang diri untuk memakan segala jenis pangkal paha
hewan sebagai bentuk peringatan atas kejadian ini, larangan ini juga diterapkan putra-putra
Ya'qub. Ketika mendapat kabar bahwa ia akan berhadapan dengan Ishau serta gerombolannya,
Ya'qub memohon secara bersungguh-sungguh kepada Allah supaya dapat memenuhi ikrar
perjanjian untuk pulang dalam keadaan selamat di negeri Palestina. Akan tetapi Ya'qub justru
terkejut ketika mendapati Ishau merasa ketakutan terhadap kehadirannya, oleh sebab Allah telah
mengutus ratusan bala tentara malaikat yang menangkap seraya mengancam akan membunuh
seluruh keluarga Ishau apabila berani berbuat jahat terhadap Ya'qub beserta segala
kepunyaannya.

Perjanjian dan Hukuman menimpa Ya'qub alaihissalam


Kisah Cerita nabi Ya'kub selanjutnya bahwa Ya'qub mendirikan kemah di tengah-tengah suku
keturunan Kana'an sewaktu tiba di negeri Palestina. Ya'qub lupa tentang ikrar perjanjiannya
supaya bersegera mengadakan persembahan khusus untuk Allah sebagai bentuk syukur karena
selama ini Allah telah memberi keselamatan pada dirinya serta telah melindungi dirinya
menghadapi segala macam bahaya. Atas sikap ini, Allah mendatangkan beberapa hukuman
kepada keluarga Ya'qub. Dinah, anak perempuan Ya'qub, diperkosa oleh seorang pangeran dari
suku keturunan Kana'an. Hal ini menimbulkan kemurkaan besar pada kedua saudara Dinah,
Simeon dan Lawwy. Simeon menganggap kejadian ini sebagai penistaan dan penodaan terhadap
nama baik keturunan Israel. Sementara itu Lawwy menilai bahwa kejadian ini merusak
perjanjian Ibrahim terhadap keturunannya supaya tetap diberkati, yakni larangan untuk tidak
memiliki hubungan keluarga dengan keturunan Kana'an yang terkutuk.
Tatkala Simeon telah dipenuhi dendam, ia berniat membantai seluruh laki-laki suku Kana'an
yang memandang rendah keturunan Ya'qub, akibat kaum itu telah membiarkan dan mengizinkan
tindakan asusila terjadi di tengah-tengah mereka. Lawwy berniat membunuh mereka sebagai
peringatan supaya tidak ada dari keturunan Ya'qub yang terbujuk untuk mengawini keturunan
Kana'an yang ternodai, dengan harapan kelak tiada keturunan Israel yang turut serta mendapat
kemalangan maupun kesengsaraan bersama dengan bangsa keturunan Kana'an; yakni bangsa
yang membiarkan perbuatan dosa terjadi di tengah-tengah mereka akibat mengabaikan perintah-
perintah Allah. Dua orang laki-laki ini berangkat sambil membawa pedang lalu tanpa belas
kasihan membunuh seluruh suku keturunan Kana'an di kota tersebut, oleh karena suku tersebut
tidak menentang dosa pencemaran terhadap Dinah.
Selanjutnya kisah nabi Yakub as bahwa Sewaktu Simeon dan Lawwy pulang, Ya'qub memarahi
kedua putranya yang bertindak gegabah tanpa terlebih dahulu meminta pertimbangan dari sang
ayah. Meskipun demikian, Simeon membela diri dengan menjawab bahwa ia tidak bisa
membiarkan perlakuan biadab suku Kana'an yang menajiskan adik mereka; dan berharap supaya
menjadi peringatan bagi siapapun yang nekat menimpakan kejahatan terhadap keluarga Israel
maka orang itu dan yang menyetujui kejahatan tersebut akan menghadapi Kemurkaan Allah
melalui tangannya, sementara itu Lawwy merasa bersalah karena ia tidak menghormati
kedudukan ayahnya; kemudian Lawwy memutuskan bertekun dalam ibadah serta pertobatan
untuk menghapus dosa ini. Sejak saat itu pula Lawwy tidak lagi akrab dengan Simeon.
Akibat kekerasan Simeon dan Lawwy, penduduk yang tinggal di Palestina merasa ketakutan
untuk bergaul dengan keluarga Ya'qub, penduduk Kana'an menganggap bahwa keluarga Ya'qub
tak lagi berlaku baik terhadap orang-orang asing maupun penduduk negeri yang tinggal di
sekitarnya. Penduduk negeri Kana'an hendak mengadakan perang melawan mereka untuk
membalas dendam, akan tetapi para raja Kana'an tidak melanjutkan hal ini oleh karena
menyadari bahwa Allah selalu menyertai keluarga Ya'qub; sehingga Allah takkan membiarkan
orang yang berbuat jahat kepada keluarga tersebut lolos begitu saja. Setelah kejadian ini, Ya'qub
menyadari kesalahannya terhadap Allah sehingga ia bergegas menepati ikrar perjanjian untuk
mengadakan persembahan khusus untuk Allah, tepat di tempat dimana sebelumnya ia pernah
berikrar kepada Allah ketika berangkat ke negeri Haran. Setelah memenuhi ikrarnya kepada
Allah, Ya'qub mengajak seluruh keluarganya berpindah ke rumah Ishaq.

