Kisah Nabi Yakub a.s.: Mendapat Berkah dari Nabi Ishaq a.s. hingga Berseteru dengan
Kembarannya
Suatu ketika, Nabi Ishaq a.s. akan memberikan doa dan berkahnya kepada Esau. Namun,
saat mendengar keinginan suaminya, Ribka mempunyai siasat agar Nabi Yakub a.s. yang
menerima doa dan berkah dari Nabi Ishaq a.s. Nabi Yakub a.s. yang waktu itu masih remaja
didandani seperti Esau. Ya, keduanya mempunyai perawakan yang berbeda. Esau lebih besar
dan mempunyai banyak bulu di tubuhnya. Sedangkan, Nabi Yakub a.s. lebih kecil dan tidak
mempunyai banyak bulu di tubuhnya. Sehingga, sang ibu memakaikan pakaian Esau ke Nabi
Yakub a.s. ditambah dengan mantel berbulu untuk mengelabui Nabi Ishaq a.s. Nabi Ishaq a.s.
yang melihat Nabi Yakub a.s. yang menyerupai Esau, langsung memberikan doa kepada Nabi
Yakub a.s.
“Mudah-mudahan Allah memberikanmu keberkahan dan menjadikan anak-anakmu sebagai
Nabi dan mendapat kitab.”
Setelah berdoa seperti itu, Esau masuk ke dalam rumah. Melihat adiknya menyerupai
dirinya dan mendapatkan doa dari sang ayah, Esau marah besar dan meminta ayahnya
mendoakan yang sama untuknya. Namun, Nabi Ishaq a.s. tidak bisa memberikan doa yang
sama dengan Nabi Yakub a.s. Nabi Ishaq a.s. memberikan doa yang lain untuk Esau, namun
Esau tidak terima. Ia semakin mengejek, menghina, dan mengancam Nabi Yakub a.s. lagi.
Nabi Yakub a.s. masih bersabar dengan kelakuan kakaknya. Hingga suatu hari, terjadi
perseteruan antara Esau dan Nabi Yakub a.s. yang membuat Nabi Yakub a.s. hampir putus asa
sampai Beliau meminta nasihat dari sang ayah. Nabi Ishaq a.s. yang waktu itu sudah berusia
lanjut hanya memberi nasihat kepada Nabi Yakub a.s. untuk segera hijrah ke Irak, tepatnya ke
tempat Syekh Labban, saudara dari istri Nabi Ishaq a.s. Nabi Yakub a.s. segera mengikuti
saran dari ayahnya tersebut dan mulai perjalanan ke Irak. Saat di perjalanan, Nabi Yakub a.s.
sempat beristirahat dan ketika beristirahat itulah Nabi Yakub a.s. mendengar suara, yakni
pesan dari Malaikat Jibril dari Allah Swt bahwasanya Nabi Yakub a.s. diangkat menjadi
seorang nabi dan rasul. Pesan dari Malaikat Jibril tersebut pun membuat Nabi Yakub a.s.
menjadi tenang. Kemudian, setelah beberapa waktu, akhirnya Nabi Yakub a.s. tiba di rumah
Syekh Labban di Irak. Nabi Yakub a.s. kemudian tinggal di rumah Syekh Labban. Selain
berdakwah, Nabi Yakub a.s. juga membantu Syekh Labban. Nabi Yakub a.s. juga
memberikan surat dari Nabi Ishaq a.s. yang dititipkan kepada Nabi Yakub a.s. sebelum hijrah
ke Irak. Dalam surat tertulis bahwa Nabi Ishaq a.s. memiliki keinginan untuk menjodohkan
anaknya dengan salah satu putri dari Syekh Labban. Syekh Labban menerima keinginan dari
Nabi Ishaq a.s. tersebut dengan syarat Nabi Yakub a.s. harus menjadi penggembala kambing
selama 7 tahun untuk meminang putrinya. Nabi Yakub a.s. menyanggupinya. Setelah 7 tahun,
Syekh Labban bertanya kepada Nabi Yakub a.s. siapa di antara dari anaknya yang ingin
dinikahinya. Nabi Yakub a.s. menjawab bahwa ia ingin meminang Rahil, putri kedua Syekh
Labban. Namun, Syekh Labban menjawab bahwa hal itu sulit terjadi jika putri pertamanya
belum menikah. Ya, pada saat itu, tidak diperbolehkan seorang adik melangkahi sang kakak.
Sehingga, Nabi Yakub a.s. menyetujui semua persyaratan yang telah diberikan oleh Syekh
Labban, yakni menikah dengan anak pertamanya, Laya demi keinginan dari Nabi Ishaq a.s.
terpenuhi. Setelahnya, Nabi Yakub a.s. kembali mempersiapkan diri untuk menikahi anak
kedua Syekh Labban, yakni Rahil. Beliau kembali menjadi penggembala kambing selama 7
tahun. Lalu, setelah 7 tahun berlalu, Nabi Yakub a.s. menikah dengan Rahil. Baik Laya dan
Rahil merasa bahagia menjadi istri Nabi Yakub a.s. Bahkan, mereka menjadi keluarga
harmonis dan tidak saling cemburu satu sama lain. Karena begitu bahagianya menikah
dengan Nabi Yakub a.s., dua istrinya ingin memberikan hadiah kepada sang suami. Namun,
mereka kebingungan karena merasa tak pantas dalam memberikan hadiah. Lalu, Rahil
mempunyai ide, yakni akan menikahkan Nabi Yakub a.s. dengan 2 pembantu yang
mempunyai paras yang cantik bernama Balhah dan Zulfah. Rahil segera memberitahu sang
kakak dan Laya setuju dengan ide dari Rahil. Setelah semua setuju, bahkan Syekh Labban
juga menyetujui pernikahan ketiga dan keempat menantunya tersebut, Nabi Yakub a.s. pun
menerima “hadiah” dari istri-istri yang dicintainya tersebut. Kemudian, Nabi Yakub a.s.
dikaruniai 12 orang anak laki-laki dari 4 istrinya. Laya melahirkan 6 orang anak, yakni
Syam’un, Rawbin, Lewi, Yahuda, Yazakir, dan Zabulan. Rahil melahirkan 2 orang anak,
yakni Benjamin dan Yusuf. Zulfa melahirkan 2 orang anak, Kan dan Asyar, dan Balhah
melahirkan 2 orang anak, Daan dan Naftali.
Kisah Nabi Yakub a.s. dan Bani Israil
Nabi Yakub a.s. mempunyai “julukan”, yakni Israil. Kata Israil sendiri berasal dari bahasa
Ibrani “Yisrael” yang diambil dari gabungan 2 suku kata, “Yisra” yang berarti “hamba” atau
“kekasih” dan “il” atau “eli” yang berarti “Tuhan”. Sehingga, Israil berarti Hamba Tuhan atau
Kekasih Tuhan. Selain itu, Israil juga berkaitan dengan peristiwa di mana Nabi Yakub a.s.
melakukan perjalanan pada malam hari selagi masih muda. Diketahui, perjalanan tersebut
adalah saat dirinya hijrah dari Palestina ke Irak. Nabi Yakub a.s. melakukan perjalanan pada
malam hari karena menghindari kejaran dari Esau. Perjalanan malam hari ini juga dianggap
sebagai momen spiritual penting. Kemudian, 12 anak Nabi Yakub a.s. nantinya akan menjadi
Bani Israil atau yang berarti keturunan Nabi Yakub a.s.