Kisah nabi Ya'qub dan putra-putranya


Dalam perjalanan ke rumah Ishaq, Ya'qub mendapat kabar bahwa Rahil melahirkan anak ketiga
belas untuknya, yakni seorang anak laki-laki yang dinamai Bunyamin. Memperoleh dua putra
dari Rahil membuat Ya'qub merasa terikat dengan Rahil, sehingga putra-putra Rahil yakni Yusuf
serta Bunyamin diistimewakan melebihi anak-anak Ya'qub yang lain. Sebagai nabi pilihan;
Ya'qub dikaruniai Ilmu istimewa dari Allah; sehingga Ya'qub sangat mementingkan keselamatan
Yusuf sebab terdapat nubuat bahwa Yusuf akan menjadi pertanda yang akan menyelamatkan
kehidupan seluruh Bani Israel menghadapi segala kesusahan. Yusuf juga pernah mendapat
mimpi nubuat yang bermakna bahwa seluruh saudaranya beserta kedua orang tuanya akan
bersujud di hadapan dirinya, bahkan Yusuf mengerti makna mimpi ini adalah pertanda
keistimewaan dirinya dibanding anak-anak Ya'qub yang lain. Hal ini menimbulkan kebahagiaan
pada Ya'qub bahwa Yusuf mewarisi bakat nubuat dari Ibrahim dan Ishaq, walaupun ada
kekhawatiran pula pada diri Ya'qub apabila saudara-saudara Yusuf mendengar kabar tentang
mimpi ini, yang dapat berakibat mereka menjadi bertambah iri sehingga kebencian mereka
mengancam keselamatan Yusuf. Ya'qub melarang Yusuf menceritakan mimpi ini kepada
saudara-saudaranya, walaupun demikian Yusuf menceritakan mimpi ini yang kemudian memicu
rasa benci pada diri saudara-saudaranya.
Dalam cerita nabi ya'qub as disebutkan Oleh sebab perlakuan istimewa terhadap kedua saudara
mereka saja, yakni Yusuf dan Bunyamin, maka kesepuluh putra Ya'qub menduga bahwa ayah
mereka hanya hendak memberi berkat warisan kepada putra-putra dari Rahil, istri kesayangan
Ya'qub. Yahuda bersama kesembilan saudaranya mengadakan siasat supaya Yusuf tidak
mendapat bagian dari anugerah waris. Mereka belajar dari tindakan ceroboh Simeon dan Lawwy,
sehingga Yahuda memohon izin terlebih dahulu kepada ayahnya untuk mengadakan perjalanan
bersama-sama Yusuf. Walaupun semula menolak usulan putra-putranya sebab khawatir diserang,
akhirnya Ya'qub bersedia melepas Yusuf dengan janji bahwa mereka harus membawa pulang
Yusuf dalam keadaan selamat.
Ya'qub merasa sangat kecewa ketika mengetahui bahwa mereka pulang tanpa Yusuf, ia
mendengar bahwa mereka hanya mendapati baju Yusuf berlumuran darah setelah ditinggalkan
seorang diri. Mengetahui ada keanehan dari penjelasan ini, Ya'qub memahami bahwa kesepuluh
putranya berupaya memisahkan dirinya dari putra kesayangannya, sehingga mereka tidak benar-
benar dapat dipercaya olehnya. Ya'qub menangisi keadaan ini sebab ia merasa tidak lagi
dihormati oleh putra-putranya. Terlebih, sosok Yusuf bagi Ya'qub merupakan pertanda
pertolongan serta pertanda keselamatan untuk keturunannya; sehingga kehilangan atau kematian
Yusuf menjadi pertanda bahwa akhir seluruh keturunannya akan segera terjadi. Bertahun-tahun
kemudian, firasat Ya'qub mendekati kebenaran ketika terjadi musim buruk berkepanjangan yang
menghentikan kegiatan bercocok-tanam di negeri Palestina, sehingga seluruh keluarga Ya'qub
dilanda kelaparan.
Lanjutan kisah nabi Ya'kub as yaitu Ketika masa kelaparan panjang terjadi, kesepuluh putra
Ya'qub mencoba untuk mengajak Bunyamin pergi ke Mesir namun Ya'qub menolak hal ini,
meski akhirnya ia terpaksa mengizinkan hal ini setelah wabah kelaparan hebat menimpa seluruh
anggota keluarga mereka. Walaupun diliputi kepedihan hati, Ya'qub masih memiliki keyakinan
kepada Allah bahwa Yusuf akan kembali pada dirinya. Sewaktu putra-putra Ya'qub pulang dari
perjalanan untuk membeli persediaan makanan di Mesir, Ya'qub merasa heran ketika merasakan
keberadaan Yusuf di dekatnya. Hal ini disebabkan baju Yusuf yang dibawa dari Mesir supaya
pakaian itu dibasuhkan ke wajahnya, sehingga penglihatan Ya'qub membaik. Mereka juga
membawa kabar gembira bahwa Yusuf menjadi seorang panglima Mesir yang berkuasa atas
segala kebijakan dan peraturan di tanah Mesir. Yusuf mengundang seluruh keluarga Ya'qub
supaya berpindah ke Mesir selama masa kelaparan berlangsung. Pertemuan Ya'qub dengan
Yusuf, putra kesayangannya, terasa sangat membahagiakan sebab telah terbukti bahwa Yusuf
menjadi pertanda pertolongan dan pertanda penyelamat untuk Ya'qub beserta seluruh
keluarganya.
Kisah Hijrah ke Mesir dan pewarisan berkat
Selama tinggal di Mesir, Ya'qub mengasuh dan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari
para leluhurnya kepada kedua putra Yusuf. Ya'qub merasa dekat dengan mereka berdua sehingga
menganggap kedua cucunya sebagai anak sendiri. Sebelum Maut menjemput, Ya'qub
memberkati kedua putra Yusuf sebagaimana memberkati anak-anaknya sendiri. Kemudian kedua
belas putra Israel dikumpulkan supaya mereka mendapat bagian dari anugerah warisan yang
berasal dari Allah. Sebelum memberikan berkat-berkat anugerah, Ya'qub terlebih dahulu ingin
mengetahui keimanan para putranya dengan meminta kesaksian tentang yang akan mereka
sembah sepeninggal dirinya. Ya'qub merasa lega sewaktu mendengar bahwa semua putranya
berikrar untuk senantiasa mengabdi kepada Allah; sehingga masing-masing putranya terbukti
layak sebagai para pewarisnya yang menerima berkat istimewa dari sisi Allah.
Selanjutnya dalam kisah nabi Ya'qub as bahwa Anak pertama Ya'qub, Rubin, mendapat beberapa
pujian dan teguran keras, sebab tingkah lakunya tidak mewarisi kesalehan dan kepribadian
Ya'qub, sehingga Rubin tidak layak disebut sebagai anak sulung Israel. Simeon beserta Lawwy
mendapat bagian bersama dari Ya'qub akibat peristiwa pembantaian salah satu suku keturunan
Kana'an yang amat membekas bagi Ya'qub dan telah membuat nama Israel disegani sekaligus
ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Ya'qub memperingatkan bahwa gabungan kekuatan keduanya
dapat menimbulkan kehancuran besar pada musuh-musuhnya, oleh karena watak Simeon yang
rela mati-matian melindungi nama baik Bani Israel sementara Lawwy berwatak tidak kenal belas
kasihan untuk membunuh siapapun yang nekat memperbuat dosa keji terhadap Allah. Dari watak
keras mereka berdua, Ya'qub mengetahui pula siapa yang merancang siasat membunuh Yusuf.
Terlebih Simeon membenci Yusuf sementara Lawwy khawatir bahwa ayahnya akan berlaku
curang terhadap dirinya.
Mendapati ketiga saudaranya mendapat teguran keras, Yahuda merasa takut bahwa ia akan
mendapat bagian serupa karena dirinya merasa bersalah telah memimpin siasat untuk
memisahkan Yusuf. Akan tetapi Ya'qub justru membanggakan Yahuda yang memiliki
kebijaksanaan untuk memutuskan sesuatu, sebagaimana Ya'qub mengetahui bahwa Yahuda
adalah orang yang berhasil menghindarkan dosa pembunuhan terhadap Yusuf. Yahuda terbukti
memiliki sikap takut kepada hukuman Allah; sehingga Yahuda berhasil menyadarkan
kesembilan saudaranya bahwa Yusuf adalah seorang putra Ya'qub juga yang masih bersaudara
dengan mereka; sehingga kesepuluh putra Ya'qub bersepakat tidak membunuhnya.
Dalam kisah nabi Ya'qub as bahwa Keenam putra Ya'qub yang lain mendapat berkat dan
sanjungan dari Allah melalui Ya'qub, sebab sejak semula mereka memang tidak mengadakan
siasat jahat terhadap Yusuf dan semata mengharap kebaikan dari Allah supaya memperoleh
bagian berkat istimewa; Ya'qub mengucap berkat tentang yang akan terjadi kepada mereka
beserta keturunan mereka dengan simbol-simbol tertentu. Ketika giliran pemberkatan untuk
bagian Yusuf, Ya'qub sangat bersyukur kepada Allah karena ia masih diizinkan melihat Yusuf
beserta keturunan-keturunan Yusuf, yang dianugerahkan oleh Allah untuk menyelamatkan
keberlangsungan Bani Israel menghadapi berbagai kesulitan. Ya'qub menyampaikan pujian luar
biasa terhadap Yusuf, sebab bagian berkat waris terbesar dari Ibrahim, Ishaq dan dirinya
menyatu pada Yusuf, anak sulung Israel. Bunyamin juga memperoleh berkat dari ayahnya yang
berkaitan dengan masa depan keturunannya. Sebelum meninggal dunia, Ya'qub berpesan supaya
ia dimakamkan di tempat pemakaman pribadi milik keluarga Ibrahim di tanah Palestina.

Gelar nabi Ya'qub as


Cerita nabi Ya'qub selanjutnya Allah menggelari nabi Ya'qub sebagai salah satu dari tiga nabi
pilihan yang paling utama; nabi Ibrahim dan nabi Ishaq.Selain itu Ya'qub disebut pula sebagai
Israel, bapak leluhur Bani Israel yakni umat pilihan yang diistimewakan Allah. Nama Israel
sebanyak dua kali di Al-Qur'an, dan ia memiliki banyak keturunan yang termasuk golongan nabi

Anda mungkin juga menyukai